Era Paleolitikum: Definisi dan 8 Karakteristik Manusia

era paleolitikum
Kehidupan pada masa purba (yuksinau.id)

Zaman batu menandai kemunculan manusia purba di dunia ini. Mulai dari Era Paleolitikum kemudian berlanjut ke era lainnya, permulaan ini tidak bisa kita abaikan dari sejarah.Tika, Konsep Organisasi – organisasi.co.id

Era Paleolitikum dan Kaitannya dengan Kemunculan Manusia di Bumi

Jauh sebelum adanya era Paleolitikum, manusia sudah ada di muka bumi. Saat itu adalah saat bumi berselimut salju dan es yang kita kenal dengan zaman es. Terjadi sekitar tahun 45 ribu hingga 40 ribu Sebelum Masehi dan menyebabkan manusia mengalami penyebaran yang melambat.

Bacaan Lainnya

Manusia tidak bisa bergerak lebih jauh hingga di tahun 35 ribu Sebelum Masehi mulai ada pergerakan ke Afgahistan, Iran, dan Pakistan hingga akhirnya ke Pegunungan Himalaya dan berakhir di Myanmar

Lanjut setelah itu sekitar tahun 30 ribu Sebelum Masehi manusia menyebar ke Mongolia dan Kazakhstan. Masa-masa ini masih jauh dari era Paleolitikum. Manusia belum bisa berbicara apalagi mengerti aksara. Tipe Kaukasoid bergerak ke Eropa hingga juga ke Semenanjung Portugal.

Mereka juga melanjutkan perjalanan ke Afrika Selatan dan Afrika Tengah pada tahun 20 ribu Sebelum Masehi. Barulah kemudian pada tahun 20 ribu sampai 10 ribu Sebelum Masehi manusia berada di seluruh benua Afrika namun terkecuali wilayah utara serta di bagian barat Gurun Sahara.

Manusia yang berasal dari Asia Tengah mulai bergerak ke Alaska dan pindah kembali ke Amerika. Akhirnya mereka inilah yang menjadi nenek moyang Suku Maya Tengah dan Selatan sebagaimana cerita di film Doraemon.

Mereka yang berasal dari Arab menuju Afrika dan Mediterania dan menjadi asal muasal Yunani Kuno. Bahkan manusia di Eropa Timur juga ikut menyebar ke Kaspia.

Lalu apa yang terjadi pada manusia di Himalaya? Mereka pergi ke Skandinavia, Rusia, dan China. Bahkan manusia yang berada di Vietnam pun bergerak ke China Timur sedangkan manusia dari Thailand menyebar ke Pasifik termasuk Indonesia.

Setelah penyebaran yang panjang inilah manusia memulai hidupnya dengan zaman batu tua.

Organisatoris lain baca ini : Prinsip Ekologi Organik: Definisi dan 7 Cara Bertahan

Definisi Paleolitikum

Era Pelolitikum memiliki nama lain yakni Zaman Batu Tua. Tanda-tandanya adalah mata pencaharian penduduk yang merupakan meramu dan berburu. Mereka sebagai manusia yang mencoba bertahan hidup dan membuat kehidupan akan menciptakan peralatan yang menopang kehidupan mereka namun masih sangat sederhana.

Bahkan peralatan tersebut juga sangat kasar. Di era ini mereka meramu maupun berburu dengan cara-cara yang sangat sederhna sehingga pola kehidupannya pun terbilang sangat sederhana.

Manusia yang hidup di zaman Paleolitikum akan hidup berpindah-pindah sesuai letak sumber makanan. Jadi mereka akan menangkap ikan dan berburu di tempat yang kira-kira memiliki binatang untuk mereka makan.

Hasil buruan mereka biasanya akan langsung mereka santap. Tulangnya akan menjadi cikal bakal peralatan mereka untuk berburu.

Seperti itulah hari demi hari mereka hanya berpikir mengenai bertahan hidup.

Poin Penting Zaman Paleolitikum

Zaman Mesolitikum
Zaman paleolitikum(Foto: Sejarahinddo)

Sebagai zaman batu pertama yang menjadi fase kehidupan manusia, di era ini manusia menjalani kebudayaan dengan menggunakan teknologi yang sangat sederhana.

Berlangsung sekitar 600 ribu tahun yang lalu, terdapat beberapa jenis manusia purba yang mencatat sejarah di permukaan bumi kala itu.

Bahkan mereka juga mulai mengenal keyakinan seperti animisme dan dinamisme. Mereka mulai memuja roh nenek moyang.

Mari kita mengenal sedikit mengenai animisme. Keyakinan ini artinya mereka yakin jika setiap benda mempunyai roh. Bahkan tulang belulang manusia pun mereka keramatkan.

Mirip dengan animisme, dinamisme justru memfokuskan pada unsur ghaib pada setiap benda. Dari sinilah menhir hadir di tengah kehidupan mereka.

Alasan mereka memuja nenek moyang mereka adalah karena mereka percaya jika orang yang telah meninggal akan pergi ke alam dan tempat yang lebih baik daripada dunia.

Poin pentingnya adalah manusia purba saat itu adalah mereka yang menjalani kehidupan dengan sangat sederhana bahkan menggunakan peralatan yang sangat sederhana.


Karakteristik Kehidupan Manusia Zaman Paleolitikum

Manusia berusaha bertahan hidup bagaimanapun caranya. Era Paleolitikum pun demikian. Manusia purba akan menggunakan alat-alat yang terbuat dari batu sederhana untuk menunjang aktivitas mereka dalam mencari makanan.

Zaman Paleolitikum merupakan zaman yang dicirikan dengan mulai berkembangnya alat-alat batu sederhana untuk membantu aktivitas manusia sehari-hari.

Untuk mengetahui secara nyata keberadaan mereka, kita dapat menyaksikannya di wilayah Ngandong dan Pacitan. Keduanya menjadi lokasi utama kehidupan manusia purba yang hidup di era tersebut.

Karakteristik mereka antara lain:

  1. Telah ada pembagian tugas untuk laki-laki dan perempuan. Perempuan akan mengumpulkan bahan makanan seperti buah, daun, hingga ubi. Sedangkan laki-laki pergi berburu.
  2. Kebudayaan belum berkembang sehingga sulit mendapatkan sejarah tertulis.
  3. Mereka hidup dengan berpindah-pindah.
  4. Hidup berkelompok.
  5. Sangat bergantung pada alam.
  6. Menggunakan isyarat sebagai sistem kebahasaan mereka.
  7. Memakai peralatan sederhana.

8. Rumah sementara bagi mereka adalah padang rumput, gua, dan wilayah yang dekat dengan sumber air. Contohnya adalah danau, sungai, pantai, dan laut.

Kebiasaan Hidup Manusia di Era Paleolitikum

Manusia purba di zaman ini memang selalu mencari tempat tinggal yang dekat dengan sumber air. Hal ini untuk membantu mereka mencari sumber air minum dan juga untuk membantu perpindahan mereka dari satu tempat ke tempat yang lain.

Air juga menjadi pertanda adanya hewan buruan. Biasanya hewan akan singgah untuk istirahat sambil minum air. Dengan demikian para manusia purba tidak perlu melanglang buana mencari hewan buruan.

Lama-lama hewan mulai paham jika suatu daerah menjadi tidak aman. Kondisi ini memberi dampak berkurangnya atau tidak ada lagi hewan buruan untuk mereka. Sebab itu mereka harus pindah ke tempat lain.

Manusia purba akan bepergian dengan kelompoknya. Mereka membentuk kelompok-kelompok kecil untuk mempermudah mereka mendapatkan makanan. Dengan bergerak bersama pun artinya mereka dapat meningkatkan keamanan dari serangan hewan liar.

Teknologi yang ada masih sangat sederhana dan belum banyak mengalami pengolahan termasuk juga belum adanya pahatan. Bahasa yang mereka gunakan adalah isyarat. Namun sekalipun demikian mereka masih dapat mengerti satu sama lain.

Jika kita ingin melihat bukti nyatanya, kita dapat memperhatikan beberapa fosil yang ada di aliran sungai Bengawan Solo. Mereka adalah: Phitecanthropus Erectus, Homo Wajakensis, Meganthropus Paleojavanicus, dan Homo Soloensis. Untuk lebih jelasnya mari kita lihat ciri khas dari masing-masing manusia purba tersebut.

Pithecanthropus Erectus

Seperti yang kita ketahui sebelumnya, jauh ketika bumi ini masih memiliki makhluk hidup berupa prokariotik dan eukariotik, kera menjadi salah satu makhluk hidup yang berakal. Keberadaan Pithecanthropus Erectus adalah salah satu contoh kera namun mereka berjalan dengan tegak. Tingginya sekitar 165 cm dengan hidung yang tebal dan besar.

Gigi dan rahangnya yang besar tanpa dagu dan tulang kening atas yang tebal serta tulang kepala yang tebal membuatnya nampak sedikit berbeda dengan kera pada umumnya. Dengan volume otak 1000 cc menggambarkan bahwa mereka sebenarnya cukup cerdas.

Meganthropus Paleojavanicus

Meganthropus Paleojavanicus merupakan manusia purba yang tertua di Indonesia dengan tonjolan tajam di belakang kepala. Tonjolan keningnya cukup mencolok dan tulang pipi yang cukup tebal. Mukanya besar dan memiliki otot kunyah. Rahangnya juga besar dan kuat.

Manusia purba jenis ini justru sangat mirip dengan kera daripada manusia.

Homo Wajakensis

Ini adalah salah satu manusia purba yang memiliki tinggi menawan yakni sekitar 1,3 hingga 2,1 meter. Pipi menonjol ke samping tulang dahi yang panjang, dan tulang-tulangnya yang besar dengan otot sangat kuat. Wajahnya horizontal, dahi cenderung menonjol ke dalam. Beratnya antara 30 hingga 150 kg.

Khusus mereka tidak memaan makanan mentah dan cenderung menyukai makanan yang sudah dimasak. Hidung dan mulut memiliki letak yang cukup jauh jaraknya.

Homo Soloensis

Mirip dengan manusia saat ini, jenis Homo Soloensis merupakan manusia purba dengan volume otak 1200 cc dan tinggi badan sekitar 130 cm hingga 2 meter. Otot terdapat pada tengkuk dengan bentuk muka seperti menonjol ke depan. Bahkan ada tonjolan di area kening dan sedikit terputus di bagian atas hidung.

Jalannya sangat tegak dengan postur berjalan yang juga sempurna. Inilah yang menjadi gambaran manusia modern saat ini.

Namun ketika kita kembali menilik sejarah, kita menjadi tahu bahwa sebenarnya mereka adalah hasil penyebaran dari negara-negara lain. Untuk manusia purba yang berada di Indonesia merupakan penyebaran dari pegunungan Himalaya.


Temuan Zaman Paleolitikum

Definisi manusia purba zaman mesolitikum
Ciri fisik manusia purba (Foto: pelajarsekolahdi.blogspot.com)

Sama halnya dengan zaman-zaman lainnya, terdapat benda-benda peninggalan yang bisa menjadi petunjuk sejarah. Adapun peninggalan di era Paleolitikum antara lain:

Kapak Genggam

Kita dapat menemukannya di daerah Pacitan. Kegunaan kapak genggam adalah untuk menggali sesuatu dari tanah mirip seperti cangkul di zaman modern ini. Bahkan kapak ini juga berguna untuk memotong dan menguliti binatang yang artinya fungsinya juga sama dengan pisau.

Bentuknya menyerupai kapak tapi tidak memiliki tangkai, jadi untuk menggunakannya adalah dengan menggenggam langsung. Sebab itulah namanya menjadi kapak genggam. Adapun cara membuatnya adalah dengan menajamkan satu sisi lalu membiarkan sisi yang lain. Untuk menajamkannya adalah melalui cara memangkas.

Kapak Perimbas

Masih dengan berbagai jenis kapak, untuk kapak perimbas berfungsi untuk memahat tulang, memotong ranting kayu, hingga untuk senjata. Banyak terdapat di daerah Pacitan namun juga di Gombong, Lahat, Sukabumi, dan Gua Choukoutieen yang berada di Beijing.

Alat dari tulang binatang dan tanduk rusa

Ciri khas dari alat ini adalah ujungnya yang tajam. Dengan demikian tulangbinatang dan tanduk rusa dapat menjadi penusuk maupun belati. Mereka menggunakannya untuk menangkap ikan dan mengorek ubi di dalam tanah. Kita dapat menemukannya di Ngandong.

Organisatoris lain baca ini: Struktur Organisasi PT Sido Muncul: 2 Strategi

Flakes

Peninggalan lainnya adalah Flakes yang merupakan peninggalan yang berasal dari kebudayaan Ngandong. Berbahan dasar batu Chalcedon, Flakes memiliki bentuk yang kecil. Fungsinya adalah untuk mengupas amkanan dan menjadi alat berburu. Tidak hanya itu, flakes juga dapat mereka gunakan sebagai alat pengumpul ubi dan buah-buahan.

Tidak sedikit juga yang menggunakannya untuk menangkap ikan. Sekian ulasan kali ini mengenai era paleolitikum.

Daftar Pustaka

Zaman Paleolitikum: Pengertian, Sejarah, Ciri, dan Peninggalannya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *