Berakhirnya masa prasejarah ditandai dengan ditemukannya prasasti yupa di Kalimantan. Memangnya sebelum kenal tulisan, kehidupan manusia seperti apa ya? ~Konsep Organisasi
Aprilia Dwi Lestari
Berdasarkan sejarah manusia, kehidupannya di bagi menjadi dua periodesasi yaitu zaman pra sejarah dan zaman sejarah. Keduanya di bedakan berdasarkan sebelum dan sesudah mengenal tulisan sebagai alat komunikasi.
Masa prasejarah sendiri atau sering di sebut juga dengan praaksara. Sebab masa ini merupakan masa di mana manusia masih di kehidupan purba yang belum kenal tulisan.
Ternyata masa ini masih menyisahkan bukti nyata untuk pembelajaran bersama loh.
Apa saja peninggalan masa prasejarah yang masih eksis saat ini? Bagaimana awal adanya masa prasejarah di Indonesia ini? Berakhirnya masa prasejarah ditandai dengan apa?
Untuk menjawab berbagai pertanyaan tersebut. Simak artikel ini hingga akhir ya.
Peninggalan Masa Prasejarah yang Dikenal
Zaman prasejarah atau zaman praaksara juga di kenal sering di sebut dengan zaman nirleka. Yaitu nir artinya tidak sementara leka artinya tulisan. Kata ini merupakan Bahasa sansekerta.
Masa prasejarah sendiri telah di mulai sejak pembentukan bumi hingga hadirnya manusia. Oleh karenanya bisa di katakan pula zaman purba.
Masa prasejarah ini juga memiliki ciri khas kehidupan seperti nomaden (hidup berpindah-pindah), alat yang di gunakan sederhana, keseharian mencari makanannya dengan berburu dan juga meramu.
Masa prakaksara ini merupakan masa di mana saat itu manusia belum mengenal tulisan sama sekali. Sehingga tidak adanya bukti-bukti tulisan yang di temukan dari masa ini.
Melainkan beberapa buktinya justru terwujud dalam artefak.
Artefak sendiri merupakan benda atau alat dari hasil kebudayaan manusia. Artefak pada masa ini ada yang dari batu, perunggu, tanah liat.
Berikut ini kumpulan artefak yang sebelum berakhirnya masa prasejarah di tandai dengan penemuan tulisan.
Kapak Genggam/ Kapak Berimbas
Yaitu merupakan batu yang di bentuk sedemikian rupa jadi menyerupai kapak. Beberapa sisinya masih kasar sedangkan sisi lainnya tajam.
Meskipun penggunaannya dengan cara di genggam namun kapaknya masih normalnya batu yang belum memiliki tangkai untuk pegangan.
Kapak ini telah di temukan dari berbagai daerah seperti di Trunyan Bali, Cabbenge Sulawesi Selatan, Kalianda Lampung, Lahat Sumatera Selatan, dan Awangbangkal Kalimantan Selatan.
Alat Serpih
Merupakan batu pecahan sisa dari pembuatan kapak genggam yang juga di buat menjadi tajam. Alat serpih ini berfungsi sebagai penyerut, gurdi, penusuk dan juga pisau.
Alat serpih sendiri telah di temukan di Sangiran dan Ngandong di lembah Sungai Bengawan Solo, Mengeruda di Flores Nusa Tenggara Timur, dan Gombong di Jawa Tengah, Lahat, Cabbenge.
Organisatoris lain juga baca ini: ketahui tentang arti paguyuban
Sumatralith
Sumatralith merupakan Kapak Genggam Sumatera. Bedanya di teknik pembuatan yang lebih halus daripada kapak perimbas. Bagian tajamnya juga sudah di kedua sisi.
Sedangkan cara penggunaan juga masih di genggam.
Kapak Sumatralith dit emukan di Binjai Sumatera Utara dan juga di Lhokseumawe Aceh
Kapak Pebble
Jenis tersebut juga merupakan kapak Sumatera. Bedanya kapak ini berbentuk bulat yang pembuatannya dari batu kali yang di belah dua
Beliung Persegi
Beliung persegi merupakan alat berbentuk persegi empat dengan permukaan memanjang. Pada seluruh permukaan alatnya telah di gosok halus.
Sedangkan pada sisi pangkal di ikat pada tangkai dan sisi depan yang di asah sampai tajam sehingga sudah mulai menyerupakai alat potong masa kini.
Beliung persegi ini juga ada yang di buat berukuran besar. Sehingga dapat berfungsi sebagai cangkul di masa itu. Sedangkan yang berukuran kecil fungsinya sebagai alat ukir atau pahat di rumah.
Beliung persegi telah di temukan di Bali, Sumatera, Lombok, Jawa, dan Sulawesi.
Kapak Lonjong
Kapak lonjong merupakan alat bentuknya lonjong, biasanya di gunakan untuk memotong kayu dan juga berburu.
Seluruh permukaannya telah di gosok halus. Sisi pangkalnya di buat agak runcing dan di ikat pada tangkai sebagai pegangan. Sisi depannya lebih melebar dan di buat sampai tajam sebagai pisau utama.
Kapak lonjong ini telah di temukan di Maluku, Papua, Sulawesi, Tanimbar, dan Flores.
Batu Pipisan
Batu pipisan merupakan alat yang di gunakan untuk menghaluskan biji-bijian dan berbagai ramuan tumbuhan di masa purba.
Mata Panah
Mata panah merupakan alat berburu yang sangat penting di masa itu. Peninggalan ini sendiri di buat bergerigi. Biasanya di gunakan untuk berburu serta menangkap ikan.
Alat ini telah di temukan di berbagai gua di Indonesia seperti di Gua Tomatoa Kacicang, Gua Saripa, Gua Cakondo di Sulawesi Selatan dan di Gua Lawa, Gua Petpuruh, Gua Gede di Jawa Timur
Alat dari Tanah Liat
Salah satu contoh artefak dari tanah liat antara lain yaitu gerabah. Alat ini di buat secara sederhana dari tanah liat tapi dari segi fungsi cukup beragam di masa nya.
Bahkan alat ini di buat dengan teknik yang lebih maju pada masa perundagian.
Abris Sous Roche
Merupakan goa-goa yang dulunya di gunakan manusia purba sebagai tempat tinggal dan kehidupan nomadennya.
Kjokkenmoddinger
Kjokkenmoddinger merupakan peninggalan kuno dari zaman Mesolitikum yang asalnya dari bahasa Denmark. Kjokken memiliki artit dapur, sedangkan modding artinya sampah.
Bangunan Megalitik
Megalitik merupakan bangunan yang pembuatannya dari batu besar. Bangunan ini di buat untuk keperluan kepercayaan seperti penyembahan pada nenek moyang.
Dolmen
Peninggalan tersebut merupakan meja batu yang di gunakan oleh manusia pada masa lampau untuk menaruh sesaji yang di persembahkan kepada roh nenek moyang.
Dolmen di temukan di Pasemah, Sumatera Selatan, di Bondowoso dan Merawan, Jawa Timur.
Waruga
Waruga yaitu bentuk kuburan kuno di zaman dulu yang berasal dari dua batu berbentuk segitiga dan kotak.
Selain itu, ada pula berbagai peninggalan seni rupa di masa prasejarah, seperti gerabah, kriya batu, dan lukisan dinding gua.
Organisatoris lain juga baca ini: negara bersistem monarki menyengsarakan kah?
Awal Adanya Masa Prasejarah di Indonesia
Masa prasejarah di Indonesia diperkirakan telah dimulai sekitar 2 juta tahun yang lalu hingga berakhirnya masa prasejarah di Indonesia ini ditandai dengan penemuan beberapa tulisan prasasti.
Zaman prasejarah di Indonesia terbagi menjadi beberapa zaman, yaitu: zaman batu (zaman batu tua, zaman batu madya, dan zaman batu muda) serta zaman logam (yaitu zaman logam perunggu dan zaman logam besi).
Zaman Batu
Era batu merupakan masa manusia purba yang berlangsung dengan menciptakan peralatan dari batu untuk memenuhi dan memudahkan kebutuhan hidup hariannya.
Tidak hanya batu, ternyata ada beberapa alat lain yang di manfaatkan, seperti tulang kayu, dan benda lain yang digunakan sebagai alat potong dan juga senjata.
Zaman batu inipun masih di bagi menjadi tiga periode masa, yaitu:
Zaman Batu Tua (Paleolitikum)
Jaman batu tua (paleolitikum) di tandai dengan munculnya manusia purba yang menggunakan peralatan dari batu. Pada zaman ini, manusia hidupnya masih dengan cara berpindah-pindah tempat atau nomaden.
Berburu dan meramu menjadi salah satu cara.untuk bertahan hidup oleh manusia pada zaman ini.
Sebelum berakhirnya masa prasejarah di Indonesia ditandai dengan peninggalan dari paleolitikum yaitu adanya kapak genggam dan flakes. Alat ini biasa di gunakan untuk mengupas makanan.
Zaman batu madya (Meolitikum)
Zaman batu madya (Meolithikum) merupakan masa ketika manusia mulai mengenal sistem bercocok tanam.
Selain itu, pada masa ini, manusia juga membuat timbunan sampah dapur yang disebut Kjokkenmodinger.
Ada juga beberapa peninggalan lain seperti kapak pendek dan abris sous roche (gua tempat tinggal manusia purba).
Zaman Batu Muda (Neolithikum)
Zaman batu muda (Neolithikum) merupakan masa ketika manusia mulai berkembang dengan cara beternak selain sebelumnya sudah bercocok tanam.
Pada masa ini, peradaban manusia juga sudah mulai berkembang dengan membangun berbagai tempat tinggal untuk menetap. Meskipun beberapa masih musiman, namun juga mulai ada yang secara permanen.
Manusia di era ini juga sudah banyak mengalami perkembangan pada kebudayaannya. Salah satunya seperti mengenal leluhur dan melakukan persembahan.
Sebelum berakhirnya masa prasejarah di Indonesia ini ditandai dengan peninggalan di masa batu muda berupa kapak lonjong, kapak persegi, kapak batu, serta berbagai macam perhiasan seperti kalung, gelang, dan tembikar.
Zaman Logam (Zaman Perundagian)
Zaman Logam atau sering di sebut juga masa perundagian yaitu zaman ketika manusia mulai mampu membuat peralatan dari logam untuk menunjang kegiatan hariannya.
Di Indonesia sendiri, zaman logam ini di bedakan ke dalam dua periodesasi yaitu zaman perunggu dan zaman besi sebagaimana penjelasan berikut.
Zaman Logam Perunggu
Zaman Perunggu merupakan istilah zaman saat manusia mulai mengetahui teknik peleburan tembaga dan timah. Kemudian mulai memadukan kedua jenis logam tersebut menjadi perunggu.
Pada masa ini, manusia juga mulai pandai dalam mengabadikan ingatan menjadi bentuk keterangan tertentu meski bukan berupa tulisan.
Zaman Logam Besi
Pada zaman besi ditandai dengan manusia yang mulai memanfaatkan besi sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidup, sehingga hal ini juga menjadi tanda menjelang berakhirnya masa prasejarah.
Selain itu, pada masa ini juga terjadi perubahan gaya bercocok tanam, perubahan tentang kepercayaan agama, dan semakin bervariasinya gaya seni.
Sehingga pada masa ini, menghasilkan kebudayaan manusia seperti mata tombak, kapak, cangkul, dan pisau.
Organisatoris lain juga baca ini: pidato singkat 3 paragraf tema pendidikan
Tanda Berakhirnya Masa Prasejarah
Berakhirnya masa prasejarah di setiap negara berbeda-beda, tergantung peradaban negara tersebut. Termasuk tanda dan peninggalannya.
Sebagai contoh, Negara Mesir mengakhiri zaman praaksara sekitar tahun 3000 SM tapi Indonesia baru di abad ke-5 M.
Nah, tentu kamu jadi penasaran bukan, berakhirnya masa prasejarah di Indonesia ini ditandai dengan apa?
Berakhirnya masa prasejarah di Indonesia ditandai dengan adanya penemuan tujuh prasasti Yupa di Kalimantan Timur. Yang mana ini artinya menjadi babak baru manusia di wilayah nusantara mulai mengenal tulisan.
Prasasti Yupa sendiri merupakan peninggalan dari Kerajaan Kutai yaitu di perkirakan sekitar tahun 350-400an Masehi oleh para ahli.
Peninggalan tersebut di tulis dengan Bahasa Sanskerta dari susunan huruf Pallawa.
Prasasti Yupa pun akhirnya menjadi bukti tertua bahwa masyarakat Indonesia sudah mengenal tulisan atau meninggalkan masa buta aksara sejak itu.
Ketujuh prasasti Yupa yang di temukan tidak dalam waktu yang sama. Empat prasasti awal di temukan pada tahun 1879, sedangkan tiga prasasti sisanya pada tahun 1940.
Adapun fungsi Prasasti Yupa sendiri yaitu untuk mengikat hewan kurban yang di persembahkan untuk para dewa. Mengingat bentuknya seperti tiang batu.
Meskipun tidak semua tulisan yang tertera pada Prasasti Yupa dapat di baca (mengingat sebagian sudah aus), namun tetap dapat di ketahui bahwa sudah berdiri kerajaan bercorak Hindu di Kalimantan Timur pada abad ke-5 saat itu.
Oleh karenannya dapat di simpulkan bahwa masa praaksara di Indonesia ini di mulai sejak sekitar 2 juta tahun yang lampau dan telah berakhir pada abad ke-5 Masehi.
Ditandai dengan penemuan prasasti Yupa ini sebagai berakhirnya masa prasejarah.
Sumber:
- BPCB Jambi. (2018). Masa Prasejarah di Sumatera.
- Fandy. (2021). Zaman Praaksara Berdasarkan Arkeologi. Gramedia
- Diansyah, Arfan. (2019). Prasejarah Indonesia. Medan: Yayasan Kita Menulis.
- Veni Rosfenti. (2020). Kehidupan Masyarakat Praaksara Indonesia Sejarah Indonesia. Kelas x. Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN