Dalam niat apapun baik puasa di Idul Adha atau pun lainnya, pasti ada hal yang menjadi satu parameter semua Ummat agama terutama Islam melakukannya. Lalu, bagaimana konsep dari satu amalan yang akan terbahas di artikel ini? Apa parameternya? Trias Politika
Idul Adha memang menjadi satu momen terpenting dalam agama islam setelah Idul Fitri yang mana juga punya banyak keberkahan di dalamnya.
Mulai dari semua kalangan dan golongan menjadi satu sholat bersama berjamaah di Masjid, berlomba-lomba menggunakan pakaian yang baik untuk menghadap Allah SWT, dan sebagainya.
Namun sebelum itu terjadi, tidak sedikit dari para ummat Islam kemudian melaksanakan amalan terbaik sebagai persiapan diri dalam menyambut Idul Adha.
Ialah melaksanakan beberapa niat puasa di bulan Idul Adha tersebut. Tapi, bukankah amalan tersebut termasuk ke dalam hukum sunnah? Laku apa yang menjadi parameternya? Berikut ulasan selengkapnya!
Puasa Idul Adha
Selayaknya berpuasa dalam ajaran Islam, Ummat Muslim disarankan melakukan sebuah amalan puasa pasti ada kebaikan berlimpah yang nantinya akan di dapatkan oleh mereka dari Allah SWT.
Ini juga berlaku untuk puasa idul adha dengan runtutan aturan mulai dari niat puasa hingga selesai. Ada begitu banyak kebaikan yang akan di dapatkan.
Makanya menurut beberapa sumber yang ada, Puasa Idul Adha termasuk dalam sunnah muakad. Sunnah yang sangat dianjurkan untuk para ummat Islam mengamalkan sebelum hari raya Idul Adha.
Riwayat Puasa Idul Adha
Tapi, kenapa begitu ya? Apa alasan mendasarnya? Dalam beberapa sumber yang ada, ternyata di sepanjang waktu sebelum Idul Adha berkumandang, ada beberapa peristiwa penting yang menghiasi.
Seperti:
Nabi Adam AS yang Mendapatkan Ampunan dari Allah SWT
Seperti yang kita tahu dalam sejarah, Nabi Adam AS merupakan manusia pertama yang Allah ciptakan untuk nantinya menjadi cikal bakal para manusia di dunai yang mempunya visi misi melindungi bumi dari beragam tindakan kehancuran.
Namun dalam perjalannya, Nabi Adam AS tergoda dengan hasutan dari Setan yang selalu mengiming-imingkan buah super enak bernama Khuldi. Padahal itu sangat Allah larang untuk Nabi Adam AS makan.
Dari peristiwa itu Nabi Adam akhirnya diturunkan ke Bumi, serta terpisah dari Siti Hawa yang selalu menemaninya.
Organisatoris lain baca ini: Jenis Korupsi, Ciri dan Bentuk
Nah, di bulan Haji pada hari pertama, menjadi saksi Nabi Adam AS mendapatkan ampunan dari Allah SWT atas tindakan tersebut.
Pembebasan Nabi Yunus
Menurut beberapa literatur yang ada, sebelum niat daripada puasa untuk menyambut Idul Adha, hari kedua menjadi momen dimana Nabi Yunus keluar dari perut Ikan Nun.
Ikan yang besarnya seperti paus biasa, namun termasuk ke dalam ikan terbesar di dunia (wujudnya hanya Allah SWT yang tahu) yang mana diperintahkan oleh Allah untuk menyelamatkan Nabi Yunus agar tidak tenggelam di lautan.
Hal tersebut terjadi karena Nabi Yunus meninggalkan Ummatnya yang tidak mau beriman kepada Allah SWT, serta tidak mempercayai adanya azab dari Allah akan datang.
Nabi Yunus sendiri berdakwah selama hampir 33 tahun di daerah Ninawa. Karena ia putus asa, akhirnya Nabi Yunus meninggalkan kaumnya yang mana hal tersebut ternyata jalan yang salah.
Doa Nabi Zakaria Terkabulkan oleh Allah SWT
Dalam sekian tahun lamanya, di kisahkan bahwa ada satu Nabi utusan Allah SWT yang selalu berdoa kepada-Nya untuk bisa mendapatkan segera keturunan.
Akhirnya di hari ketika bulan Dzulhijjah, doa dari Nabi Zakaria AS terkabul oleh Allah SWT.
Kelahiran Nabi Isa AS
Di hari ke 4 bulan Dzulhijjah juga menjadi hari penting. Karena saat itu, Nabi Isa AS lahir ke bumi, tanpa adanya sosok ayah dan hal tersebut adalah atas ridho dari Allah SWT.
Kelahiran tersebut juga menggemparkan orang-orang pada masa tersebut. Mengingat Nabi Isa AS mendapatkan Mu’jizat dari Allah pertama kali, ialah dapat berbicara dengan lancar meski beliau adalah bayi kecil.
Serta diberikan misi untuk berdakwah tentang Agama Kristiani dengan membawa Injil sebagai pedoman hidup ummatnya.
Kelahiran Nabi Musa AS
Begitu juga hari ke 5 yang menjadi penting untuk menjalankan niat dari puasa penyambutan Idul Adha, adalah kelahiran dari Nabi Musa AS ke bumi.
Yang mana memiliki misi untuk berdakwah tentang Agama Allah dengan kitab Taurot sebagai pedoman ummat-nya dalam beragama.
Kemenangan Para Nabi atas Perjuangan Dakwah
Para Nabi Allah di masing-masing mereka memiliki ummat dengan kesulitan masing-masing agar ummat mereka bisa kembali ke jalan Allah SWT.
Dan dalam suatu perjuangan pasti ada titik balik dimana mereka menang dalam misi mereka untuk membawa ummat mereka ke jalan yang diridhoi Allah SWT.
Di hari ke 6, momen tersebut akhirnya terjadi kepada semua Nabi-nabi Allah dalam perjuangan mereka.
Hingga akhirnya pada momen bulan Dzulhijjah semua pintu neraka pun ditutup oleh Allah SWT.
Jenis Puasa Idul Adha
Adapun jenis-jenis puasa Idul Adha yang terkenal dan sangat wajib dilakukan serta harus niat yang benar-benar tertanam di hati kita sebagai Ummat Muslim.
Organisatoris lain juga baca ini: Tradisi Lebaran di Indonesia
Jenis puasa tersebut antara lain:
Puasa Tarwiyah
Menurut beberapa literatur yang ada, kata “Tarwiyah” memiliki arti yakni “menyiapkan persediaan”. Maksudnya adalah puasa ini bertujuan Ummat Islam menyiapkan diri untuk menyambut Idul Adha.
Adapun niat dari puasa Tarwiyah, yaitu:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ لِلهِ تَعَالَى
Artinya:
Saya berniat puasa sunnah Tarwiyah esok hari karena Allah Ta’ala
Puasa Tarwiyah terlaksana pada tanggal 8 Dzulhijjah, yang mana puasa tersebut memiliki beberapa keistimewaan salah satunya ialah terhapusnya dosa-dosa di Tahun lalu yang pernah dilakukan Ummat Muslim.
Puasa Arafah
Selanjutnya ada puasa Arafah. Yang mana beberapa literatur mengatakan puasa tersebut sangat dianjurkan untuk Ummat Islam amalkan.
Karena selain ampunan dosa tahun lalu, dosa di tahun depan juga akan Allah ampunkan. Makanya puasa ini dapat dikatakan setara keutamaannya dengan puasa Ramadhan.
Berikut untuk niatnya:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى
Artinya:
Saya niat puasa sunnah Arafah untuk besok karena Allah Ta’ala
Keutamaan Puasa Idul Adha
Tapi kenapa tidak se-uforia itu ya niat dari puasa di hari sebelum Idul Adha dengan hari raya penting lain dalam Islam?
Padahal ada begitu banyak keutamaan dari Puasa Idul Adha yang sama pentingnya untuk Ummat Muslim bisa meraih keutamaan tersebut.
Ini juga yang bisa menjadi koreksi kita semua sebagai Muslim terutama di Indonesia agar lebih men-spesialkan lagi puasa Idul Adha sebagai tindakan kita dalam mempersiapkan diri menyambut Idul Adha.
Jadi apa keutamaan daripada niat puasa sebelum hari raya Idul Adha?
- Mendapatkan ampunan dosa untuk 1 tahun lalu dan 1 tahun mendatang
- Mendapatkan pahala yang sama dengan puasa di bulan Ramadhan
- Hari pertama puasa setara dengan 1 tahun puasa pahalanya
- 1 malam mendirikan sholat, setara dengan kemuliaan mendirikan sholat di malam Lailatul Qadar
Itulah beberapa keutamaan yang bisa kita dapatkan ketika mulai mengamalkan beberapa amalan baik di Bulan Dzulhijjah.
Kiat dan Cara Puasa Idul Adha yang Benar
Lalu, bagaimana caranya melaksanakan Puasa tersebut dengan penuh khidmat, keberkahan senantiasa berada di sisi kita karena atas ridho-Nya, dan lainnya?
Karena bagaimanapun kita semua tahu, kalau semua kemuliaan terbesar yang ada di bumi sekalipun, hanyalah milik Allah SWT semata.
Organisatoris lain juga baca ini: Tradisi Halal Bi Halal di Indonesia
Maka wajib hukumnya ketika kita ingin mendapatkan suatu kemuliaan dari-Nya walaupun seper-sekian-persen, selalu ada amalan yang harus kita kerjakan dengan khidmat, khusyuk, dan segalanya diniatkan untuk menjadikan diri lebih bertaqwa kepada-Nya, termasuk untuk Puasa Idul Adha.
Apa saja kiat-kiatnya?
Niatkan Sesuai dengan Puasanya
Hal ini berdasarkan atas jenis puasa Idul Adha yang terdiri dari 2 jenis, ialah puasa Tarwiyah dan puasa Arafah.
Keduanya memiliki pelafalan niat yang berbeda serta keutamaan yang berbeda juga ketika di dapatkan. Niatkan diri benar adanya untuk melakukan puasa tersebut agar mendapatkan keutamaan serta kemuliaan dari Allah SWT.
Pelaksanaan yang Runtut
Puasa jenis apapun baik hukumnya sunnah atau pun wajib, punya pelaksanaan yang runtut dengan aturan yang bertujuan agar ummat Muslim lebih displin dalam menghindari apa yang dilarang oleh-Nya.
Aturan secara general ialah melaksanakan puasa dari terbitnya fajar sampai dengan terbenamnya matahari.
Kemudian harus menahan lapar serta haus selama berpuasa. Tak hanya itu, nafsu juga di atur dalam aturan pelasanaan puasa jenis apapun, termasuk untuk Puasa di Bulan Dzulhijjah.
karena pada dasarnya, manusia berpuasa secara tidak langsung sedang di uji dari segi kesabaran, pengolahan emosi, dan mentalnya.
Selalu Ingat Perintah-Nya dan Larangan-Nya
Hal tersebut seperti sudah wajib untuk ummat Muslim dalam beragama di hidupnya. Apa yang di larang menurut-Nya, terkadang sangat menggiurkan bahkan tidak jarang yang akhirnya terjerumus, sulit untuk keluar.
Itulah kenapa Allah sangat melarang keras apa yang tidak Ia suka ketika Ummat Muslim melakukannya. Seperti misalnya perzinahan, pembunuhan, mabuk, dan sebagainya.
Karena sebenarnya, manusia tercipta untuk memiliki satu tujuan. Yakni menyembah kepada-Nya dan selalu taat akan apa yang Allah perintahkan melalui Rosul dan Nabi yang di utus oleh-Nya.
Kesimpulan
Jadi bagaimana pendapat kamu tentang Puasa di Idul Adha lengkap dengan niat yang bisa kita amalkan sebagai ummat Muslim?
Tapi disamping itu juga ada PR yang besar bagi kita, dimana kita harus kembali lagi memberikan aura spesial di puasa Idul Adha.
Karena bagaimanapun Idul Adha juga mempunyai beragam keutamaan yang sangat sayang jika Ummat Muslim melewatkannya, contohnya:
- Dosa tahun lalu dan tahun depan akan diampuni oleh Allah
- Mendapatkan keutamaan yang mulia dan pahala yang sangat banyak, dan lainnya
Jadi, apakah sampai sekarang masih mau membuat puasa Idul Adha itu seperti puasa sunnah pada umumnya saja?
Untuk kamu yang suka dengan pembahasan seperti ini, bisa langsung kunjungi website kita ya!
Sumber: