Fungsi Batu Pipisan: 2 Kegunaan dan Tempat Temuan

Fungsi batu pipisan
Batu pipisan (Foto: idsejarah.net)

Fungsi batu pipisan, adalah salah satu peninggalan prasejarah, yang mana mempunyai berbagai kegunaan saat masa tersebut, terutama dalam bertahan hidup. Berikut beberapa pembahasan mulai dari definisi, sampai kepada tempat temuannya. Ayu Maesaroh, – organisasi.co.id

Hal apapun yang ada di dunia ini, pasti mempunyai sejarah, kegunaan, fungsi, sampai kepada filosofi dari hal tersebut. Entah berbentuk benda, tempat, sarang, hewan, hingga manusia.

Bacaan Lainnya

Benar, manusia saja terbentuk dan ada di bumi, memiliki sejarah, fungsi atau tugas mereka di bumi, sampai kepada filosofi kemunculan manusia.

Bahkan para peneliti saja, sampai detik ini masih mendepatkan kemunculan manusia pertama di bumi. Ada yang mengatakan manusia berasal dari jenis kera, ada juga yang mengatakan bahwa manusia, berasal dari kaum Adam AS.

Entahlah, sampai detik ini masih bergulir dan terus berkembang penelitian-penelitian yang demikian. Pun dengan beberapa sejarah Indonesia.

Yang mana ada begitu banyak pembahasan soal sejarah. Salah satunya adalah pada masa zaman manusia purba. Dimana salah satunya, adalah batu pipisan, yang memiliki fungsi penting kala itu.

Agar lebih jelas berikut beberapa pembahasannya:

Filosofi Batu Pipisan

Batu pipisan merupakan salah satu peninggalan dari zaman manusia purba, mesolitikum. Pada waktu itu, manusia belum memahami apa-apa.

Hanya paham cara bertahan hidup, dengan dua cara. Yakni berburu, dan meramu. Pun dengan cara mereka mencari tempat tinggal.

Yang mana mereka akan menyesuaikan dengan ketersediaan makanan di alam. Setelah kiranya habis, mereka akan mencari makanan lain di tempat lain pula.

Organisatoris lain baca ini: Zaman Batu

Karena sistem yang demikian, alhasil manusia purba kala itu, harus melakukan berbagai cara untuk dapat mengolah makanan. Dan tercetuslah batu pipisan, yang berfungsi sebagai alat untuk menggiling bahan makanan.

Filosofi dari batu pipisan ini, belum ada beberapa sumber yang menjelaskan tentang filosofi dari batu ini. Hanya kegunaan dan fungsinya saja.

Tapi dari hal tersebutlah, manusia kala itu dapat bertahan hidup cukup lama, sebelum masa mereka digusur oleh masa manusia yang lainnya.

Seperti hidup bergantian saja begitu di muka bumi ini. Jika kita tarik ke belakang, bumi kita sudah sangat tua. Sudah menampung beragam generasi manusia, dari yang tidak tahu apa-apa, kemudian tradisional, sampai kepada modern seperti sekarang ini.

Kemunculan Batu Pipisan

Definisi fungsi batu pipisan
Kemunculan batu pipisan (Foto: kebudayaan.kemendikbud.go.id)

Setelah menilik fungsi daripada batu pipisan, kita akan sedikit membahas mengenai kemunculan dari batu tersebut. Dalam beberapa literatur seperti dilansir dari disparbud.jabarprov.go.id.

Mengatakan bahwa batu pipisan ada dan muncul di wilayah Jawa Barat. Yang mana berada di salah satu wilayah, dan termasuk sebagai dataran vulkanik dengan ketinggian sekitar 700 meter di atas permukaan laut.

Batu pipisan ini, ditemukan oleh salah satu warga yang sedang membuat pondasi untuk sebuah rumah. Kemudian saat menggali kira-kira kedalaman 50 cm.

Batu tersebut ada secara terpisah dengan batu lain yang sering juga berguna untuk menggiling bahan makanan pada masa mesolitikum. Yakni batu Gandhik.

Dimana batu gandhik berbentuk seperti silinder, sedikit panjang. Sedangkan batu pipisan berbentuk agak pipih, kemudian di ujungnya berbentuk seperti setengah lingkaran.

Dan belakangnya berbentuk datar, dan lebar. Seperti yang sudah kita singgung juga, bahwa kemunculan batu pipisan tersebut pada zaman mesolitikum.

Zaman yang mana manusia mempunyai prinsip hidup paling simpel. Cara bertahan hidup dengan berburu dan meramu, bercocok tanam dengan sistem sederhana.

Kemudian untuk mencari tempat tinggal, juga tergantung pada alam. Biasanya mereka akan tinggal di beberapa tempat seperti goa, dan sebagainya.

Maka tidak heran jika kemudian, goa-goa yang ada di Indonesia, sering terlihat jejak prasejarah dari mereka. Hidup mereka berkelompok, dan tidak bisa terpisahkan dari satu dan lainnya.

Adapun ciri-ciri lain dari masa mesolitikum ini, antara lain:

Mengumpulkan makanan

Walaupun sudah ada beberapa teknik untuk bercocok tanam, di masa ini konsep berburu dan mengumpulkan makanan masih ada.

Yang mana masih menjadi cara bertahan mereka secara permanen. Hanya saja, mereka juga mengandalkan bercocok tanam, untuk mendapatkan makanan secara lebih.

Kerajinan

Seperti yang sudah kia singgung, bahwasannya mereka juga membuat berbagai kerajinan seperti gerabah, dan sebagainya.

Untuk dijadikan alat membantu kehidupan mereka dalam kesehariannya. Seperti fungsi daripada batu pipisan, yang mana sangat membantu mereka dalam mengolah bahan makanan.

Hidup mulai menetap

Pun dengan hal ini yang sudah disinggung. Mereka sudah mulai bertempat tinggal, secara hampir menetap. Beberapa tempatnya seperti di goa, dekat sungai, dan sebagainya.

Tapi jika makanan di alam sudah benar-benar tidak ada, mereka akan pindah dengan sendirinya, dan mencari tempat lain yang masih menyediakan banyak makanan.

Sampah dapur

Atau yang sering dikenal dengan kjoken mondinger. Ini merupakan temuan pertama, yang mana membuktikan bahwa pada masa tersebut, orang-orang sudah bisa mengolah bahan makanan, menjadi bahan matang.

Walaupun mungkin dengan cara yang sederhana, tapi hal tersebut dapat membuktikan, bahwa manusia pada dasarnya sudah paham bagaimana mengolah suatu hal menjadi hal lain.

Itulah beberapa pembahasan mengenai kemuncukan dari fungsi batu pipisan, serta ciri dari masa mesolitikum.

Kegunaan Batu Pipisan

Hal ini sebenarnya sudah dibahas pada beberapa bab sebelumnya. Yang mana kegunaan dari batu pipisan pada zaman dahulu.

Adalah untuk menggiling berbagai bahan makanan, yang kemudian mereka olah menjadi sebuah makanan, dan dapat terolah dengan baik.

Namun sebenarnya bukan hanya itu saja. Batu pipisan juga biasanya mereka pakai untuk mengolah beberapa bahan lain, seperti menghaluskan beberapa ramuan untuk dijadikan sebagai obat.

Mengingat pada zaman dahulu, masih bergantung pada alam. Sehingga mereka pun memanfaatkan beberapa bahan alami alam, untuk mengobati luka.

Kemudian menghaluskan beberapa bahan oksidasi besi. Yang mana oksidasi besi tersebut sangat bermanfaat untuk pembuatan zat pewarna alami, di zaman tersebut.

Untuk cara memakaianya memang harus bersamaan dengan batu penggiling, atau yang sering terkenal dengan batu Gandhik.

Pertama-tama kita letakkan beberapa bahan pangan yang ada ke permukaan batu pipisan. Setelah itu, giling menggunakan batu penggiling, dengan arah yang horizontal.

Lakukan hal tersebut, sampai benar-benar halus beberapa bahan tersebut.

Tempat Temuan Pertama Batu Pipisan

Seperti yang sudah kita singgung sebelumnya, bahwa batu pipisan ada di salah satu wilayah di Jawa Barat. Hal tersebutlah yang kemudian sebenarnya, menjadi penarik kesimpulan ke belakang.

Namun, hal ini masih menjadi perdebatan sampai sekarang. Ada beberapa literatur yang mengataka bahwasannya batu pipisan pertama kali ada pada, di daerah Jawa Tengah.

Hal tersebut merujuk kepada relief yang ada di salah satu Candi terbesar di Pulau Jawa dan menjadi salah satu peninggalan bersejarah di dunia.

Ada beberapa bentuk gambar, yang mendeskripsikan bahwasannya batu pipisan sudah ada, dan menjadi salah satu alat untuk meracik beberapa ramuan atau obat.

Ada juga yang mengatakan bahwa batu ini muncul pada abad kerajaan klasik Sunda Kuno. Para arkeolog percaya, bahwa batu pipisan ini, muncul di masa tersebut.

Organisatoris lain baca ini: Organisasi Zaman Prasejarah

Hal ini merujuk kepada kronologis daripada penemuan yang ada, serta umur dari temuan-temuan yang mereka dapatkan tersebut.

Alat ini terbuat dari batu, dan sampai sekarang, masih ada beberapa masyarakat Indonesia yang menggunakan alat ini, untuk menghaluskan beberapa makanan dan ramuan.

Hampir sama sebenarnya konsep daripada cara kerja dari alat batu lain, yang sering kita dengar dengan nama “layah”. alat berbentuk agak cekung seperti mangkok.

Kemudian ada batu lain berbentuk agak bulat, serta di bagian lengannya berbentuk sedikit lonjong dan berukuran agak kecil.

Penggunaannya pun hampir sama. Yang mana diarahkan secara horizontal, agar mendapatkan tekstur ramuan ataupun bahan makanan yang halus. Sehingga mudah untuk diolah.

Museum Batu Pipisan

Museum purbakala (Foto: aldrinrachmanpradana.com)

Adapun beberapa tempat untuk mengabadikan alat ini, sebagai tanda bukti adanya sejarah daripada peradaban manusia.

Sehingga nantinya akan menjadi satu warisan bagi generasi selanjutnya, dan menjadi pembelajaran. Bahwasannya manusia memang pada dasarnya sudah memiliki peradaban.

Jauh sebelum mereka. Hal itulah yang kemudian beberapa museum, cagar budaya dan sebagainya, berdiri dengan kokoh.

Salah satunya adalah fungsi daripada batu pipisan, yang ada beberapa Museum di wilayah Jawa Tengah. Untuk spesifikasi daripada tempatnya sendiri.

Belum ada info pasti mengenai hal ini, hanya saja beberapa mencantumkan di wilayah Jawa Tengah. Walaupun memang ada beberapa pembahasan sebelumnya tentang temuan di salah satu wilayah Jawa Barat.

Sehingga tidak tahu benar pastinya, ada di museu wilayah mana batu pipisan tersebut. Untuk sampai detik ini, Indonesia mempunyai jumlah museum purbakala sebanya 3 tempat.

Yang pertama ada di Sangiran. Tempat ini berada tepat di Solo. Sangiran menyimpan beberapa peralatan prasejarah, termasuk pada saat masa mesolitikum, salah satunya adalah fungsi dari batu pipisan.

Tempat ini bisa terbilang sebagai museum purbakala pertama, yang dimiliki oleh Indonesia. Kemudian ada lagi di Bali dengan nama Gedong Arca.

Gedong Arca, menyimpan beberapa benda hasil cagar budaya pada masa prasejarah manusia yang ditemukan di wilayah Bali.

Sampai detik ini, tempat tersebut menjadi situs yang dilestarikan secara khusus dan terfokus. Yang terakhir Ada Museum Prelet Jogja.

Pun juga sama, yang mana tempat ini menyimpan beberapa peralatan prasejarah, yang ada di sana.

Penutup

Itulah beberapa pembahasan mengenai fungsi batu pipisan. Yang sebenarnya tidak hanya untuk mengahaluskan bahan makanan dan ramuan.

Sampai saat ini, juga masih ada yang menggunakan alat tersebut, sebagai salah satu alat, untuk mereka mendapatkan keselamatan dan lindungan dari bahaya yang mengintai.

Dengan cara menyimpan patahan dari batu pipisan, ketika mereka hendak pergi ke suatu tempat, keluar rumah, dan sebagainya.

Terlepas dari hal tersebut, ada tanggungjawab kita sebagai generasi manusia di era sekarang, untuk terus melestarikan warisan budaya dari nenek moyang.

Entah dari budayanya, adatnya, sampai kepada peninggalan-peninggalan bentuk benda, yang ada di muka bumi ini. Sehingga nantinya, generasi berikutnya bisa belajar, dan memahami tentang bagaimana proses manusia bertahan hidup.

Sekian ulasan kali ini, semoga menginspirasi.

Daftar Pustaka

  1. Batu pipisan adalah
  2. Tempat temuan batu pipisan
  3. Zaman mesolitikum adalah
  4. Ciri zaman mesolitikum
  5. Sampah dapur
  6. Museum di Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *