Resmi dan Non Resmi, dua kata serapan yang ternyata memiliki formulasi dan susunan berbeda. Seperti apa? Mari kita kupas tuntas semuanya di sini! Komunikasi
Resmi dan non resmi, satu konteks yang bisa kita nobatkan kepada beragam hal baik benda, peristiwa, dan sebagainya.
Yang mana kedua kata tersebut ketika digunakan sebagai penyambung atau pun sebagai konteks, akan menimbulkan banyak reaksi dari beragam pihak.
Namun, bagaimana dari segi konsep lebih dalamnya tentang dua kata tersebut serta beberapa kata lain yang berkaitan dengan resmi maupun non resmi?
- Formal dan Tidak Formal dalam Pengertian
Arti Kata Resmi dan Tidak Resmi- Perbedaan antara Resmi dan Tidak Resmi
- Contoh Pendidikan Resmi dan Tidak Resmi (non formal)
- Contoh Undangan Formal dan Non Formal
- Surat Resmi dan Tidak Resmi
- Organisasi Resmi dan Tidak Resmi
- Syarat Organisasi Resmi
- Resiko mendirikan organisasi tidak Resmi
- Kesimpulan
Formal dan Tidak Formal dalam Pengertian
Pertama formal dan tidak formal. Di mana dalam beberapa konteks keduanya kerap tersandingkan dengan beberapa peristiwa yang terjadi, seperti menjadi suatu konteks.
Dan menurut beberapa sumber yang ada, Formal merupakan satu kata yang menunjukan terkait peristiwa yang resmi, di datangkan oleh beberapa pihak yang memiliki jabatan penting, atau penyambutan terkait suatu peristiwa penting juga,
Pun untuk jenis instansi yang juga kata ini sering terpakai. Di mana memberikan konteks bahwa instansi tersebut memang valid, ada, dan beroperasi selayaknya peraturan yang berlaku.
Contohnya seperti sekolah Negeri dengan taraf dasar, menengah, hingga atas dan Perguruan Tinggi. Sementara Tidak Formal itu kebalikannya.
Dalam konteks resmi dan tidak resmi, kata Non / tidak Formal adalah kata yang memberikan arti bahwa peristiwa yang terselenggara memang tidak dalam konteks yang begitu penting atau di hadiri oleh beberapa pejabat penting.
Atau pun suatu perkumpulan yang memang eksis namun tidak mendapatkan perlindungan dari hukum karena mereka memang ada atas dasar diri sendiri dan keinginan mereka untuk membuat suatu perubahan.
Ada begitu banyak jenis instansi atau pun perkumpulan yang berbasis non formal serta masih eksis sampai sekarang.
Biasanya mereka memiliki visi misi tersendiri, dengan struktur organisasi yang terbentuk atas dasar musyawarah anggota dan pihak yang berkaitan.
Arti Kata Resmi dan Tidak Resmi
Lalu, apa konsep dari kata “Resmi” dan “Tidak / Non Resmi” sendiri? Kedua hal ini bisa digunakan untuk beberapa konteks.
Yang mana nantinya akan memberikan arti lain jika menggunakan dua kata tersebut. Berikut untuk listnya:
- Untuk Instansi
Hampir sama dengan sebelumnya. Dan untuk instansi basis “resmi” adalah perkumpulan yang memang sengaja terbentuk atas dasar permusyawaratan dari beberapa pihak dengan jabatan penting untuk kepentingan bersama dan orang banyak.
Contohnya seperti instansi KPK, Badan Perlindungan anak dan perempuan, dan sebagainya.
Sedangkan untuk “Tidak Resmi” Biasanya memiliki kekuatan hukum namun tidak sekuat itu. Mereka eksis atas dasar keinginan untuk suatu perubahan, dan sebagainya.
Contohnya Organisasi HMI, PMII, dan sebagainya. - Konteks Acara
Biasanya untuk Acara identik dengan dihadiri beberapa pihak yang terbilang penting dan memiliki tempat khusus dalam acara tersebut.
Contohnya seperti Acara Resmi Pidato Presiden, Penobatan atau pengangkatan jabatan seseorang, dan sebagainya.
Sementara yang tidak resmi biasanya dihadiri oleh beberapa orang saja, dengan mengundang pihak penting setempat. Contohnya seperti rapat RW/RT, Arisan dari ibu-ibu komplek, dan sebagainya. - Suatu Benda
Untuk konteks suatu benda, biasa resmi dan tidak resmi terlihat di beberapa seperti surat misalnya. Biasanya juga tergantung dari konteks dan pengirimnya.
Dan biasanya ada KOP surat yang menjadi identitas dari instansi atau perkumpulan resmi. Biasanya dapat bentuk perintah, anjuran, dan sebagainya.
Berbeda dengan surat tidak resmi, yang mana bisa siapa saja mengirimkan sesuatu dalam bentuk surat biasa dan konteksnya juga bisa lebih luas.
Perbedaan antara Resmi dan Tidak Resmi
Untuk lebih jelasnya, mari kita bedakan menjadi “Perbedaan” antara resmi dan tidak resmi dalam beberapa aspek.
Dan pasti biasanya menjadi patokan beberapa orang, ketika menamai sesuatu sudah pasti itu suatu benda atau apapun itu yang berbau resmi serta tidak atau non resmi.
- Benda (surat, dll)
Agar mengerti bahwa itu surat resmi maupun tidak resmi, biasanya terdapat identitas dalam surat berbentuk “Kop Surat”.
Yang mana di dalamnya terdapat suatu identitas perkumpulan atau organisasi tertentu yang mungkin sudah terkenal di kalangan sekitar dengan bentuk logo.
Berbeda dengan tidak resmi yang identitasnya hanya berupa pengirim siapa dan untuk siapa yang menerima surat tersebut. - Organisasi atau Perkumpulan
Kedua ada terkait perkumpulan atau organisasi. Biasanya organisasi yang resmi, adalah mereka yang telah mendapatkan pengakuan orang banyak serta mendapatkan perlindungan hukum yang cukup kuat, serta legalitas mereka yang sudah tidak di ragukan lagi.
Hal ini sangat bertolak belakang dengan organisasi yang tidak resmi. Dimana mereka masih bisa eksis, beroperasi seperti biasanya. Namun untuk kekuatan hukum mereka belum mendapatkannya.
Pun dengan ketika mereka akan melakukan suatu kegiatan. Mau tidak mau mereka harus mencari sendiri dana yang akan menjadi modal operasional mereka. - Sebuah Acara
Terakhir adalah pada acara tertentu. Pada aspek ini juga berbeda. Di mana ketika acara di katakan resmi, biasanya akan menghadirkan beberapa pihak yang terbilang penting baik dalam taraf daerah, maupun suatu Negara.
Juga untuk acara yang di adakan biasanya bersifat penting, sehingga orang-orang yang menghadiri (menjadi bagian dari tamu) akan menggunakan pakaian yang rapih, dan sebagainya.
Itulah beberapa perbedaan dari beberapa aspek yang kerap kita jumpai dalam beragam kegiatan sehari-hari kita.
Contoh Pendidikan Resmi dan Tidak Resmi (non formal)
Apakah ada yang lain selain dari ketiga hal tersebut? Jawabannya ada, yakni dari aspek Pendidikan. Namun biasanya bukan tidak resmi, melainkan Non formal. Benar, Formal dan Non Formal.
Keduanya sama-sama memiliki perlindungan hukum yang tidak beda jauh, pun dengan kualitas yang diberikan.
Hanya saja mereka berbeda dari segi pembiayaan. Yang mana untuk sekolah Formal masih mendapatkan “sokongan” dari Pemerintah.
Sehingga ada beberapa aspek pembiayaan yang bisa tercover dengan baik, serta meringankan dari segi biaya Pendidikan Orang tua.
Berbeda dengan Non Formal yang mana untuk “sokongan” biaya harus mencari sendiri dan membutuhkan bantuan dari beberapa pihak yang memang dapat membantu mereka.
Juga untuk Pendidikan Non Formal lebih variatif, dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Tidak seperti Formal yang mana memang sudah memiliki aturan tersendiri.
Contoh Undangan Formal dan Non Formal
Lalu bagaimana dengan contoh seperti undangan misalnya? Perlu kita ketahui terlebih dahulu, bahwasannya untuk Undangan Formal atau resmi ada tujuan tertentu yang biasanya berkaitan dengan peristiwa genting, atau menghadiri sebuah acara penting lainnya.
Hal tersebut juga bertolak belakang dengan jenis undangan resmi. Yang mana untuk Non resmi cenderung lebih kepada pemberian suatu peristiwa bahagia.
Yang mana ditujukan kepada beberapa orang yang dianggap penting dalam hidup mereka, atau memiliki andil dalam setiap hidup yang mereka jalani.
Jadi, bagaimana contoh dari keduanya?
Contoh undangan resmi
Undangan yang Non resmi
Surat Resmi dan Tidak Resmi
Seperti yang sudah kita singgung sebelumnya bahwa surat resmi adalah surat yang memiliki identitas jelas dengan pengirim menggunakan kop surat berlogo perkumpulan atau organisasinya.
Biasanya langsung ditujukan kepada pihak tertentu untuk melaksanakan perintah yang menjadi mandat, dan sebagainya.
Surat resmi juga memiliki isian yang singkat, padat, dan jelas. Hal ini terpengaruhi oleh teknik pemilihan kata yang efektif, sehingga siapa saja dapat memahaminya dengan cepat.
Berbeda dengan surat Non resmi, yang mana biasanya menggunakan bahasa yang lebih simpel, serta tidak sepadat ketimbang yang sebelumnya.
Biasanya ditujukan kepada pihak yang mereka kehendaki, tanpa perlu adanya kop surat, atau bahkan identitas kuat dari pengirimnya.
Berikut untuk contoh surat resmi dan tidak resmi:
Organisasi Resmi dan Tidak Resmi
Lalu ada organisasi atau perkumpulan. Yang mana juga mendapatkan kata serapan sebagai status yakni resmi dan tidak resmi.
Keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Seperti misalnya untuk Organisasi resmi, mereka harus mengikuti beberapa aturan ketika akan membuat suatu perkumpulan.
Aturan yang di ikuti pun juga sudah ada standarnya dari Pemerintah, sehingga ketika ada hal negatif menyenggol mereka, perkumpulan tersebut bisa mendapatkan perlindungan hukum guna menjaga keeksistensiannya.
Berbeda hal nya dengan non formal atau non resmi. Yang mana untuk skala perlindungan hukum tidak terlalu kuat.
Begitu juga dengan segi dana, yang terkadang juga terbatas untuk melakukan beberapa kegiatan yang sudah tercanangkan.
Tidak heran biasanya mereka akan meminta kepada instansi terkait, atau melakukan beberapa kegiatan lain yang dapat menghasilkan uang untuk perputaran operasional organisasi.
Syarat Organisasi Resmi
Adapun syarat susunan membuat Organisasi resmi. Yang mana beberapa poin ini wajib ada dan terpenuhi, sehingga dapat terakui bahwa Organisasi yang terbentuk memang benar adanya serta eksis di dalam masyarakat.
Lalu, apa saja syaratnya? :
- Memiliki akta pendirian Organisasi yang mana tertanda tangan oleh notaris dengan di dalamnya ada AD & ART
- Mempunyai program kerja yang jelas
- Adanya sumber pendanaan yang pasti
- Mempunyai surat domisili
- Harus ada NPWP yang beratas namakan Organisasi terkait
- Lalu memiliki surat pernyataan bahwasannya tidak sedang dalam sengketa / perkara peradilan.
Dan diharapkan sebelum maju untuk meresmikan Organisasi yang terbentuk, kamu harus memenuhi beberapa syarat tadi.
Resiko mendirikan organisasi tidak Resmi
Ta[i bagaimana jadinya ketika Organisasi yang terbentuk ternyata berada pada kategori tidak resmi? apakah ada resiko yang akan menjadi tanggungan?
Meski tidak di pungkiri ada beragam Organisasi yang sebenarnya baik dan sangat berdampak bagi kehidupan manusia, namun karena tidak resmi biasanya mereka akan di terpa beberapa kendala atau resiko, seperti:
- Tidak diakui secara hukum terkait kelegalitasan Organisasi
- Memiliki pendanaan yang kadang seadanya
- Butuh action lebih ketika akan melakukan kegiatan tertentu untuk organisasi
- Program kerja kadang menjadi tidak begitu jelas
- Tidak mendapatkan support yang kuat dalam masalah perlindungan hukum.
Itulah beberapa resiko mengenai Organisasi yang tidak resmi yang dapat menjadi referensi kamu.
Kesimpulan
Itulah beberapa pembahasan terkait Resmi dan Non Resmi. Yang mana ada begitu banyak perbedaan terkait keduanya.
Pun dengan beberapa konteks, susunan, dan aturan yang ada. Jadi mau tidak mau kita tidak boleh sampai salah dalam memahaminya.
Pun dengan beberapa syarat dari membentuk organisasi resmi. Yang mana juga terdapat poin penting dalam pembentukannya. Serta bisa diharapkan ketika membuat organisasi, setidaknya ada poin yang bisa memberikan perlindungan hukum ketika suatu hal menimpa kepada salah satu anggota, atau perkumpulan itu sendiri
Untuk kamu yang juga suka dengan beberapa pembahasan seperti ini, bisa langsung mampir ke website kita ya.
sumber: