MPKP dalam hal pelayanan keperawatan, memiliki beberapa metode, dan terdapat kelebihan dan kekurangan yang ada di dalamnya. Abdul Haris (Manajemen Keperawatan P2)
Mengulang kembali bahwa MPKP adalah singkatan dari model praktik keperawatan profesional. Materi ini lanjutan dari materi, Praktik Keperawatan Pengorganisasian, Dasar Hukum. Yang merupakan bagian dari materi Manajemen Keperawatan.
Model Dan Metode MPKP
Untuk membahas mengenai MKPK maka Menurut Nursalam (2014), dalam setiap perawat memiliki peran masing-masing. Dalam proses pelayanan yakni :
MPKP, Metode Fungsional
Metode Fungsional adalah bentuk bagannya bisa kita baca pada struktur fungsional yaitu pemberian tugas pelayanan keperawatan dengan pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan.
Model pemberian askep ini berorientasi pada penyelesaian tugas dan prosedur keperawatan. Perawat bertugas melakukan tugas tertentu kepada semua pasien yang dirawat di suatu ruangan.
Model ini adalah sebagai keperawatan dengan orientasi pada tugas dengan fungsi keperawatan tertentu bagi setiap anggota staff.
Yakni setiap staff perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi keperawatan pada semua pasien dibangsal.
Contoh, jika seorang perawat bertanggung jawab pada penatalaksanaan obat-obatan, maka perawat yang lain melakukan tindakan perawatan luka, kemudian staff lain mengatur pemberian intravena, ada juga yang bertugas pada penerimaan dan pemulangan, ada yang bertugas memandikan dan tidak seorangpun yang bertanggung jawab penuh untuk perawatan seorang pasien.
Seorang perawat bertanggung jawab kepada manajer perawat. Perawat yang senior lebih menyibukan diri pada pelbagai tugas manajerial, sementara itu perawat pelaksana pada tindakan keperawatan.
Namun tahukah anda bahwa Model fungsional ini adalah bentuk praktek keperawatan yang paling tua sebab hal ini berkembang pada saat perang dunia kedua.
Contoh Aplikasi Model Keperawatan Fungsional
Perawat A bertugas merawat luka sedangkan perawat B memiliki tugas mengukur suhu badan pasien. Akan tetapi Perawat A tidak hanya bertanggung jawab pada perawatan luka melainkan Seorang perawat dapat melakukan dua jenis tugas atau lebih. Untuk semua klien yang ada di unit tersebut maka Kepala ruangan memiliki tanggung jawab dalam pembagian tugas. Kemudian menerima laporan tentang semua klien juga menjawab semua pertanyaan berhubungan dengan klien.
Kekurangan dan Kelebihan Model Fungsional
Semua sistem memiliki kelebihan dan kekurangan. Termasuk model fungsional ini memiliki hal tersebut.
Model Fungsional, Kelebihan
Adapun kelebihan dalam model ini, yakni:
- Efisien sebab mampu menyelesaikan beberapa pekerjaan dalam waktu yang relatif singkat dengan pembagian job (tugas) yang jelas dengan pengawasan yang baik.
- Akurat untuk tipe rumah sakit yang memiliki kekurangan tenaga.
- Perawat menguasai keterampilan tertentu.
- Perawat mudah mendapatkan kEpuasan setelah bekerja.
- Jika terjadi Kekurangan tenaga ahli maka hal itu dapat tergantikan dengan tenaga yang kurang berpengalaman untuk pelaksanaan tugas sederhana.
- Memudahkan penanggung jawab ruangan untuk mengawasi staf maupunpeserta didik yang melakukan praktek untuk pemantauan ketrampilan tertentu.
- Membutuhkan sedikit tenaga perawat,
- Tugas-tugas mudah untuk dipaparkan dan didelegasikan,
- Pekerja lebih mudah mengadaptasikan tugas, dan
- Tugas cepat terselesaikan.
Kelemahan Model Fungsional
Kelemahan dari model fungsional, yakni:
- Proses pemberian asukan keperawatan terpisah satu dengan yang lain atau tidak total sehingga kesulitan dalam aplikasi proses keperawatan.
- Perawat memiliki kecenderungan meninggalkan klien setelah melakukan tugas pekerjaannya.
- Persepsi perawat cenderung berorientasi kepada tindakan yang berkaitan dengan ketrampilan saja.
- Tidak memberikan banyak kepuasan pada pasien ataupun perawat lainnya.
- Menurunkan tanggung jawab maupun tanggung gugat perawat sebab Hubungan perawat dan klien sulit terbentuk
- Tidak efektif sebab satu pasien tertangani banyak perawat
- Membosankan sebab perawat hanya mengerjakan keterampilan tertentu
- Komunikasi terapeutik minimal
Metode Keperawatan Total
Adapun model perawatan total Pada metode ini, yakni perawat mengemban tanggung jawab total untuk memenuhi semua kebutuhan pasien yang terkelola selama waktu kerja mereka (Marquis, 2010).
Metode keperawatan Total yaitu pengorganisasian dengan pelayanan/asuhan keperawatan untuk satu atau beberapa klien oleh satu orang perawat. Yakni pada saat bertugas/jaga selama periode dengan waktu tertentu hingga klien pulang.
Adapun Kepala ruangan memiliki tanggung jawab dalam hal pembagian tugas dan menerima semua laporan berupa pelayanan keperawatan klien.
Metode penugasan ini masih luas bermanfaat di rumah sakit maupun instansi perawatan kesehatan di rumah. Struktur organisasi jenis ini memberikan keluasan otonomi juga tanggung jawab yang lebih tinggi pada setiap perawat.
Dalam hal mengelola pasien terdapat tindakan yang sederhana dan langsung serta tidak membutuhkan perencanaan seperti yang dibutuhkan metode pemberi asuhan yang lain.
Batas tanggung jawab dan pertanggungjawaban jelas.
Yakni Secara teori, membutuhkan tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang sama. Kemudian pasien mendapatkan asuhan yang holistic dan tidak terpisah-pisah.
Terdapat Kelebihan dan kekurangan keperawatan total dalam pelaksanaannya.
Kelebihan
Adapun kelebihan dari model pelayanan total adalah:
- Kepuasan tugas seorang perawat secara keseluruhan dapat dicapai.
- Fokus pelayanan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
- Dapat Memberikan kesempatan untuk melakukan keperawatan yang komprehensif.
- Memberikan motivasi perawat untuk selalu bersama kien selama bertugas, non keperawatan dapat dilakukan oleh yang bukan perawat.
- Mendukung penerapan proses keperawatan secara profesional.
Kekurangan
Selain kelebihan juga terdapat kekurangan, yakni:
- Pendelegasian daripada perawatan klien hanya sebagian selama perawat penanggung jawab klien bertugas.
- Beban kerja sangat tinggi, yakni terutama jika jumlah kunjungan klien banyak sehingga menyebabkan tugas rutin yang sederhana terlewatkan.
Model Struktur organisasi Keperawatan Total (Marquis, 2010)
Metode TIM
Keperawatan Profesional dengan Metode tim adalah pengorganisasian pelayanan keperawatan dengan menggunakan tim. Adapun tim terdiri atas kelompok klien dan perawat. Setiap Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman kerja serta memiliki pengetahuan dibidangnya (Registered Nurse).
Pembagian tugas dalam kelompok oleh pimpinan kelompok bisa juga disebut ketua group. Adapun ketua group bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota group / tim.
Selain itu ketua tim memiliki tugas dalam hal memberi pengarahan serja menerima segala laporan daripada kemajuan pelayanan keperawatan klien.
Juga membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila menjalani kesulitan dan selanjutnya ketua tim melaporkan pada kepala ruang tentang kemajuan pelayanan / asuhan keperawatan terhadap klien.
Keperawatan Tim ini berkembang sejak awal tahun 1950-an, saat berbagai pemimpin keperawatan memutuskan bahwa pendekatan tim dapat menyatukan perbedaan katagori perawat pelaksana. Kemudian sebagai upaya untuk menurunkan masalah yang timbul akibat penggunaan model fungsional. Maka model tim, memberikan efek positif perawat bekerja sama memberikan asuhan keperawatan untuk sekelompok pasien di bawah arahan/pimpinan seorang perawat profesional (Nursalam, 2014).
Dengan kepemimpinan perawat professional, maka kelompok perawat dapat bekerja bersama dalam hal pemenuhan sebagai perawat fungsional.
Bentuk penugasan terhadap pasien untuk tim yang terdiri dari ketua tim dan anggota tim. Model tim 5 berdasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontriibusi dalam hal perencanaan dan memberikan askep.
Sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang sangat tinggi. Kemudian, setiap anggota tim akan secara langsung merasakan kepuasan. Oleh karena kontribusmnya di dalam mencapai tujuan bersama. Yaitu mencapai kualitas Askep yang bermutu.
Tugas, Tanggung Jawab, Kelebihan dan Kekurangan Model Tim
Terdapat potensi setiap anggota tim saling melengkapi, sehingga menjadi suatu kekuatan yang dapat meningkatkan kemampuan kepemimpinan. Yang membangkitkan rasa kebersamaan dalam setiap upaya dalam pemberian asuhan keperawatan.
Pelaksanaan konsep dengan model tim sangat bergantung pada filosofi oleh ketua tim apakah memiliki orientasi pada tugas atau kepada klien.
Perawat yang memiliki peran sebagai ketua tim memiliki tanggung jawab dalam mengetahui kondisi dan kebutuhan daripada semua pasien yang terdapat dalam tim dan kemudian merencanakan perawatan klien.
Dalam memberikan penjelasan secara lengkap maka terdapat tugas dan tanggung jawab dalam model tim, juga terdapat kelebihan dan kekurangan.
Tugas daripada ketua tim yakni meliputi: melakukan pengkajian kepada anggota tim, memberi pengarahan dan perawatan untuk klien, melakukan edukasi/pendidikan kesehatan, mengkoordinasikan segala aktivitas klien.
Menurut Nursalam (2014), terdapat beberapa bagian atau elemen penting yang harus kita perhatikan :
- Pemimpin tim terdelegasikan atau mendapatkan otoritas untuk membuat penugasan bagi
- Anggota tim dan mengarahkan pekerjaan timnya.
- Pemimpin diharapkan menggunakan gaya kepemimpinan demokratik atau partisipatif dalam berinteraksi dengan anggota tim.
- Tim memiliki tanggung jawab pada perawatan total kepada kelompok pasien.
- Komunikasi di antara anggota tim adalah penting agar dapat sukses. Komunikasi meliputi: penulisan segala perawatan klien, rencana daripada perawatan klien, laporan untuk maupun dari pemimpin tim, kemudian pentemuan tim dalam mendiskusikan kasus pasien serta umpan balik informal di antara anggota tim.
Kelebihan
Dalam prosesnya maka model Tim memiliki kelebihan, yakni:
- Dapat memfasilitasi bentuk pelayanan keperawatan yang secara komprehensif dan holistik.
- Memungkinkan untuk pelaksanaan proses keperawatan.
- Terjadinya Konflik antar staf dapat terkendalikan melalui rapat dan efektif untuk belajar.
- Dapat Memberi kepuasan kepada anggota tim dalam hal hubungan interpersonal.
- Memungkinkan terjadinya meningkatkan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda secara efektif.
- Terjadi Peningkatan kerja sama dan komunikasi efektif di antara anggota tim yang dapat menghasilkan sikap moral yang tinggi. Sehingga memperbaiki fungsi staf secara keseluruhan, dan memberikan anggota tim rasa mempunyai kontribusi terhadap hasil asuhan keperawatan yang diberikan.
- Menghasilkan kualitas askep yang bertanggungjawab.
- Memotivasi petuga (perawat) untuk selalu mendampingi/bersama klien selama bertugas.
Kelemahan
Metode Tim mengalami juga kelemahan, selain daripada kelebihan-kelebihannya, yakni:
- Ketua tim harus memiliki kemampuan perawat pemimpin maupun perawat klinik. Juga Ketua Tim menghabiskan banyak waktu untuk koordinasi dan supervisi anggota tim.
- Model tim akan menimbulkan terjadinya fragmentasi keperawatan apabila konsep yang ada tidak dengan implementasi total.
- Rapat tim selalu membutuhkan waktu sehingga pada kondisi sibuk rapat tim ditiadakan, maka menyebabkan komunikasi antar angota tim terganggu.
- Perawat yang belum ekspert (trampil) dan kurang berpengalaman bergantung pada staf lain, berlindung kepada anggota tim yang mampu, sehingga mengganggu tugas utama.
- Akuntabilitas dari tim menjadi kurang jelas (kabur).
- Tidak efisien apabila kita lakukan perbandingan dengan model fungsional karena hal ini membutuhkan tenaga yang mempunyai keterampilan lebih tinggi.
Tanggung Jawab Kepala Ruang
Dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan pada ruangan maka seorang kepala ruang memiliki tanggung jawab, yang melekat dalam dirinya, yakni:
- Menetapkan standar daripada kinerja sesuai dengan standar utama dari asuhan keperawatan.
- Mengorganisir pembagian tim dan pasien.
- Memberi kesempatan terhadap ketua tim untuk mengembangkan kepemimpinan.
- Menjadi nara sumber bagi ketua tim.
- Mengorientasikan setiap tenaga keperawatan yang baru tentang metode/model tim dalam hal pemberian asuhan keperawatan.
- Memberikan pengarahan kepada semua kegiatan yang ada pada ruangannya.
- Melakukan berbagai pengawasan kepada seluruh kegiatan yang ada pada ruangan.
- Memfasilitasi jenis kolaborasi tim dengan seluruh anggota tim kesehatan yang lain.
- Melakukan kegiatan audit asuhan dan juga pelayanan keperawatan di ruangannya, kemudian menindak lanjuti.
- Memotivasi seluruh staf untuk peningkatan daripada kemampuan melalui riset keperawatan.
- Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka dengan semua staf.
Tanggung Jawab Seorang Ketua Tim
Dalam melaksanakan tugas maka kepala ruangan membawahi beberapa tim, dengan kepemimpinan seorang ketua Tim, adapun tanggung jawab Ketua Tim adalah:
- Mengatur jadual dinas kelompok (tim) yang terkoordinasikan dengan kepala ruangan.
- Merancang perencanaan sesuai dengan tugas dan kewenangan yang terdelegasikan dari kepala ruangan.
- Melakukan proses keperawatan dari pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi asuhan keperawatan bersama dengan anggota timnya.
- Melakukan koordinasi sehubungan dengan rencana keperawatan pada tindakan medik.
- Menyusun penugasan kepada anggota tim serta memberikan bimbingan keterampilan melalui konferensi keperawatan.
- Melakukan evaluasi askep baik dalam bentuk proses maupun tujuan hasil selanjutnya mendokumentasikannya.
- Memberikan pengarahan pada semua perawat pelaksana tentang pelaksanaan dari asuhan keperawatan
- Menyelenggarakan kegiatan konferensi.
- Melakukan segala bentuk kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam hal pelaksanaan askep.
- Mengadakan audit asuhan keperawatan yang merupakan tanggungjawab timnya.
- Melakukan perbaikan pada pemberian asuhan keperawatan.
Tanggung Jawab dari Anggota Tim
Setelah membahas mengenai tanggung jawab kepala ruangan dan ketua tim, maka selanjutnya adalah apa yang menjadi tanggung jawab seorang anggota tim, yakni:
- Melaksanakan berbagai tugas berdasarkan dengan rencana askep.
- Mencatat semua proses asuhan keperawatan dalam hal pelaksanaan, dan mendokumentasikan respon klien.
- Berpartisipasi dalam hal memberikan masukan untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
- Menghargai segala bantuan serta bimbingan ketua tim.
- Melaporkan semua perkembangan dan kondisi pasien kepada ketua tim.
- Memberikan laporan tertulis setiap tindakan, parsial maupun menyeluruh.
Struktur Model Keperawatan TIM
Metode Primer
Jenis MPKP berikutnya adalah metode primer.
Sebenarnya Model primer yang ada saat ini merupakan konsep sejak tahun 1970-an, dan hal ini menggunakan beberapa metode dengan perawatan secara total pada pasien.
Adapun Keperawatan primer adalah suatu metode dan model pemberian askep denggan perawat primer yang bertanggung jawab penuh 24 jam terhadap perencanaan dan juga pelaksanaan serta pengevaIuasi satu atau beberapa klien. Yakni sejak klien masuk rumah sakit hingga pasien pulang (meninggalkan rumah sakit).
Kemudian selama jam kerja, tugas perawat primer adalah memberikan perawatan langsung secara total kepada klien. Dan ketika perawat primer tidak sedang posisi bertugas, maka perawatan terdelegasikan kepada siapapun perawat asosiet dengan kompetensi. Dengan mengikuti rencana keperawatan yang telah tersusun oleh mereka perawat primer.
Pada model ini, klien, keluarga, maupun staf medik serta staf keperawatan yang akan mengetahui bahwa pada pasien tertentu memiliki tanggung jawab perawat primer tertentu.
Kewenangan dan Karakteristik Perawat Primer
Setiap perawat primer mendapatkan tugas 4-6 pasien. Seorang perawat primer juga dengan kewenangannya melakukan rujukan kepada pekerja sosial lainnya, kontak dengan lembaga sosial masyarakat serta membuat jadual perjanjian klinik. Juga mengadakan kunjungan rumah, dan lain sebagainya.
Dengan kewenangan yang ada tersebut, maka akontabilitas yang tinggi adalah sebuah tuntutan terhadap hasil pelayanan untuk klien.
Tanggung jawab mencakup periode selama 24 jam, yakni dengan perawat kolega yang memberikan perawatan bila perawat primer tidak ada. Perawatan yang yang tersusun dan terencana secara total oleh perawat primer.
Metode daripada keperawatan primer mendorong praktek kemandirian bagi perawat, yakni dengan adanya keterkaitan secara kuat dan terus menerus antara klien dan perawat. Dengan merencanakan, melakukan dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Perawat primer memiliki tanggung jawab dalam membangun komunikasi antara pasien kepada dokter, perawat asosiet, maupun kesesama anggota tim kesehatan lain.
Meskipun perawat primer membuat segara rencana keperawatan, serta umpan balik dari orang lain dalam hal pengkoordinasian asuhan keperawatan klien. Maka, dalam hal menetapkan seseorang untuk menjadi perawat primer, membutuhkan kehati-hatian. Oleh karena memerlukan beberapa kriteria, yakni dalam menetapkan kemampuan asertif, self direction kemampuan mengambil keputusan yang tepat. Untuk menguasai 10 keperawatan klinik, dengan akuntabel serta mampu berkolaborasi pada berbagai disiplin ilmu. Pada negara maju pada umumnya perawat primer adalah meiliki kriteria perawat spesialis klinik dengan kualifikasi master dalam bidang keperawatan.
Karakteristik Perawat Primer
Dalam memberikan pelayanan kepada klien, maka terdapat Karakteristik modalitas pada keperawatan primer yakni:
- Perawat primer memiliki tanggung jawab dalam hal penegakan asuhan keperawatan pasien selama waktu 24 jam dalam sehari, dari penerimaan pasien sampai pemulangan setelah perawatan.
- Perawat primer yang berwenang melakukan pengkajian pada kebutuhan asuhan keperawatan, melakukan kolaborasi dengan pasien maupun professional kesehatan yang lain, dengan menyusun rencana perawatan.
- Pelaksanaan rencana Askep terdelegasikan oleh perawat primer untuk perawat sekunder pada shift lain.
- Perawat primer yang berkonsultasi dengan perawat kepala dan juga penyelia.
- Autoritas, dan tanggung gugat juga autonomi ada pada perawat primer
Kelebihan Kekurangan
Segala Kelebihan dan kekurangan yang terdapat metode perawatan primer adalah:
Kelebihan
Adapun Kelebihan pada proses penerapan MPKP dengan metode perawatan primer, yakni:
- Perawat primer memiliki akuntabilitas tinggi pada hasil yang memungkinkan untuk melakukan pengembangan diri.
- Memberikan peningkatan berupa autonomi pada pihak perawat, sehingga meningkatkan motivasi, dengan tanggung jawab serta tanggung gugat.
- Bersifat kontinuitas, komprehensif sesuai dari arahan perawat primer untuk memberikan maupun mengarahkan segala bentuk perawatan sepanjang proses hospitalisasi.
- Membebaskan kepada manajer perawat klinis dalam melakukan peran manajer operasional maupun administrasi.
- Kepuasan kerja terhadap perawat tinggi oleh karena dapat memberikan askep secara holistik. Kepuasan yang terasa oleh perawat primer, sangat memungkinkan untuk pengembangan diri dengan penerapan ilmu dan pengetahuan.
- Staf medis juga merasakan kepuasan oleh karena senantiasa mendapatkan informasi tentang kondisi klien. Selalu mutakhir dan komprehensif dengan informasi dari satu perawat yang benar-benar mengetahui kondisi kliennya.
- Perawat tertantang untuk bekerja secara total sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.
- Waktu yang lebih sedikit dalam melakukan aktivitas terkoordinasi dan supervisi dengan lebih banyak waktu dalam melakuakan aktivitas secara langsung kepada klien.
- Pasien akan lebih menghargai. Sebab Pasien merasa mendapatkan perlindungan hak asasi secara total karena terpenuhinya kebutuhan mereka secara individu.
- Askep berfokus pada kebutuhan klien.
- Profesi lain lebih menghargai oleh karena dapat berkonsultasi kepada perawat yang lebih mengetahui semua tentang kondisi kliennya.
- Menjamin terjadinya kontinuitas pada asuhan keperawatan.
- Meningkatnya hubungan baik yang terjadi antara perawat dan klien.
- Metode ini dangat mendukung terjadinya pelayanan profesional.
- Bagi Instansi Rumah sakit tidak harus mempekerjakan banyak tenaga keperawatan akan tetapi harus memberikan pelayanan berkualitas tinggi.
Kekurangan
Tidak ada sistem yang sempurna, sebab semua kelebihan pasti memiliki kekurangan, adapun kekurangan atau kelemahan dari sistem primer, yakni:
- Hanya dapat terlaksana oleh perawat kategori profesional,
- Tidak semua perawat sanggup untuk bertindak secara mandiri, dengan memiliki akontabilitas dan kemampuan dalam mengkaji serta membuat perencanaan askep untuk klien.
- Akuntabilitas secara total dapat membuat perawat jenuh.
- Perlu energi yang cukup banyak, mempunyai kemampuan dasar sama.
- Biaya yang relatif tinggi daripada metode penugasan yang lain.
Pembagian Ketenagaan dengan metode primer
Dalam hal pembagian ketenagaan dengan metode perawat primer adalah sebagai berikut:
- Setiap petugas sebagai perawat primer merupakan
- Jumlah beban kasus pasien 4-6 orang untuk setiap perawat primer
- Jenis Penugasan oleh kepala ruangan/bangsal
- Perawat primer mendapatkan bantuan dari perawat professional lain dan juga non professional sebagai perawat asisten.
Tanggung Jawab Karu
Adapun Tanggung jawab Kepala Ruang dalam metode primer, yakni:
- Sebagai konsultan dalam hal pengendalian mutu bagi perawat primer
- Mengorganisir sebagal hal yang berhubungan dengan pembagian pasien kepada petugas/perawat primer
- Menyusun susunan jadwal dinas serta memberi penugasan perawat asisten
- Melakukan Orientasi dan merencanakan karyawan baru,
- Merencanakan dan menyelenggarakan jenis kebutuhan dan pengembangan staff
Tanggung Jawab PP
Jenis Tanggung jawab bagi perawat primer, yakni:
- Menerima pasien dengan mengkaji kebutuhan klien/pasien secara komprehensif,
- Menentukan tujuan serta rencana keperawatan,
- Mengimplementasikan segala rencana keperawatan saat dinas
- Kolaborasi, dengan Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan segala pelayanan oleh disiplin lain maupun dari perawat lain
- Mengevaluasi segala pencapaian tujuan,
- Menyipakan penyuluhan persiapan pulang,
- Melakukan jenis rujukan kepada pekarya sosial, ataupun kontak dengan lembaga sosial dalam masyarakat (jika ada).
- Menyusun jadual perjanjian klinis.
- Mempersiapkan kunjungan rumah.
Struktur Model Keperawatan Primer
Bentuk asuhan keperawatan primer (Marquis, 2010)
Metode Modular
Metode Modular yakni pengorganisasian daripada asuhan keperawatan oleh perawat profesional dan non profesional (trampil). Bentuk pelayanannya adalah kepada sekelompok klien dari mulai saat masuk rumah sakit hingga pulang.
Dengan tanggung jawab total atau keseluruhan.
Untuk mewujudkan metode ini maka kita membutuhkan perawat dengan pengetahuan, keterampilan dan kepemimpinan. Dengan fromasi Idealnya adalah 2-3 perawat melayani 8 hingga 12 orang klien.
Adapun Metode modular atau metode modifikasi merupakan penggunaan metode askep dengan modifikasi antara model tim dan metode primer.
Sekalipun dalam memberikan askep dengan menggunakan metode ini oleh 2 hingga 3 orang perawat, akan tetapi tanggung jawab paling besar tetap ada pada mereka yang merupakan perawat professional.
Seorang Perawat professional memiliki suatu kewajiban dalam memberikan bimbingan dan melatih daripada non professional.
Apabila perawat professional bertindak sebagai ketua tim pada keperawatan modular ini tidak berdinas, maka tugas dan tanggung jawab dapat tergantikan oleh perawat professional, yang berperan sebagai ketua tim.
Selanjutnya, harus kita ketahui bahwa Peran perawat kepala ruangan atau nurse unit manager. Terarahkan dalam hal menyusun jadwal dinas dengan melakukan pertimbangan kecocokan anggota. Dalam bekerja sama, dan juga berperan sebagai fasilitator, pembimbing dan juga sebagai motivator.
Kelebihan Kekurangan
Metode Modular memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut penjelasan lengkap yang membahas mengenai kelebihan dan kekurangan daripada Metode Modular dalam MPKP.
Kelebihan
Adapun kelebihan daripada konsep dan model Modular dalam MPKP, yakni:
- Memfasilitasi jenis pelayanan keperawatan yang lebih komprehensif dengan konsep holistik dalam hal pertanggungjawaban yang jelas.
- Memungkinkan terjadinya pencapaian proses keperawatan yang akurat,
- mengurangi Konflik maupun perbedaan pendapat antar staf dapat teruraikan melalui rapat tim, dan cara ini efektif untuk proses belajar.
- Memberikan kepuasan pada anggota tim dalam membina hubungan yang interpersonal,
- Memungkinkan untuk menyatukan segala kemampuan anggota tim yang berbeda satu sama lain dengan aman serta efektif.
- Menciptakan Produktifitas karena kerjasama, juga komunikasi dan moralitas.
- MPKP dapat terlaksana dalam hal penerapan.
- Memberikan kepuasan kinerja dan kerja bagi perawat
- Memberikan kepuasan bagi klien juga keluarga yang menerima askep.
- Lebih tercerminkan sebuah otonomi
- Menurunkan daripada dana perawatan
Kekurangan
Selain kelebihan juga terdapat kekurangan MPKP jenis Modular, yakni:
- Beban kerja yang relatif tinggi terutama apabila jumlah klien banyak sehingga jenis tugas rutin yang sederhana akan terlewatkan.
- Bentuk Pendelegasian perawatan pada klien hanya sebagian selama petugas perawat penanggung jawab klien melaksanakan tugas.
- Jenis pelayanan Hanya dapat terlaksana oleh tenaga perawat professional
- Kebutuhan Biaya relatif lebih tinggi daripada metode lain karena hal ini lebih banyak membutuhkan perawat yang profesional.
- Perawat harus mengimbangi segala kemajuan teknologi bidang kesehatan/kedokteran
- Perawat anggota dapat merasakan kehilangan kewenangan
- Biasanya terjadi Masalah komunikasi.
Tugas Dan Tanggung Jawab
Dalam memberikan penjabaran dan penjelasan selanjutnya adalah tugas dan tanggung jawab, yang terdiri dari:
Tanggung Jawab Kepala Perawat
Tugas maupun tanggungjawab bagi kepala perawat, yakni:
- Memfasilitasi segala pelaksanaan pemberian askep.
- Memberikan dorongan atau motivasi pada staf perawatan.
- Melatih semua perawat dalam bekerjasama untuk pemberian asuhan keperawatab.
Tanggung Jawab dan Tugas Ka Tim Moduler
Adapun Tugas serta tanggung jawab bagi ketua tim moduler, yakni:
- Memimpin, dan mendukung, serta menginstruksikan perawat non profesional dalam hal melaksanakan implementasi perawatan.
- Memberikan askep pada pasien, yakni meliputi: mengkaji, merencanakan, melaksanakan serta mengevaluasi hasil asuhan keperawatan.
- Memberikan bimbingan serta instruksi kepada perawat dalam partner kerjanya.
Tanggung Jawab Anggota Tim
Adapun Tugas maupun tanggung jawab bagi anggota tim, yakni Memberikan segala bentuk asuhan keperawatan atas arahan dari ketua tim.
Struktur dan Model Daripada Keperawatan Modular
Bentuk Sistem pemberian askep modular, sumber Marquis, 2010.
Metode Kasus
Adapun Metode Kasus yakni bentuk pengorganisasian dalam hal pelayanan maupun asuhan keperawatan dengan perawat yang mampu memberikan askep mencakup seluruh aspek keperawatan sesuai kebutuhan.
Metode kasus bentuk model sebagaimana perawat bertanggung jawab terhadap pasien tertentu berdasarkan pada rasio satu perawat untuk satu pasien. Dalam pelaksanaan dengan pemberian perawatan konstan dalam hal periode tertentu.
Metode penugasan kasus biasa untuk perawatan khusus seperti pada ruang:
- isolasi,
- intensive care,
- perawat kesehatan komunitas.
Perawat dalam memberikan askep kepada pasien secara keseluruhan, dengan mengetahui apa yang harus mereka lakukan pada pasien dengan baik.
Dalam metode ini membutuhkan kualitas serta kuantitas yang sangat tinggi dari perawat, sehingga metode ini sesuai bilamana untuk ruangan ICU maupun ICCU.
Kelebihan Kekurangan
Tidak ada sistem yang sempurna, selalu terdapat kelebihan dan kekurangan, adapun konsep MPKP dengan metode kasus memiliki kekurangan.
- Kelebihan Metode Kasus, yakni:
(1) Sederhana dan langsung pada penerapan
(2) Garis pertanggung jawaban tugas, sangat jelas
(3) Kebutuhan pasien yang cepat terpenuhi
(4) Memudahkan jenis perencanaan tugas
(5) Perawat lebih memahami semua kasus per kasus - Kekurangan Metode Kasus, yakni:
(1) Moral bagi perawat profesional melakukan segala tugas non profesional
(2) Tidak dapat terlaksana oleh perawat non profesional
(3) Kadang Membingungkan
(4) Belum dapat teridentifikasi perawat penanngung jawab
(5) Membutuhkan tenaga yang cukup banyak dan memiliki kemampuan dasar yang sama
Struktur dan Model Dalam Asuhan Keperawatan Metode Kasus pada MPKP
Demikian artikel yang membahas tentang model praktik keperawatan profesional.