Keutamaan Ramadhan memberikan berbagai dampak positif terhadap umat Islam. Tidak hanya mengajarkan menahan nafsu namun juga mengajarkan arti berbagi kepada sesama. Tika Yanti – Konsep Organisasi
Rahmat di Bulan Ramadhan
Tidak hanya penuh dengan pengampunan, bulan Ramadhan justru menjadi ajang untuk kembali menuju fitri atau suci. Setelah selama satu bulan umat muslim mendekatkan diri pada Rabb nya, tibalah saat dimana mereka menuju hari yang Fitri.
Bulan yang memberi begitu banyak pembelajaran tersebut akan mengajarkan manusia khususnya umat muslim untuk menjadi pribadi yang lebih positif. Bagi mereka yang membaca dan memaknai Al Qur’an akan mendapatkan rahmat pula dari Sang Pencipta.
Rahmat yang ada tidak hanya terpaku pada mereka yang berpuasa dan mengaji. Keutamaan Ramadhan juga akan menghampiri mereka yang giat bersedekah. Sebagaimana Allah melipatgandakan pahala hanya di bulan Ramadhan.
Masih ada lagi yang paling penting dan membuat umat Muslim harus mengupayakan untuk meraihnya. Ia adalah malam Lailatul Qadar. Ibaratnya malam ini adalah door prize yang merupakan hadiah utama berupa rahmat yang melimpah.
Paparan Fase Ramadhan
10 hari pertama bulan Ramadan adalah fase rahmat. Sebenarnya ada tiga fase-fase di bulan ini. Namun fase paling berat adalah sepuluh hari pertama.
Hal itu karena umat Islam harus mengalami perubahan kebiasaan diri. Mulanya mereka terbiasa makan dan minum sesuka hati namun kini harus menahan diri.
Tidak heran jika Allah memberikan berlipat-lipat pahala di sepuluh hari pertama tersebut. Kemudian ada fase kedua.
Pada 10 hari kedua Ramadan Allah memberikan banyak ampunan demi keselamatan orang-orang yang sedang berpuasa. Allah memaafkan dosa-dosa hambaNya sebagai bentuk kasih sayang Allah Swt.
Terakhir adalah Fase sepertiga akhir Ramadhan. Ini merupakan fase pembebasan dari api neraka.
Inilah waktu paling tepat untuk semua umat Islam berlomba-lomba melakukan ibadah. Namun ada pula beberapa hal sepele yang menambah pahala.
Contohnya:
- Mendahulukan berbuka ketika telah tiba waktu berbuka
- Berbuka dengan kurma. Jika tidak ada kurma maka cukup dengan air putih
- Membaca doa ketika berbuka
- Mengakhirkan makan sahur
- Tidak bekam dan bercelak pada siang hari
- Meninggalkan perkataan serta perbuatan dan hal-hal yang tidak baik
Organisatoris lain juga baca ini: 3 Fase Bulan Ramadhan: Tingkatan Hingga Hakikatnya
Kenapa disebut Bulan Penuh Ampunan
Pada artikel sebelumnya penulis telah menjelaskan tahapan-tahapan di bulan Ramadhan. Sepuluh hari pertama Allah melipatgandakan pahala. Sepuluh hari kedua dan sepuluh hari ketiga Allah membukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya.
Nabi Muhammad bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa dengan hati yang ridha maka Allah akan mengampuni segala dosa-dosanya”.
Puasa saja sudah mendapatkan pengampunan, apalagi saat puasa umat Muslim melakukan jenis ibadah lainnya. Sudah pasti mereka mendapatkan pahaa yang banyak.
Ibaratnya ketika batu terus menerus terkena air maka akan hancur juga. Sebanyak-banyaknya dosa ketika benar-benar dari niat terdalam ingin bertaubat, maka Allah pasti mengampuni.
Hadist Riwayat Muslim juga menyebutkan bahwa ibadah-ibadah di bulan Ramadhan dan dosa-dosanya asalkan tidak merupakan dosa besar maka Allah ampuni hingga menuju Ramadhan selanjutnya.
Penjelasan Selanjutnya
Di fase kedua dan ketiga yang merupakan fase penuh pengampunan, hendaknya seorang muslim memperbanyak sedekahnya, tetap rendah hati, dan memperbanyak dzikir.
Tidak heran jika di fase akhir tiba-tiba banyak yang sombong karena merasa berhasil melalui Ramadhan dengan konsistensi beribadah.
Jangan sampai kalian termasuk di dalam kelompok itu. Sia-sia semua amalan yang telah dilalui hanya karena kesombongan diri.
Kemudian hendaknya belajar untuk sabar. Kondisi lapar biasanya membuat seseorang menjadi lebih emosi. Inilah salah satu tujuan puasa yakni meredam emosi.
Sebagaimana sebuah hadist yang menyebut jika marah ibarat api yang membakar kayu. Hendaknya seseorang menguasai amarahnya.
Sungguh sangat jelas bagaimana Allah mengayomi hambaNya di bulan penuh ampunan ini. Bahkan salah satu keutamaan Ramadhan yaitu tertutupnya pintu neraka dan terbukanya pintu surga. Semua memiliki kesempatan yang sama.
Bahkan jika ada yang sakit, musafir, atau benar-benar terhambat dalam memaksimalkan ibadah di bulan ini, Allah tetap mengampuninya.
Semua tergantung dari niat dan ingatlah bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui. Semua amalan-amalan yang dilantunkan hendaknya dengan rasa tulus.
Tetaplah menghiasi Ramadhan dengan berbagai kegiatan positif agar rahmat Allah semakin dekat dan mudah untuk menggapainya.
Harapannya umat muslim dapat konsisten melaksanakan amalan-amalan tersebut sekalipun Ramadhan telah berlalu.
Organisatoris baca: Sejarah Lailatul Qadar: Keutamaan
Hadist Peristiwa Malam Lailatul Qadar
Salah satu yang spesial dari Ramadhan adalah adanya Lailatul Qadar. Dalam Al Qur’an surat Al Qadar menerangkan bagaimana Lailatul Qadar dapat memiliki arti yang lebih baik dari seribu bulan.
Allah menurunkan Al Qur’an juga pada malam tersebut. Yang membuatnya sangat spesial adalah karena di malam itu turun para malaikat dengan izin Allah untuk mengatur semua urusan. Maka sungguh sejahteralah seluruh hal dari pagi hingga petang.
Kejadian yang menarik dan juga sarat akan makna selain turunnya Al Qur’an dan para malaikat adalah saat Rasulullah melihat umur-umur manusia sebelumnya yang mana lebih panjang dari usia umat Rasulullah. Artinya mereka memiliki banyak waktu untuk beriman.
Itulah mengapa Allah memberikan malam seribu bulan ini pada umat Nabi Muhammad agar umatnya dapat memperoleh banyak pahala seperti umat terdahulu.
Penjelasan Fenomena Berikutnya
Malam istimewa yang masih penuh mister karena belum ada yang bisa memprediksi kapan datangnya Lailatul Qadar. Apakah di awal Ramadhan, pertengahan, atau justru di penghujung bulan.
Namun HR Ibnu Majah menerangkan bahwa Nabi Muhammad bersabda jika saat Ramadhan terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Bagi mereka yang terhalangi dari mendapatkannya, maka ia telah terhalangi dari semua kebaikan.
Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani menjelaskan bahwa ada 45 pendapat terkait waktu terjadinya malam penuh rahmat itu. Dari sekian pendapat beliau menyimpulkan bahwa argumen yang paling kuat adalah yang mengatakan terjadi pada tanggal-tanggal ganjil di bulan Ramadhan.
Imam Syafi’i berpendapat bahwa tanggal 21 dan 23 Ramadhan lebih potensial terjadi malam Lailatul Qadar. Keutamaan Ramadhan versi Syekh Nidzamuddin an-Naisaburi terjadi di 27 Ramadhan. Beliau bahkan memberi informasi yang sangat spesifik.
Imam Fakruddin ar-Razi menyebutkan jika tidak masalah walauoun Lailatul Qadar dirahasiakan. Fungsinya agar umat muslim bersungguh-sungguh dalam beribadah selama Ramadhan.
Harapannya agar semangat meraihnya tidak kendur. Siapa tahu malam spesial itu muncul saat malas beribadah. Kondisi ini mirip dengan rahasia mengenai kematian dan kiamat.
Dengan demikian umat muslim akan dengan giat melakukan ibadah baik wajib hingga sunnah. Pembahasan Lailatul Qadar tidak selesai sampai sebatas itu.
Beberapa hadist memprediksi kedatangan malam penuh berkah tersebut dengan mengamati kondisi alam yang terjadi. Cirinya antara lain:
- Sinar matahari tidak terlalu panas dan cuaca terasa sejuk di siang hari. Hadist riwayat Imam Muslim menyebutkan perihal ini.
- Langit terlihat bersih tanpa awan, suasana terasa tenang dan suny di malam hari. Bahkan udara juga tidak dingin dan tidak panas.
Organisatoris lain juga baca ini: Kebaikan Malam Lailatul Qadar 2024: Muslim Wajib Baca
Peristiwa Turunnya Aturan Melaksanakan Puasa
Menurut sejarah, puasa pertama kali muncul di jaman Nabi Adam as. Menurut Tafsir Ibnu Katsir, Nabi Adam melakukan puasa selama tiga hari di setiap bulan sepanjang tahun.
Nabi Adam melakukannya setiap tanggal 10 Muharram berdasarkan penjelasan hadist lainnya. Tujuannya untuk mengungkapkan rasa syukurnya karena Allah mempertemukannya kembali dengan istrinya, Siti Hawa di Jabal Rahmah Arafah.
Sumber lain menyebut jika Allah telah memerintahkan kaum jahiliah untuk melakukan ibadah puasa. Akan tetapi kaum itu menentangnya. Allah lantas memerintahkan kembali umatnya untuk puasa Ramadhan pada jaman Nabi Muhammad SAW.
Sebelum ayat Al-Qur’an yang membahas tentang puasa muncul, Nabi Muhammad SAW telah rutin melakukan ibadah puasa selama 3 hari pada setiap bulannya.
Nabi Nuh AS juga telah melakukan cara berpuasa yang sama. Nabi Muhammad juga mengikuti cara puasa Nabi Adam AS di tanggal 10 Muharram yang bertepatan dengan As Syuro.
Setelah lika liku yang panjang, Allah kemudian memerintahkan puasa Ramadhan kembali pada tahun kedua saat Nabi Muhammad SAW telah berhijrah ke Madinah.
Nabi Muhammad SAW berhijrah dari Mekah ke Madinah dengan tujuan untukr terhindar dari gangguan kaum Quraisy dan sebagai bentuk penyempurnaan syariat islam.
Perintah puasa pun tercantum dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183-184. Setelah ayat tersebut turun, puasa Ramadhan menjadi suatu ibadah yang wajib bagi umat Islam selama satu bulan penuh.
Dalam pelaksanaannya haruslah sesuai dengan rukun dan syariat agama. Berpuasa juga merupakan bentuk penyempurna agama sesuai dalam rukun Islam yang ketiga. Dengan ini maka pahala bagi yang menjalankannya dan dosa bagi yang meninggalkannya.
Keutamaan Ramadhan membuat siapapun yang menjalankannya dapat menahan diri dari hawa nafsu termasuk juga makan dan minum dari terbit fajar sampai dengan waktu terbenamnya matahari.
Umat terdahulu juga berpuasa. Mereka tidak boleh makan dan minum setelah tidur dari waktu isya hingga waktu isya lagi. Mereka juga tidak boleh menggauli suami ataupun istrinya.
Aturan ini sangat memberatkan sehingga mereka mengalihkannya ke pertengahan musim panas dan musim dingin. Bertujuan untuk menebus dosa, mereka akan menambah puasa sebanyak dua puluh hari.
Puasa tersebut mereka jalani selama lima puluh hari. Ada pula yang berpendapat bahwa orang-orang terdahulu itu merupakan Ahli Kitab yaitu kaum Yahudi.
Dalam riwayat Mujahid dan Qatadah, ia mengungkapkan bahwa puasa di bulan Ramadhan telah wajib bagi seluruh manusia.
Berbeda dengan puasa tiga hari yang sebelumnya rutin dilaksanakan Nabi Muhammad SAW. itu bukanlah wajib melainkan sunnah.
Tidak ada riwayat kuat bahwa ada puasa wajib sebelum keutamaan puasa Ramadhan kepada umat Islam. Keutamaan Ramadhan muncul saat Allah memang telah mengeluarkan mandat mengenai kewajiban yang satu ini.
Organisatoris lain juga baca ini: Cara Berpuasa yang Benar: 5 Aturan dan Hukumnya
Sumber:
- baznas.go.id (Keutamaan Bulan Ramadhan: Memahami Nilai dan Manfaat Istimewa dari Bulan Suci)
- iNews.id (Mengapa Ramadhan disebut Bulan Penuh Ampunan? Ternyata Ini Sebabnya!)
- kemenag.go.id (Meraih Malam Lailatul Qadar)