Metopen kualitatif ternyata l tidak selalu berbentuk angka. Hadir menjadi alternatif lain bagi para peneliti yang gemar akan narasi. Melalui metode inilah hasil penelitian dapat menjadi lebih intens dengan berbagai teknik analisanya.
Literatur Ilmiah
Fungsi dan Bentuk Data Kualitatif
Metopen kualitatof tidak bisa terpisah dari sebuah pengukuran tidak langsung (Hadi, 2015: 91).
Maksudnya bukan berupa angka-angka pada hasil datanya melainkan dalam bentuk kata-kata. Sebagaimana penjelasan dari Muhadjir, 1998:29.
Bentuk-bentuk data kualitatif antara lain deskripsi dari suatu subjek uji ataupun data observasi. Penjabarannya sebagai berikut:
Data Non-Numerik
Berdasarkan sifatnya, data kualitatif tersaji dalam bentuk gambar maupun kata-kata. Bisa juga dalam bentuk format lain selain numerik.
Tentu saja berbeda jika kalian bandingkan dengan metopen kuamtitatif yang menyajikan kuantitas yang tercatat.
Data kualitatif lebih fokus memberikan pandangan dan pengalaman bagi peneliti. Sehingga hasil datanya dapat berupa kata”memuaskan”, “menantang”, dan “mendukung”.
Tanggapan Mendalam
Karena bersifat non numerik, maka informasi dalam metopen kualitatif jauh lebih dalam. Emosi pada responden pun beserta respon rincinya menjadi bahan pelajaran bagi peneliti.
Mereka dapat melihatnya dari berbagai sudut pandang. Jadi penelitian kualitatif mengajak responden menjelaskan motif, ide, serta perasaaan mereka.
Contohnya jika peneliti ingin mendapat respon atas sebuah produk baru. Melalui metode kualitatif, responden dapat menjelaskan cerita pribadi mereka baik positif maupun negatif.
Susah Mengontrol
Tantangan bagi peneliti adalah sulitnya mengontrol respon dari responden. Untuk mengungkap pola dalam data pun menjadi sebuah tantangan.
Setelah memahami karakteristik metopen kualitatif, kalian juga perlu memahami bentuk datanya yang memiliki tujuan berbeda-beda dalam proses analisisnya.
Secara garis besar bentuk datanya antara lain:
Data Nominal
Berisi kategori atau label dan tidak mengandung urutan atau peringkat tertentu. Pada jenis ini objek terbagi menjadi kelompok terpisah dan semua data mendapat perlakuan yang sama.
Contoh pembagiannya sebagai berikut:
- Jenis Kelamin
Kategori: Pria, Wanita, dan Lainnya
- Warna kulit
Tipe: sawo matang, gelap, putih, dan Lainnya
Data Ordinal
Fokus pada urutan namun sebenarnya tidak ada perbedaan yang mencolok diantaranya. Nampak seperti hierarki walaupun sebenarnya tidak. Contoh:
- Skala penilaian
Sangat setuju, agak setuju, setuju, kurang setuju, netral, tidak setuju.
- Waktu
Pagi, siang, sore, dan malam
Lalu kapan sebenarnya metopen kualitatif dipakai? Jika peneliti ingin mendapatkan hasil mendalam terkait variabel, pola, hingga kualitas.
Data kualitatif akan menyempurnakan data kuantitatif dari sisi sudut pandangnya. Jika peneliti ingin menentukan karakteristik subjek uji maka mereka dapat menggunakan metode seperti wawancara.
Sedangkan jika ingin membentuk parameter untuk kumpulan data berdasarkan karegori, maka kualitatif memiliki peranan penting.
Metode kualitatif juga berguna untuk mengidentifikasi pola hubungan, tema, serta tren yang mana akan samar jika menggunakan metode kuantitatif.
Data kualitatif juga dapat mengidentifikasi studi secara menyeluruh.
Organisaroris lain juga baca ini: Model Analisis Interaktif: Konsep dan 3 Jenis dalam Penelitian
Teori Dalam Pengolahan Data Kualitatif
Metopen kualitatif menurut Basri (2014) adala penelitian yang pada prosesnya lebih tertuju pada elemen objek, institusi, dan manusia.
Penelitian ini juga tertuju pada hubungan atau interaksi di antara elemen-elemen itu. Tujuannya untuk memahami suatu perilaku, peristiwa, atau fenomena (Mohamed, Abdul Majid & Ahmad, 2010).
Pendapat lain datang dari McCusker, K., & Gunaydin, S. (2015) yang menyebut metopen kualitatif sangat tepat untuk menjawab pertanyaan tentang 5W1H yaitu“apa (what)”,“mengapa (why)”atau bagaimana (how) atas suatu fenomena
Berbeda dengan metode kuantitatif yang berguna untuk menjawab pertanyaan terkait jumlah“berapa banyak (how many, how much)”.
Mereka juga berpendapat jika tujuan kualitatif untuk memahami komunitas atau individu-individu dalam menerima suatu isu.
Namun untuk mendapat hasil yang sempurna peneliti perlu memastikan kualitas proses penelitian.
Sofaer, 1999 berpendapat jika metopen kualitatif mendukung substansi dari sebuah peristiwa. Peneliti akan mendapatkan jawaban yang lebih dalam sehingga penting bagi peneliti untuk menambah bekal pengetahuan yang lebih terkait masalah yang ia tangani dalam penelitian.
Creswell (2007, p. 45-47) menjabarkan karakteristik penelitian kualitatif yang baik yaitu:
- Penggunaan prosedur yang tepat akan mendapatkan data yang tepat.
- Pembatasan penelitian terkait asumsi dan karakteristik kualitatif.
- Penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitiannya.
- Mengawali penelitian dengan satu fokus.
- Mengandung metode yang rinci serta pendekatan yang tepat terkait analisis data, pengumpulan data, serta pelaporan.
- Penggunaan pemisahan analisis dalam beberapa level.
- Penulisan bersifat persuasif untuk menyakinkann pembaca agar merasakan pengalaman yang sama.
Metopen kualitatif kemudian berlanjut dari ide yang berawal dengan pertanyaan penelitian (research questions).
Dari pertanyaan penelitian tersebut metode pengumpulan data dapat diketahui beserta metode analisanya. Thomson, S.B, 2009 menyebutkan pula jika metopen kualitatif bersifat dinamis.
Perubahan selalu mungkin terjadi termasuk adanya penggantian maupun penambahan di dalam proses analisisnya.
Gill et. al. (2008) membahas mengenai pengumpulan data dalam metopen kualitatif. Antara lain analisis visual, observasi, studi pustaka, serta wawancara.
Dari beberapa teknik tersebut yang paling populer justru adalah Focus Group Discussion dan wawancara. Seperti apa perbedaan di masing-masing teknik tersebut?
Organisatoris lain juga baca ini: 7 Data dalam Penelitian
Jenis Teknik Pengumpulan Data Kualitatif
Metopen kualitatif juga membutuhkan data untuk menjawab hipotesis. Pengertian mengenai pengumpulan data adalah cara yang peneliti lakukan untuk memperoleh data.
Kemudian peneliti akan menyusun instrumennya sebagaimana penjelasan dari Arikunto, 2010:265.
Beliau juga menyebutkan beberapa metode pengumpulan data tersebut antara lain:
Wawancara
Sugiyono dalam Prastowo, 2011:212 menjelaskan jika makna dari wawancara adalah pertemuan antara dua orang untuk saling bertukat ide dan informasi dengan cara tanya jawab.
Dari sanalah kemudian kesimpulan mengenai suatu topik dapat dihasilkan. Namun bukan asal wawancara, peneliti melakukan wawancara mendalam untuk mendapat hasil yang akurat.
Taylor dan Bogdan, 1998: 88 juga menjabarkan jika metopen kualitatif dengan wawancara adalah wawancara antara peneliti dan informan.
Tujuannya untuk melihat perspektif informan terkait pengalamannya dan kehidupannya serra situasi yang ada.
Observasi
Data pendukung dalam penelitian kualitatif muncul dari observasi karena teknik ini mencakup pengamatan serta pencatatan secara sistematis atas fenomena yang terjadi (Hadi, 2015: 86).
Observasi juga mengharuskan peneliti untuk mengecek kesahan data dari wawancara.
Dokumentasi
Adalah teknik pengumpulan data yang berasal dari dokumen dalam bentuk gambar, karya-karya, maupun tulisan.
Contohnya adalah catatan harian, biografi, sejarah, kebijakan, dan peraturan. Dokumen bentuk lainnya bisa berupa sketsa, gambar hidup, maupun foto.d. Triangulasi
Merupakan pengecekan macam-macam sumber melalui beragam cara dan waktu (Sugiyono, 2013:125).
Gunanya untuk menguji keabsahan data yang sudah didapatkan. Menurut Patton (dalam Moleong, 2012:330) membandingkan balik derajat kepercayaan dengan alat dan waktu berbeda adalah definisi dari Triangulasi.
Terdapat dua strategi triangulasi yaitu dengan pengecekan derajat kepercayaan dengan metode berbeda dan pengecekan derajat kepercayaan dengan metode yang sama.
Organisatoris lain juga baca ini: Instrumen dalam Penelitian: 5 Jenis dan Definisi
Tools Pengolahan Data Kualitatif
Metopen kualitatif juga membutuhkan pengolahan data. Menurut (Miles dan Huberman, 1984:12) ada tiga tahapan sebelum melakukan pengolahan data.
- Reduksi data
Data tentu masih berupa data mentah saat peneliti mendapatkannya. Oleh sebab itu perlu adanya pemilihan, penyederhanaan, pemokusan, hingga abstraksi dan transformasi.
- Pengumpulan data
Kemudian peneliti perlu mengumpulkan data hasil dari wawancara dan observasi.
- Pengelompokan dan analisa
Mencatat jawaban-jawaban yang sama.
Kemudian peneliti akan melakukan model data berupa cara penyajian data dengan mengelompokkannya sesuai masalah.
Data akan tampil dalam bentuk teks dan barulah peneliti menarik kesimpulan. Metopen kualitatif cenderung mudah untuk dianalisis.
Peneliti hanya perlu mencatat secara sistematis pola-pola yang ada dari tahap demi tahap. Sehingga terbentuklah alur-alur yang jelas serta proporsi-proporsi.
Tools Analisis Menurut Ahli Lainnya
Ada pula cara dari Spradley yang dapat kalian contoh. Mereka adalah:
Analisis Domain
Spradley menyebut inilah tahap pertama. Analisis domain adalah proses untuk mendapatkan gambaran umum dari subjek uji.
Bisa berupa sebuah isu sosial ataupun fokus lainnya. Hasil analisa itulah yang dapat masuk ke tahap analisa selanjutnya.
Cara mendapatkan gambaran umum bisa melalui banyaknya data hasip dari proses pendataan.
Setelah dikelompokkan, setiap data akan memiliki domain khusus dan inilah dasar dari analisa data.
Pengumpulan data akan memakan banyak waktu jika terdapat banyak domain.
Analisis Taksonomi
Spradley melanjutkan tahap analisis taksonomi sebagai tahap kedua. Peneliti akan mempelajari dan mempraktekkan analisis taksonomi yang mana perlu pengkajian semua domain dari data.
Tujuannya untuk mengetahui struktur internal tiap domain. Hasil akhirnya peneliti dapat mengetahui unsur apa saja yang membangun domain-domain data tersebut.
Analisis Komponensial
Tahap ketiga adapah analisis komponensial. Caranya dengan mengkaji lagi unsur yang menyusun domain.
Tujuannya adalah mengetahui ciri spesifik dari unsur-unsur yang menyusun domain. Jika ada ciri khusus, maka inilah yang akan memberi informasi terkait perbedaan antara satu domain data dengan yang lainnya.
Cara agar menemukan spesifikasi yang berbeda adalah melalui data terbanyak yang mewakili penilaian atau pendapat dari objek penelitian.
Analisis Tema Kultural
Tahapan yang terakhir adalah analisis tema kultural. Di tahap ini semua domain harus telah ditemukan ciri spesifiknya.
Tugas peneliti adalah mencari keterkaitannya dengan domain lain dan menarik benang merah yang ada.
Kesimpulan tersebut lalu akan menjadi judul penelitian sekaligus memberi gambaran bagi peneliti terkait isi penelitiannya.
Metopen kualitatif pada dasarnya mudah karena hasilnya dinamis dan tidak kaku. Hanya saja peneliti perlu bersabar dan berinovasi untuk memperdalam hasil penelitiannya.
Tidak ada benar maupun salah sekalipun tidak menjawab hipotesa yang ada karena memang penelitian jenis kualitatif tidak bersifat kaku.
Semakin dalam hasil penelitiannya maka akan semakin bagus. Namun tentunya peneliti butuh fokus agar penelitian tersebut tetap berada dalam jalurnya.
Jika kalian ingin mengambil jenis penelitian ini maka pastikan untuk tidak memilih sampel dalam jumlah sangat besar karena akan memakan waktu dan tenaga yang banyak serta berpotensi bias.
Sumber:
- Undip Repository, 2021, Jenis dan Sumber Data, Universitas Diponegoro, Semarang
- 2. Andraswara, 2016, Bentuk dan Sumber Data, Unika.
- 3. Rijali, A, 2018, Analisis Data Kualitatif, Jurnal UIN Antasari