Menjelajah kehidupan pra sejarah memang unik dan menyenangkan. Salah satunya pada era Mesolitikum. Manusia yang semula terbilang masih sangat sederhana perlahan mulai semakin beradab dan menuju ke arah yang lebih baik.
Tika, Konsep Organisasi – organisasi.co.id
Zaman Mesolitikum Menurut Para Ahli
Era Mesolitikum bagi para ahli adalah masa perkembangan budaya yang sudah lebih maju dari zaman Paleolitikum. Berasal dari bahasa Yunani, dua kata yang menyusun Mesolitikum adalah Mesos yang berarti Tengah dan Lithos yang berarti Batu.
Mesolitikum terjadi sekitar 10 ribu tahun yang lalu. Kala itu adalah masa Holosen. Selain budaya yang lebih maju dari Paleolitikum, masa ini juga memiliki spesies manusia yang lebih cerdas. Mengapa demikian? Kondisi alam sudah jauh lebih stabil dan juga tenang.
Manusia yang muncul untuk mengambil tatanan masyarakat yang ada adalah Homo Sapiens. The Dawn of Europe karya V Gordon Childe pada tahun 1947 menerangkan hal ini.
Para ahli kemudian melanjutkan penelitian mereka terhadap lima situs yaitu Maloye Okulovo-11, Okulovo 10, Maloye Okulovo 19, 20, serta Malookulovskaya 3.
Dari sini kemudian juga muncuk ciri-ciri dari peradaban selanjutnya setelah Mesolitikum yaitu Zaman Neolitikum, Besi, dan Perunggu dengan adanya pemukiman jangka pendek.
Perkiraan pemiliknya adalah peternak sapi kuno yang berasal dari budaya Fatyanovo dari barat sedangkan ada pula budaya Pozdnyavok yang merupakan stepa.
Penelitian Era Mesolitikum dari Zaman ke Zaman
Tidak sedikit para arkeolog yang berusaha mengungkap fakta mengenai zaman Mesolitikum. Mulai dari V Gordon Childe yang berusaha membukukan penemuannya, arkeolog lainnya juga berupaya mencari jejak-jejak pemukiman manusia di era mesolitikum.
Akhirnya penemuan terjadi di dekat sungai Veletma Rusia. Mereka yang berasal dari Institute of Archaeology of the Russian Academy of Sciences (IA RAS) berhadil menggali dan menemukan barang-barang peninggalan era itu.
Konon menurut penelitian pemukiman tersebut ada sejak 10 ribu tahun yang lalu pada awal masa budaya Butobo. Mereka adalah masyarakat Mesolitikum yang menempati wilayah sumber air di Volga yang juga dekat dengan zona hutan.
Kala itu gletser yang menutup sebagian besar daerah Eurasia mencair bahkan fauna juga punah.
Wilayah ini lantas mendapatkan uji aktivitas di tahun 1970 dan 1980 an dan terjadi penggalian yang pertama kali untuk mengetahui sejauh apa sisa-sisa arkeolog itu muncul jauh sebelum proyek pembangunan jalan raya M12 – Moskow – Nizhny Novgorood – Kazan.
Dari penemuan-penemuan tersebut ditemukan bahwa sisa-sisa material dari situs-situs Mesolitikum musiman seperti Maloye Okulovo 11, 19, dan Malookulovskaya 3 menunjukkan adanya penangkapan ikan dan perburuan di masa itu. Terbukti dari banyaknya artefak batu serta tulang hwan dan ikan.
Dari situs Malookulovskaya 3 akhirnya peneliti menemukan jejak-jejak tempat tinggal manusia Mesolitikum. Yakni adanya dua lubang buatan dan juga perapian. Untuk artefak lain yang mereka temukan adalah pencakar, mata panah, tusukan, hingga pecahan kapak.
Pada Maloye Okulovo 19 terdapat akumulasi limbah yang merupakan hasil produksi batu api. Dari sinilah terdapat bukti bahwa di situs itu dulunya terjadi pembuatan senjata dan alat dari batu.
Pemaparan Ahli Mengenai Fitur Budaya Mesolitikum
Kepala detasemen Navashinsky dari IA RAS bernama Konstantin Gavrilov menyatakan bahwa temuan arkeologi yang berasal dari dekat sungai Veletma tersebut adalah budaya Butovo. Budaya itu adalah nenek moyang dari budaya Volga-Oka yang berada di kawasan hutan.
Hasil penemuan tersebut sama dengan karakteristik dari budaya arkeologi Butovo yang mana saat itu memang tersebar di daerah Volga Oka.
Hasil ini menyebut jika masyarakaty Butovo merupakan para pengumpul yang menempati sumber air Volga atas di tahun 8 ribu sebelum Masehi. Pemukiman mereka ada di samping sungai dan danau sebagaimana ciri dari masyarakat Mesolitikum yang hidup dekat dengan sumber air. Aktivitas mereka adalah berburu dan memancing.
Dari sinilah para ahli akan terus berusaha mengaitkannya dengan masa sejarah sebelumnya. Hingga saat ini kesimpulan yang bisa mereka ambila dalah adanya kemajuan pada masyarakat Mesolitikum daripada sebelumnya yaitu Paleolitikum.
Karakteristik Manusia Zaman Mesolitikum
Sebelumnya, di era Paleolitikum kita mengenal Homo Wajakenesis, Homo Soloensis, Phitecanthropus erectus, dan Meganthropus Palaeojavanicus, kali ini kita mengenal sosok manusia purba yang jauh lebih cerdas.
Inilah sebuah pembuktian apabila ke depannya akan muncul tatanan kehidupan manusia yang lebih rapi dan lebih baik.
Bangsa Melanosoid hadir dan mereka akan menjadi nenek moyang bagi suku Aborigin, Sakai, Aeta, hingga nenek moyang suku Papua.
Manusia-manusia yang telah menjadi lebih cerdas tersebut memiliki karakteristik menjalani kehidupan dengan meramu, berburu, bercocok tanam, dan hidup semi nomaden di pinggir pantai atau goa.
Untuk memperjelas bukti ini, kita dapat melihatnya dari abris sous roche dan kjokkenmoddinger yang ada.
Peralatan rumah tangga mereka adalah berasal dari tulang serta bebatuan kasar. Manusia kala itu telah mengenal kepercayaan dan menekuni seni melukis.
Tentunya ini jauh lebih baik dan tertata daripada era sebelumnya.
Istilah Lain Mesolitikum
Meninjau dari asal katanya, era Mesolitikum memiliki arti sebagai zaman batu Madya. Sebutan ini untuk menjelaskan bahwa zaman batu ini berada di antara zaman batu tua dan zaman logam.
Rentang waktu untuk zaman ini dan belahan dunia lain berbeda-beda. Bahkan hasil kebudayaannya pun berbeda. Setiap wilayah akan memiliki peninggalan sejarah masing-masing.
Di Indonesia, kita dapat menemukan peninggalan zaman Mesolitikum di wilayah Jawa, Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, serta Flores.
Kita juga dapat menyebut zaman ini sebagai zaman manusia mengenal lukisan.
Organisatoris lain baca ini: Gerakan Dasar Wushu: 5 Makna gerakan Wushu
Awal Kemunculan Zaman Mesolitikum
Sisa-sisa masa Paleolitikum memberikan gambaran bagi generasi selanjutnya untuk menata kehidupan dengan lebih baik.
Mereka bertahan hidup dengan pengumpulan makanan yang mereka lakukan. Tidak hanya itu, pria dan wanita semua hanya fokus pada makanan.
Jadi, di era sebelumnya memang telah ada pembagian tugas antara wanita. Bahkan manusia juga telah membuat kelompok kecil.
Namun fungsi semuanya hanya fokus untuk mengumpulkan makanan. Pria berburu dan wanita mengumpulkan buah, sayur, dan dedaunan.
Bahkan alat mereka hanya dari tulang hewan dan tanduk rusa yang masih sangat kasar. Dari sinilah mereka mempelajari cara meramu dan menangkap ikan.
Lama-lama dataran Asia memberikan pengaruh bagi kehidupan mereka hingga hasil pahatan mereka pun menjadi sedikit lebih halus dan tajam.
Batu juga masih menjadi alat aktivitas mereka. Seiring berjalannya waktu mereka akan menjadi lebih siap untuk menghadapi masuknya era baru yakni Neolitikum.
Nantinya, di masa itu manusia mulai mampu memproduksi makanan mereka sendiri. Bahkan juga memiliki kepercayaan yang semakin luas pemahamannya.
Awal mula Mesolitikum, jika kita tarik kesimpulan maka terlihat dari:
Mempunyai tempat tinggal agak tetap
Jika pada masa paleolitikum manusia purba masih bertahan hidup dengan berpindah-pindah tempat, di masa ini mereka telah hidup agak menetap.
Sebelumnya mereka hanya akan menempati tempat yang memiliki banyak makanan. Namun di masa Mesolitikum mereka mulai menetap di suatu daerah sekalipun tidak lama.
Memang mereka masih harus berpindah dan itulah sebabnya mereka membangun tempat tinggal sementara atau semi permanen.
Mereka akan memilih tempat tinggal yang dekat dengan pantai karena itu menjadi sumber air dan makanan mereka.
Mampu membuat kerajinan
Di era sebelumnya mereka hanya fokus mengumpulkan makanan. Baik pria dan wanita hanya berpikir tentang makan. Di zaman Mesolitikum mereka mulai membuat kerajinan dari tanah liat yang bernama gerabah. Alasannya karena mereka mulai hidup semi permanen.
Tidak hanya itu, pikiran yang tenang karena telah terbiasa dengan kondisi alam membuat mereka bisa berpikir lebih luas. Mereka akan memilin dan menumpuk tanah liat dengan tangan. Barulah kemudian mereka membakarnya. Jadi sebenarnya ini juga merupakan sebuah kemajuan peradaban.
Dengan ini manusia purba juga mencoba membuat perhiasan dari batu. Perhiasan itu adalah cincin. Sama halnya dengan saat ini, pikiran yang jernih mampu membuat seseorang berpikir lebih kreatif.
Bercocok tanam
Berhubung manusia purba di jaman ini telah hidup semi permanen dan mulai memahami kondisi alam, mereka pun mencoba untuk bertanam. Jadi fokus mereka tidak lagi hanya sekedar mengumpulkan makanan tanpa mengolahnya dan hanya tinggal memakannya saja.
Walaupun mereka telah mencoba bercocok tanam, mereka tidak lantas meninggalkan kebiasaan mereka terdahulu yaitu mengumpulkan makanan. Hal ini karena mereka belum yakin dengan kemampuan mereka untuk bertanam apalagi karena keterbatasan peralatan.
Ini sudah menjadi kemajuan yang luar biasa bagi mereka.
Mempunyai kebudayaan
Kebudayaan termasuk kepercayaan. Memang sebelumnya mereka juga telah memiliki kepercayaan, namun di era ini mereka bahkan mulai membuat begitu banyak hal yang kemudian menjadi bagian dari kehidupan mereka sehari-hari. Adapun contoh kebudayaan yang mencerminkan masuknya era Mesolitikum antara lain:
Kebudayaan Bacson-Hoabinh
Untuk jenis kebudayaan ini tersebar di beberapa wilayah di Indonesia seperti Malaka, Indo-China, Sumatera Timur, dan juga siam.
Dari hasil peninggalan kebudayaan ini kita akan melihat adanya alat-alatyang terbuat dari batu kali dan juga termasuk tata cara penguburan orang yang telah meninggal.
Gua-gua yang ada di wilayah-wilayah tersebut menjadi saksi sejarah bagaimana orang meninggal terkubur di gua atau di bukit kerang. Kemudian mereka yang hidup akan memberikan cat merah kepada mayat tersebut. Adapun pengertian ritual ini adalah untuk mengembalikan hidup bagi kaum yang masih hidup.
Kita akan lebih jelas melihatnya di beberapa wilayah di Medan hingga Aceh. Ada dua jenis kebudayaan pada jenis kebudayaan ini yaitu Pebble dan Flakes. Yang mana Pebbles merupakan kebudayaan yang masuk dari jalur Barat dan menyisakan tulang-belulang sebagai bahan dari alat-alat.
Sedangkan Flakes merupakan kebudayaan dari jalur timur yang mana juga memiliki perbedaan dengan Pebbles dalam segi bahan yang digunakan sebagai alat.
Kebudayaan toala
Ciri-ciri dari kebudayaan ini yang juga mencerminkan asal muasal mulainya era Mesolitikum adalah adanya peralatan bebatuan yang tercipta dari api. Tidak hanya itu, perlakuan mereka terhadap mayat juga menjadi ciri khas. Jadi pada kebudayaan Toala mereka akan menguburkan mayat di gua, akan tetapi tulang-tulangnya menjadi milik ahli waris.
Tulang tersebut akan menjadi bahan perhiasan bagi kaum wanita, khususnya untuk membuat kalung atau cincin. Mereka yang mengenakan perhiasan ini umumnya akan terus mengenakannya hingga mereka wafat. Kandungan dari tulang mayat leluhur mereka ternyata juga memiliki makna.
Mereka seolah akan terlindung dari segala hal jahat. Kembali lagi kepada kepercayaan mereka yang menyatakan bahwa setiap benda memiliki kekuatan ghaib.
Organisatoris lain baca ini: Organisasi Fungsional Tingkat Molekul: 2 Contoh Bagan
Kebudayaan Tulang Sampung
Masih ada kebudayaan lain yang menjadi ciri zaman Mesolitikum. Mereka memiliki alat-alat yang terbuat dari tulang dan kita bisa melihatnya di wilayah Gua Lawa di Ponorogo. Kebudayan Tulang Sampung memiliki makna jika sebagian besar kebudayaan ini memang terdapat di wilayah Sampung.
Orang yang meneliti hal ini adalah Van Stein Callenfeis.