Permainan olahraga catur, memiliki aturan dari induk organisasi mereka dalam skala nasional maupun dunia, bagaimana sejarahnya?Nico Fikri Hermawan, Olahraga – Organisasi.co.id
Halo semua para pembaca organisasi.co.id, kalian semua tentunya sudah tidak asing dengan sebuah olahraga bernama Catur sebagaimana bagian dari Induk Organisasi Dunia Olahraga, 71 Nasional Dan Internasional.
Di mana olahraga yang satu ini sebenarnya sudah mulai populer belakangan meskipun belum setenar olahraga lain seperti sepakbola atau bulu tangkis.
Meski demikian, turnamen turnamen Catur bergengsi dunia tetaplah ramai peminat, entah itu dari peserta turnamen, maupun para penonton.
Catur sendiri merupakan sebuah olahraga yang membutuhkan dua orang, atau satu lawan satu menggunakan sebuah papan berukuran 8×8 yang di atasnya terdapat kotak kotak kecil berjumlah 64 yang berwarna hitam dan putih.
Selain menggunakan papan, dalam olahraga Catur, ada juga yang bernamakan Buah Catur atau orang banyak mengenal dengan istilah Bidak. Jumlah Bidak dalam satu permainan Catur ada 16 untuk masing masing pemain.
Selain itu tiap Bidak juga memiliki nama sendiri, dari mulai Pion, Kuda, Benteng, Gajah, Menteri, hingga Raja. Masing masing dari Bidak Bidak tersebut juga memiliki gerakan serta fungsi yang berbeda di atas papan.
Olahraga Catur sendiri memiliki cara bermain yang sebenarnya cukup simple namun tetap memerlukan strategi.
Yaitu, kedua pemain yang berhadapan harus menyusun strategi untuk bisa mematikan gerakan dari Bidak Raja lawan mereka, atau lebih kita kenal dengan Istilah Sekakmat.
Permainan Catur akan berakhir apabila istilah tadi telah kita sebutkan, dan yang memenangkan pertandingan adalah si pemain yang melakukan Sekakmat. Selain itu ada juga kondisi yang kita sebut Remis, yaitu sebuah kondisi ketika kedua pemain sudah tak bisa melakukan gerakan Sekakmat satu sama lain.
Organisatoris lain baca ini: Dunia Tarung Derajat: 5 Unsur, Sejarah Dan Induk Organisasi Olahraga
Kenapa Catur Termasuk Olahraga?
Salah satu pertanyaan yang pasti sering kalian dapat tentang Catur adalah, “Kenapa catur masuk ke dalam aktivits Olahraga?”.
Pertanyaan ini sebenarnya masuk akal apabila kita melihat cara bermain Catur serta pengertian dari kata Olahraga itu sendiri.
Kita semua tau kalau Olahraga merupakan sebuah aktifitas yang identik dengan kegiatan yang melibatkan gerakan gerakan fisik, seperti kaki, tangan, atau kepala.
Biasanya Olahraga juga identik dengan kegiatan yang bisa membuat kita menguras banyak tenaga dan mengeluarkan keringat.
Hal hal yang sudah kita sebutkan di atas jelas berbanding terbalik dengan permainan Catur. Yang mana kita tahu permainan Catur hanya melibatkan Otak, dan bahkan permainan Catur bisa kita mainkan sambil duduk.
Tapi jangan salah sangka, justru Catur adalah salah satu jenis Olahraga yang berat dan menguras banyak tenaga apabila kita lakukan dengan serius.
Dalam permainan Catur, kita akan lebih banyak menggunakan otak kita ketimbang anggota tubuh lain.
Selama permainan berlangsung otak kita akan “terpaksa” untuk terus berkonsentrasi tinggi demi bisa menyusun strategi ataupun memprediksi gerakan lawan.
Kondisi inilah yang membuat otak akan membutuhkan energi yang jelas tidak sedikit.
Kendati dalam bermain Catur seseorang akan sangat jarang berkeringat, tapi bukan berarti Catur adalah olahraga yang ringan. Justru Catur merupakan salah satu olahraga yang berat.
Ini karena permainan Catur akan memaksa dan menguras energy khususnya energi untuk otak kita. Oleh karena itu banyak yang menyebut Catur ini adalah Olahraga Otak.
Hal ini lantaran dalam permainan Catur, otak akan berfikir keras untuk memprediksi langkah lawan, menentukan langkah sendiri, hingga menentukan timing yang tepat.
Jadi itulah sebabnya Olahraga Catur ini bisa kita sebut sebagai suatu kegiatan Olahraga.
Sejarah Catur
Sejarah Catur sendiri bermula pada abad ke-7 di India ketika masa Pemerintahan Gupta.
Di mana ketika itu ada sebuah permainan yang bernama Caturanga. Kata Caturanga sendiri dalam bahasa Indonesia memiliki arti “Empat Unsur yang terpisah”.
Nama ini sendiri karena dulu di India, permainan Caturanga menggambarkan hamparan alam semesta yang terbagi menjadi empat unsur, yaitu Air, Api, Udara, dan Tanah.
Banyak yang mengatakan kalau nama Caturanga inilah yang menjadi cikal bakal nama Olahraga Catur yang kita kenal saat ini.
Selain itu Caturanga juga banyak ilmuwan sebagai nenek moyang dari olahraga lain sejenis Catur.
Seperti contohnya Xiangqi di China, Shogi di Jepang, hingga Janggi di Korea Selatan.
Sebenarnya mengenai sejarah Catur sendiri terdapat banyak sekali perdebatan soal di mana pertama kali Olahraga ini ditemukan.
Organisatoris lain baca ini: Induk Organisasi Atletik: Olahraga Dunia Sejak 2250 SM
Penemuan Arkeolog
Beberapa Arkeolog Inggris mengklaim penemuan mereka membuktikan bahwa Catur sudah ada di Inggris sejak 500 tahun lalu.
Sementara banyak Sastrawan dari Cina juga menyebut bahwa Catur sudah ada di Cina pada tahun 800 sebelum memasuki abad ke-6.
Walau begitu para Ilmuwan lebih meyakini Catur ini berasal dari India, karena bukti bukti yang ia temukan lebih banyak dan konkrit.
Sementara itu permainan Catur menyebar diawali oleh para pedagang pedagang dari Gujarat yang datang ke Persia.
Dari sinilah, Catur mulai menyebar ke seluruh dunia. Selain itu dari Persia inilah permainan Catur mengalami banyak perkembangan hingga lebih menyenangkan untuk dimainkan.
Setelah dari Persia, Catur menyebar kea rah dataran Jazirah Arab lainnya.
Dalam beberapa sumber literasi, bahkan ada yang menyebut bahwa Catur ini merupakan salah satu permainan kegemaran Khalid bin Walid.
Yang mana ia adalah seorang panglima perang andalan Nabi Muhammad SAW.
Banyak sejarawan juga yang menyebut karena kegemarannya bermain Catur inilah, Khalid bin Walid menjadi salah satu panglima perang terbaik di dunia.
Karenakan ia terbiasa melatih strategi perangnya menggunakan Catur.
Di Eropa sendiri, Catur pertama kali mendarat di tanah Spanyol pada abad ke-8 usai para orang Islam datang untuk menyebarkan ajarannya. Setelah dari Spanyol, Catur kian populer saat di abad ke-9.
Kemudian olahraga ini juga mulai dikenal di negara negara besar lain seperti Rusia dan Amerika.
Selanjutnya permainan Catur ini terus mengalami perkembangan. Dari mulai papan catur yang dibuat dua warna, sampai dengan jumlah Buah Catur yang sudah ditentukan menjadi 16 buah.
Saat masuk ke Eropa, peraturan peraturan dalam bermain Catur pun mulai berlaku.
Hingga pada saat abad ke-15, teori teori dan peraturan Olahraga Catur ini tertulis dan abadi dalam sebuah buku berjudul “Repeticion de amores y Arte de Ajedrez” karya Luiz Ramirez de Lucena.
Sejak Kapan Catur Masuk ke Indonesia
Sejarah Catur sendiri di Indonesia sama seperti sejarah munculnya Catur di dunia.
Banyak orang yang menganggap bahwa Catur ini pertama kali datang ke Indonesia di masa penjajahan Belanda, kala itu Catur oleh orang orang Belanda.
Sementara itu ada juga sumber lain yang mengatakan bahwa Catur di Indonesia yang pertama berasal dari tanah Batak. Di mana para Sejarawan setempat menyebut bahwa Catur sudah ada di Tanah Batak jauh sebelum bangsa Belanda membawanya masuk ke Indonesia.
Catur di Indonesia awalnya hanya untuk para orang orang Belanda. Bahkan mereka juga sempat membuat perkumpulan bernama Shaackbond.
Yang kemudian membuat pada akhirnya permainan tersebut juga dengan nama Permainan Shaack.
Akhirnya pada tahun 1915, para Pecatur Belanda ini mulai mendirikan perkumpulan Catur berskala Nasional dengan nama Nederlandsch Indische Shack Bind (NISB).
Namun pada saat itu NISB hanya menerima pecatur pecatur Belanda dan belum menerima Pecatur Indonesia. Barulah pada tahun 1938, para Pecatur Indonesia diperbolehkan untuk bergabung dengan NISB.
Di Indonesia, dulu Olahraga Catur ini amat populer. Bahkan sempat ada masanya jumlah Pecatur Indonesia lebih banyak daripada jumlah Pecatur Belanda.
Olahraga ini sempat hilang namanya saat Indonesia masih terjajah oleh Bangsa Jepang.
Kemudian baru kembali hadir perlahan lahan pada tahun 1945. Sampai akhirnya tepat tanggal 17 Agustus tahun 1950, Persatuan Catur Seluruh Indonesia atau Percasi resmi berdiri di Yogyakarta.
Dengan kejuaraan Nasional Catur pertama hadir di Solo pada tahun 1953.
Induk Olahraga Catur Dunia dan Indonesia
Sama seperti cabang olahraga pada umumnya, Catur juga memiliki induk organisasinya sendiri.
Pada tahun 1924 Federasi Catur Dunia terbentuk dengan nama Federation Internationale des Eches, atau biasa dikenal dengan FIDE.
Berbeda dengan Induk Orgasinasi Olahraga lain, Induk Organisasi Catur dunia menggunakan akronim berbahasa Pranci.
Ini lantaran FIDE berdiri di Paris, Prancis, dan dahulu kita sebut bahwa bahasa Prancis merupakan bahasa Internasional. FIDE sendiri pertama kali mendapat pengakuan sebagai Federasi Olahraga Internasional oleh Komite Olimpiade pada tahun 1999.
Turnamen Catur Modern sendiri pertama kali pada tahun 1851. Sejak saat inilah berbagai turnamen kelas master terus bertumbuh dan berkembang pesat.
FIDE sendiri baru menggelar Kejuaraan Dunia Catur Resmi pada tahun 1886. Dengan juara pertamanya bernama Wilhelm Steinitz yang menjadi orang pertama dengan gelar Grandmaster.
Sementara itu, orang dengan pemegang rekor sebagai juara bertahan terlama oleh seorang pria bernama Emanuel Lasker. Ia berhasil menjadi juara dunia Catur selama 27 tahun berturut turut.
FIDE Tahun 2010
Pada tahun 2010 lalu, FIDE sendiri tercatat memiliki anggota resmi berjumlah 170 orang, dengan angka tersebut FIDE pun tercatat sebagai salah satu Induk Organisasi Olahraga terbesar di dunia.
Selain itu, FIDE juga saat ini sudah mendapat pengakuan dari Komite Olimpiade di 115 negara.
Sementara Olahraga Catur sendiri sudah mendapat nama baik sebagai sebuah cabang olahraga oleh sekitar 105 negara. Angka ini tentu saja terus, mengalami kenaikan setiap tahunnya.
Organisatoris lain baca ini: Olahraga Bridge Seluruh Indonesia Dan Induk Organisasi Dunia
Induk Organisasi Olahraga Catur Nasional
Sementara itu di Indonesia, Induk Organisasi Olahraga Caturnya bernama Percasi (Persatuan Catur Seluruh Indonesia).
Percasi terbentuk pada tahun 1948, akan tetapi tahun resminya adalah 17 Agustus 1950 di Yogyakarta. Ketuanya yang pertama bernama Dr. Suwito Mangkusuwondo (almarhum).
Lima tahun bermarkas di Yogya, Percasi pada akhirnya berpindah markas ke Jakarta pada tahun 1955. Lalu mereka mulai memakai istilah “Pengurus Besar Percasi” setelah awalnya menggunakan istilah “Kepengurusan Induk Percasi”, sebagai nama kelompok anggota Percasi.
Percasi pertama kali sukses menggelar kejuaraan Catur Nasional pada tahun 1953 di Kota Solo.
Lalu pada tahun 1960, Percasi pertama kali menjadi anggota resmi dari FIDE (Induk Olahraga Catur Dunia). Semenjak masuk sebagai anggota FIDE, Percasi terus berkembang pesat dan menjadi organisasi olahraga yang solid.
Bahkan mereka menjadi salah satu organisasi olahraga yang jauh dari masalah di Indonesia.
Sampai artikel ini, Percasi tercatat sudah tersebar di 34 Provinsi di Indonesia. Serta kepengurusan daerahnya sudah tersebar di hampir setiap Kota dan Kabupaten di Indonesia. Sementara itu, sosok Grandmaster Utut Adianto lah yang kini menjadi ketua Percasi dengan masa jabatan 2017-2021.