Zaman Mesolitikum

era paleolitikum
Kehidupan pada masa purba (yuksinau.id)

Zaman Mesolitikum merupakan bagian dari zaman prasejarah. Saat itu masyarakat tentunya belum merasakan kecanggihan teknologi seperti sekarang. Konsep Organisasi.co.id, Tika.

Zaman batu adalah peradaban awal manusia di muka bumi. Adapun Zaman tersebut terbagi menjadi empat periode dengan ciri-ciri yang berbeda.

Bacaan Lainnya
zaman mesolitikum
Zaman Batu (katamasa.com)

Pertama adalah periode Paleolitikum. Memiliki sebutan zaman batu tua dengan ciri-ciri mata pencaharian penduduk berupa meramu dan berburu.

Kedua adalah periode Mesolitikum. Dengan kondisi alam yang lebih stabil membuat perkembangan kebudayaan di periode ini menjadi lebih cepat.

Ketiga yaitu periode Neolitikum. Masa ini tentu lebih beradab dan berbudaya dari jaman sebelumnya.

Terakhir adalah periode Megalitikum. Pada masa ini manusia menggunakan peralatan-peralatan yang terbuat dari batu dan khususnya batu besar.

Zaman Mesolitikum

zaman mesolitikum
peninggalan pada masa mesolitikum (yuksinau.id)

Atas adanya empat periode zaman batu tersebut, nampak bahwa periode Mesolitikum merupakan Zaman Batu Tengah atau kerap disebut Madya.

Hal itu karena zaman tersebut berada di antara periode Paleolitikum dan Neolitikum. Bahkan rentang waktu nya pun berbeda di berbagai daerah di dunia.

Setiap wilayah memiliki kebudayaan yang bervariasi.

Pengertian Zaman Mesolitikum

Mesolitikum berasal dari bahasa Yunani. Mesos artinya tengah dan Lithos artinya batu. Terjadi kurang lebih 10 ribu tahun yang lalu pada masa Holosen.

Pada masa ini perkembangan budaya sudah jauh lebih maju. Faktor penyebabnya adalah kondisi alam yang stabil dan tenang serta spesies manusia yang pola pikirnya lebih cerdas.

Mesolitikum adalah jaman saat Homo Sapiens muncul dan hal ini tercantum dalam buku The Dawn of Europe karya V Gordon Childe di tahun 1947.

Perbedaan Mesolitikum, Paleolitikum Dengan Zaman Neolitikum

zaman mesolitikum
kehidupan mesolitikum (yuksinau.id)

Zaman batu yang terdiri atas empat periode tersebut melahirkan perbedaan kehidupan dan kebudayaan. Apa saja itu?

Zaman Mesolitikum

Pada masa ini, terdapat Kjokkenmoddinger serta abris sous roche. Pola hidup masyarakat adalah semi nomaden. Mereka hidup di goa maupun tepi pantai.

Cara mereka mencari makanan adalah dengan meramu, berburu, hingga bercocok tanam. Alat-alat berburu pun terbuat dari bebatuan kasar dan tulang.

Manusia pada masa ini sudah mengenal adanya kepercayaan bahkan mereka dapat mengerti seni tulis.

Zaman Paleolitikum

Adapun ciri-ciri dari zaman batu tua ini adalah kehidupannya yang nomaden dan mengumpulkan makanan dari alam sekitar. Mereka hidup berkelompok.

Dalam mencari makanan, mereka menggunakan alat-alat sederhana dan menggunakan sistem bahasa dengan isyarat sederhana.

Manusia di masa ini telah mengenal adanya kepercayaan Animisme dan Dinamisme.

Organisatoris lainnya baca: Zaman Mesolitikum: Peninggalan, Manusia Pendukung, dan Ciri-ciri

Animisme adalah meyakini jika setiap benda mempunyai roh. Hal itu nampak dari tulang belulang manusia di dalam goa.

Dinamisme merupakan sebuah keyakinan jika setiap benda mempunyai kekuatan ghaib. Adanya Menhir adalah bukti dari keyakinan ini.

Zaman Neolitikum

Nama lainnya adalah zaman batu muda yang mana masa itu adalah masa prasejarah. Manusia menggunakan alat-alat dari batu yang sudah mereka haluskan.

Pada masa ini pula terjadi revolusi kebudayaan yang sangat besar. Mereka mulai membuat makanan sendiri dan mulai memahami sistem barter serta beternak dan bertani.

Manusia purba telah membangun tempat tinggal secara permanen, bergotong royong, dan mengenal kepercayaan.

Sejarah Singkat Zaman Mesolitikum

Tidak jauh berbeda dari masa Paleolitikum, pada masa ini manusia berburu dan meramu makanan. Cocok tanam sudah terjadi namun dengan sistem kuno.

Manusia mulai menetap sedikit lebih lama walaupun tetap nomaden pada akhirnya. Abris sous roche berada di tepi pantai adalah bukti tempat tinggal mereka.

Sampah dapur yang bernama Kjokkenmoddinger merupakan jejak kebudayaan mereka. Terdapat pula manusia-manusia pendukung seperti dari suku Semang, Suku Atca, Suku Irian, Suku Sakai, dan Suku Aborigin.

Kepercayaan Zaman Mesolitikum

Kepercayaan manusia pada masa mesolitikum tidak jauh berbeda dengan masa Paleolitikum. Mereka telah mengenal kepercayaan animisme dan dinamisme.

Mereka juga percaya dengan roh nenek moyang serta kekuatan supranatural dari benda-benda mati.

Kepercayaan mereka semakin kuat ketika mereka mulai menetap ke gua-gua di sekitar sumber air serta persisir pantai.

Ciri Pokok Kehidupan Mesolitikum Adalah

zaman mesolitikum
Kehidupan pada masa mesolitikum (yuksinau.id)

Sebagai era peralihan antara jaman batu tua ke batu muda, maka ciri-ciri yang menonjol dari zaman ini adalah:

  • Masyarakat mengenal cocok tanam sederhana selain berburu sebagai sarana mencari makanan.
  • Metode mengumpulkan makanan masih menjadi ciri khas dari zaman ini.
  • Manusia mulai membuat kerajinan gerabah dengan menggunakan tangan mereka.
  • Manusia purba mulai mencoba hidup menetap di beberapa lokasi seperti tepi pantai maupun goa.
  • Alat yang mereka gunakan sebagian besar adalah peralatan dengan tekstur kasar atau dari tulang.

Peninggalan Masa Kebudayaan Mesolitikum

zaman mesolitikum
peninggalan pada masa mesolitikum (yuksinau.id)

Jejak-jejak pada masa Mesolitikum hadir dalam berbagai kebudayaan. Mereka adalah:

a. Kebudayaan Bascon-Hoabinh

Merupakan salah satu kebudayaan yang memiliki peran besar dalam prasejarah Indonesia. Muncul sekitar tahun 10.000 hingga 4.000 SM, kebudayaan ini berasal dari Mekong, Vietnam.

Organisatoris baca: 2 Peninggalan Utama Zaman Mesolitikum: Abris Sous Roche Dan Kjokkenmoddinger

Kemudian masuk ke Indonesia sekitar 2000 SM melalui jalur barat dan timur. Jalur barat melalui Melayu Austronesia dan mereka meninggalkan beberapa hasil budaya.

Contoh hasil budaya tersebut adalah kapak Sumatera, peralatan dari tulang, serta kapak Pendek.

Dari jalur Timur melalui Papua Melanosoid dan meninggalkan alat serpih atau Flakes.

Selanjutnya ada pula mayat yang berjongkok dan bercat merah dengan tujuan mengembalikan kehidupan mereka.

b. Kjokkenmoddinger

Adalah sampah dapur berupa fosil yang menggunung dengan tinggi nyaris 7 meter. Sampah tersebut berupa kulit kerang hingga tempurung siput.

Kata Kjokkenmoddinger berasal dari bahasa Denmark. Kjokken artinya dapur dan modding artinya sampah.

Inilah bukti jika pada masa ini manusia hidup menetap. Fosil ini terdapat di sepanjang timur Pantai Sumatera.

Ada pula kapak genggam yang berbeda dengan kapak pada masa Paleolitikum. Adapun peneliti dalam hal ini adalah dr. PV Van Stein Callenfels di tahun 1925.

c. Abris Sous Roche

Istilah ini adalah nama bagi rumah tempat tinggal manusia kala itu. Pertama kalinya ditemukan di Lawa.

d. Kebudayaan Toala

Kondisi saat mayat meninggal dikubur di dalam gua sampai semua tulangnya mengering. Tulang itu lalu diberikan ke pihak keluarga.

Namun pihak perempuan biasanya menggunakannya sebagai kalung. Oleh sebab itulah peninggalan-peninggalan kebudayaan ini didominasi oleh peralatan dari batu dan tulang.

Manusia pada masa ini menjaga dan melanjutkan cara bertahan hidup para leluhurnya. Peninggalan tersebut berupa kalsedon, jaspis, dan obsidian.

Tidak sedikit juga yang meninggalkan batu yang mirip dengan batu api yang berasal dari Eropa.

e. Kebudayaan Tulang dari Sampung

Sampung Bone Culture bertandakan adanya peralatan dari tulang belulang di daerah Sampung.

Inilah yang menutup kebudayaan yang berkembang pada jaman ini.

Perbandingan Dengan Peninggalan Neolitikum

Semakin berkembangnya zaman, tentunya kebudayaan pun semakin maju. Adanya peninggalan kebudayaan pada masa Neolitikum terbagi menjadi Kebudayaan Kapak Persegi dan Kebudayaan Kapak Lonjong.

Von Heine Geldern adalah yang pertama kali menyebutkan nama Kapak Persegi. Berbentuk persegi panjang dan trapesium, jenis yang besar bernama beliung atau cangkul.

Kapak berukuran kecil bernama tatah atau tarah. Penyebarannya meluti wilayah Indonesia bagian barat. Contohnya adalah Jawa, Bali, dan Sumatera.

Ada pula yang bernama Kapak Bahu. Bentuknya mirip kapak persegi namun pada bagian tangkai berisi leher mirip botol persegi.

Untuk kebudayaan kapak lonjong, bentuk keseluruhan alat adalah bulat dengan ujung lancip.

Bagian tangkai adalah lancip dan bagian bulat yang umumnya diasah untuk menjadi tajam.

Kleinbell adalah kapak lonjong kecil dan yang berukuran besar adalah walzenbell. Penyebarannya di Indonesia bagian timur seperti Minahasa, Seram, dan Papua.

Lanjut pada perhiasan, tembikar, hingga pakaian, dapat ditarik kesimpulan, mereka yang hidup di masa Neolitikum telah berpakaian.

Tak hanya itu, perhiasan mereka pun berupa gelang dan kalung dari batu indah telah banyak dijumpai di Jawa.

Tembikar atau periuk belanga ada di lapisan atas bukit-bukit kerang di Sumatera dengan gambar-gambar.

Bahkan saking modern nya pada masa itu, manusia tidak lagi memakan makanan mentah. mereka belajar memproduksi makanan dan tidak sekedar mengumpulkan.

Ciri Khas Zaman Paleolitikum

Sebagai zaman yang paling tua, zaman paleolitikum ternyata memiliki jejak yang penting dan mendalam.

Di dekat aliran sungai Bengawan Solo, banyak fosil manusia purba yang ada. Mereka adalah:

Pitecanthropus Erectus, Megantropus Palaeojavanicus, Homo Wajakensis, dan Homo Soloensis.

  • Pitecanthropus Erectus. Memiliki ciri seperti kera namun berjalan dengan tegak. hidung besar dan tebal dengan tinggi badan 165 cm. Gigi rahangnya besar dengan tulang kening yang tebal dan tidak berdagu.
  • Meganthropus Paleojavanicus. Adalah salah satu yang tertua di Indonesia dengan penampilan fisik yang tegap dengan tonjolan tajam di belakang kepala. Tonjolan kening mencolok tanpa dagu. Memiliki otot kunyah dengan muka besar dan mirip dengan kera besar.
  • Homo Wajakensis. Manusia purba dengan tinggi sekitar 1,3 meter hingga 2,1 meter. Otot dan tulang yang kuat dengan bentuk wajah horizontal. Beratnya antara 30 hingga 150 kg. Mulai makan makanan yang sudah dimasak.
  • Homko Soloensis. Adalah manusia purba dengan volume otak 1200 cc dengan tinggi badan sekitar 210 cm. Memiliki otot pada tengkuk yang menyusut dengan tonjolan kening. Mampu berdiri tegak karena mirip dengan manusia modern.

Peninggalan:

  • Kapak Genggal. Banyak ditemui di Pacitan. Fungsinya untuk menggali sesuatu dari dalam tanah, menguliti binatang, hingga memotong binatang. Bentuk menyerupai kapak tanpa pegangan.
  • Kapak Perimbas. Untuk memotong ranting dan kayu, senjata, serta memahat tulang. Di daerah Pacitan dan di Gombong juga ditemukan peninggalan ini. Gua Choukoutieen di Beijing, Sukabumi, dan Lahat ternyata juga menyimpan peninggalan ini.
  • Flakes. Kebudayaan Ngandong adalah yang menghasilkan peninggalan ini. Fungsinya untuk berburu, mengupas makanan, mengumpulkan ubi dan buah, serta untuk menangkap ikan. terbuat dari batu Chalcedon, alat ini yang tercanggih pada masanya.

Penutup

Sangat penting untuk mempelajari sejarah. Dengan perkembangan sejarah, manusia menjadi tau dan mampu mengembangkan kebudayaan ke arah lebih baik.

Mencintai sejarah artinya membuat kita hidup lebih lama. Jadi jangan mencoba melupakan sejarah.

Semoga artikel ini memberi manfaat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *