Dalam hal karakter komunikasi, kita akan mempelajari cara berkomunikasi dengan gaya yang lebih berciri pada individu masing-masing.
Materi ini merupakan bahasan yang telah lama dilakukan pengembangan dalam rangka membina peserta komunikasi yang teratur. Dalam sebuah konsep IMPHAS PILAR. Sejak tahun 1995, metode ini telah teraplikasikan pada sebuah daerah yang terpencil tepatnya Dusun Kajang-Kajang, Desa Borong Kecamatan Herlang.
Dalam perkembangannya, konsep Karakter Komunikasi tersebut juga telah diajarkan hingga ke beberapa daerah di Sulawesi Selatan. Terutama Kota Makassar.
Tahun 2009, Founder Karakter Komunikasi, Abdul Haris mendirikan pusat belajar bernama Communication Learning Centre (CLC) LENSA Komunika (Lembaga Nurani Bangsa Indonesia Komunikatif). Hingga pada akhirnya mendirikan Yayasan Generasi Mandiri Nusantara Sejahtera (GEMA NUSA Foundation) tahun 2013.
Terbatas persona yang masuk dalam tempat belajar ini, akan tetapi dari survey alumni, terdapat 95% berhasil menjadi pembicara yang berkarakter. Dan tersebar pada berbagai daerah di Sulawesi Selatan, dan Kawasan Timur Indonesia.
Puncak keberhasilan konsep karakter Komunikasi adalah ketika pada tahun 2016 – 2019, Founder berhasil menjadi Juru Bicara Walikota Makassar. Dan mendapatkan tugas menjadi Pengendali Tim Komodor dalam olah data pengusungan Calon Walikota Independen.
Tidak hanya sampai disitu. Akan tetapi pada tahun 2018, berhasil mendrive kekompakan tim untuk pemenangan Kolom Kosong dengan strategi pemenangan di Kota Makassar. Sebuah prestasi yang jarang orang mengetahuinya.
Karakter Komunikasi Atau Publik Speaking
Tentu akan menghasilkan sebuah pertanyaan, apakah Karakter Komunikasi itu sama dengan Publik Speaking?
Jawabannya adalah berbeda.
Karakter Komunikasi lebih bersifat analisa individual pembicara. Sementara publik speaking lebih mengarahkan pada sifat universalitas komunikasi. Jika hendak memahami perbedaan keduanya kita bisa melihat beberapa pembicara yang memiliki ciri mengenai kedua hal ini.
Publik speaking ada pada Agus Harimurti Yudoyono (AHY), maupun Anies Baswedan. Sementara Karakter Komunikasi adalah Zainuddin MZ, Ustadz Abdul Somad, Rocky Gerung hingga Joko Widodo. Meskipun tulisan ini tidak bermakna bahwa mereka pernah belajar Karakter Komunikasi.
Akan tetapi cara mudah membedakannya adalah dari gaya intonatif, kecepatan berpikir serta penggunakan bahasa yang unik satu dengan yang lain.
Narasi ini tidak bermaksud menyebutkan yang lain lebih baik dari pada yang lainnya, akan tetapi untuk memberikan gambaran bahwa keduanya memiliki perbedaan.
Karakter harus memiliki ciri khas tertentu, dan dalam belajarnya adalah dengan memanfaatkan potensi individual. Sementara Publik speaking lebih berorientasi pada tujuan komunikasi itu sendiri.
Apa Unsur Dalam Karakter Komunikasi?
Untuk memudahkan dalam memahami, maka karakter berkomunikasi ini memiliki model tersendiri, yang mereka sebut IMPHAS PILAR.
IMPHAS PILAR ini singkatan dengan beberapa unsur:
Keenamnya akan kita bahas lebih rinci sebagai berikut.
Intonasi
Intonasi adalah kemampuan olah seni suara dalam bentuk penekanan terhadap setiap kalimat(kata). Selanjutnya, Intonasi tidak hanya dengan ukuran pada tinggi dan rendahnya suara (volume), tetapi intonasi adalah tekanan nada pada kata atau kalimat tertentu.
Meskipun pada dasarnya intonasi dan volume suara adalah sesuatu yang sejalan beriring. Akan tetapi pada kondisi tertentu, Intonasi tajam (kadang orang menyebutnya tinggi) tidak selamanya menggunakan volume yang tinggi.
Yang lebih penting pada intonasi adalah kesesuaian antara kata yang kita sebutkan dengan makna dan suara yang mengiringi. Intonasi terpengaruhi oleh mimik dan atau Body language (Baca pada materi berikutnya)
Seorang komunikator (pembicara/pengirim pesan) memiliki kemampuan olah seni suara untuk mengetahui apakah intonasi yang ia miliki sudah sesuai (makna kata yang terucap) atau belum.
Pada pengalaman beberapa peserta training CLC LENSA Komunika, melatih dan mengevaluasi intonasi dengan merekan suara, atau meminta kepada orang tertentu untuk mengevaluasi intonasi peserta training tersebut.
Master Of Training memiliki fungsi mengatur ketepatan atau kesesuaian antara kata, intonasi dan mimik.
Pada kehidupan kita, sering merasa malu untuk belajar memperbaiki intonasi dengan melibatkan oranglain, ini juga tidak salah, tetapi ketika menyadari bahwa intonasi yang kita miliki kurang sesuai maka terapi alternative adalah merekam pembicaraan, kemudian mengevaluasi sendiri.
Cara Belajar Intonasi
Untuk memudahkan kita semua dalam belajar, maka sebaiknya mengetahui perbedaan kata dan suku kata. Contoh Kata adalah: Pemimpin. Sementara suku kata adalah Pe – mim – pin. Atau contoh kata lainnya: Kamu, maka suku katanya adalah ka – mu.
Cara Belajar Intonasi :
- Pilih satu kalimat untuk anda pelajari, misalnya : kita sebagai generasi muda harus……
- Mulailah menyebutnya dengan intonasi yang berbeda, tekan pada beberapa suku kata. Jika memiliki alat perekam suara, maka rekamlah latihan olah intonasi tersebut. Biasanya mereka yang amatir, menghapus setiap rekaman-rekamannya karena menganggap tidak bagus (katanya kedengarannya lain). Saya sarankan jangan dihapus, terutama rekaman pertama tersebut, dengan harapan sebagai motivasi untuk memperbaiki sekaligus perbandingan.
- Jika punya teman belajar lebih bagus belajar bersama.
- Meskipun volume suara bukanlah definisi intonasi, namun volume (tinggi rendahnya) suara juga mempengaruhi intonasi, oleh karena itu mainkan tinggi rendahnya suara. Hati-hati, jika belajar suara yang agak tinggi dengan tetangga atau penghuni rumah yang lain.
3 Jenis Intonasi
Demi memudahkan kita dalam belajar, maka pada materi selanjutnya adalah membahas mengenai jenis-jenis Intonasi:
- Dinamik,
- Nada, dan
- Tempo.
Intonasi Dinamik
Merupakan sebuah tekanan yang kita letakkan pada sebuah suku kata. Dan proses penempatan suku kata ini akan memberikan makna yang berbeda.
Tujuannya, membedakan dari kata (suku kata) yang lain, sebagai penekanan makna. Sehingga memberikan arti.
Contoh: (baca dengan tekanan pada kalimat mendapatkan cetakan tebal)
Saya kuliah di Jurusan Hukum. Bermakna bahwa saya menempuh pendidikan di jurusan Hukum, bukan jurusan teknik atau Bahasa.
Intonasi Nada
Biasanya dalam membedakan Intonasi Nada ini dengan dinamik, bisa kita lakukan dengan membedakan suku kata dalam kalimat. Bermakna sebuah penekanan ataupun hal bermakna khusus lainnya.
Contoh: Kamu saya tugaskan mengevalusi kinerja bawahan.
Bermakna Kamu saya tunjuk untuk melihat bagaimana cara kerja bawahan (yang bermasalah).
Intonasi Tempo
Intonasi Tempo adalah memberikan penekanan suara dengan cepat atau lambatnya dalam pengucapan sebuah kata. Teori ini mengikuti kecepatan atau lambatnya nada pada musik, biasa kita sebut tempo. 3/4 atau 4/4, terserah saja. Dan mengenai angka-angka ini biarkan menjadi milik pecinta seni musik.
Dalam karakter komunikasi ini, cukup menjadi perhatian kita adalah kecepatan dan lambatnya pengucapan kata.
Mimik
Mimik (ekspresi wajah), Sedikit ekspresi muka itu enak. Terlalu banyak ekspresi bisa merusak perhatian. Kalau orang bicara dengan mimik yang baik, maka orang yang mendengar ucapannya selanjutnya terdapat kesesuaian dengan mimik mukanya. Namun Jangan seperti bersandiwara.
Definisi Mimik berdasarkan KBBI adalah /mi·mik/ n peniruan dengan gerak-gerik anggota badan dan raut muka.
Dalam mempelajari karakter komunikasi ini, pada bagian sub ini membahas tentang raut muka oleh karena gerak gerik anggota badan akan masuk dalam pembahasan di sub lainnya.
Untuk mempermudah mengenalnya maka mimik sebenarnya adalah ekspresi wajah. Gerakan pada otot wajah sebagaimana hal ini merupakan komunikasi non verbal.
Kesesuaian gerak wajah untuk memaknai kalimat yang dibahasakan, membutuhkan latihan menggerakkan otot wajah.
Gerakan otot wajah atau mimik adalah kejujuran sebab bersumber dari dalam hati maupun jiwa.
Secara alami, intonasi dan mimik berjalan secara bersamaan, dengan tekanan pada suara (intonasi) akan secara natural menciptakan ekspresi.
Tidak sedikit dalam kehidupan keseharian yang menyangkut relasi dengan orang lain, terjadi mispersepsi dalam komunikasi karena pemaknaan intonasi yang berbeda antara pemberi dan penerima pesan.
Contoh : Nawang hendak meminjam buku Ilmu Hukum milik Fatma. Fatma bereaksi dengan mengatakan ”ini ambil!” (Fatma menyebut kalimat dengan suara dipercepat). Dalam hal ini Nawang memiliki persepsi bahwa Fatma tidak setuju jika bukunya dipinjam olehnya.
Dalam hal tersenyum, bibir harus seimbang, gigi sedikit kelihatan. Ketika berbicara, seorang komunikator harus mampu menganalisa mimik diri sendiri dan orang lain, untuk membantu pesan yang disampaikan serta menganalisa orang lain apakah mengerti pembicaraan atau tidak.
Penguasaan Bahasa
Dalam karakter komunikasi memberikan penekanan penting mengenai bahasa ini, sebab bahasa yang sesungguhnya tidak hanya soal bahasa lisan yang memiliki makna pesan tertentu. Kami telah memiliki banyak penelitian mengenai hal bahasa tersebut, sehingga memiliki simpulan komponennya, bahasa:
- Bahasa Pendengar
- Bahasa Baku Nasional
- Dan Bahasa Tubuh.
Dalam hal komunikasi, kita perlu menguasai 3 komponen bahasa, yaitu :
Bahasa Komunikan (Audience/pendengar)
Kita sedang berbicara dengan siapa? Kenali pekerjaan, umur dan budayanya.
Kenapa anda suka dengan Jokowidodo (Presiden RI). Karena meski ia orang Jawa akan tetapi sangat merakyat. Atau kenapa anda menjadi penggemar Ustadz Abdul Zomad? Karena UAS selalu memberikan ceramah yang sesuai dengan kata hati jamaah.
Keduanya memahami bahasa pendengar atau komunikan. Bahasa pendengar, bisa sesekali menggunakan bahasa daerah mereka. Atau bahasa gaul yang sering terucapkan oleh pendengar tersebut.
Bahasa Baku Nasional
(Hilangkan Syndroma E atau ya saat berbicara)
Gunakan bahasa Indonesia yang benar. Bahasa baku nasional kita pergunakan pada pembicaraan formal, dalam sebuah kegiatan diskusi, dialog, pidato dan sebagainya.
Fleksibel saja dalam pemakaian bahasa baku nasional tersebut, kenyataannya beberapa pembicara juga sesekali memakai bahasa daerah pendengar disaat tampil, tujuannya adalah lebih mendekatkan diri secara emosional dengan pendengar.
Kurangi, dan lebih baik jika dihilangkan Syndroma E (menyebut e…e…), atau Syndroma Ya (mengulangi kata-kata ya…ya….) atau kata-kata berulang. Semua orang yang mengalami hal demikian, biasanya menyadari bahwa hal tersebut terjadi pada dirinya.
nya.
Bahasa Tubuh/Body Language
Tubuh juga punya bahasa, dari sisi gestur, perpindahan gerakan kepala dan sebagainya sangat membantuk dalam hal komunikasi.
Pada karakter komunikasi ini mengenal 3 bahasa yang penting:
- Gerakan Kepala
- Gerakan Tangan
- Gestur
Bahasa tubuh yang dimaksudkan disini adalah; gerakan tangan, gerakan kepala serta sikap tubuh.
PenampILan
Penampilan menjadi hal yang penting diperhatikan terutama saat tampil didepan orang banyak (Seperti pidato/Moderator/Ceramah dll). Sebab penampilan (Pakaian, rambut dan sebagainya) menjadi salah satu faktor pendukung tingginya kepercayaan diri seseorang.
Penampilan juga biasanya menjadi barometer status sosial seseorang, pekerjaan dan sebagainya. Penampilan memiliki arti tersendiri bagi oranglain, sebab hal yang pertama dilihat secara visual adalah penampilan.
Hindari berpenampilan ”kusut” didepan orang banyak.
“Intonasi, Mimik, Penguasaan Bahasa dan Penampilan adalah bagian seni dalam komunikasi, penggabungan dari keempatnya menghasilkan keindahan berbicara bahkan menjadi bagian penting tertariknya seseorang disaat berkomunikasi”
Etika Dalam Karakter Komunikasi
Mengetahui etika, yang pada objektifnya kita sebut etis dan tidak etis. Sangat mudah untuk mengetahuinya. Untuk belajar etika maka dari rumah semua orang telah belajar mengenai hal tersebut.
Larangan mencuri tidak hanya berlaku bagi orang Makassar, Batak, Ambon maupun Papua, tapi bagi semua orang. Dan kita kenal sebagai etika umum.
Prinsipnya, belajar etika adalah cukup dengan mengingat apa yang menjadi arahan orangtua dari rumah. Apa perintah ayah dan ibu dalam menghadapi orang lain. Dari sana banyak terkandung nilai-nilai etika dan budaya.
Cakrawala Berpikir
Jika mau bertanya apa inti dari belajar kepercayaan diri dengan Caracter communication maka jawabannya adalah Cakrawala Berpikir.
Analisa pengetahuan dan lingkungan, sangat penting dalam hal komunikasi. Oleh karena hubungan antara satu segmen dengan segmen lain dalam komunikasi membantu dalam hal penyampaian pesan.
Kecepatan berpikir, menjadi unggulan dalam pembelajaran ini. Dan dalam kegiatan privat pada peserta didik, sangat terasa. Perbedaan sebelum dan sesudah latihan kecapatan berpikir.
Komponen Utama Karakter Komunikasi
Terlalu panjang pembahasan jika keenam bagian yang telah kami paparkan sebelumnya. Maka untuk mempermudah, kami akan menulis bagaimana ketika hal tersebut mudah untuk kita ingat.
Dari konsep IMPHAS PILAR Ini, ternyata hanya 3 bagian utama:
- Ethos
- Patos
- Logis
Ethos
Untuk menjadi pembicara, protokol acara maupun penceramah, maka ethos maupun etika adalah hal penting yang harus kita ingat. Sebab tanpa ethos maka peserta tidak tertarik dengan apa yang anda sampaikan.
Tentu bahasan ini anda sudah paham apa pengertian Etika atau Ethos?
Pathos
Pathos adalah seni dalam menyampaikan pesan. Bagi pembaca yang telah menempuh pendidikan perguruan tinggi tentu sangat mengingat hal ini. Yang dalam penyebutan lain oleh guru bahasa Indonesia adalah Retorika.
Logos
Logika, masuk akal tepatnya. Dalam komunikasi membutuhkan Logika atau Logos tersebut. Oleh karena tanpa logika sederhana tentang nilai kebenaran maka pendengar tidak akan tertari dengan isi pesan yang kita sampaikan.
Demikian artikel ini, untuk bergabung silahkan ke Channel Dosen Organisasi. Fanpage Dosen Organisasi.