Zaman Mesolitikum adalah zaman dimana manusia purba mulai mengenal pahatan. Istilah pahatan mesolitikum pun muncul dengan tujuan menunjukkan peradaban yang terjadi di masa itu. Mereka memiliki makna tersendiri pada masanya. Peradaban yang terjadi nampak memiliki unsur-unsur kepercayaan yang kental.
Tika, konsep organisasi – organisasi.co.id
Bentuk Pahatan dan Benda Sakral
Sebelum mendalami pahatan Mesolitikum, sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu sekilas mengenai zaman prasejarah, terutama yang ada di Indonesia.
Zaman prasejarah terbagi atas zaman batu dan logam. Pembagian ini berdasarkan alat-alat yang manusia purba gunakan kala itu. Penamaan zaman batu adalah karena alat-alat yang manusia purba gunakan kala itu adalah batu.
Sebaliknya, jaman logam adalah zaman dimana manusia purba mulai menggunakan peralatan dari bahan logam. Zaman batu inilah yang kemudian terbagi lagi menjadi tiga tahap yaitu zaman Paleolitikum, Mesolitikum, dan Neolitikum.
Sedangkaan pada zaman logam juga mengalami pembagian menjadi zaman tembaga, perunggu, dan besi.
Zaman Paleolitikum
Terkenal debagai zaman batu tua, setiap zaman tentu memiliki sejarah yang berbeda. Pada zaman ini manusia masih jauh dari peradaban. Kehidupan mereka sangat bergantung pada bagaimana mereka mampu mengumpulkan makanan.
Alat-alat yang mereka gunakan juga masih berasal dari batu serta bentuk pahatan yang kasar. Mereka berburu dan mencari buah-buahan menggunakan alat-alat mereka yang besar.
Belum ada pembagian tugas pada masa ini. Baik pria maupun wanita semua fokus pada pengumpulan makanan.
Peradaban merekalambat laun mendapat pengaruh dari daratan Asia. Sebab itulah peradaban mereka semakin lama semakin membaik dan menuju zaman Mesolitikum.
Zaman Mesolitikum
Pada zaman ini manusia memasuki masa peralihan dari zaman Paleolitikum menuju zaman Neolitikum. Pahatan Mesolitikum cenderung lebih halus dan juga tajam.
Mereka memang masih menggunakan batu untuk beraktifitas.
Zaman Neolitikum
Waktu demi waktu peradaban semakin berkembang. Saat inilah manusia menjadi lebih maju dalam hal pengolahan bahan makanan terasuk juga cara memproduksi makanan sendiri. Mereka juga telah mengenal kepercayaan.
Sejarah Singkat Keyakinan Zaman Mesolitikum
Beberapa hal akan membuat kita mengetahui secara rinci mengenai zaman Mesolitikum. Kita dapat melihatnya melalui aspek di bawah ini:
1. Mempunyai tempat tinggal agak tetap
Jika pada masa paleolitikum manusia purba masih bertahan hidup dengan berpindah-pindah tempat, di masa ini mereka telah hidup agak menetap.
Sebelumnya mereka hanya akan menempati tempat yang memiliki banyak makanan. Namun di masa Mesolitikum mereka mulai menetap di suatu daerah sekalipun tidak lama.
Memang mereka masih harus berpindah dan itulah sebabnya mereka membangun tempat tinggal sementara atau semi permanen.
Mereka akan memilih tempat tinggal yang dekat dengan pantai karena itu menjadi sumber air dan makanan mereka.
2. Mampu membuat kerajinan
Mereka mulai dapat berkreasi untuk membuat kerajinan dari tanah liat. Ketika di masa sebelumnya manusia purba akan cenderung menggunakan alat-alat dari batu dan tulang hewan, pada masa ini mereka memulai untuk membuat gerabah.
Hal itu karena mereka mulai hidup semi permanen. Bahkan mereka juga sudah lebih tenang menghadapi kehidupan karena mulai memahami kondisi alam.
Kerajinan yang mereka buat adalah dengan cara memilin serta menumpuk tanah liat menggunakan tangan mereka. Pada tahap akhir mereka akan membakarnya.
Cara ini telah nampak membuktikan bahwa pada masa ini telah terdapat kemajuan peradaban. Mereka juga telah mampu membuat perhiasan berupa cincin yang terbuat dari batu.
3. Bercocok tanam
Dulu pada masa paleolitikum, manusia purba hanya akan mengumpulkan makanan. Mereka hanya akan mencari makanan yang siap makan tanpa perlu melakukan pengolahan lagi.
Pada masa Mesolitikum mereka mencoba melakukan cocok tanam demi memenuhi kebutuhan makanan mereka. Akan tetapi mereka masih belum meninggalkan cara memperoleh makanan melalui pengumpulan makanan.
Bahkan cocok tanam pun mereka lakukan dengan peralatan yang sangat sederhana. akan tetapi hal ini telah membuktikan adanya kemajuan peradaban yang cukup luar biasa.
4. Mempunyai kebudayaan
Inilah yang menjadi inti dari sejarah pada masa Mesolitikum. Adanya beberapa peninggalan benar-benar membuktikan bahwa ada kebudayaan di masa ini.
Beberapa kebudayaan tersebut adalah:
Kebudayaan Bacson-Hoabinh
Kebudayaan ini dapat kita temukan di beberapa gua yang berada di Sumatera Timur, Indo-china, Malaka, dan Siam. hasil kebudayaannya berupa alat-alat yang terbuat dari jenis batu kali. Tidak hanya itu, kebudayaan ini juga berupa penguburan terhadap orang yang sudah meninggal.
Mereka akan dikubur di gua atau di bukit kerang. Mereka yang masih hidup akan memberikan cat merah kepada mayat dengan tujuan mengembalikan hidup mereka pada kaum yang masih hidup, namun unsur kebudayaan ini hanya banyak terdapat di wilayah Medan hingga Aceh.
Terdapat dua jenis pembagian terhadap kebudayaan ini yaitu Pebble dan Flakes. Peble adalah kebudayaan berupa alat-alat dari tulang. Ia masuk ke Indonesia melalui jalur barat.
Adapun kebudayaan Flakes masuk melalui jalur timur. Keduanya memiliki perbedaan dalam hal penguburan dan juga beberapa jenis kebudayaan lainnya.
Kebudayaan toala
Kebudayaan ini memiliki ciri-ciri berupa alat-alat bebatuan yang terbuat dari sejenis api. Perlakuan terhadap mayat juga menjadi pokok bahasan pada kebudayaan ini. Mayat akan terkubur di gua namun tulang-tulangnya menjadi hak ahli waris. Biasanya tulang ini akan menjadi kalung bagi wanita.
Tidak sedikit juga yang menjadikannya cincin. Namun pada akhirnya perhiasan ini akan mereka bawa hingga mati.
Kebudayaan Tulang Sampung
Tidak hanya terbuat dari batu, namun juga ada alat-alat yang terbuat dari tulang. Hal ini banyak terdapat di Gua Lawa yang berada di Sampung, Ponorogo.
Kebudayaan ini bernama kebudayaan Tulang Sampung karena memang sebagian besar berada di wilayah Sampung. Salah satu peneliti dalam hal ini adalah Van Stein Callenfeis.
Organisatoris baca: Sejarah Pertanian Organik: 4 Pola Penanaman
5 Daftar Karya Pahatan Zaman Mesolitikum
Begitu banyak hasil pahatan yang menjadi ciri khas zaman ini. Adapun mereka adalah:
a. Kjokkenmodinger
Benda ini adalah bentuk kebudayaan yang berupa sampah dapur. Nampak seperti pahatan, namun ini hanyalah sampah dapur yang menumpuk. Manusia mulai bercocok tanam secara sederhana dan kita dapat melihatnya di sepanjanh timur Pulau Sumatera.
Tumpukan kerang serta bekicot juga nampak di sini. Bahkan tingginya dapat mencapai tujuh meter. Uniknya, kjokkenmodinger hanya ada di tepi pantai.
b. Kapak genggam Sumatera
Di tempat yang sama dengan adanya Kjokkenmodinger, peneliti menemukan kapak yang terbuat dari batu kali. Bagian ujung kapak ini tajam. Gunanya adalah untuk memecah kerang.
c. Hachecourt
Adalah kapak pendek yang terbuat dari batu kali. jenisnya masih sama dengan kapak Sumatera. Hanya saja jenis ini lebih pendek.
d. Alu dan Lesung
Nama lainnya adalah pipiisan. Gunanya adalah untuk menggiling makanan. tidak hanya itu, ia juga berfungsi untuk menghaluskan cat merah. Cat tersebut berfungsi dalam ritual-ritual keagamaan.
e. Pisau Batu
Tidak hanya mampu membuat kapak, namun manusia purba jaman itu juga pandai membuat pisau dari batu. Bentuk pisau tersebut tidaklah sebesar kapak. Mereka menggunakannya hanya untuk menjaga diri.
Benda yang Dianggap Sakral Zaman Mesolitikum
Umumnya masyarakat Indoensia akan menganggap apapun yang memiliki nilai bersejarah sebagai hal-hal yang sakral. Demikian pula dengan peninggalan dari zaman Mesolitikum.
Contoh saja yang umum di masyarakat adalah keris. Peninggalan kerajaan-kerajaan tertentu akan memiliki nilai sakral. Banyak yang percaya bahwa terdapat “penunggu” dalam benda-benda bersejarah.
Di zaman Mesolitikum, terdapat beberapa benda yang dianggap sakral:
a. Abris Sous Roche
Merupakan sebuah gua. Bentuknya seperti ceruk karang. Di tempat inilah manusia purba tinggal di zaman Meoslitikum. Kita dapat menemukannya di Goa Lawu, Ponorogo, Lamacong, rote, dan Timor.
Di dalam gua ini juga terdapat beberapa jenis kapak yang terbuat dari tulang. Mereka adalah kapak pendek dan kapak Sumatera.
b. Lukisan gua
Manusia purba zaman Mesolitikum hidup di gua dan mereka akan membuat lukisan sebagai ritual kepercayaan. Mereka menggambar upacara meminta hujan, upacara inisial, hingga upacara ksuburan.
Tidak hanya itu, mereka juga menggambarkan peristiwa-peristiwa penting di sekitar mereka. Kita dapat menemukannya di wilayah Papua. Roder dan Galis adalah orang yang meneliti mengenai ini.
Bahkan manusia purba kala itu telah menggunakan beberapa teknik pewarnaan seperti hitam, merah, dan putih.
c. Manusia Homo Sapiens
Manusia purba pada zaman mesolitikum lebih cerdas dari sebelumnya. Mereka termasuk dalam jenis Homo Sapiens. Kecerdasan ini nampak dari kebudayaan yang ada dan terus berkembang. Mereka telah melakukan pembagian tugas.
Laki-laki akan bertugas mengumpulkan mankanan dan wanita akan menetap di rumah untuk membuat kerajinan beserta menjaga anak-anak mereka.
Adapun kerajinan merea adalah berupa anyaman. Kita dapat melihat fosil mereka di daerah Pacitan.
d. Perhiasan dan Kapak
Kemajuan peradaban mereka nampak dari adanya kepercayaan. Namun untuk melakukan ritual-ritual kepercayaan, mereka membutuhkan beberapa peralatan.
Kepercayaan mereka akan tertuang dalam lukisan-lukisan di gua. Mereka percaya jika nenek moyang mereka memiliki kekuatan magis yang dapat mereka gunakan menolak roh jahat.
Proses pemakaman memiliki makna bahwa akan ada kehidupan baru di alam baka. Sebab itulah mereka akan menyertakan perhiasan dan kapak kepada jenazah. Kita dapat menemukannya di Gua Lawa, sampang.
organisatoris baca: Zaman Mesolitikum
Penutup
Pahatan Mesolitikum terdiri atas berbagai macam benda yang memiliki makna di dalamnya. Benda-benda tersebut menjadi benda sakral dan kita temukan di gua-gua atau di dekat jenazah manusia purba.
Inilah sebuah bukti jika pada masa Mesolitikum manusia telah mengenal kebudayaan dan kepercayaan. Bahkan pahatan-pahatan tersebut juga menjadi alat bagi mereka untuk mencari makanan atau bercocok tanam.
Uniknya tidak sedikit dari mereka yang menggunakan tulang belulang leluhurnya sebagai perhiasan. Tujuan dari perhiasan itu tidak hanya untuk mempercantik penampilan namun juga untuk menghindari mereka dari pengaruh roh jahat.
Sangat penting untuk mempelajari sejarah. Dengan perkembangan sejarah, manusia menjadi tau dan mampu mengembangkan kebudayaan ke arah lebih baik.
Mencintai sejarah artinya membuat kita hidup lebih lama dan seolah menjadi time traveler. Jadi jangan mencoba melupakan sejarah.
Semoga artikel ini bermanfaat.