Dasar ideologi komunisme. Satu paham yang dulunya, pernah subur dan sangat besar pengaruhnya terhadap Indonesia. Bahkan, membuat sang Presiden, luluh dibuat mereka. Berikut ulasan definisi, hingga sejarah pergerakannya.Ayu Maesaroh, Konsep Organisasi – organisasi.co.id
Pada dasarnya, Negara manapun mempunyai ideologi masing-masing, dengan bidikan masing-masing, serta dasar ketetapan masing-masing.
Hal tersebut dapat berlatarkan pada beberapa hal seperti adanya bekas penjajahan dengan meninggalkan ideologi.
Atau pun sebuah keinginan yang kemudian, negara tersebut ingin mengubah ideologinya ke jalan yang lain. Memastikan untuk apa yang diinginkan dari sebuah negara, entah kemajuan, kesejahteraan, kemakmuran, dan sebagainya.
Dapat terwujud dengan baik. Tidak heran jika kemudian muncul beragam pahlawan yang mempunyai tekad kuat, tidak takut akan kehilangan nyawa.
Semua, tertuju pada sebuah ideologi yang diinginkan, muncul dan tertanam dalam negara yang menjadi tempat tinggal. Namun untuk menginjak hal tersebut.
Bagaimana pengertian dari dasar sebuah ideologi tersebut? Bagaimana kisah jejak sejarah perubahan tersebut di beberapa negara belahan dunia? Berikut ulasannya:
Dasar Ideologi Komunisme
Mungkin sudah tidak asing dengan ideologi daripada komunisme, yang era sekarang saja masih ada beberapa negara, yang tetap menganut ideologi tersebut.
Benar, salah satunya China, dengan segala kekuasaan yang kemudian ter-handle secara penuh dengan mudahnya.
Walaupun pada kondisi menjadi negara terpadat, dengan peringkat pertama jumlah penduduk terbanyak. Meski demikian, pada dasarnya dasar ideologi demikian, sudah ada sebelumnya.
Bahkan dalam tatanan sejarah, Komunisme sering terkaitkan dengan ideologi Komunis Internasional, yang terpengang atau teranut oleh hampir keseluruhan negara di belahan dunia.
Komunisme sendiri adalah ideologi yang berkiblat pada partai komunis yang ada di negara tersebut, dengan mempunyai berbagai prinsip, aturan, dan larangan pada konteks sesuatu.
Jika kita tarik lebih kebelakang lagi, prinsip daripada pemikiran komunisme sendiri, tercetus dari salah satu revolusioner dari Uni Soviet (sekarang Rusia), ialah Lenin.
Yang lahir pada tanggal 22 April, di tahun 1987. Ia menamai ideologi komunisme sebagai “Markxisme-Leninisme”.
Ideologi ini jika dipahami lebih mudahnya, tergambar dengan melihat beberapa keadaan ketika kemudian orang dapat mengungkapkan pendapat mereka akan sesuatu.
Ketika kemudian mereka bergabung dengan partai komunis, serta berkontribusi untuk partai tersebut.
Perlu diketahui sebelumnya, partai komunis sendiri, butuh adanya sebuah peran penting dari satu pihak, yang bernama Politbiro.
Politbiro sendiri merupakan partai eksekutif, yang menaungi beberapa partai di dalamnya, salah satunya adalah partai komunis.
Gunanya adalah, agar mereka dapat melaksanakan beragam kegiatan, mulus, sesuai dengan apa yang telah diharapkan.
Kemudian dasar dari ideologi komunisme tersebut, merambah dan menjelma menjadi beberapa jenisnya, antara lain:
Komunisme Sebagai Anti-Kapitalisme dan Liberalisme
Yang pertama adalah ideologi dari komunisme, sebagai alat untuk membenamkan ideologi “kapitalisme”.
Perlu diketahui, bahwasannya kapitalisme adalah ideologi yang lebih fokus untuk memperkaya seseorang, dengan melihat dari kerja keras mereka, usaha, dan sebagainya.
Hal inilah yang kemudian membuat ideologi masuk dan mendeklarasikan “bahwa semua kemakmuran dan kesejahteraan, harus dirasakan oleh semua orang yang tinggal pada negara komunis tersebut”.
Tidak bisa kemudian, perseorangan maju, dan sukses secara individual. Karena hal tersebut, beberapa peralatan yang ada, tersita oleh para elit komunis.
Membatasi berbagai demokrasi para rakyat, dengan memperkenalkan sistem demokrasi yang terwakilkan oleh para elit partai komunis.
Hingga berujung pada pembatasan gerak daripada orang-orang, termasuk dengan HAM yang seharusnya para warganegara yang ada pada sebuah negara tertentu, dapat merasakannya.
Komunis Internasional
Perlu diketahui bahwasannya dasar ideologi daripada komunisme, adalah mengarah pada tindakan dari ideologi tersebut.
Seperti misalnya membatasi adanya kepemilikan alat-alat untuk membuat beberapa peraturan yang terkait dengan komunisme.
Berpatok pada partai komunis, dan sebagainya. Berbeda dengan pengartian daripada “komunis”. Yang mana frasa tersebut mengarah kepada “paham” dari adanya kemunculan istilah komunisme.
Ibarat kata, komunis adalah bentuk paham, yang merepresentasikan sebuah keadilan dan kemakmuran untuk rakyat.
Jadi, eksekusinya adalah hal demikian. Yang mana membatasi adanya kebebasan secara individu. Karena kebebasan tersebut akan terpenuhi secara penuh, oleh negara dengan paham komunis tersebut.
Begitu juga dengan kemudian, komunis Internasional, muncul sebagai salah satu frasa yang mendefinisikan bahwa paham tersebut.
Mencakup untuk mereka negara-negara yang memilih bergolong menjadi negara dengan ideologi komunisme.
Jika ditarik dalam sejarah sebenarnya ide atau paham dari komunis tersebut, sudah ada pada tahun 1917.
Yang mana hal tersebut menjadi momentum dari meletusnya Revolusi Bolshevik, tepatnya pada tanggal 7 November.
Dari kejadian itu, paham komunis mulai menyeruak ke berbagai negara di belahan dunia, hingga pada tahun 2005, setidaknya ada beberapa negara yang kemudian berpaham demikian.
Antara lain seperti Laos, Korea Utara, Vietnam, Kuba, serta Tiongkok. Teori komunis Internasional ini, tertulis oleh ilmuwan bernama Karl Max.
Maoisme
Dan berbicara masalah negara Tiongkok. Kita sudah paham jika kemudian paham komunis sudah melekat pada negara demikian, sejak lama.
Namun, ada yang membedakan dari paham dasar ideologi dari komunisme yang seperti biasa beberapa negara lain anut. Ialah istilah “maoisme”.
Gampangnya adalah, istilah yang menganut beberapa pemikiran atau pemahaman dasar ideologi dari komunisme, tetapi masih ada campuran kepercayaan atau prinsip negara Tiongkok kuno.
Seperti misalnya negara Tiongkok yang masih memperhatikan para petani, ketimbang para buruh. Negara tersebut mempunyai pandangan.
Bahwasannya buruh, adalah salah satu bentuk daripada kapitalisme, yang mana nilai-nilainya sangat bertentangan dengan negara tersebut.
Komunisme Indonesia
Lalu, bagaimana paham dasar ideologi mengenai komunisme, berkembang di Indonesia? Bagaimana kemudian gambaran secara gamblang, mengenai perkembangan hal tersebut.
Sehingga menjadi satu bom terbesar yang pernah ada di sejarah, bahkan dalam sejarah dunia pun, rasanya tidak ada?
Benar, rasanya jika mengatakan ideologi “komunis”, akan kita kaitkan dengan PKI atau singkatan dari Partai Komunis Indonesia.
Yang mana pernah berkembang di masanya. Begitu jaya, dan menjadi salah satu partai terbesar, dengan mempunyai pengaruh terbesar di jajaran para pejabat negara, pada era Soekarno.
Tokoh besar dari masuknya ide atau paham komunis di Indonesia, salah satunya, Tan Malaka. Yang membuatnya di tahun 1912, masuk dengan mulus ke Indonesia.
Tan Malaka bahkan menjadi orang yang berpengaruh di berbagai negara, karena dirinya ikut dalam berbagai perdamaian negara.
Seperti di Filipina, China, dan juga Thailand. Tetapi tidak seperti salah satu negara, yang kemudian paham dari komunis tersebut menjadi satu perebutan.
Di Indonesia sendiri, perubahan adanya paham komunis, menjadi satu malapetaka yang tercatat abadi di sejarah Indonesia.
Beragam peristiwa dengan berlumuran darah, pun tidak terelakan. Tercatat begitu detail ketika kemudian hal tersebut terjadi dalam dunia perang Indonesia.
6 Jenderal, 1 Perwira. Mati, di buang ke lubang buaya yang entah kapan mereka akan bebas, dan mulai menapaki hari.
Sejarah komunisme di Indonesia
Kemudian kita tarik sejarah adanya paham dasar dari ideologi komunisme, yang tumbuh subur di Indonesia.
Bahkan dalam sejarah, terdapat fase-fase dimana ideologi dasar komunisme tersebut, merasuki negara Indonesia, dan menanamkannya. Berikut adalah fasenya:
Era Praperang Kemerdekaan
Di awal masa peperangan kemerdekaan, Komunis menjadi satu paham yang berkembang begitu pesat kala itu.
Tidak lain dan tidak bukan, jika kemudian kita teliti lagi dalang dari pendirian paham tersebut. Ialah para buangan politik dari Belanda, serta mahasiswa-mahasiswa lulusan yang mempunyai ideologi “kiri”.
Ialah Sneevliet, Bregsman, dan terakhir adalah Tan Malaka, yang kemudian masuk ke dalam tubuh SI atau singkatan dari Sarekat Islam.
Lalu Gerakan dari para komunisme tersebut, ialah berawal dari Surabaya, dengan berdiskusi dengan para buruh kereta api.
Yang kemudian hal tersebut, dinamakan sebagai VSTP. Anggota daripada VSTP tersebut, awalnya orang-orang Eropa, entah Eropa Indo, atau pun Eropa asli.
Namun, seiring berjalannya waktu dan organisasi tersebut maju, beberapa warga pribumi pun akhirnya ikut dan menjadi anggota organisasi tersebut.
Semaoen, menjadi anggota besar di sana, hingga menghantarkannya sebagai ketua dari SI Semarang. Mengingat kemudian kota tersebut mendapati julukan sebagai “Kota Merah”.
Setelah para komunisme tersebut, menjadi basis dari PKI di Indonesia. Muncullah ISDV, yang menjadi satu organisasi paham “kiri”.
Mereka kemudian bersinergi, masuk ke tubuh SI, dan membaginya dalam dua kelompok. Yakni SI putih, berpusat di Yogyakarta, dan SI Merah, berpusat di Semarang sendiri.
Tetapi, hal tersebut akhirnya membuat SI Merah dan Putih, bentrok, memunculkan rapat kongres. Yang pada akhirnya memberikan keputusan.
Bahwasannya SI Merah, bukan lagi anggota dari Sarekat Islam. Itu, menjadi awal daripada ISDV, serta SI merah, mengubah nama mereka menjadi PKI.
Namun, perjuangan dari PKI mendapati beragam cobaan. Salah satunya adalah kekalahan dari PKI atas Persetujuan Prambanan, yang berujung pemberontakan besar-besaran, di wilayah Hindia – Belanda.
Dari peperangan tersebut juga, membuahkan PKI kalah telak, kemudian menyudutkan Tan Malaka sebagaimana telah memilih PKI.
Karena dianggap sebagai salah satu orang yang menggagalkan rencana daripada PKI. Dengan alasan ia menghasut para cabang dari PKI, dan sebagainya.
Perang Kemerdekaan RI
Kemudian di era perang Indonesia. PKI bangkit kembali ketika telah selesai dalam keterpurukan kekalahan waktu itu.
Ialah di Yogyakarta, oleh Muso yang datang dari Uni Soviet secara Misterius. Muso seperti para tokoh nasionalis lainnya yang lebih paham ke kiri seperti Soekarno dan lainnya.
Berpidato dengan lantangnya akan pemikiran paham komunis murni, di Yogyakarta. Hal tersebut pula yang kemudian membuat Muso, mendapati murid yang begitu luar biasa. Ialah DN. Aidit.
Tidak hanya di situ langkahnya, Muso pergi ke Madiun, mendirikan Negara Indonesia secara individu, dengan paham komunis.
Hal tersebut menimbulkan banyak dukungan, terutama dari beberapa tokoh seperti salah satu Menteri dari Soekarno, dan Amir Syarifuddin.
Meski begitu, para Divisi Siliwangi mengendus hal tersebut, memulai untuk memusnahkannya, dan berhasil.
Pasca Kemerdekaan RI
Tahun 45 menjadi tahun sejarah dari Indonesia, memerdekakan diri, mendeklarasikan diri bahwa sudah menjadi negara yang sah.
Namun, di sisi lain, satu pergerakan kemudian bangkit kembali, dan mulai memuluskan aksi mereka. Apalagi dengan dukungan Soekarno, yang mana lebih condong paham ke “kiri”, yakni seperti paham dari negara Uni Soviet.
Ditambah dengan Dekrit Presiden yang terjadi di 5 Juli 1959. Yang pada akhirnya membuat kesan Soekarno paham ke kiri pun, terlihat jelas.
Bukti lainnya yang mengerucut, ialah Soekarno lebih condong untuk bekerjasama secara bilateral dengan beberapa negara seperti RRT, Korea Utara, Vietnam, dan beberapa negara yang mempunyai paham condong “kiri”.
Hingga hal tersebut berdampak pada penerimaan protes dari beragam negara barat yang tergabung pada beberapa organisasi.
Seperti misalnya OLDEFO serta NEFO. OLDEFO sendiri singkatan dari Old Estabilished Force, dan NEFO, singkatan dari New Emerging Force.
Bukti lain di era Soekarno yang lebih condong ke paham ideologi dasar dari komunisme, adalah membentuk beberapa poros.
Seperti Jakarta – Peking, Poros Jakarta – Phnom – Penh – Peking – Pyongyang.
Konfrontasi dengan Malaysia yang Berujung dengan Keluarnya Indonesia dari PBB.
Paham dasar mengenai ideologi komunisme terus menjalar kemanapun, dan disaat yang bersamaan, desas-desus terus menyeruak mengenai PKI dan para anggota Militer Indonesia, terutama Angkatan TNI.
Padahal kala itu, Indonesia sedang merasakan krisis moneter kala itu. Tercatat dalam sejarah, bahwasannya kedua belah pihak tersebut saling mencurigai akan melaksanakan kudeta.
Militer mencurigai pihak dari PKI setelah menyinggung Angkatan kelima antara lain AURI, ALRI, ADRI, serta Kepolisian).
Sedangkan dari pihak PKI sendiri, mencurigai pihak militer akan mengkudeta presiden Soekarno, pada hari ulang tahun TNI yang ke 30.
Hal tersebut yang kemudian menjadi alasan kenapa peristiwa Gerakan 30 September terjadi. Meski demikian, ada begitu banyak spekulasi dari beberapa pihak.
Terutama para ahli, yang mengatakan bahwasannya hal tersebut, adalah suatu peristiwa yang terjadi atas konflik intern antar keduanya.
Akibat dari tragedi itu, pada masa Orde Baru diberlakukanlah kegiatan untuk “pembersihan” secara besar-besaran.
Kepada warganegara yang mempunyai keturunan dari anggota PKI, meski untuk kebenarannya sendiri, masih belum jelas.
Dalam sejarah, tercatat lebih daru 300 hingga 2 juta orang, menjadi korban akan peristiwa tersebut, karena atas dasar “tuduhan komunis”.
Rata-rata ditangkap, terbunuh, tanpa adanya proses pengadilan secara langsung. Hal tersebut, terjadi di Jawa – Bali.
Namun ada juga pihak “tertuduh komunis”, yang selamat dan tertahan di Pulau Buru atau pun penjara.
Mereka tidak serta merta bebas bergerak, serta diawasi gera-gerik mereka. Ganjaran tersebut dinamakan sebagai “eks Tapol”.
Hingga pada Era dari Soeharto, beliau pun mengecap jika tragedi tersebut, adalah ulah dari para PKI serta orang-orang yang paham komunis.
Membuat PKI akhirnya menjadi pihak yang dilarang tumbuh subur di Indonesia, karena ulah mereka yang sangat tidak ada manusiawinya.
Hal tersebut merujuk kepada pengeluaran TAP MPRS.
Munisme Pasca-Uni Soviet
Pada tahun 1989, banyak yang mengatakan jika kemudian, paham dasar tentang ideologi komunisme, “mati” seketika.
Meski begitu, ada beberapa negara yang kini, masih memberikan ruang gerak pada mereka pihak dengan paham komunis, untuk mendapatkan kursi sebagai pejabat pemerintah.
Antara lain seperti Jepang, Rusia, Venezuela, serta Israel. Namun ada juga yang masih menganut ideologi Marxisme – Leninisme, di negara belahan dunia lain.
Seperti Korea Utara, Vietnam, Kuba, Laos, hingga ke Republik Rakyat Tiongkok.
Daftar Pustaka: