Konsep Organisasi Pendidikan: Sejarah dan Cirinya

Konsep organisasi pendidikan
Organisasi dunia pendidikan (Foto: serupa.id)

Konsep organisasi pendidikan, sebuah jenjang yang sampai detik ini masih menjadi prioritas berbagai pihak, terutama dalam melangkah dengan masa depan yang cerah. Maka, begini ulasannya. Tika Yanti, Konsep – Organisasi.co.id

Habis Gelap Terbitlah Terang. Itu lah sebuah semboyan yang mendasari bangkitnya pendidikan di Indonesia terutama untuk kaum perempuan. 

Bacaan Lainnya

Saat itu masyarakat Indonesia hanya sekedar belajar tanpa ada sistem pembelajaran yang jelas. Padahal di dunia telah ada konsep dari organisasi pendidikan yang mengatur metode, proses, serta sumber pembelajaran.

Adanya sistem pembelajaran tidak lepas memberikan hasil positif apabila kemampuan pembelajar tergolong baik. Proses belajar merupakan sebuah proses sejak pra sekolah hingga universitas. Tidak hanya itu, saat ini pelatihan dan pembinaan kerja juga merupakan pendidikan.

seiring dengan berkembangnya dunia pendidikan maka organisasi pendidikan juga harus melakukan adaptasi berupa layanan yang memiliki kualitas yang baik.

Organisasi pendidikan harus mampu mengevaluasi persyaratan peserta didik dengan konsep untuk meningkatkan kinerja mereka dalam mengelola pendidikan.

Sistem pendidikan tidak lepas dari adanya standar internasional. Dengan adanya standar tersebut, organisasi pendidikan di setiap negara dapat memenuhi tantangan pendidikan yang ada.

Selain itu organisasi pendidikan di negara tersebut akan memperoleh manfaat yang selaras untuk kemudian melakukan pembelajaran kembali kepada peserta didik.

Organisatoris lain baca ini: Gen Alfa Milenial Dengan 8 Kelebihan dan Kekurangan

ISO 21001  telah mengatur persyaratan untuk sistem manajemen organisasi pendidikan. Untuk dapat lulus dan mendapatkan pengakuan akan hal itu.

Maka organisasi pendidikan harus menunjukkan kemampuannya untuk memfasilitasi, membagi, dan menyediakan pengetahuan kepada peserta didik secara konsisten sesuai dengan peraturan dan hukum yang ada di negaranya.

Organisasi tersebut juga harus memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas personal, meningkatkan perbaikan system, dan meningkatkan kepuasan peserta didik. Lantas sejak kapan sistem pendidikan memulai langkahnya di bidang pendidikan?

Sejak Kapan Manusia Mengenal Budaya Menulis dan Belajar

Konsep organisasi dari pendidikan
Sejarah awal budaya menulis dan membaca (Foto: pelajaran.co.id)

Pada zaman prasejarah para peneliti banyak menemukan adanya goresan di kertas, daun, hingga di dinding.  Hal itu membuktikan bahwa manusia telah memiliki insting untuk menulis sejak dulu.

Tulisan-tulisan yang ada merupakan simbol ilmu untuk mengetahui batas peralihan dari zaman prasejarah menuju sejarah. Melalui tulisan masyarakat menjadi mengetahui tentang peradaban setiap bangsa yang berbeda-beda. Mesopotamia sekitar tahun 3200 SM sedangkan Mesoamerika pada 600 SM. 

Logograf Cina, hieroglif Mesir, dan berbagai simbol lain merupakan contoh teknik menulis zaman dahulu. Mulanya bangsa Sumeria menciptakan tulisan sebagai cara untuk berkomunikasi jarak jauh.

Mereka memerlukan itu untuk meningkatkan perdagangan. Jenis tulisan pada saat itu adalah piktograf yang memiliki fungsi untuk membantu para pedagang mengingat apa saja yang harus mereka beli dan barang-barang apa saja yang harus mereka kirim.

Mereka akan menulis piktograf tersebut pada tanah basah lalu mereka mengeringkannya. Tulisan itu nantinya akan menjadi catatan resmi dalam transaksi perdagangan.

Sayangnya tulisan piktogram tersebut hanya mengandung unsur barang dan benda. Tulisan-tulisan tersebut tidak menuliskan secara rinci mengenai penerimaan, pengiriman, dan asal-usul barang.

Akhirnya bangsa Sumeria mengembangkan adanya fonogram. Fonogram merupakan simbol yang mewakili suara. Oleh sebab itu melalui fonogram seseorang dapat menyampaikan makna yang tepat contohnya adalah hendak membeli domba hidup dari toko.

Kemunculan Sejarah Budaya Menulis dan Membaca

Lambat laun para penulis kuno membentuk system. Seiring perkembangan mereka menyebutnya dengan alphabet. Pada zaman tersebut alfabet merupakan abjad dari fenisia kemudian berkembang ke tirus dan  banyak kota di Mediterania.

Akhirnya tulisan-tulisan tersebut menjadi bahasa tertulis dan juga menjadi budaya di wilayah masing-masing. Bahasa Ibrani, bahasa Sansekerta, dan juga bahasa Arab sebagai contoh dari fonogram.

Adapula penulisan Yunani dan latin yang bersamaan dengan berkembangnya bahan-bahan untuk menulis. Awalnya menulis di tanah liat dengan bulu bambu yang runcing akhirnya muncul pena dan kertas di wilayah Mesir.

Selanjutnya perkamen muncul di wilayah Yunani dan Romawi. Cina kemudian melakukan inovasi dengan menggunakan kaligrafi dan menulis di atas kertas. Itulah yang kemudian menjadi patokan sebagai perkembangan pembelajaran dan menulis di dunia.

Indonesia merupakan negara yang senang dengan adanya budaya lisan walaupun sebenarnya budaya tersebut adalah pendukung dari budaya tulisan.  Lambat laun lambat laun masyarakat di Indonesia harus melalui kemampuan menulis untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. 

Ciri Organisasi Pendidikan Tradisional

Ciri organisasi pendidikan tradisional (Foto: rise.smeru.or.id)

Organisasi pendidikan memiliki dua makna konsep yaitu suatu lembaga atau kelompok yang memiliki fungsi yang jelas dan yang kedua adalah proses pengorganisasian yang terkait dengan fungsi.

Manajemen organisasi juga merupakan persekutuan antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu yang telah mereka tentukan. Dalam kelompok tersebut terdapat sistem formal.

Organisatoris lain baca ini: Lembaga Modern: Sejarah, Ciri dan Bentuknya

Adapun unsur-unsur dalam konsep organisasi pendidikan, yaitu kerjasama, tujuan, dan orang dimana ketiganya tidak dapat berdiri sendiri-sendiri. Orang adalah anggota organisasi yang memiliki fungsi masing-masing. Kerjasama adalah perbuatan untuk mencapai tujuan bersama, tujuan merupakan sasaran yang akan mereka capai.

Organisasi tradisional memiliki ciri-ciri yaitu

  • Stabilitas organisasi sangat terjaga dengan baik.
  • Pola kerja yang tetap membuat organisasi memiliki stabilitas yang baik.
  • organisasi pendidikan tradisional pada konsep tertutup
  • Terlalu banyak memiliki rahasia sehingga aktivitas dan kegiatan yang mereka lakukan tidak melibatkan orang luar.
  • Kinerja lebih terukur
  • Tugas yang stabil membuat kinerja masing-masing individu menjadi lebih terukur.
  •  Deskripsi pekerjaan sesuai dengan jabatan
  • Masing-masing orang tidak dapat mencampuri tanggung jawab atau urusan anggota organisasi yang lain. Hal itulah yang membuat hasil dari organisasi tradisional menjadi lebih focus.
  •  Fokus kepada kemampuan individu
  • Ketika satu individu dapat melakukan yang terbaik, hal itu tidak akan memberikan dampak yang signifikan kepada organisasi tersebut.
  • Tugas setiap orang adalah permanen
  • Jarang yang menemukan adanya mutasi pekerjaan karena mereka memang telah menguasai pekerjaan tersebut dengan sangat baik.
  • Berorientasi pada perintah dari atasan
  • Struktur kerja dan lainnya merupakan arahan dari atasan. Ia menjadi pengambil keputusan atas segala sesuatu.
  • Terdapat hierarki kerja
  • Terjadi perbedaan signifikan antara atasan dengan bawahan. Sangat jarang untuk menemukan adanya diskusi antara atasan dengan bawahan. Penghormatan bukan pada kualitas kerja atau pada tingkat kecerdasan melainkan pada tangga hierarki.

Ciri Organisasi Pendidikan Modern

Konsep organisasi pendidikan
Ciri organisasi pendidikan modern (Foto: merdeka.com)

Berkembangnya jaman membuat konsep dari sistem organisasi pendidikan menjadi kian modern. Ciri-ciri sistem modern antara lain:

Fleksibel

Perubahan merupakan sesuatu yang umum sehingga mempu membuka diri. Atasan dapat membuka diri kepada bawahan dan tidak ada sistem komando total. Oleh sebab itu, anggota organisasi dapat menjadi lebih adaptif. Terciptalah sebuah lingkungan sosial yang baik.

Keterampilan menjadi titik fokus

Mereka yang terampil akan mendapat jenjang karir yang lebih baik. Pekerjaan juga sesuai dengan kinerja dan kemampuan setiap anggota. Tidak adanya percampuran antara perintah pribadi atasan dengan pekerjaan.

Kerjasama

Kualitas organisasi merupakan campur tangan semua anggota. Oleh sebab itu, organisasi modern fokus pada bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan. Mereka akan merencanakan tujuan bersama-sama.

Sangat umum untuk terjadinya mutasi

Mutasi merupakan penyegaran dan buka pengasingan. Ini merupakan kebutuhan dari sebuah organisasi. Bagi mereka yang belum terampil maka akan melakukan pelatihan kompetensi.

Keputusan demokratis dan kinerja atas kerjasama

Pencapaian bukan merupakan hasil individu. Keputusan juga bukan merupakan perintah atasan. Atasan merupakan pengendali, bukan pemberi keputusan.

Variatif

Tujuan utama adalah kepuasan peserta didik. Jika membutuhkan tambahan bagian maka organisasi akan menyediakannya. Mereka juga dapat bekerja 24 jam baik itu tatap muka maupun lewat dalam jaringan.

Karakteristik organisasi terbuka adalah adanya tugas yang tidak rutin, konflik sedikit dan selesai dengan interaksi yang baik, semua memiliki tanggung jawab untuk memiliki organisasi.

Organisatoris lain baca ini: Gen Y di Zaman Milenial, Dengan 9 Kelebihan Kekurangan

Proses yang terjadi adalah komunikasi, keselarasan, dan pengambilan keputusan. Semua melibatkan seluruh anggota organisasi.

Contohnya adalah: Kepala Sekolah berdampingan dengan Kepala Tata Usaha, kemudian beberapa orang yang membantu adalah wakasek kesiswaan, wakasek kurikulum, wakasek sarana prasarana, dan wakasek humas. Selanjutnya ada guru dan koordinator yang saling bekerja sama dan semua mengacu pada siswa.

Kekurangan konsep dari organisasi pendidikan tradisional adalah respon yang lambat. Namun kelebihannya adalah ketelitian. Mereka juga fokus pada pekerjaan masing-masing sehingga lebih menguasai bidang kerja. Dalam organisasi pendidikan, kemajuan teknologi dapat membantu meyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat.

Pendidikan Tradisional Yang Masih bertahan Hingga Kini

Sistem pendidikan tradisional yang masih bertahan (Foto: amanahgritha.com)

Memepertahankan budaya merupakan sesuatu yang perlu melekat pada kurikulum sekolah. Adanya pembelajaran mengenai muatan lokal atau keharusan menggunakan pakaian adat merupakan contoh pendidikan tradisional yang masih akan terus ada. Budaya asli masyarakat muncul memberi banyak pelajaran dan bukti sebuah perkembangan jaman.

Gotong royong merupakan salah satu pendidikan tradisional yang masih ada hingga sekarang. Setiap strata pendidikan melakukan kegiatan ini dalam kurun waktu tertentu.

Tidak hanya mengimplementasikan kegiatan ini di sekolah namun juga pada lingkungan masyarakat. Contohnya di Bali ada ikatan pemuda banjar atau di Jawa dengan kegiatan gotong royong setiap hari minggu.

Kurikulum Pendidikan Tradisional yang Masih Bertahan

Kurikulum muatan lokal di lembaga pendidikan tidak hanya sebatas bahasa daerah atau penggunaan baju daerah di saat tertentu.

Pelajaran kesenian merupakan pertahanan pembelajaran tradisional. Tari-tarian, wayang golek, angklung merupakan beberapa contoh. Bahkan dalam hal olahraga, pencak silat menjadi seni bela diri wajib dengan peserta semua murid.

Untuk jenjang pendidikan yang lebih rendah, kesenian tradisional kuda lumping menjadi salah satu pembelajaran tradisional. Seni kristik atau menjahit juga masih ada hingga kini. Nyanyian-nyanyian tempo dulu menghiasi pembelajaran di sekolah.

Tidak berbeda jauh dengan pembelajaran di pesantren. Santri memepertahankan pembelajaran kitab kuning dan kitab-kitab lainnya yang mengacu pada temuan tradisional.

Kisah-kisah walisongo masih santer ada pada kurikulum tertentu. Tata kelas juga merupakan tradisi turun temurun dengan letak guru di depan sedangkan siswa dengan meja dan kursi berderet rapi berada di belakangnya.

Mereka mendengarkan apa yang guru jelaskan dan kemudian mengerjakan tugas yang telah ada serta menghafal beberapa materi sesuai anjuran guru. 

Semua mirip dengan pemaksaan karena ketika seoarng murid tidak dapat mengerjakan dengan baik maka akan ada hukuman yang harus mereka lalui.

Bentuk lainnya adalah ketika anak-anak memasuki sekolah dalam area distrik tertentu dan mereka masuk ke kelas-kelas sesuai usia.

Mereka akan memasuki tingkat sesuai dengan usia saat itu. Adanya sistem ranking untuk menentukan tingkat kecerdasan. Mereka dengan penghafalan yang sangat baik umumnya memperoleh ranking terbaik. Hal itu karena pembelajaran saat ini masih mengacu ada teori dan hanya sedikit praktik.

Daftar Pustaka:

  1. https://id.wikipedia.org
  2. https://www.gurupendidikan.co.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *