Dinamika Kelompok dan Manajemen Konflik

Dinamika Kelompok Dan Manajemen Konflik
Dinamika Kelompok Dan Manajemen Konflik

Dinamika kelompok adalah sesuatu yang sering terjadi dalam bertumbuh dan berkembangnya sebuah manajemen, tentu biasanya terdapat konflik pada perjalanannya. (Abdul Haris/P5)

Pada dasarnya materi ini telah ada pada bangku sekolah SMA, dengan materi pramuka, LDK, Osis dan lain sebagainya.

Bacaan Lainnya

Kelompok akan mengalami sebuah dinamika, akan terus terjadi sepanjang waktu. Sebagai sebuah barometer akan kemajuan sebuah kelompok maupun manajemen. Yang pada giliran berikutnya akan kita sebut sebagai kemajuan atau kemunduran kelompok.

Sebagai upaya untuk peningkatan pemahaman, maka pada bagian awal ini, kita akan membahas mengenai Konsep dinamika dalam kelompok serta manajemen konflik.

Definisi Dinamika Kelompok dan Manajemen Konflik

Dalam kata dinamika kelompok terdapat dua kata, yakni dinamika dan kelompok. Dinamika dan kelompok.

Definisi Dinamika

  1. Kartono, definisi dinamika merupakan perubahan baik berubah dengan lambat l atau cepat, kecil atau besar, dan relevan dengan kehidupan yang sedang dijalani. Jadi, orang terebut menjalani alur hidup sebagaimana mestinya.
  2. Wildan Zulkarnain, Menurutnya pengertian dinamika merupakan suatu hal yang diberi dorongan berupa tenaga kekuatan sehingga mampu berpindah tempat dengan pengertian lain adalah bergerak serta berkembang. Selain itu juga memiliki kemampuan untuk beradaptasi berdasarkan lingkungan sekitar. Dinamika bersifat dinamis yang tidak bisa diam secara konstan.
  3. Idrus, Menurutnya pada tahun 1996 lalu, Definisi dinamika yakni suatu hal yang selalu berubah dan bergerak maju karena adanya sebuah dorongan dari tenaga yang mereka miliki.

Arti Kelompok

Kelompok adalah ketika terdapat dua orang atau lebih. Materi ini adalah materi yang sangat familiar dalam pembahasan pengertiannya. Bahkan anak usia SD/SMP sudah memahami makna dari definisi kelompok.

Dinamika kelompok memiliki beberapa pengertian dari tinjauan para pakar, yakni

  1. Shertzer dan Stone (1981) menjelaskan bahwa Dinamika kelompok merupakan kekuatan-kekuatan yang saling berinteraksi dalam suatu kelompok saat kelompok melakukan kegiatan-kegiatan demi mencapai tujuannya.
  2. Floyd D.Ruch (sumber Gunarsa, 2008) menyebutkan Dinamika kelompok merupakan analisis dari segala relasi kelompok sosial, menyesuaikan prinsip bahwa semua tingkah laku pada kelompok itu merupakan hasil dari interaksi dinamis antara individu dalam situasi dan struktur sosial.
  3. Santoso (2009) menuliskan bahwa sesungguhnya Dinamika kelompok merupakan suatu kelompok terdiri dari dari dua individu atau lebih dengan mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anggota yang satu dengan yang lainnya.
  4. Benyamin B. Wolman memberikan batasan bahwa Dinamika kelompok adalah membahas tentang hubungan sebab akibat yang terjadi dalam kelompok, menjelakan tentang perkembangan relasi sebab akibat yang terjadi di dalam kelompok, tentang teknik-teknik untuk mengubah hubungan interpersonal dan attitude yang terjadi di dalam kelompok.
  5. Jacobs, Harvill dan Manson memberikan batasan berbeda, mereka menyimpulkan bahwa Dinamika kelompok adalah segala kekuatan saling mempengaruhi dengan hubungan timbal balik dalam kelompok saling berinteraksi yang terjadi dalam anggota kelompok dengan pemimpin yang diberikan pengaruh kuat dalam perkembangan kelompok.
  6. Johnson (2012) menuliskan bahwa Dinamika kelompok merupakan suatu lingkup pengetahuan sosial yang lebih berkosentrasi pada pengetahuan tentang hakekat kehidupan dalam berkelompok.

Dengan demikian, maka kelompok dengan segala dinamikanya adalah bentuk hubungan timbal balik antara individu yang terjadi dalam kelompok.

Jenis Dinamika Kelompok

Jenis-Jenis dalam Kelompok Sosial adalah sebuah kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu dengan mengadakan interaksi sosial serta ada bentuk pembagian tugas, dengan struktur dan juga norma yang ada.

Terdapat beberapa jenis kelompok yang ada pada lingkungan sosial, yakni:

  1. Kelompok Primer, yaitu hubungan dan interaksi sosial dengan hubungan yang sangat dekat. Menurut Goerge Homans, Adapun kelompok primer adalah sejumlah orang yang merupakan beberapa orang yang intens berkomunikasi dengan yang lainnya. Sehingga setiap orang mampu melakukan komunikasi secara langsung (yakni bertatap muka) tanpa ada perantara. Contohnya sesama keluarga, Mahasiswa, kawan sepermainan, kelompok kegiatan agama, dan sebagainya.
  2. Kelompok Sekunder, yakni kelompok interaksi sosial yang terjadi tidak secara langsung, lokasi berjauhan dan bersifat tidak kekeluargaan. Yakni Hubungan yang terjadi biasanya bersifat objektif. Contohnya seperti pada partai politik, perhimpunan serikat pekerja dan sebagainya.
  3. Kelompok Formal, Yakni kelompok yang terdapat peraturan atau Anggaran Dasar (AD) dan juga Anggaran Rumah Tangga (ART). Anggotanya memiliki prosedur organisasi. Contoh dari kelompok ini yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa, UKM Senior, UKM Sastek, KRS PMI dan sebagainya.
  4. Kelompok Informal, yaitu sebuah kelompok yang tumbuh dari proses terjadinya interaksi, dengan adanya daya tarik, dan kebutuhan seseorang. Adapun Keanggotan kelompok biasanya tidak memiliki aturan dan penentuan anggota oleh daya tarik bersama dari para individu dan kelompok. Adapun Kelompok ini terjadi pembagian tugas yang jelas tapi bersifat kondisinya tidak resmi (informal) dan hanya berdasarkan kondisi keakraban kekeluargaan serta simpati. Contohnya kegiatan arisan.

Contoh Dinamika Kelompok

Dinamika kelompok sosial mengacu pada perubahan dan pola interaksi yang terjadi di dalam kelompok sosial. Berikut di bawah ini adalah beberapa contoh dinamika yang terjadi di kelompok sosial:

  1. Dinamika Kekuasaan, sebagaimana kondisi realitas bahwa kekuasaan biasanya berpihak atau berada pada kelompok maupun orang tertentu daripada yang lainnya. Bentuk kekuasaan yakni berupa kekayaan harta, kedalaman pengetahuan, dan bahkan juga keterampilan.
    Contoh, seorang pemain bola memiliki keterampilan dalam bermain, akan tetapi harus tetap menghargai pemain lainnya. Meskipun memiliki kekuasaan (Keterampilan) yang lebih.
    Sebab jika saja pemain tersebut masih melakukan pelanggaran kekuasaan karena merasa paling hebat, maka akan ada kekuatan lebih besar, yakni kekuasaan seorang wasit.
  1. Dinamika Peran, Yakni pada Setiap anggota dalam kelompok sosial memiliki tugas dan peran masing-masing yang berbeda satu sama lain. Maka Peran tersebut berdasarkan pada kemampuan, dan minat, serta pengalaman yang melekat pada diri mereka. Contoh: Dalam struktur kampus, ada Ketua, Rektor dan sebagainya dengan tugas masing-masing. Serta dalam kelompok mahasiswa ada presiden mahasiswa, ketua tingkat dan sebagainya.
  1. Dinamika Konflik, Dalam sebuah kelompok sosial, maka konflik adalah hal yang selalu terjadi. Konflik dapat terjadi oleh karena terdapat sebuah perbedaan “pendapat” atau “kepentingan” atau bahkan “ideologi”. Contohnya, dalam kegiatan diskusi di kelas, konflik sangat sering muncul karena perbedaan pendapat antar anggota kelompok. Sehingga ketika mendapati konflik anggota.
  1. Dinamika Pengambilan Keputusan yakni Pengambilan keputusan pada sebuah kelompok sosial adalah sesuatu yang penting. Kemudian pengambilan keputusan dapat dengan cara seperti voting, musyawarah, maupun pengambilan keputusan oleh seorang pemimpin.

Tujuan Dinamika Kelompok

Tujuan Fungsi dari Dinamika dalam kelompok iadalah:

  1. Membentuk sebuah pola kerja sama yang saling menguntungkan untuk mengatasi persoalan hidup.
  2. Memudahkan sebuah pekerjaan.
  3. Mengatasi pekerjaan, yakni yang membutuhkan pemecahan masalah serta mengurangi beban pada pekerjaan sehingga selesai lebih cepat, efektif dan efisien.
  4. Menciptakan terbentuknya iklim demokratis dalam kehidupan sosial masyarakat dengan memungkinkan pada setiap individu dalam memberikan masukan, untuk berinteraksi, dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat.

Ciri Dinamika Kelompok, dalam materi yang membahas daripada konsep dinamika membutuhkan konsep kepemimpinan untuk kepentingan pembentukan dalam kehidupan sosial.

Dinamika Kelompok dan Manajemen Konflik

  1. Model kelompok
  2. Perkembangan dan konflik kelompok
  3. Kebesaran kelompok harus melalui konflik.
  4. Karakteristik kelompok
  5. Penerapan manajerial dalam kelompok / Komunikasi kelompok

Manajemen Konflik

  1. Konsep Manajemen konflik menurut para ahli?
  2. Mengatasi konflik manajemen?
  3. Bentuk Manajemen konflik Dalam organisasi
  4. Apa itu manajemen konflik dan problem solving?
  5. Contoh kasus manajemen konflik keperawatan

Konsep Manajemen Konflik / Defenisi Konflik

Veidora E Sinay

Konflik adalah terjadinya persaingan yang ketat di dunia bisnis atau organisasi.

Manajemen konflik adalah suatu proses digunakan untuk mengatasi dan mengatur konflik yang terjadi dalam bisnis atau organisasi.

Selanjutnya, Manajemen konflik juga digunakan untuk menyelesaikan konflik dan menyatukan kembali berbagai pihak melalui solusi yang baik/ yang sesuai, agar tidak menyebabkan perpecahan, permusuhan dan persaingan yang tidak sehat yang mempengaruhi produktivitas.

Manajemen Konflik dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu;

  1. Konfrontasi adalah cara mengatasi konflik dengan apa yang kita inginkan dan mengambil tindakan untuk mencapainya.
  2. Mediasi adalah cara mengatasi konflik dengan mencari solusi dan diterima oleh semua pihak.
  3. Negosiasi adalah cara mengatasi konflik dengan mencari kompromi dan diterima semua orang.

Pentingnya manajemen konflik dalam organisasi karena  dapat membantu mengelola dan mengetasi konflik yang terjadi dalam organisasi.

Dapat juga meningkatkan produktivitas, kualitas hubungan, ketrampilan komunikasi, kemampuan negosiasi , kemampuan dalam mengelola atau mengontrol emosi, mengambil keputusan yang baik, kreativitas dan inovasi.

Cara Mengatasi Manajemen Konflik

Oleh SARMILA

Manajemen konflik merupakan proses yang Panjang dan kompleks.Tidak ad acara instan untuk mengatasi konflik,apalagi setiap organisasi memiliki konflik yang berbeda. Berikut ada beberapa poin penting untuk mengatasi konflik yang terjadi:

  1. Fokus pada Problem,Buakan Hal Pribadi, Tahap pertama dalam penyelesaian masalah adalah memandang masalah secara opjektif. Artinya jagan melibatkan hal pribadi di dalam konflik tersebut karna hanya akan menyebabkan yang Namanya saling menyalahkan tanpa memandang masalah yang sebenarnya,intinya fokus pada problem untuk memyelesaikan konflik yang terjadi.
  2. Berkomunikasi Secara Terbuka, Komunikasi terbuka adalah kunci mengatasi konflik, seorang pemimpin atau manajer perlu menerapkan yang namanya komunikasi terbuka sejak awal agar anggota organisasi terbiasa dan terbuka pada saat terjadi konflik. Artinya anggota dapat penyampaikan keberatan atau kritiknya.
  3. Kembangkan Metode Spesifik untuk Setiap Problem, Sebuah masalah dalam organisasi biasanya terdiri dari beberapa problem kecil,dan membutuhkan sebuah penyelesaian tersendiri.
    Kita perlu menggunakan daftar program spesifik untuk memudahkan pembagian tugas, artinya pemimpin organisasi bisa mendapatkan sebuah solusi dari anggota yang memiliki keahlian khusus dalam menyelesaikan suatu masalah.
  4. Minta Pendapat Pihak Netral, Mediator bisa siapa saja dalam organisasi selama mereka tidak perkepentingan langsung dalam masalah yang sedang di hadapi dan mediator ini suaranya di hormati semua anggota.
  5. Konsisten dan Komitmen dalam Penyelesaian Konflik, Pada saat metode penyelesaian konflik sudah di putuskan anggoata harus bersikap konsisten dalam pelaksanaannya dan anggota yang terlibat harus menyelesaikan tugas yang di berikan untuk pemecahan suatu masalah yang terjadi.
  6. Evaluasi dan Kompromi, Penyelesaian masalah tentunya membutuhkan evaluasi, supaya menjadi panduan pada saat konflik yang sama terjadi Kembali dalam proses evaluasi kita perlu mendiskusikan penyebab utama konflik, masalah yang menyertai serta proses yang menghambat penyelesaian masalah.
  7. Bersikap Adil terhadap Semua Anggota Tim, Ketika menyepakati solusi konflik, pastikan semua anggota puas dengan kesepakatan dan tidak ada pihak yang merasa di rugikan dalam hal penyelesaian masalah.

Bentuk Manajemen Dalam Organisasi

NOFA BLANDINA HUNINHATU

Manajemen merupakan proses mengatur atau mengelola sesuatu yang dilakukan oleh individu atau organisasi untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan sumber daya yang ada.Sedangkan oraganisasi adaah tempat berkumpulnya sekelompok orng untuk saling bekerja sama secara sistematis untuk mewujudkan tujuan Bersama.

  1. Secara umum, Manajemen organisasi adalah suatu proses perencanaan dan pengorganisasian serta pengendalian terhadap sumeber daya sebuah organisasi dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efesien.
  2. Tujuan setiap organisasi tertentu bisa berbeda-beda dan bermacam-macam,tergantung dari organisasi itu sendiri.

Defenisi Manajemen oraganisasi menurut pra ahli adalah :

  1. George R. Terry, Menutut George R. Terry, adalah sebuah aktivitas perencanaan  (planning), pengorganisasian (organizing), penggerkan (actuating), hingga pengawasan (controlling), dimana semua aktivitas tersebut bertujuan untuk mencapai target organisasi.
  2. Luther M. Gulick, Menurut Luther M.Gulick , Penegrtian menajamen organisasi adalah segala hal yang berhubungan dengan perencanaan (planning), mengorganisasikan (organizing), perlengkapan tenaga kerja (staffing), mengaragkan (directing), menyelesaikan atau mengkoordinir (coordinating), melapor (reporting), dan menyusn anggaran (budgeting).
  3. Henry Fayor, Menurut Henry Fayor Organisasi manajemen adalah aktifitas perencanaan (planning), mengorganisir (organizing), mengkoordinir (coordinating), dan mengawasi (contriling), di mana rangkaian aktivitas tersebut bertujuan untuk mencapai goal organisasi.
  4. Harold Koontc dan Cyril O’ Donnell, Manajemen organisasi adalah semua aktivitas organisasi yang berhubungan dengan perencanaan, mengorganisir, melengkapkan tenaga kerja, mengarahkan dan mengawasi.

Fungsi dalam manajemen organisasi :

  1. Fungsi perencanaan (Planning), Untuk menentukan keputusan seperti apa yang akan di ambil di masa depan sehingga dapat menghindari kebingunan.
  2. Fungsi Pengorganisasian (Organising), Dalam fungsi ini, manajer harus diharuskan membuat kebijakan terbaik terkait penggunaan sumber daya.
  3. Fungsi kepegawaian (staffing), Suatu organisasi harus memiliki management yang baik untuk menciptakan      suasana kerja yang sehat di dalam organisasi tersebut.
  4. Fungsi pengarahan (Lead), Seorang manajer berperan untuk mengarahkan anggota tim untuk mengajarkan anggota tim sesuai target yang jelas.
  5. Fungsi Kontrol (controlling), Jika terjadi tindakan-tindakan yang bisa merugikan perusahan yang di lakukan oleh salah seorang maupun tim perusahan maka manjer berhak untuk mengambil keputusa terkait hal tersebut.

Apa Itu Manajemen Konflik dan Problem Sloving?

Nurul intan

Manajemen yaitu suatu pengelolaan untuk mengatur sebuah organisasi atau sekolompok orang untuk mencapai tujuan organisasi,sedangkan konflik yaitu proses dua orang atau lebih yang melakukan tindakan untuk menyingkirkan orang lain.

Jadi Manajemen konfilk adalah sebuah usaha usaha yang perlu kita lakukan dalam rangka untuk mencegah,menghindar,yang di mana terjadinya suatu konflik serta mengurangi resiko dan tidak menganggu kinerja organisasi.

Problem Solving, Problem solving adalah sebuah kemampuan untuk mencari solusi atau menyelesaikan masalah dengan pengambilan keputusan yang tepat.

Menajemen konflik menurut para Ahli

Putri Pratiwi Ramadhan

Menurut para ahli, menejemen konflik adalah proses yang digunakan untuk mengatasi dan mengelola konflik yang terjadi dalam organisasi atau bisnis.

Ada beberapa pengertian tang dikemukakan oleh para ahli:

  1. Thomas (1976), menurutnya, manajemen konflik adalah proses mengidentifikasi, menganalisis, dan mengatasi konflik yang terjadi dalam organisasi. Dalam pandangan Thomas, menajemen konflik meliputi lima tahap, yaitu pengenalan, analisis, pembuatan keputusan, implementasi, evaluasi
  2. M. Afzalur Rahim (1986), menajemen konflik adalah proses yang digunakan untuk mengatasi konflik yang terjadi antara dua atau lebih pihak.. adapun rahim menyatakan bahwa manajemen koil dapat dilakukan dengan beberapa strategi :
    Penghindaran
    Kompromi
    Penyelesaian kolaboratif
    Penegasan
    penyelesaian dengan kekuasaan
  3. R.K. Khandwalla (1977), Manajemen konflik adalah proses yang digunakan untuk mengatasi konflik yang terjadi dalam organisasi
  4. C.R. Mitchell, K.J. Borton, and J.W. Slocum (1978), manajemen konflik adalah proses yang digunakan untuk menjadi konflik tang terjadi dalam organisasi.

Apakah Kebesaran Kelompok Harus Melalui Konflik?

SYAMSINAR

Sebelum era 1970 konflik di pandang sebagai hal negatif atau buruk. Para pimpinan atau manajer cenderung menghindari atau berusaha meminimalkan komflik dalam unit yang merekapinpin. Kemudian pandangan tersebut bergeser di era selanjutnya. Pada era 1970 – 1990 konflik di pandang sebagai suatu yang memiliki titik optimal yakni tingkat konflik yang sedang.

Maka dari itu Dalam Kebesaran kelompok harus ada Konflik  agar masalah biasa terselesaikan, tanpa adanya konflik orang – orang atau individu dalam organisasi tidak menemukan tantanngan, kehilangan potensi dan ketajaman dalam dalam penyelesaian masalah. 

Akan tetapi Ketika terjadi konflik yang berlebihan kinerja karyawan dan organisasi secara keseluruhan dapat mengalami penurunan, oleh karena itu perlu Upaya agar konflik senantiasa di Kelola dengan mengoptimalkan konflik atau pertentangan dapat di kondisikan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *