Menjadi Orator, Kuasai 9 Teknik Menguasai Panggung

Orasi Astronot
Seorang Astronot Menyampaikan Orasi (Foto: Kanakalimantan)

Terdapat banyak teknik menguasai panggung untuk menjadi seorang orator. Seperti halnya jejak para pemimpin nasional maupun dunia, karena dahsyat dalam menyampaikan gagasan.Komunikasi, Organisasi.co.id

Tokoh terkenal seperti George Washinton, Abraham Lincoln, Adolf Hitler, Sokarno, Bung Tomo. Namun jangan lupa, bahwa Nabi Muhammad SAW juga seorang Orator.

Bacaan Lainnya

Seperti pemimpin lainnya, Nabi Harun AS, Nabi Daud AS, Nabi Isa AS, atau umumnya pada Nabi adalah seorang pembicara hebat pada publik yang mereka kuasai.

Organisasi Lain: Komunikasi Organisasi: Pengertian, 6 Model Dan Fungsi

Konsep Dasar Menjadi Orator

Orator berasal dari bahasa latin yaitu oratore.

Pengertian Orator, sesungguhnya berasal dari kata dasar orasi (Inggris: Oration), dimana Orasi memiliki pengertian :

  1. Pidato,
  2. Pidato Pengukuhan (guru besar),
  3. Khutbah.

Orasi pada dasarnya merupakan proses penyampaian pendapat, gagasan dan isu pada khlayak ramai maupun publik. Ini makna awal orasi, namun seiring berjalannya waktu, kata Orasi mengalami penyempitan. Sehingga Orasi bermakna gaya komunikasi yang menarik perhatian dengan tekanan intonasi dan mimik yang sesuai.

Dahulu kala, yang berorasi hanyalah seorang Professor atau guru besar dalam pengukuhannya. Maupun seorang politisi yang berbicara pada podium pidato.

Menjadi Orator
Menjadi Orator Dengan Gaya Demosndens, salah satu Filsuf Yunani dengan Gaya Orasi Menggunakan Gestur (Foto: Kellong Community College)

Namun seiring perkembangan, orator juga disematkan kepada mereka (selain dari guru besar dan politisi), yakni ketika seseorang tampil pada panggung.

Orator adalah orang yang menyampaikan orasi itu sendiri.

Lebih dalam lagi, orasi itu gaya komunikasi, sementara itu gaya komunikasi lebih kepada makna “retorika”. Atau seni komunikasi.

Seorang pembicara harus menguasai teknik mengendalikan panggung, meskipun proses penguasaan tidak hanya bertumpu pada olah seni komunikasi retorika tersebut.

Sejarah Awal Orasi

Mereka para pemimpin sebuah wadah atau lembaga yang lazimnya disebut organisasi. Harus memiliki kemampuan berpidato dan cara penyamapian gagasan yang baik. Tepat sasaran dan efisiensi waktu.

Namun tahukah anda, bagaimana sejarah awal dari kata Orasi ini?

Filsuf Yunani, seperti Plato, Aristoteles dan Demosdhens, merupakan orang yang bertanggung jawab dengan makna kata (orasi) ini. Sebab mereka mempraktikkan gaya komunikasi yang unik. Sehingga mampu mempengaruhi kebijakan kerajaan pada Negara Yunani pada saat itu.

Pada perkembangannya, ketika itu, pada Negara Yunani, banyak pembicara yang memiliki kemampuan komunikasi yang baik, seni komunikasi yang memukau. Namun mengalami sebuah kelemahan karena kedangkalan ide dan logika.

Pada sisi lain, banyak politisi dan pengacara, hanya mengandalkan gaya komunikasi tersebut untuk kepentingan pribadi, dan minim moralitas dan nurani untuk lingkungannya.

Maka Socrates, Plato dan Aristoteles memiliki pengembangan komunikasi dengan menggabungkan 3 hal, yakni Ethos, Pathos dan Logos.

Ethos lebih menekankan kepada etika, sementara pathos pada pendekatan seni, serta logos adalah logika atau kebenaran.

3 komponen inilah yang menjadi dasar komunikasi publik, Dan Aristoteles menerapkannya dalam setiap komunikasi.

Sehingga seorang orator, tidak hanya mengandalkan kemampuan retorika yang mendayu-dayu, akan tetapi harus memiliki landasan logika, dengan tidak melupakan etika dan moral dalam penyampaian gagasan maupun ide kepada khalayak.

Teknik Menjadi Orator

Menjadi seorang pembicara didepan umum, membutuhkan teknik khusus, sehingga tidak asal tampil.

Apasaja teknik untuk menguasai panggung tersebut?

#1 Kecepatan Berpikir

Menurut Prof Ean Diary dari Unirsitas Edinburgh menjelaskan bahwa kecepatan berpikir bergantung pada kecepatan pemrosesan berpikir berupa proses merawat memori dalam otak.

Kecepatan berpikir maksudnya merupakan sebuah kemampuan olah memori dalam otak untuk menyampaikan sebuah gagasan ataupun ide.

Sehingga Prof Ean menemukan kemajuan bahwa proses biologis berupa latihan sangat efektif dalam hal kecepatan berpikir.

Misalnya: seorang yang dulunya tidak bisa berbicara pada khalayak ramai, pada akhirnya bisa tampil ketika sering melakukan latihan.

Berbicara secara spontan, atau menghubungkan satu konsep ke konsep lainnya, merupakan sebuah kemampuan yang harus melekat pada kepribadian seorang pembicara.

#2 Pahami Gagasan Umum Sebuah Pertemuan

Jelaskan apa yang berhubungan dengan gagasan sebuah pertemuan, jangan menjelaskan sesuatu yang tidak berkaitan terlalu meluas.

Untuk hal tersebut, maka setelah mengetahui gagasan umum sebuah pertemuan, maka persiapkan gagasan-gagasan spesifik yang sesuai.

Misalnya: Pada pertemuan tentang Demokrasi. Maka siapkan materi tentang sejarah demokrasi, dan apa hambatan dalam proses berdemokrasi.

#3 Kenali Khalayak Umum

Gunakan bahasa pendengar, maksudnya pahami secara umum pendengar. Jika pendengar kita adalah pelajar, maka berikan ia motivasi bahwa mereka merupakan generasi pelanjut masa depan bangsa.

#4 Kuasai Teknik Komunikasi

Dalam hal komunikasi terdapat beberapa teknik komunikasi yang perlu buat para pembicara, dan materi tersebut didapatkan dari proses pengkaderan dalam organisasi, yaitu Retorika.

Retorika merupakan sebuah kemampuan berkomunikasi pada orang banyak, berupa seni berbicara.

Sebagaimana pemahaman umum bahwa retorika terdiri dari 3 hal penting, yaitu:

  1. Intonasi,
  2. Mimik dan
  3. Penguasaan bahasa.

Intonasi, berupa tekanan pada nada suara. Tekanan tinggi, kedengarannya bersemangat dan jika berlebihan akan kedengaran berapi-api. Intonasi terdiri dari 3, yaitu: Rendah, sadang dan tinggi.

Mimik, merupakan ketersesuaian antara ucapan dengan gerakan pada wajah

Penguasaan Bahasa, pada dasarnya, selain dari Bahasa Baku nasional juga bahasa pendengar atau secara tradisional merupakan bahas keseharian dari pendengar. Baca juga materi Retorika.

#5 Mainkan Gestur dan Gerakan Tangan

Gestur adalah bahas tubuh, sementara gerakan tangan merupakan simbolisasi ucapan secara verbal yang tersampaikan saat melakukan orasi.

Gerakan tangan dalam pembahasan ini merupakan sebuah gerakan untuk menjadi keterwakilan makna yang tersampaikan.

#6 Buat Beberapa Intisari Pokok Bahasan

Dalam hal penyampaian gagasan pada publik, maka seorang orator memiliki alur secara sistematis. Hal itu karena mereka telah menyiapkan beberapa gagasan-gagasan penting yang akan menjadi pembahasan mereka ketika tampil.

Menjadi seorang Orator harus memiliki kebiasaan menyampaikan sebuah gagasan dengan pengembangan-pengembangannya tanpa keluar jalur pembahasan.

Maksudnya, ketika membahas satu intisari maka pembahasan tersebut tidak boleh terlalu melebar.

#7 Harus Memiliki Kredibilitas

Kredibilitas Seorang Pembicara, terdiri dari:

  1. Intellegence,
  2. Character dan
  3. Goodwill

Seorang orator harus memiliki kredibilitas dalam setiap menyampaikan gagasan, adapun kredibilitas pada hakikatnya memiliki keahlian dan mendapatkan kepercayaan.

Intellegence, atau intelektualitas seseorang adalah memiliki cukup ilmu maupun pengalaman tentang pokok bahasan.

Charakter, merupakan sifat atau prilaku dari individu yang melekat pada budi pekerti. Sehingga seorang orator harus bisa menjaga sikap.

Goodwill, perencanaan yang matang. Dalam pengertian lanjut, merupakan suatu proses, seorang orator yang hendak menjadi pembicara. Seharusnya menguasai perencanaan yang dibuatnya.

Dengan demikian Pengetahuan (ilmu) yang tertanam dalam dirinya yang hendak tersampaikan kepada umum, sejalan dengan tingkat kepercayaan publik kepadanya.

Cerdas saja tidak cukup tanpa mendapatkan simpati maupun empati dari lingkungan. Sehingga lingkungan (masyarakat) harus memberikan respon positif.

#8 Kuasai Teknik Memainkan Mic

Memainkan mic, maksudnya adalah teknik mengendalikan intonasi dengan pengeras suara yang ada. Sehingga menghasilkan suara yang sesuai. Tidak terdapat volume yang over.

#9 Diam Sejenak

Kecepatan berpikir, tidka harus berbicara terus menerus. Tanpa Jeda. Tetapi dalam hal tertentu, seseorang pembicara sesekali diam sejenak, bermakna berpikir serta memberikan kesempatan kepada khalayak untuk berpikir.

Diam sejenak juga bermakna Refresh

Demikian teknik berorasi dalam pertemuan-pertemuan.

Organisasi lain: 4 Teori Organisasi: Klasik, Hubungan Manusia, Sistem Dan Pengambilan Keputusan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *