PGRI dan wanita, seperti 2 mata koin yang tampaknya berbeda, namun sama pentingnya dalam kesinambungan kehidupan. Bahkan di era patriaki sekalipun. Lalu, apa konsep dari PGRI itu sendiri? Struktur Organisasi
PGRI di Indonesia
Wanita memegang peranan penting dalam suatu bangsa. Memberi mereka lahan maka mereka membuatnya menjadi sawah yang penuh padi. Begitulah perumpamaannya.
Terlepas bagaimana kodrat wanita di negara patriarki, mereka mampu mengenyam dua hingga tiga peran sekaligus.
Salah satu peranannya adalah dalam dunia pendidikan. Tidak sedikit wanita yang menjadi guru di Indonesia. Tidak hanya mendidik anak orang lain, mereka juga mendidik keluarga kecil mereka.
Sama halnya dengan profesi lain, guru pun memiliki organisasi keprofesiannya yang bernama PGRI. Namun tidak serta merta organisasi itu berdiri bagaikan kisah seribu candi.
Tentu selalu ada cerita sebelum pendirian suatu organisasi. Sebelum menjadi besar seperti sekarang, PGRI juga sempat berada di masa tersulit.
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) berdiri di masa Belanda pada tahun 1912. Pada masa itu namanya adalah Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB).
Semula, semua latar belakang masuk ke dalam persatuan tersebut. Mulai dari guru bantu hingga pemilik sekolah. Bahkan pemuka agama pun tergabung di dalamnya.
Tentu sulit untuk menyatukan visi dan misi ketika berada di bawah latar belakang yang berbeda-beda. Apalagi gerak-gerik mereka selalu mendapat pengawasan Belanda.
Lambat laun seiring waktu, di tahun 1932 nama PGHB berubah menjadi PGI (Persatuan Guru Indonesia). Tujuannya untuk mendukung percepatan kemerdekaan Indonesia.
Nama Indonesia yang ada di belakang singkatan itu pun mengejutkan Belanda namun tidak membuat persatuan itu bubar.
Sampai saat Jepang masuk menjajah Indonesia, sekolah tutup hingga persatuan pun vakum. PGI mulai beraktifitas kembali saat Indonesia telah mencapai puncak kemerdekaannya.
17 Agustus 1945 Indonesia merdeka dan tiga bulan kemudian barulah PGI mendesak kehidupan organisasi mereka agar bisa kembali memajukan pendidikan.
25 Nopember 1945 terselenggaralah Kongres Guru Indonesia dan berdirilah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Sejarah Selanjutnya..
Di dalam persatuan itu muncul pula PGRI wanita dengan tampilan seragamnya yang khas dan membuat pesona pendidik wanita semakin nyata.
Sebenarnya bukan hanya untuk memancarkan pesona guru wanita, namun juga untuk membantu mereka mendapatkan kesetaraan.
Amin Singgih dan Rh Koesnan adalah tokoh yang membangun PGRI. Tujuan awalnya adalah untuk mempertahankan NKRI. Mereka mendeklarasikannya di Jawa Tengah.
Akan tetapi pada Oktober 1962 PGRI justru terpecah menjadi dua bagian yakni pendukung PKI dan anti PKI. Konflik yang menggemparkan Indonesia saat itu.
Adanya G30SPKI pun menghentikan permasalahan dua kubu tersebut karena PKI telah habis dari Indonesia.
Tragedi kelam penuh kekejaman itu akhirnya menyatukan kembali dua kubu yang berseteru hingga kembali menjadi satu PGRI.
Selanjutnya munculah Kepres no 78 tahun 1994. Isinya adalah memperingati hari guru setiap 25 Nopember.
Inilah dasar yang memperkuat PGRI dari sisi legalitasnya dan membuatnya tetap eksis hingga saat ini.
Organisatoris juga baca ini: Atlet E sport Indonesia: 10 Organisasi dan Sejarah
Bagan PGRI Wanita
PGRI yang berisi kumpulan guru baik pria dan wanita nyatanya tetap memiliki kepengurusan organisasi yang berbeda-beda antar gender.
Contohnya pada organisasi PGRI Wanita. Organisasi yang khusus berisikan kepengurusan dan anggota wanita, menempatkan organisasi tersebut mulai dari Propinsi, Kabupaten, Kecamatan, hingga kelurahan.
Mereka seolah memiliki otonomi sendiri dalam organisasi tersebut yang mana tentu tetap berdampingan dengan pemerintah setempat.
Susunannya adalah:
- Ketua
- Wakil Ketua
- Sekretaris
- Wakil Sekretaris
- Bendahara Umum
- Wakil Bendaraha Umum
- Bidang Organisasi dan Kaderisasi
- Bidang Pendidikan dan Pelatihan
- Bidang Kode Etik Guru
- Bidang Advokasi dan Bantuan Hukum
- Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesi Guru, Dosen, dan GTK
- Bidang Pembinaan Karir Guru
- Bidang Penelitian dan Pengembangan Masyarakat
- Bidang Kerjasama dan Pelatihan Usaha
- Bidang Kesejahteraan dan Ketenagakerjaan
- Bidang Pemberdayaan Perempuan
- Bidang Olahraga, Seni, Budaya
- Bidang Pembinaan Mental dan Spiritual
- Bidang Teknologi dan Informasi
- Bidang Hubungan Luar Negeri
Itulah contoh susunan kepengurusan pada PGRI wanita. Masing-masing wilayah terdapat perbedaan tergantung pada kebutuhan dalam organisasi tersebut.
Organisatoris lain juga baca ini: Organisasi Pertama Pemimpin Perempuan di Indonesia: 3 Jenis
Wanita dan Organisasi
Indonesia adalah negara patriarki. Kepemimpinan dan otoritas dipegang oleh kaum laki-laki. Itulah penyebab kesetaraan gender belum teraplikasikan dengan baik.
Laki-laki adalah pengambil keputusan tunggal dan wanita adalah pengekor yang baik atas segala keputusan itu.
Berdasarkan riset World Economic Forum, Indonesia berada di peringkat 101 dari 156 negara untuk kesetaraan gender.
Padahal kepemimpinan wanita di bidang swasta maupun publik memegang peranan penting.
Sebuah riset dari Lembaga McKinsey yang berlangsung sejak 2018 hingga 2021 menghasilkan sebuah kesimpulan.
Isinya adalah organisasi akan menjadi lebih sehat dan egaliter jika wanita menjadi pemimpinnya.
Keputusan yang inklusif dan komprehensif pun akan tercapai atas kepemimpinan wanita. Sebesar itulah peranan wanita namun sayangnya masih banyak yang meragukan kapasitasnya sebagai pemimpin.
Terkait dengan organisasi, wanita yang dicap mampu membangun hubungan yang baik dalam rumah tangga semestinya juga mampu membangun hubungan baik di luar.
Sayangnya mereka sering dianggap kurang mampu menghandle rumah tangga sekaligus hubungan di luar. Alasannya karena otak manusia cenderung tidak dapat membagi profesionalitas yang sama di dua hal secara bersamaan.
Padahal menurut beberapa penelitian menyebutkan jika wanita merupakan makhluk multitasking.
Organisasi wanita lah yang kemudian menjadi wadah bagi mereka untuk mengekspresikan diri hingga meningkatkan kapasitas mereka.
Walaupun nampak profesional di luar, organisasi perempuan umumnya tetap mengutamakan kekeluargaan yang semi formal.
Kegiatannya tidak hanya seputar profesionalitas tapi juga refreshing hingga pengadaan komponen-komponen untuk meningkatkan kapasitas dan wawasan wanita.
Organisatoris lain juga baca ini: Eksistensi E-sport Era Gen Z: 6 Syarat Jadi Tim Indonesia
Pentingnya Organisasi PGRI bagi Wanita
Profesi guru cukup menyita waktu utamanya bagi wanita. Membagi waktu untuk urusan rumah tangga dan profesi sangat memerlukan effort berlebih.
Jangankan membaca buku untuk meningkatkan kapasitas diri. Duduk tenang menonton berita terkini saja terkadang sama sekali tidak sempat.
Apalagi saat ini guru juga menjadi administrator dengan segala bagan administrasi tuntutan. Tidak hanya menyiapkan materi ajar, mereka pun sibuk dengan rencana pengajaran.
Inilah peranan organisasi PGRI wanita. Tidak hanya memberi kesempatan untuk saling mengenal rekan-rekan seprofesi, namun juga menjadi wadah untuk meningkatkan kapasitas diri agar bisa mengikuti arus generasi milenial.
Organisasi PGRI selalu berupaya mengupgrade anggotanya melalui ilmu-ilmu baru yang menunjang kompetensi anggotanya.
Contohnya PGRI Bogor yang mengadakan Seminar Pemberdayaan Perempuan di tahun 2019. Seminar tersebut berisi solusi bagi wanita anggota PGRI dalam menghadapi era milenial.
Mereka mengadakan seminar dan pelatihan dalam penggunaan media belajar yang menyenangkan.
Bahkan posisi para wanita yang merupakan guru sekaligus ibu juga perlu mendapat dukungan dari lingkungan sekitar.
Wanita PGRI juga dituntut untuk belajar sepanjang masa agar dapat menguasai teknologi. Mereka juga harus mampu cakap dalam literasi.
Apalagi ilmu pengetahuan terus berkembang sehingga literasi serta wawasan mereka juga perlu diupgrade.
Intinya mau tidak mau wanita PGRI harus mewujudkan generasi industri 4.0. Mereka tidak melulu harus cakap dalam hal administrasi namun juga mampu memanfaatkan teknologi dan membuat suasana belajar menjadi menyenangkan.
Jadi beberapa poin pentingnya PGRI bagi wanita antara lain:
- Sebagai sarana peningkatan kapasitas guru
- PGRI adalah sarana peningkatan harkat dan martabat guru
- Organisasi ini sebagai penjamin hak dan kewajiban guru
- Berfungsi meningkatkan karir anggotanya yang semula honorer menjadi berpeluang menjadi ASN atau sertifikasi guru.
- Memberi pembinaan spiritual dan karakter bangsa
- Penegakan kode etik beserta advokasi dan penegakan hukum
Organisatoris lain juga baca ini: Susunan Acara Perpisahan Guru: 2 Trik Pembuatan Teks
PGRI dan Karir
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) merupakan organisasi profesi guru. Sama halnya dengan organisasi keprofesian lainnya, tentu tujuannya adalah meningkatkan kapasitas.
Bukan hanya memberi pelatihan-pelatihan terkait beban kerja guru di era digital seperti sekarang, namun juga memperjuangkan hak-hak dan kewajiban guru.
PGRI membantu jenjang karir anggotanya untuk mendapatkan sertifikasi. Melalui sertifikasi tersebut perekonomian para guru bisa berangsung membaik.
Bukan hanya itu, PGRI juga memperjuangkan penerimaan ASN melalui jalur K1 dan K2 honorer.
PGRI juga memperjuangkan jalur P3K bagi honorer yang telah berusia di atas 35 tahun. Sehingga harapannya tidak akan ada guru dengan penghasilan yang miris.
Selain nasib anggotanya, PGRI juga fokus membenahi sistem pendidikan dengan salah satunya yaitu memperjuangkan anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN.
Organisasi ini tentunya akan berdampingan membantu pemerintah dalam hal pendidikan. Di tengah labilnya sistem kurikulum yang ada, PGRI menjadi wadah untuk berbenah.
Setiap daerah memang memiliki kebijakan tersendiri namun pada bidang pendidikan tetap PGRI memberi peranannya di sana.
Kesimpulan
Guru-guru pun akan dituntut untuk meningkatkan strata pendidikannya dan upaya itu tentunya atas kiprah organisasi PGRI mengingat biaya pendidikan tidaklah murah.
Khusus PGRI, organisasi tersebut akan berupaya meminimalisir kesenjangan gender dan tidak mengesampingkan potensi kaum wanita di dunia pendidikan.
Pemberdayaan guru wanita menjadi salah satu hal untuk ditingkatkan. Mengajar dari hati memang naluri seorang wanita.
Sisi inilah yang penting untuk memajukan pendidikan Indonesia serta nasib generasi anak didik dari masa ke masa.
Peranan PGRI wanita dalam hal ini menjadi penting untuk meningkatkan motivasi para guru wanita agar tetap bersemangat mencetak generasi cerdas.
Organisatoris lain juga baca ini: Organisasi Profesi Guru Dan Dosen, Dan Syarat Sertifikasi
Sumber:
- Balasan Perempuan Lebih Besar Dari Apapun Yang Diberikan Laki-Laki
- Sejarah PGRI
- Peringatan Hari Guru Nasional, Inilah Sejarah Terbentuknya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Perjuangan Para Tokoh Pendirinya
- Kepemimpinan Perempuan Mampu Menciptakan Organisasi yang Lebih Sehat
- Perempuan PGRI Harus Meningkatkan Peran untuk Meningkatkan Kualitas SDM di Era Revolusi Industri 4.0