Garis putus putus struktur organisasi adalah satu dari sekian banyak petunjuk penting dan fungsi jabatan seseorang dalam perusahaan atau lembaga. Seperti apa bentuknya yang memudahkan, mari kita telusuri bersama. Retno Widianti – Struktur Organisasi
Garis dalam Struktur Organisasi
Garis putus putus struktur organisasi, untuk mengetahui bagaimana suatu perusahaan/lembaga dijalankan maka kita bisa melihat bagan struktur organisasi mereka. Hal tersebut menggambarkan hubungan hierarkis maupun koordinasi antara individu atau unit.
Struktur ini penting karena menjadi kerangka kerja yang jelas bagi aliran informasi, tanggung jawab, dan otoritas di dalam organisasi. Tanpa garis yang tepat, suatu kelompok rentan mengalami kebingungan, tumpang tindih tugas, dan kurang koordinatif.
Akibatnya, ketika kekuasaan tertinggi mengambil keputusan akan membutuhkan waktu yang lebih boros. Inilah urgensi garis putus putus dan lainnya pada struktur organisasi. Guna membantu memfasilitasi komunikasi yang efektif demi meningkatkan efisiensi.
Jenis Struktur Garis Organisasi
Struktur organisasi merupakan kerangka kerja yang menentukan bagaimana kegiatan dan tanggung jawab di atur dalam suatu perusahaan/lemnbaga. Berbagai jenisnya di kembangkan dan di kaji oleh para ahli manajemen untuk mencapai efisiensi dan efektivitas organisasional.
Mari kita mengulas beberapa jenis struktur organisasi beserta pendapat para ahli terkemuka.
Fungsional
Struktur ini mengelompokkan orang berdasarkan fungsinya dalam organisasi, seperti pemasaran, keuangan, dan produksi.
Menurut Peter F. Drucker, seorang pakar manajemen terkemuka, struktur fungsional memungkinkan spesialisasi yang dalam dan fokus pada tugas-tugas tertentu sehingga meningkatkan efisiensi operasional.
Matriks
Cirinya terletak pada perusahaan/lembaga yang menggabungkan fungsi dan proyek, di mana karyawan bekerja di bawah dua atasan: manajer fungsional dan manajer proyek.
Mary Parker Follett, seorang tokoh manajemen yang di hormati berpendapat bahwa struktur matriks memberikan peluang fleksibilitas dan kolaborasi lintas departemen yang lebih besar.
Project Oriented
Atasan membentuk tim berdasarkan proyek tertentu, di mana anggota memiliki keterlibatan penuh dari awal hingga akhir proyek. Itulah ciri dari struktur organisasi berbasis proyek ini.
Pendapat Henry Gantt, seorang insinyur dan ahli manajemen terkenal menyatakan struktur ini memungkinkan perubahan yang cepat dan adaptasi yang lebih baik terhadap tuntutan pasar.
Berbasis Wilayah Geografis
Dalam jenis ini, organisasi terbagi berdasarkan lokasi. Menurut Max Weber, seorang sosiolog dan ekonom Jerman, struktur berbasis wilayah geografis cendeurng dapat menghasilkan adaptasi lebih baik terhadap perbedaan lingkungan bisnis.
Matriks Kuadrans
Seperti namanya yang hampir serupa, struktur ini memang merupakan pengembangan dari struktur matriks, di mana organisasi terbagi menjadi beberapa unit bisnis otonom.
Menurut Michael Porter, seorang profesor dan penulis terkenal dalam bidang strategi bisnis, penerapannya bisa memunculkan inovasi dan respons yang cepat terhadap perubahan pasar.
Berdasarkan Produk
Struktur ini mengelompokkan orang berdasarkan produk atau layanan yang di hasilkan perusahaan.
Alfred Chandler, seorang sejarawan ekonomi bisnis menjelaskan bahwa struktur berbasis produk menambah peluang peningkatan koordinasi antarunit bisnis dan respons yang lebih cepat terhadap pergeseran pasar.
Setiap jenis di atas memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri. Pemilihan struktur yang tepat harus memperhitungkan faktor-faktor seperti ukuran perusahaan, sifat industri, dan tujuan organisasi.
Dalam era dinamika bisnis yang terus berubah, para ahli telah menekankan pentingnya fleksibilitas dalam struktur organisasi. Termasuk tentang bagaimana kita dapat menggambarkan cara kerja melalui garis putus-putus dan lainnya dalam bagan.
Jim Collins, dalam bukunya yang terkenal “Good to Great” menyoroti pentingnya struktur yang dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan lingkungan bisnis.
Para ahli menegaskan bahwa tidak ada struktur organisasi yang sempurna. Penting bagi pemimpin dan manajer untuk terus melakukan evaluasi dan penyesuaian terhadap struktur organisasi mereka sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan bisnis.
Organisatoris lain baca ini: Intip 18 Contoh Tema Musyawarah Besar Organisasi
Fungsi Garis di Bagan Organisasi
Berbagai cara penggambaran suatu bagan di tentukan oleh bagaimana perusahaan/lembaga membagi bagian internalnya dan memposisikan bagian eksternal dengan tujuan yang lebih khusus.
Secara standar, bagan dari struktur organisasi biasanya berlandaskan kepada prinsip-prinsip tertentu. Salah satu acuannya yaitu ISO 9001:2015 untuk sistem manajemen mutu. Isinya menekankan pembagian tanggung jawab, otoritas , dan komunikasi yang efektif.
Berikut ini merupakan garis yang biasa di gunakan secara umum.
Garis Vertikal
Keberadaannya menunjukkan hierarki dalam organisasi, dari puncak kepemimpinan hingga tingkat yang lebih rendah. Ini mencerminkan aliran otoritas dan tanggung jawab dari manajer atau pimpinan hingga bawahan atau tim di bawahnya.
Tujuan lainnya juga memfasilitasi komunikasi antara tingkat manajemen yang berbeda dalam organisasi. Informasi, keputusan, dan arahan dapat mengalir dengan lancar melalui garis vertikal ini.
Horizontal Lines
Garis horizontal menghubungkan unit atau individu dalam tingkat hierarki yang sama. Fungsinya adalah untuk memfasilitasi kerja sama, koordinasi, dan pertukaran informasi antara departemen atau tim yang bekerja pada level sejajar.
Ini memungkinkan kolaborasi lintas departemen atau tim dalam menyelesaikan proyek atau mencapai tujuan bersama. Serta membantu mengintegrasikan berbagai perspektif dan keahlian untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Garis Diagonal
Disebut juga garis lintas, menghubungkan unit atau divisi yang berbeda di dalam organisasi. Penggunaannya mengelola aliran informasi dan koordinasi antarunit yang mungkin berada di bawah manajemen yang berbeda.
Ia juga memfasilitasi integrasi dan sinergi antara bagian-bagian yang berbeda dalam organisasi. Hal ini penting untuk menciptakan keterpaduan dalam strategi, operasi, dan inovasi organisasional.
Dotted lines
Istilah bahasa Indonesia untuk ini yaitu garis putus-putus. Keberadaannya pada bagan struktur organisasi menunjukkan hubungan tidak langsung atau lebih longgar antara unit/individu dalam suatu kelompok.
Garis tersebut secara lazim mendeskripsikan hubungan koordinatif, konsultatif, atau kolaboratif di antara entitas organisasi. Bisa sejajar maupun vertikal, terkoneksi dengan satu atau lebih bagian.
Dengan memahami fungsi berbagai macam garis di bagan organisasi, pemimpin dan manajer dapat menggunakan struktur tersebut secara efektif untuk memfasilitasi komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi di dalam organisasi.
Arti Garis Putus putus Struktur Organisasi
Setiap kolektif terorganisir memiliki arti tersendiri saat menggunakan garis putus putus dalam bagan struktur organisasi. Variasi ini tergantung pada jabatan pengisinya. Berikut ini bisa kita bedah bagaimana beberapa kelompok menggunakan fitur tersebut.
Contoh pertama: Struktur Organisasi Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Perhatikan gambar di atas. Kita bisa melihat ada dua garis putus putus struktur organisasi yang di gunakan. Kedua jabatan yang di kenai dalam organisasi tersebut yakni Gugus Kendali Mutu dan Kepala Tata Usaha.
Melansir dari laman resmi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, garis itu merupakan wujud dari koordinasi. Organisasi yang di hubungkan hanya saling berkoordinasi dan tidak memiliki tanggung jawab kepada satu sama lain.
Oleh karena itu, kita dapat membaca bagannya:
- Dekan dalam membawahi Wakil Dekan berkoordinasi dengan Gugus Kendali Mutu.
- Kedua Wakil Dekan dalam membawahi kelima Program Studi berkoordinasi dengan Kepala Tata Usaha.
Contoh kedua: Bagan Struktur Organisasi Kementerian BUMN
Pada gambar dapat kita temukan bersama bahwa hanya ada satu garis putus putus yang terdapat dalam struktur organisasi jajaran atas Kementerian Badan Usaha Milik Negara Indonesia.
Garis tersebut menghubungkan dua orang dengan dua jabatan atau posisinya. Satunya ialah Inspektur dan satu lainnya Sekretaris. Keduanya sama-sama dalam berada sejajar serta di bawahi oleh Menteri dan Wakil Menteri.
Melansir dari profil pada laman resmi Kementerian BUMN, Inspektorat merupakan jabatan fungsional. Sementara Sekretaris membawahi tiga bagian lainnya yaitu Biro Perencanaan SDM dan Organisasi, Biro Umum dan Humas, dan Biro Hukum.
Selain itu, tugas utama dari Inspektur adalah mengawasi internal. Karena seluruh pencatatan terkumpul di Sekretaris maka keduanya terhubung.
Praktek Garis putus putus dalam Struktur Organisasi
Kelompok apapun dapat menggunakan garis putus-putus. Baik perusahaan swasta, UMKM, maupun lembaga pemerintahan dalam struktur organisasi di Indonesia telah menggunakannya. Berikut ini penjelasan perbedaan praktek pada ketiganya.
- Perusahaan swasta
Ada hubungan antara unit atau divisi yang bekerja sama dalam proyek-proyek khusus. Koordinasi yang di gambarkan oleh garis tersebut memfasilitasi kerja tim lintas departemen dan memastikan efisiensi dalam mencapai tujuan proyek. - Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Dalam UMKM garis putus-putus menunjukkan koneksi antara pemilik usaha dan konsultan atau mitra bisnis. Pada struktur organisasi, mereka tidak bergerak langsung tetapi bersifat mendorong pertumbuhan dan pengembangan bisnis. - Lembaga pemerintahan
Seringkali kita temukan, ada sebutan unit pelaksana kebijakan dan unit pelaksana lapangan. Keduanya sejajar dalam memastikan produk pemerintah berjalan efektif. Oleh karena itu, garis putus-putus juga menghubungkan keduanya.
Organisatoris lain baca ini: 10 Macam Bagan Pengurus
Kesimpulan
Penggunaan garis putus-putus, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia telah menjadi strategi yang umum dalam mengelola struktur organisasi dengan kompleksitas dan dinamika lingkungan bisnis modern.
Berdasarkan konteks dalam negeri, banyak perusahaan telah mengadopsi praktik ini sebagai upaya untuk meningkatkan kolaborasi dalam berinovasi, mengatasi hambatan komunikasi, dan memfasilitasi keterlibatan fungsional yang fleksibel.
Di Indonesia, praktek garis putus-putus juga sejalan dengan semangat kolaborasi dan gotong royong yang merupakan bagian dari budaya struktur organisasi lokal.
Hal tersebut memungkinkan kita untuk menyesuaikan diri dengan pergerakan cepat dalam ekonomi dan pasar yang semakin global. Turut memainkan peran penting dalam mendorong adaptabilitas organisasi.
Sementara itu di seluruh dunia, praktek garis putus-putus juga menjadi tren. Terlebih dengan kemunculan profesi-profesi seperti konsultan, penasihat, dan lain sebagainya.
Berbagai sektor mengakui nilai dari fleksibilitas yang ditawarkan oleh struktur organisasi ini. Sebab dapat beroperasi dengan respons dinamis terhadap regulasi dan teknologi.
Dengan memungkinkan keterlibatan fungsional yang fleksibel, organisasi dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya dan keahlian yang ada di dalamnya. Ini menciptakan lingkungan kerja yang inklusif.
Selain itu, praktek garis putus-putus membantu mengurangi birokrasi. Dengan menghubungkan unit atau individu secara langsung tanpa harus melewati struktur hierarkis yang rumit, organisasi dapat menanggapi dengan lebih cepat.
Meskipun demikian, penggunaan garis tersebut juga tidak terlepas dari tantangan. Perlu adanya komunikasi yang jelas dan koordinasi yang efektif untuk memastikan bahwa pelaksanaannya berjalan lancar.
Secara keseluruhan, praktek garis putus-putus merupakan strategi yang efektif dalam membangun struktur organisasi yang adaptif dan responsif. Baik di Indonesia maupun di seluruh dunia, untuk lebih mampu bertahan dan berkembang.
Sumber:
- 7 Tipe Struktur Organisasi dengan Contoh oleh C. Organ pada laman Forbes Advisor
- Apa itu Garis Organisasi: Arti, Tipe, Kelebihan dan Kekurangan oleh Sujan pada laman Tyonote
- Sinergi Wujudkan Pembangunan Negeri Berkelanjutan – Laporan Tahunan 2017 pada laman Badan Usaha Milik Negara RI
- Profil Fakultas Teknik UMY