Alur Komunikasi 4 Arah Dalam Kehidupan Organisasi

Alur Komunikasi
Alat komunikasi (Foto: talkactive.id)

Komunikasi organisasi dalam kehidupan sehari-hari , memiliki beberapa alur, model dan bentuk untuk mengkonsolidasikan berbagai program.Annisa, Organisasi.co.id

Manusia, sebagai makhluk sosial, dalam kehidupan sehari-hari tentunya butuh komunikasi untuk dengan sesamanya.

Bacaan Lainnya

Komunikasi dapat terjadi antar individu, kelompok, maupun organisasi. Sementara kita mengetahui bahwa organisasi memiliki sejarah dan perkembangannya secara tersendiri.

Komunikasi sendiri merupakan sebuah penyampaian informasi (dapat berupa ide, gagasan, pesan, dan sebagainya) oleh individu, kelompok, atau organisasi kepada pihak lain, agar terhubung dengan lingkungannya.

contoh Aliran Informasi
Contoh Aliran Komunikasi Pelaporan Kegiatan Penanganan Covid-19 (Foto: Portaccess.co.id)

Secara umum komunikasi kita lakukan secara verbal maupun non-verbal. Komunikasi secara verbal yaitu komunikasi secara lisan maupun tulisan yang di pahami oleh kedua belah pihak.

Bacaan lain Definisi Komunikasi Verbal Dan Nonverbal Serta Contoh

Sedangkan komunikasi non-verbal dapat berupa raut wajah, juga gestur atau gerakan tubuh tertentu.

Misalnya saja  cemberut, tersenyum, mengangkat alis, dan menganggukkan kepala.

Komunikasi non-verbal dapat di gunakan ketika kedua belah pihak merasa tidak ada bahasa verbal yang dapat di pahami.

Adapun, Komunikasi yang di lakukan manusia setiap harinya merupakan sebuah hasil integrasi sosial dengan sesamanya dalam sebuah kelompok atau organisasi.

Komunikasi menunjukkan bahwa manusia membutuhkan orang lain untuk dapat berinteraksi.

Pada sebuah kelompok atau organisasi selalu akan terbentuk sebuah kepemimpinan, dengan hierarki.

Hierarki, Pembagian Tugas Dalam Lembaga

Hierarki melahirkan pembagian kerja dan tugas masing-masing anggota dalam organisasi.

Adanya sebuah kepemimpinan merupakan sebuah bukti adanya interaksi dalam sebuah kelompok atau organisasi tersebut.

Dalam hal ini, komunikasi sebagai sarana interaksi akan mengakibatkan terbentuknya dampak positif ataupun negatif.

Organisasi merupakan sekelompok orang maupun lingkungan yang saling bekerjasama untuk sebuah tujuan dan cita-cita tertentu yang harus tercapai bersama.

Dalam kehidupan manusia, organisasi memiliki peranan penting dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bersama.

Adanya komunikasi yang baik dalam sebuah organisasi akan berdampak positif bagi organisasi tersebut.

Organisasi menjadi berjalan dengan lancar dan berhasil mencapai tujuan.

Pada sisi lain, komunikasi yang buruk, bahkan tidak adanya komunikasi dalam sebuah organisasi akan berdampak negatif bagi organisasi tersebut.

Konflik dapat muncul sebagai damapak dari buruknya komunikasi yang ada.

Pengertian Komunikasi Organisasi

Lalu, sebenarnya apa yang di maksud dengan komunikasi organisasi?

Komunikasi organisasi merupakan pertukaran informasi (dapat berupa ide, gagasan, pesan, dan sebagainya) antar anggota organisasi, untuk mencapai tujuan dan cita-cita bersama.

Komunikasi dalam Lembaga
Rapat sebagai bentuk kegiatan komunikasi formal organisasi (Foto: Sketsaonline)

Para ahli memiliki definisi tersendiri mengenai komuniasi organisasi.

Arnold dan Feldman

Arnold dan Feldman menyebut komunikasi organisasi sebagai sebuah proses tukar-menukar informasi di antara orang-orang dalam suatu organisasi.

Dalam komunikasi organisasi  terdapat empat tahapan komunikasi, yaitu attention (perhatian), comprehension (komprehensi), acceptance as true (kebenaran), dan retention (retensi).

Pace dan Faules

Kedua orang ini berpendapat bahwa komunikasi organisasi adalah perilaku pengatur organisasi. Yang terjadi di antara anggota-anggota suatu organisasi, juga bagaimana mereka berinteraksi dan memberi makna atas apa yang terjadi.

Wiryanto

Komunikasi organisasi sebagai bentuk pengiriman dan penerimaan pesan di dalam sebuah organisasi. Pesan tersebut dapat berupa pesan formal  maupun informal dari suatu organisasi.

Frank Jefkins

Menurut Frank Jefkins, komunikasi organisasi merupakan komunikasi yang terencanakan antara suatu organisasi dengan masyarakat tempat di mana ia mencapai tujuan tertentu.

Interaksi antar anggota maupun pemimpin organisasi di anggap bukan sebuah komunikasi organisasi.

Devito

Devito menganggap bahwa komunikasi organisasi adalah sebuah usaha pengiriman dan penerimaan pesan, sebagaimana pesan tersebut dapat berupa pesan formal maupun informal dari suatu organisasi.

Pemikiran Devito ini sejalan dengan pemikiran Wiryanto. Hal ini menegasaskan bahwa komunikasi organisasi terjadi di dalam organisasi itu sendiri, bukan di luar organisasi tersebut.

Zelko dan Dance

Menurut Zelko dan Dance, komunikasi organisasi terdiri atas komunikasi eksternal dan internal organisasi, yang terjadi antara keduanya saling berkaitan membentuk sebuah sistem.

Greenbaunmn

Definisi komunikasi organisasi menurut Greenbaunm hampir mirip definisi menurut Zelko dan Dance.

Sebagaimana komunikasi organisasi merupakan sebuah komunikasi yang meliputi komunikasi eksternal dan internal organisasi.

Greesbaunm menambahkan bahwa komunikasi organisasi berperan untuk mengoordinir unit-unit organisasi agar mencapai tujuan tertentu dari organisasi

Goldhaber

Bagi Goldhaber, komunikasi organisasi adalah sebuah proses pertukaran pesan dalam sebuah jaringan organisasi yang berkaitan dan terhubung satu sama lain.

Katz dan Kahn

Katz dan Kahn menegasakan bahwa komunikasi organisasi merupakan sebuah pertukaran informasi dan pengiriman pesan dalam sebuah organisasi yang kemudian membentuk suatu arus informasi. Sehingga, dengan adanya komunikasi organisasi dapat memunculkan suatu jaringan informasi di dalam suatu organisasi.

Ron Ludlow

Sementara menurut Ron Ludow, seorang ilmuwan komunikasi, komunikasi organisasi adalah suatu bentuk program komunikasi perusahaan, yang di kaji di dalam bidang Public Relation (PR).

Bidang Public Relations (PR) di dalamnya termasuk hubungan internal organisasi, hubungan dengan pemerintah dan hubungan dengan investor.

Berdasarkan pengertian para ahli di atas. Dapat dikatakan bahwa dalam komunikasi organisasi. Perlu kita pelajari terlebih dahulu asumsi dasar atau pengertian dasar tentang apa itu komunikasi organisasi.  

Hal ini berlaku karena ada banyak sub-sub pembahasan yang terbahas di dalamnya agar dapat memahami sebuah komunikasi organisasi secara utuh.

Organisatoris lain baca ini: Organisasi Formal dan Non Formal, Dengan 3 Ciri

Alur Komunikasi Sehari-hari Dalam Organisasi

Alur Komunikasi Sehari-hari dalam kehidupan organsiasi
Komunikasi keseharian organisasi (Foto:Zahir Acounting)

Komunikasi antar anggota organisasi (diction.id)

Bagaimana alur komunikasi yang baik agar proses organisasi dapat berjalan dengan lancar?

Alur dalam melakukan komunikasi untuk setiap personil salam sehari-hari di butuhkan dan di atur oleh organisasi itu sendiri.

Sebagaimana secara eksplisit dan implisit di berikan sebuah pembatas pada siapa saja komunikasi dapat mereka lakukan, bagaimana caranya, dan tujuannya untuk apa?

Komunikasi organisasi menggunakan alur secara teratur dalam sebuah organisasi berupa komunikasi ke atas, ke bawah, ke samping atau horizontal, dan juga ke luar.

Kemudian dapat kita klasifikasikan menjadi komunikasi formal dan informal. Tujuannya yaitu sebagai pembatas bagaimana dan pada siapa mereka berkomunikasi.

Komunikasi Ke Atas

Dalam kehidupan sehari-hari, sebagai bentuk pelaporan keatas, maka komunikasi ini berbentuk komunikasi dengan atasan.

Komunikasi ke atas dapat diartikan sebagai aliran informasi dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi (atasan/pemimpin) dalam suatu organisasi.

Setiap anggota dalam organisasi, kecuali yang menduduki posisi tertinggi, pasti mempunyai pengalaman berkomunikasi ke atas kepada orang yang mempunyai otoritas lebih tinggi dari dirinya.

Komunikasi ke atas itu penting.
Adanya aliran informasi dari bawahan ke atasan memberikan informasi berharga yang dapat mempengaruhi pembuatan suatu keputusan.

Komunikasi ke atas juga dapat mendorong penyelesaian atas apa yang sedang terjadi di bawah.

Hal ini tentunya dapat berdampak pada meningkatnya keterlibatan mereka dalam organisasi.

Tentunya dengan adanya komunikasi ke atas, apresiasi dan loyalitas kepada organisasi meningkat.

Secara tidak langsung ini membuka kesempatan kepada bawahan untuk menyumbangkan ide, saran, mauoun pertanyaan untuk organisasi.

Namun pada praktiknya, arus informasi ke atas tidaklah dapat berjalan dengan lancar dan mudah.

Banyak kendala seperti ketidakberanian bawahan pada atasan sehingga cenderung untuk menyembunyikan ide ataupun saran yang ia punya.

Hal ini terjadi akibat kurangnya penghargaan yang di berikan kepada mereka yang berkomunikasi ke atas.

Atasan mungkin tidak merespon apa yang di katakan bawahan.
Kurangnya penghargaan ini memunculkan pemikiran bahwa atasan tidak tertarik dengan permasalahan yang sedang di hadapi oleh bawahan.

Oleh karena itu ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keefektifan komunikasi ke atas.

Contohnya ketepatan waktu penyampaian informasi, komunikasi yang di lakukan merupakan komunikasi positif.

Tepat sasaran artinya komunikasi di sampaikan langsung kepada atasan yang dapat bertindak dan mempunyai kewenangan mengenai hal tersebut.

Komunikasi  ke atas yang efektif secara langsung maupun tidak langsung memberikan dampak positif kepada atasan, yang mana tentunya akan berampak positif pula pada keberlangsungan suatu organisasi.

Komunikasi Ke Bawah

Hukum komunikasi organisasi bukan hanya dari bawah ke atas, dalam sehari-hari juga ada komunikasi dengan aliran atasan ke bawahan.

Komunikasi ke bawah dapat berarti sebagai alur dan aliran informasi dari tingkat yang lebih tinggi (atasan/pemimpin) ke tingkat yang lebih rendah (atasan/pemimpin) dalam suatu organisasi.

Setiap anggota dalam organisasi, kecuali yang menduduki posisi paling rendah. Pasti mempunyai pengalaman berkomunikasi ke bawah kepada orang yang mempunyai otoritas lebih rendah dari dirinya.

Komunikasi ke bawah biasa dilakukan dengan instruksi atau tugas. Sebagaimana atasan menyampaikan harapan dan apa yang harus menjadi tugas bawahan.

Selain itu komunikasi ke bawah dapat berupa rasional pekerjaan, seperti menjelaskan terkait tujuan aktivitas dan bagaimana kaitan aktivitas itu dengan aktivitas lain dalam sebuah organisasi.

Komunikasi ke bawah dapat pula tersampaikan melalui pesan informasi. Tujuannya untuk memperkenalkan bawahan pada praktik-praktik, peraturan, kebiasaan dalam organisasi yang tidak berhubungan dengan instruksi dan rasional.

Ada pula komunikasi berupa umpan balik atau balikan, sebagaimana bertujuan untuk memberikan informasi mengenai kinerja bawahan dalam melakukan pekerjaannya.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keefektifan komunikasi ke bawah, agar arus informasi ke bawah berjalan dengan baik dan lancar.

Faktor tersebut berupa keterbukaan, sebagaimana atasan sanggup memberikan informasi yang menjadi kebutuhkan bawahan.

Selanjutnya yaitu kepercayaan, Seperti atasan harus berupaya membentuk kepercayaan antara pengirim dan penerima pesan.

Kemudian ketepatan waktu penyampaian informasi. Informasi yang tersampaikan pada waktu yang tepat akan terasa lebih efektif dari pada informasi yang tersampaikan pada sembarang waktu.

Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal merupakan komunikais yang sejajar, yakni pertukaran informasi yang terjadi antara orang yang mempunyai tingkatan otoritas sama dalam sebuah organisasi.

Komunikasi Horisontal
Bentuk Komunikasi Horizontal Karyawan (Foto: Tambahpinter)

Tujuan dari komunikasi horizontal yaitu menyelesaikan konflik antar anggota yang dalam posisi yang sama. Pemecahan masalah yang terjadi pada orang-orang yang berada pada tingkatan yang sama. Kordinasi tugas-tugas, juga perencanaan aktivitas-aktivitas bersama.

Organisatoris lain baca ini: Pengertian Organisasi, Berorganisasi Dan Manfaat

Selain itu, adanya komunikasi horizontal dapat memberikan dukungan interpersonal antar anggota.

Hal ini berdampak pada kuatnya hubungan antar sesama anggota organisasi sehingga timbul kekompakan antara mereka.

Komunikasi horizontal dapat berdampak terhadap organisasi.

Ketika komunikasi horizontal terbatasi, dengan mengontrolnya secara ketat maka timbul ketergantungan dan keterbatasan akan informasi yang tersampaikan dari atas.

Keterbatasan ini secara tidak langsung menambah kekuasaan bagi atasan untuk berkuasa. Hal ini dapat menumbuhkan sikap otoriter dari atasan atau pimpinan organisasi.

Sebaliknya, ketika komunikasi horizontal tidak terbatasi, maka informasi menjadi tidak terkontrol.

Kemudian yang terjadi yaitu berkurangnya sentralisasi, otoritas atasan atau pimpinan organisasi tidak begitu kuat.

Hal ini mendorong komunikasi yang terjadi tidak menyangkut hal-hal formal lagi, dan  beralih kepada hal yang tidak relevan dengan tugasnya.

Komunikasi ke luar  

Komunikasi ke luar merupakan komunikasi yang di lakukan oleh pengurus maupun anggota organisasi dengan oang-orang yang berada di luar organisasi tersebut. Atau bukan merupakan anggota organisasi tersebut. Misalnya saja komunikasi dengan khalayak.

Komunikasi ke luar menjadi keperluan untuk melihat seberapa pengaruhnya oganisasi bagi lingkungan sekitar.

Adanya komunikasi ke luar dapat juga sebagai evaluasi terhadap organisasi.

Kinerja dan penilaian khalayak dapat di peroleh dari komunikasi ke luar ini.

Penilaian ini akan membuat mereka merasa ikut terlibat, sehingga akan timbul hubungan timbal balik yang baik antara organisasi dan khalayak.

Hal ini juga sebagai pengendali dan pengontrol organisasi dari tujuan awal mereka.

Demikian artikel komunikasi yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari pada organisasi, dengan berbagai bentuk dan alur.

Referensi lain:

Pakar Komunikasi: Komunikasi Informal dan Non Formal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *