Manusia Purba Zaman Mesolitikum: 2 Sistem Kawin

Manusia purba zaman mesolitikum
Manusia mesolitikum (Foto: insanpelajar.com)

Manusia purba zaman mesolitikum, merupakan manusia dengan berbagai ciri dan juga peninggalannya. Sebagai bukti bahwa peradaban mereka ada, dan berlangsung begitu lama. Berikut beberapa pembahasannya. Ayu Maesaroh, Konsep Organisasi – organisasi.co.id

Halo para organisator, bagaimana kabar kali ini? Semoga kita terus diberikan kesehatan agar bisa berproses, menjadi manusia yang lebih baik lagi, ketimbang yang sebelumnya.

Bacaan Lainnya

Karena pada dasarnya, manusia memang berkonsep demikian. Terus berkembang, mengasah diri sendiri sampai mana kemampuan kita di satu bidang tertentu.

Dengan tujuan agar hidup menjadi lebih baik, bahkan bisa lebih baik lagi, agar dapat bermanfaat bagi banyak orang. Hal tersebut merujuk kepada zaman pra sejarah.

Yang mana mereka terus berproses menemukan berbagai hal baru yang dapat memudahkan kehidupan mereka, agar nantinya mereka dapat terus bertahan hidup.

Mulai dari sistem mencari makanan, rumah atau tempat tinggal. Sampai kepada hubungan antara laki-laki dan perempuan yang sah, dan legal di mata hukum.

Apakah zaman purbakala dulu demikian untuk masalah hubungan antara lawan jenis? Tentu tidak. Lalu, bagaimana kehidupan mereka ketika bersosialisasi?

Untuk lebih jelasnya, kita bahas dari awal masalah manusia purba, di zaman mesolitikum. Berikut ulasannya:

Manusia Purba pada Zaman Mesolitikum

Manusia purba di masa mesolitikum, adalah masa pra sejarah yang kaitannya dengan kemajuan manusia kala itu untuk pertama kali.

Walaupun menggunakan sistem lama, prosentasenya masih cukup banyak. Mereka adalah manusia yang sangat suka dengan berkelompok, juga berpindah-pindah tempat, mengikuti persediaan makanan.

Walaupun sudah ada yang bsia bercocok tanam, mereka masih menggunakan hal tersebut sebagai cara bertahan hidup. Jadi, tidak heran jika semi bercocok tanam menjadi nama sistem yang pas kala itu.

Menusia purba pada zaman tersebut, juga meninggalkan beberapa budaya, yang kemudian sampai detik ini, tertempatkan di beberapa museum prasejarah.

Untuk menjadi satu bukti bahwasannya manusia, sudah ada sejak ribuan, bahkan jutaan tahun lamanya. Mereka memiliki peradaban, dengan ciri masing-masing.

Kemudian pada zaman mesolitikum, manusia purba juga sudah mempunyai beberapa sistem kepercayaa. Walaupun memang tidak seperti sekarang.

Tetapi setidaknya mereka sudah paham bagaimana konsep dari ritual keagamaan, apa saja yang boleh dan tidak boleh, dan sebagainya.

Untuk itu, mari kita perjelas lagi lebih dalam:

Ciri Fisik Manusia Purba Mesolitikum

Definisi manusia purba zaman mesolitikum
Ciri fisik manusia purba (Foto: pelajarsekolahdi.blogspot.com)

Yang pertama adalah masalah ciri fisik dari manusia purba. Kita pernah ingat pada saat guru sejarah kita katakan, bahwasannya ada beberapa ciri fisik manusia purba yang dapat kita identifikasikan.

Seperti pada masa megalitikum. Orang-orang memiliki tubuh yang tinggi besar. Tubuh mereka tegap, sehingga tidak heran jika kemudian, berburu dan meramu, adalah cara yang teramat mudah untuk mereka bertahan hidup.

Pun dengan mesolitikum. Untuk gambaran pada masa ini, ada beberapa manusia yang kemudian sudah mengerti pakaian.

Organisatoris lain baca ini: Membandingkan Peninggalan Kjokkenmoddinger dengan Abris Sous Roche

Mereka sudah paham di bagian mana yang harus ditutupi menggunakan kain, walau hanya satu helai. Namun berbeda dengan perempuan, yang masih membiarkan bagian atasnya terbuka.

Ciri tubuh mereka sudah bervariatif. Ada yang tegap dan mempunyai dada yang bidang, namun ada juga yang tidak begitu tegap.

Mereka juga hidup bersama-sama, tidak bisa berpisah dari kelompoknya. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa pembahasan selengkapnya.

Kehidupan Sosial Manusia Mesolitikum

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, zaman mesolitikum, manusia purba hidup secara berkoloni, atau berkelompok.

Kemudian manusia pada zaman tersebut, memiliki aturan hidup sederhana dalam mempertahankan diri mereka, yakni mencari tempat tinggal secara menetap.

Lalu bercocok tanam juga sudah mereka lakukan, walau masih dengan sistem semi bercocok tanam. Mengingat mereka masih menggunakan peraturan awal.

Yakni hidup mereka masih bergantung pada persediaan makanan di alam. Pun dengan pengolahan makanan yang juga sudah ada pada zaman tersebut.

Manusia sudah mulai sedikit demi sedikit berusaha mengolah sebuah bahan makanan, menjadi makanan yang dapat di makan dengan benar.

Hal lain yang menjadi ciri zaman mesolitikum, adalah posisi, tugas dan wewenang daripada lawan jenis. Seorang laki-laki, mereka wajib hukumnya untuk mencari makan, bercocok tanam, dan sebagainya.

Sedangkan perempuan, mereka menjaga rumah, melahirkan, dan juga mengolah beberapa makanan yang sudah di dapatkan oleh kaum lelaki.

Perlu tercatat, bahwa zaman mesolitikum, rata-rata tempat yang mereka tinggali dan sebagai rumah, adalah goa, dan beberapa tempat lain di sekitar tepi pantai atau pun sungai.

Aktivitas Keagamaan Mesolitikum

Dan hal lain yang menjadi ciri dari manusia purba pada zaman mesolitikum, adalah tentang kehidupan agama mereka. Kita paham betul, bagaimana agama menjelma menjadi satu aspek penting dalam hidup.

Ibaratnya, mereka seperti pedoman diri kita, untuk menjalankan kehidupan sosial di masyarakat, serta menjadi jalan kita agar dapat berkomunikasi dengan Yang Maha Kuasa.

Entah dalam meminta pertolongan, pengkabulan permintaan, dan sebagainya. Pun hampir sama konsepnya pada kehidupan agama di zaman tersebut.

Pada masa mesolitikum, manusia menganut dua kepercayaan, yakni dinamisme, serta animisme. Dinamisme merupakan sistem kepercayaan, yang mana mereka sangat percaya terhadap benda-benda tertentu.

Berikut ulasannya:

Dinamisme

Benda-benda tersebut seperti memiliki kekuatan magis, dan percaya, bahwa benda tersebut dapat memberikan perlindungan kepada kita, serta roh-roh manusia yang telah meninggal.

Berada di tempat atau benda yang dianggap mempunyai kekuatan magis. Contoh daripada benda tersebut seperti jimat, batu besar, dan sejenisnya

Animisme

Hampir sama dengan sebelumnya, namun agama ini lebih condong kepada roh leluhur yang masuk ke dalam benda yang mereka anggap sakral.

Di sana bersemayam para leluhur nenek moyang. Hal tersebut yang pada akhirnya membuat mereka melakukan berbagai ritual khusus, untuk menghormati leluhur mereka.

Tidak heran juga jika kemudian muncul beberapa benda yang pada waktu itu, mereka gunakan sebagai alat ritual sebagai penghormatan daripada roh yang ada di dalam beberapa benda.

Mengingat mereka percaya, bahwa leluhur mereka yang sudah meninggal, mereka bersemayam di benda-benda mati, memberikan mereka perlindungan, dan sebagainya.

Itulah kehidupan keagamaan dari manusia zaman mesolitikum.

Sistem Kawin dalam Masa Mesolitikum

Sosial dan budaya zaman mesolitikum (Foto: yuksinau.id)

Tapi, tidak hanya sampai pada titik tersebut saja. Manusia purba pada zaman mesolitikum, mereka juga mempunyai kehidupan secara “personal” dengan lawan jenis mereka.

Mengingat manusia pada dasarnya adalah manusia yang membutuhkan suatu hubungan, dengan tujuan agar mereka dapat meneruskan garis keturunan mereka, di masa depan.

Tetapi memang ada beberapa penelitian, yang menuturkan bahwa hubungan secara “personal” antara lawan jenis, dahulu tidak seperti sekarang.

Yang mana sekarang sudah ada hukum untuk mengatur hal tersebut. Begitu juga dengan sanksi, yang akhirnya menjadi sebuah pertimbangan ketika mereka melakukan hubungan “personal” yang diluar dari hubungan yang sah.

Sistem Kawin Lainnya

Dalam hal ini seperti “pernikahan”. Pun sekarang sudah ada konsekuensi, resiko yang menjadi tanggungan, ketika dua individu lawan jenis, tetap menjalankan hubungan “personal” yang menyimpang tersebut.

Terasa jelas untuk era sekarang, tapi tidak di masa lalu. Dalam penelitian dikatakan bahwa awal masa Paleolitikum hingga sampai pada masa akhir mesolitikum.

Manusia belum menemukan peraturan yang demikian untuk masalah hubungan “personal” mereka. Jika ingin memenuhi seks mereka, maka para lelaki akan “berhubungan” dengan wanita yang disuka.

Tanpa ada kejelasan sebuah hubungan. Kemudian wanita tersebut secara tidak keberatan, melakukannya, dan mengandung buah hati dari hasil “hubungan” tersebut.

Organisatoris lain baca ini: 2 Peninggalan Utama Zaman Mesolitikum: Abris Sous Roche Dan Kjokkenmoddinger

Lalu berlanjut kepada “hubungan” secara berkelompok, yang mana menurut ahli bernama Morgan, sistem kawin tersebut dinamakan “Panalua”.

Yang mana kedua pihak tersebut, dapat melakukan sistem kawin atau “berhubungan” dengan orang lain, walaupun masih ada kaitannya dengan mereka. Entah dari keluarga, keponakan, saudara, dan sebagainya.

Artinya, pasangan tersebut dapat melakukan perkawinan dengan keluarga dari lawan jenis mereka, tanpa adanya peraturan yang tidak memperbolehkan mereka untuk enggan melakukan.

Walau demikian, di era mesolitikum, mereka sudah mengerti bahwa “berhubungan” dengan orang tua atau pun yang kita anggap sebagai mertua, dianggap tabu.

Mereka akan menghentikan rasa keinginan mereka untuk “berkawin” dengan orang tua dari pihak laki-laki atau perempuan. Karena kembali lagi, hal itu dianggap tabu.

Peninggalan Budaya Masa Mesolitikum

Sejalan dengan hal tersebut, manusia purba pada zaman mesolitikum, meninggalkan beberapa peninggalan yang menjadi bukti.

Bahwa ada sebuah masa dimana mereka hidup dan bertahan dengan cara mereka sendir. Dengan sistem kehidupan personal, dan sosial mereka sendiri.

Dengan bukti beberapa peninggalan yang akhirnya ditemukan, dan terkumpul menjadi satu kesatuan. Berikut beberapa daftar peninggalannya:

Tempat Tinggal

Atau yang sering dikenal dengan abris sous roche. Merupakan tempat tinggal bagi para manusia purba mesolitikum. Agar mereka dapat beristirahat setelah mereka melakukan berbagai pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Sampah Dapur

Juga terkenal dengan nama kkjokenmoddinger. Adalah sampah yang berupa sampah siput dan sebagainya. Menandakan bahwa selain mereka sudah menetap.

Pun dengan statement bahwa pada masa tersebut, manusia sudah bisa mengolah bahan makanan menjadi makanan yang dapat disantap.

Peninggalan Alat-alat

Seperti misalnya batu pipisan, kapak genggam, hachecourt, dan sebagainya. Yang mana beberapa alat tersebut membantu mereka dalam bercocok tanam.

Atau sekedar untuk berburu makanan yang ada di alam

Kebudayaan

Seperti misalnya sampung bone culture, atau lainnya adalah kebudayaan bacson hoabinh, dan sebagainya. Merupakan jenis batu yang menjadi kebudayaan di masa tersebut.

Entah menjadi batu sakral, ataupun sejenisnya. Atau kebudayaan toala, yang merupakan batu yang hampir sama bentuknya seperti batu yang ada di Eropa.

Yang mana batu tersebut sering mereka gunakan untuk dijadikan kalung.

Penutup

Itulah beberapa pembahasan mengenai manusia pada zaman mesolitikum. Dari hal tersebut dapat kita tarik kesimpulan.

Bahwasannya manusia pada zaman itu, mereka mempunyai kehidupan layaknya kita. Hanya saja sistem mereka lebih sederhana, tidak kompleks seperti sekarang.

Mereka bisa bertahan hidup dengan cara mereka sendiri. Bisa bertanggungjawab dan mulai mau belajar hal baru agar hidup mereka lebih baik lagi.

Juga beberapa peninggalan yang di dalamnya tersirat tanggungjawab kita sebagai generasi penerus bangsa. Agar terus melestarikan apa yang sudah ada sebelumnya di bumi ini.

Walau pun mulai dari menemukan beragai peninggalan pra sejarah, ketika manusia mulai mengenai dunia. Siang, dan juga malam.

Sekian ulasan kali ini, semoga menginspirasi.

Daftar Pustaka

  1. Emizal Amri, Silabus, “Antropologi Sosial Budaya”, hal. 94
  2. Mesolitikum adalah
  3. Kepercayaan manusia mesolitikum
  4. Kebudayaan zaman mesolitikum

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *