Amalan 10 hari Ramadhan pada setiap fasenya memiliki ciri khas tersendiri. Minggu pertama menyambut dengan suka cita, kedua meminta ampun atas dosa, dan terakhir berlomba-lomba meraih kemuliaan. Temukan petunjuk ibadah terbaik dan rekomendasi dzikir dalam pembahasan kali ini. Konsep Organisasi
Lailatul Qadar
“Malam Kemuliaan” atau “Malam Keputusan” merupakan arti dari istilah lailatul qadar. Ia adalah salah satu malam yang paling istimewa dalam agama Islam. Malam ini terjadi pada saat orang-orang melaksanakan amalan 10 hari Ramadhon.
Namun, kapan tepatnya malam ini jatuh tidak ada yang mengetahuinya dengan pasti. Sebagai malam yang lebih baik daripada seribu bulan, keberadaannya tercantum dalam Al-Quran. Pada Surah Al-Qadr (97:1-5), di mana Allah SWT berfirman sebagai berikut.
“Innalqadra lai latulqadri (1) Wa maa adraaka maalqadru (2) Lai latulqadri khairum minalfi shahri (3) Tanazzalu almalaa-ikatu war ruuhu fiiha biidhni rabbihim min kulli amr (4) Salaamun hiya hattaa matla-ilfajr (5).”
Ayat-ayat itu mempunyai arti yakni: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan ia (Al-Quran) di malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan yang itu lebih baik daripada seribu bulan.
Pada malam yang itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) atas izin Tuhan-nya untuk mengurusi segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan, hingga terbit fajar.”
Berdasarkan ayat tersebut, para muslim dapat menelaah betapa istimewa malam lailatul qadar ini. Hingga ada secara khusus anjuran amalan 10 hari Ramadhan. Karena setiap ibadah pada malam tersebut bernilai lebih tinggi dari ribuan bulan.
Sebagai contoh, bacaan Al-Quran, dzikir, doa, dan amalan kebaikan lainnya pada malam lailatul qadar mendapat pahala yang besar. Sebagaimana Bukhari dan Muslim meriwayatkan sebuah sabda Rasulullah Saw.
Hadis itu menyatakan bahwa barangsiapa yang berdiri dalam artian shalat pada malam lailatul qadar. Karena iman dan berharap pahala dari-Nya, maka Allah Ta’ala akan mengampuni dosa-dosanya.
Organisatoris lain baca ini: Hampir Berakhir, Lengkapi Teks Ceramah Ramadhan-mu dengan Ini
Definisi Lailatul Qadr Lainnya
Perlu perhatian bahwa malam ini merupakan waktu yang sangat istimewa untuk memohon ampunan dan rahmat Allah Ta’ala. Setiap mereka yang melakukan amalan 10 hari Ramadhan dengan niat mencari lailatul qadar perlu ikhlas dan rendah hati.
Sebab pada malam Lailatul Qadar, turun malaikat-malaikat dan Ruhul Amin (Jibril) dengan izin Allah Ta’ala untuk mengatur segala urusan. Oleh karena itu, Muslim patut berserah diri dan berdoa dengan sungguh-sungguh dalam menjalankan amalan 10 hari Ramadhon.
Inilah waktu yang tepat untuk introspeksi diri, meningkatkan spiritualitas, dan memperbaiki hubungan dengan Allah Ar-Rahman Ar-Rahiim.
Dalam suasana amalan 10 hari Ramadhon yang penuh berkat ini, Islam menganjurkan umatnya untuk merenungkan makna kehidupan. Juga mengkaji perbuatan-perbuatan mereka. Serta memperbaiki diri dengan harapan memperoleh ampunan dan ridha Allah Ta’ala.
Dengan demikian, Lailatul Qadar adalah malam yang amat penting. Sudah sepantasnya, Muslim memanfaatkan momen ini dengan sebaik-baiknya. Memperbanyak ibadah, doa, dan amal kebaikan, serta merenungkan makna kehidupan dan posisi sebagai hamba.
Sebelum mengupas lebih dalam dzikir sebagai bagian dari amalan 10 hari Ramadhan yang mengikhtiarkan kemuliaan lailatul qadar. Mari simak dulu penjelasan dari jenis ampunan yang mungkin didapatkan seorang Muslim pada minggu kedua bulan puasa.
Jenis Ampunan di Minggu Kedua Ramadhan

Pada minggu kedua bulan saat turun Al-Quran, umat Islam memiliki kesempatan besar untuk memohon ampunan kepada Allah Ta’ala dengan sungguh-sungguh. Itulah mengapa pada minggu ini ada sebutan kesepuluh hari maghfirah atau ampunan. Satu dari banyak amalan 10 hari Ramadhan.
Terdapat berbagai macam jenis ampunan yang dapat Muslim peroleh berdasarkan dalil-dalil Al-Quran dan hadis. Berikut adalah beberapa jenis ampunan yang penting dalam minggu kedua Ramadhan:
Ampunan atas Dosa-dosa Masa Lalu
Salah satu yang paling penting adalah ampunan atas dosa-dosa yang telah lalu. Sang Ilahi dalam Al-Quran menyatakan, “Dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.” (Surah An-Nur, 24:31).
Ayat tersebut menegaskan pentingnya bertobat dan memohon ampunan atas kesalahan yang telah Muslim perbuat di masa lalu. Tentu caranya dengan mengusahakan berbagai amalan 10 hari Ramadhan.
Rasulullah Saw. juga mengingatkan umatnya bahwa Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Dia akan memberi ampun dosa-dosa dari hamba-Nya yang mampu bertaubat dengan kesungguhan.
Ampunan atas Kesalahan dalam Ibadah
Selama mengikhtiarkan amalan 10 hari Ramadhan, umat Islam menjalankan ibadah dengan baik. Namun kadang-kadang dapat terjadi kesalahan atau kekurangan dalam pelaksanaannya. Itulah mengapa seseorang perlu senantiasa memohon ampun, karena banyaknya kekurangan.
Bukhari dan Muslim meriwayatkan sebuah hadis. Di dalamnya Rasulullah Saw. bersabda berikut. “Sesungguhnya Allah Ta’ala menerima taubat dari hamba-Nya selama belum memasuki sakaratul maut.”
Hadis ini menegaskan bahwa Allah Ta’ala menerima tobat hamba-Nya selama umur mereka masih panjang. Termasuk kesalahan dalam mewujudkan ibadah amalan 10 hari Ramadhon.
Ampunan atas Khilaf dalam Hubungan Sosial
Umat Islam juga mungkin melakukan kesalahan atau khilaf dalam menjalin hubungan sosial dengan sesama manusia. Baik dalam sehari-hari maupun saat berniat menjadikannya amalan 10 hari Ramadhon Hadis riwayat Abu Dawud menyebutkan Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wassalam bersabda berikut.
“Siapa saja yang meminta maaf kepada saudara darinya dikarenakan suatu kekhilafan atau kesalahan, maka hal itu merupakan sebab penolong bagi dosa-dosa miliknya.” Hadis ini memberitahukan betapa pentingnya memperbaiki jalinan relasi dengan sesama manusia.
Organisatoris lain baca ini: Saatnya Berburu Kemuliaan Ramadhan dengan Cara-Cara Ini
Ampunan atas Niat yang Buruk
Hati-hati terhadap niat yang buruk atau tidak ikhlas dalam menjalankan ibadah. Termasuk dalam rangka mewujudkan amalan 10 hari Ramadhan. Itu juga merupakan hal yang perlu menjadi sebab seseorang memohon ampun kepada-Nya. Sebagaimana firman Tuhan Yang Esa dalam Surah Ghafir ayat ke-14.
Ayat tersebut menegaskan pentingnya memiliki niat yang tulus dan ikhlas dalam menjalankan ibadah. Lalu Allah Ta’ala akan mengampuni dosa-dosa dengan niat yang buruk jika seseorang itu bertaubatan nasuha, berikhtiar taubat dengan sungguh-sungguh.
Ampunan atas Perbuatan Buruk
Selama minggu kedua bulan puasa, umat Islam perlu menjauhi segala bentuk perbuatan buruk dan dosa. Pun meliputi apapun amalan 10 hari Ramadhon. Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Quran berikut ini.
“Dan sesungguhnya Aku ialah Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, mengerjakan amal saleh, lalu tetap di jalan yang benar” (Surah Ta-Ha, suraha ke 20 ayat ke 82).
Dengan menjalankan kehidupan yang lebih baik seperti melalui amalan 10 hari Ramadhon. Besar harapan seorang Muslim dapat memperoleh pengampunan sehingga dapat kembali berkehidupan dengan jiwa dan raga yang bersih.
Itulah jenis pengampunan dengan kesempatan dari Allah Ta’ala untuk memperolehnya dengan amalan 10 hari Ramadhon selama minggu kedua.
Anjuran Dzikir Ramadhan Minggu Kedua

Minggu kedua Ramadhan menawarkan kesempatan yang berharga bagi umat Islam untuk mendalami praktik dzikir. Para ulama terkemuka seperti Imam Ghazali, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Imam Al-Nawawi, dan Imam Al-Ghazali memberikan panduan penting untuk ini.
Dzikir sebagai salah satu bentuk amalan 10 hari Ramadhan menjadi ibadah yang sangat manjur. Praktiknya memiliki kekuatan untuk membersihkan hati dan memperkuat hubungan spiritual dengan Allah Ta’ala.
Imam Ghazali, dalam karyanya yang monumental “Ihya Ulumuddin”, menegaskan bahwa dzikir adalah kunci pembuka pintu rahmat dan ampuna-Nya. Beliau menyoroti bahwa melalui dzikir, seseorang dapat mencapai kedamaian batin dan keberkahan hidup.
Salah satu lafal dzikir yang dianjurkan adalah “Subhanallah wa bihamdihi” yang artinya “Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya”.
Kemudian, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah seorang cendekiawan Islam abad ke-14, menyoroti pentingnya dzikir dalam menenangkan hati dan memperkuat iman. Salah satu lafal dzikir yang dia anjurkan adalah “La ilaha illallah” yang artinya “Tiada Tuhan selain Allah”.
Ada pula Imam Al-Nawawi, yang terkenal dengan karya-karyanya dalam bidang hadis dan fiqh. Ia menggarisbawahi keutamaan dzikir dan menganjurkan umat Islam untuk melakukannya secara rutin termasuk menjadi amalan 10 hari Ramadhon.
Beliau mencantumkan banyak hadis yang menekankan pentingnya dzikir. Salah satunya yakni “Astaghfirullahal’adzim” yang artinya “Aku memohon ampunan kepada Allah, Tuhan Yang Maha Agung”.
Sementara itu, Imam Al-Ghazali, seorang tokoh besar dalam tradisi Sufi. Beliau menekankan bahwa dzikir adalah sarana untuk meneguhkan hubungan dengan Allah Ta’ala. Beliau menekankan pentingnya melakukan dzikir dengan penuh kekhusyukan dan keikhlasan.
Dzikir untuk amalan 10 hari Ramadhon itu sebagai cara untuk meraih keberkahan dan rahmat-Nya serta meneguhkan koneksi yang mendalam dengan-Nya. Salah satu lafal dzikir yang dia anjurkan adalah “Allahu Akbar” yang artinya “Allah Maha Besar”.
Dengan mengikuti anjuran dzikir dari para ulama ini dan melantunkan lafal-lafal tersebut. Umat Islam diharapkan dapat memperoleh manfaat besar dalam memperkuat iman, membersihkan hati, dan mendekatkan diri kepada San Khalik selama bulan Ramadhan.
Organisatoris lain baca ini: Baru Belajar Puasa, Jangan Khawatir Ini Petunjuknya
Hikmah Minggu Ke-2 Ramadhan

Minggu kedua Ramadhan menawarkan hikmah yang unik dan berbeda daripada minggu-minggu lainnya dalam bulan suci ini. Hikmah ini muncul dari dinamika spiritual yang berkembang seiring perjalanan waktu.
Salah satu hikmah khusus bagi mereka yang melakukan amalan 10 hari Ramadhan pada minggu kedua adalah kesempatan untuk memperdalam dan mengukuhkan komitmen spiritual yang telah terjalin sejak awal bulan haram ini.
Setelah melalui fase awal yang penuh semangat dan antusiasme, memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk mengevaluasi pencapaian mereka serta memperbaiki kekurangan yang mungkin ada dengan terus menjalani amalan 10 hari Ramadhon.
Selanjutnya, hikmah lain dari minggu kedua Ramadhan adalah kesempatan untuk mengekang diri lebih dalam dalam ibadah dan menjaga konsistensi dalam pelaksanaannya.
Setelah melewati masa awal adaptasi terhadap rutinitas baru Ramadhan, minggu kedua menuntut kekuatan taat dalam menjalankan ibadah dan menjaga semangat yang sama seperti minggu pertama.
Hal ini membantu umat Islam untuk mengasah disiplin spiritual dan menjaga fokus dalam mencapai tujuan ibadah mereka.
Tidak lupa, pada bulan ini juga Al-Quran turun. Termasuk ke dalam amalan 10 hari Ramadhon, inggu kedua memberikan waktu yang lebih tenang dan terfokus untuk membaca, memahami, dan merenungkan ayat-ayat Al-Quran dengan lebih mendalam.
Secara keseluruhan, minggu kedua Ramadhan menawarkan hikmah yang berbeda dengan minggu-minggu lainnya, meliputi kesempatan untuk memperdalam komitmen kehambaan, menjaga konsistensi dalam ibadah, serta memperdalam koneksi dengan Al-Quran.
Dengan memanfaatkan hikmah ini dengan baik, umat Islam dapat meraih lebih banyak keberkahan dan rahmat dari bulan Ramadhan serta mendekatkan diri kepada Sang Ilahi dengan lebih dalam.
Referensi
- Lailatul Qadr dan Maknanya Bagi Umat Islam dari UIN Walisongo Semarang
- Khutbah Jumat tentang Sepuluh Hari Kedua Ramadan dari Pondok Pesantren Al Ikhlas
- Ramadan adalah Bulan Zikir dari NU Online