Kerangka Berpikir Ilmiah Dan Filsafat Cinta

Kerangka Berpikir Ilmiah
Kerangka Berpikir Ilmiah

Keranga Berpikir Ilmiah dan Empiris adalah dua hal yang terjadi pada setiap orang, dalam hal pemahamannya mengenai sebuah teori. Abdul Haris Bahar, Dosen Organisasi.

Bagi yang ada pada bangku perkuliahan, maka kata kerangka berpikir secara ilmiah adalah hal biasa, dan menjadi bagian dari kehidupan mereka

Bacaan Lainnya

Sebab hakikat pengetahuan harus mendapatkan alur kerangka berpikir secara Ilmiah yang benar dan memenuhi kaidah. Tanpa kita sadari bahwa sebenarnya pengetahuan telah ada sejak kelahiran manusia, yang menjadi mereka mengenal benda pada sekitarnya.

Materi ini adalah untuk pengkaderan mahasiswa, baik LDK I maupun LDK II. Untuk memudahkan anda mempersiapkan bahan saat melakukan presentasi dengan judul Kerangka Berpikir Ilmiah.

Definisi Kerangka Berpikir Ilmiah

Pertanyaan awal untuk menjawab ini adalah:

  1. Kenapa manusia berpikir?
  2. Ada berapa jenis berpikir?
  3. Definisi Kerangka Berpikir Ilmiah?
  4. Bagaimana Bentuk Kerangka Berpikir Ilmiah?

Kenapa Manusia Berpikir?

Pertanyaan ini akan membuat kita akan merenung, sebab sejak bangun pagi kita telah melakukan aktifitas berpikir tersebut, sampai bertemu dengan pertanyaan tersamar ini. Karena berpikirlah seseorang yang menggeluti penciptaan alam pada masa lampau menghasilkan patahan-patahan Filsafat. Hingga menyebar menjadi bidang-bidang: Kesehatan, teknik, sosial dan lain sebagainya.

Karena alasan berpikir, manusia mencoba membuka meja santai duduk bersama sahabat sekedar menikmati secangkir kopi entah hitam atau cokelat susu. Juga setelah berpikir maka seseorang akan memenuhi kebutuhan makannya hari ini.

Jangan lupa bahwa seseorang bisa jadi marah pada orang lain, dan memukulnya. Dan kenapa definisi ini adalah berpikir pendek?

Berpikir adalah penegasan batasan manusia sebagai mahluk sempurna jika kita bandingkan dengan tumbuhan dan hewan maupun malaikat. Karena berpikir inilah menciptakan budaya tradisional ataupun modern.

Bahwa otak manusia sebagai receiver (penerima) ransangan yang masuk kedalam otak melalui saraf afferent dari panca indera manusia. Sehingga batasan berpikir tidak hanya mereka yang menempuh jalur pendidikan. Tetapi mereka yang tidak berpendidikan sekalipun akan berpikir sebagaimana lazimnya manusia.

Berapa Jenis Berpikir

Substansi berpikir dalam implementasinya akan berbeda satu sama lainnya. Dan pembaca memiliki jenis berbeda dalam penerapannya, bergantung pada skala kebutuhan masing-masing.

Berikut beberapa jenis berpikir manusia, yakni:

  1. Kreatif
  2. Logis
  3. Analitik,
  4. Sistemik,
  5. Konseptual,
  6. Deduktif,
  7. Induktif,
  8. Konvergen,
  9. Divergen,
  10. Intuitif,
  11. Kritis,
  12. Holistik.

Namun berapapun jumlah dari jenis berpikir, maka hakikatnya hanya ada dua, yakni:

  1. Berpikir Alamiah, dan
  2. Berpikir Ilmiah.

Alamiah akan membahas mengenai pengalaman dengan panca indra, sementara ilmiah akan menggunakan berbagai sumber pembenaran yang kita sebut dengan literatur.

Berpikir Alamiah

Secara normatif, yang menciptakan keserasian dengan alam menjadikannya bijaksana. Bahwa seorang gembala akan mengetahui bahwa sapi atau kerbaunya yang mengeluarkan suara menggerogoti atau mengunyah pertanda lapar,

Maka dengan demikian gembala tersebut akan berpikir kemana akan mencari rumput esok hari agar gembalaannya bisa kenyang.

Pemikiran alamiah akan memiliki kecenderungan berdasarkan pada intuisi, maupun keyakinan pribadi, dan asumsi berdasarkan pada pengalaman yang mungkin tidak didukung oleh bukti atau metode ilmiah yang sistematis.

Ini alasan kenapa tidak semua pendapat hasil berpikir ilmiah tidak kita terima, yang menyebabkan mahasiswa terlibat berdebat kusir dalam ruang diskusi.

Kenapa demikian?

Karena setiap orang memiliki pengalaman secara empiris yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Berpikir Ilmiah

Kenapa berpikir ilmiah lebih mendapatkan tempat bagi banyak orang? Karena berpikirnya menggunakan pendekatan yang sistematis dan teruji, melalui pengamatan dan hipotesa serta pengujian terstruktur dengan menggunakan data yang memiliki validasi.

Berpikir ilmiah berupa pemikiran analitik, kritis dan logis. Dengan cara deduktif, induktif maupun reflektif.

Oleh karena materi ini membahas mengenai bagaimana membangun kerangka berpikir secara ilmiah, maka berikut akan kita jelaskan.

Definisi Kerangka Berpikir Ilmiah

Kita memulai mencari definisi dari bangunan berpikir secara ilmiah.

Namun sebenarnya apa itu definisi?

Definisi adalah cara mendeskripsikan ataupun menarasikan karakteristik maupun bentuk atau ciri sebuah entitas (objek, sifat dan sebagainya). Yang pada tujuannya membuat orang lain paham dan sejalan dengan deskripsi tersebut. Artinya lagi definisi ini akan menjadi sumber pencapaian kebenaran akan entitas tersebut.

Misalnya, ketika saya bertanya: Apa itu laptop?

Maka jawabannya bisa beragam:

  1. Laptop adalah benda untuk mengetik.
  2. Adapun laptop adalah alat menyimpan data.
  3. Laptop merupakan benda dengan ketebalan kira-kira, 3 cm, pada lebar dan panjang beragam yakni antara 20 hingga 40 cm.
  4. Pengertian laptop adalah alat modern yang berfungsi ganda.

Dan masih banyak definisi lain mengenai laptop tersebut. Akan tetapi coba kita ambil satu definisi yang ada. Laptop adalah benda untuk mengetik. Dan sekarang saya mau membeli alat tersebut, dengan meminta bantuan kepada teman atau sahabat saya. Yang belum pernah melihat laptop.

Sahabatku, belikan aku laptop yaah? Sahabat akan bertanya, Laptop itu yang bagaimana? Maka saya jawab laptop itu adalah benda untuk mengetik. Dengan modal definisi ini, maka sahabat tersebut pergi ke toko dan membelikanku mesin ketik jadul (zaman dulu), yang ketika kita menggunakannya akan terdengar hingga satu RT.

Apa yang salah dengan hal ini?

Arti Kerangka Berpikir Ilmiah

Definisi harus memiliki batasan, dan cara membuat batasan adalah buat secara detail daripada sebuah objek. Yang bisa jadi hanya entitas tersebut yang memilikinya. Dan definisi harus berdiferensiasi (berbeda) antara entitas satu dengan yang lain.

Nah apakah pengertian dari kerangka berpikir ilmiah?

Kerangka

Kerangka itu apa?

Adapun pengertian kerangka adalah skema, rencana atau garis besar sesuatu dengan maksud untuk mengorganisasi. Bisa berbentuk gambar berupa pemetaan, atau berupa bangunan konsep maupun dalam bentuk narasi.

Kerangka adalah sambungan objek satu dengan yang lainnya, saling menopang sehingga membentuk bangunan yang utuh. Lengkap dengan pengikat atau penguncian sebagai koneksitas satu sama lainnya. Pada dasarnya, balok belum bisa disebut kerangka kalau masih tersusun menumpuk pada tempatnya. Akan tetapi setelah dengan memposisikan tiang, balok penguncian maka seketika hal itu menjadi rangka yang kuat.

Tubuh kita ini, jika saja ulna dan humgerus, tibia dan fibula dilepas, atau os frontalis, temporalis terlepas, apa yang terjadi?

Dengan demikian, kerangka adalah bagian kuat yang menopan berdirinya sebuah objek/materil, yang menjadi acuan.

Berpikir

Hakikatnya hampir kita tidak pernah berpikir, jika saja kita tidak memiliki panca indera yang menjadi jembatan mengenali benda yang ada di sekitar kita.

Mata, Telinga, Hidung, Lidah dan Kulit, sebagai organ yang berfungsi melihat, mendengar, mencium, pengecap serta perasa/peraba. Semua informasi objek masuk kedalam diri kita melalui hal tersebut.

Dulu kita tidak tau membaca, dulu tidak kenal apa itu pesawat terbang, bahkan kita tidak mengetahui bahwa yang anda pergunakan melihat tulisan ini bernama “mata”. Karena rangsangan dari lingkungan, alam sekitar yang membuat hal ini tersimpan dalam memori, yang diajarkan oleh ibu atau ayah, bahwa itulah mata.

Dan masih banyak objek lainnya yang kita kenali hingga saat ini. Mengenal dan mengetahui benda-benda itulah berpikir. Singkat dari tidak tahu menjadi tahu, itulah berpikir.

Ilmiah

Apa yang kamu mengerti dan akui benar, maka saya maupun yang lainnya juga mengakui kebenarannya. sebab kebenaran yang anda maksud bisa kami uji kebenaran. Ha itulah ilmiah.

Menggunakan metode yang sistematis, terstruktur, objektif, akurat dan berulang. Kesemua itu dengan melalui penelitian yang mendalam baik secara objektif maupun subjektif.

Akan tetapi nilai ilmiah bukanlah sesuatu yang absolut atau mutlak, akan tetapi nilai kebenaran sesuatu yang memiliki celah untuk melakukan perbaikan sesuai dengan adaptasi kemajuan zaman.

Sampai pada pembahasan ini, maka kita memahami bahwa ilmiah sesuatu yang bisa kita ulang dan memiliki nilai kebenaran objektif menggunakan metodologi terukur dan data yang akurat.

Filsafat Cinta

Banyak yang telah tenggelam dalam lautan cinta, karena tenggelamnya itu sehingga susah membedakan mana cinta dan mana selain darinya. Cinta dan benci adalah berbatas terbatas tipis. Bahwa cinta yang memuncak akan menciptakan kebencian, sebaliknya pada kebencian berlebihan akan membawa pada rasa cinta.

Bahasan ini adalah tentang filsafat cinta, yang akan membawa kita pada mencari definisinya.

Filsafat dalam definisi secara etimologi adalah dapat kita baca pada materi filsafat dasar.

Filsafat berasal dari kata filo dan sofhia. Filo adalah Cinta sementara itu sofhia adalah kedamaian, kebijaksanaan. Dengan demikian Filsafat adalah sebuah refleksi cinta dengan kedamaian.

Filsafat cinta merupakan upaya untuk mendefinisikan cinta dalam sisi dan konteks pandangan filosofis.

Seorang filsuf sekelas Erich Fromm menulis sebuah konsep cinta dengan judul “The Art of Loving”.

Cinta bukanlah narasi dan realitas tentang bagaimana seseorang mengalami jatuh cinta, melainkan bagaimana seorang insan mampu untuk berdiri serta menerima daripada realitas cinta tersebut. Fromm berpendapat bahwa ketika seseorang telah menerima reaksi cinta, maka orang tersebut tidak dalam posisi “jatuh”, melainkan dengan kondisi berdiri serta menyambutnya. Fromm pun mengemukakan bahwa ketika dua insan telah terselimut maupun tenggelam dalam cinta, maka dalam diri mereka, yang ada hanyalah penyatuan, dan bukanlah suatu yang terjadi pada realitas keterpisahan. Erich Fromm

Cinta dan Emosi

Selain itu, dalam konteks filsafat, cinta juga dapat diartikan sebagai ungkapan emosi yang kuat dan ketertarikan pribadi. Cinta juga bisa diartikan sebagai perasaan yang disebabkan oleh faktor-faktor yang timbul dalam diri seseorang.

Dalam filsafat, cinta dianggap sebagai kualitas baik yang mewarisi semua perasaan kebaikan, simpati, dan kasih sayang.

Cinta juga dapat diartikan sebagai tindakan atau kegiatan aktif yang dilakukan seseorang terhadap objek lain berupa pengorbanan, empati, perhatian, pertolongan, ketaatan pada perkataan, dan kesediaan melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.

Dalam filsafat, cinta juga dapat dipandang sebagai bagian dari pola tingkah laku dan pemikiran manusia. Cinta syaratnya terpenuhi secara ontologis baik melalui bentuk maupun dalam ekspresi.

Objek cinta menurut Erich Fromm dapat berupa cinta persaudaraan, cinta kasih sayang, cinta erotis, dan cinta kasih ibu. Keempat elemen ini menurut Fromm harus selalu ada dalam cinta, tidak bisa salah satunya ataupun hanya kurang satu bagian, melainkan keempat hal ini merupakan dasar yang harus ada bila menelaah cinta.

Dalam filsafat, cinta juga dapat dipandang sebagai bagian dari filsafat itu sendiri. Filsafat dan cinta adalah dua konsep yang dianggap berseberangan menurut masyarakat umum.

Namun, jika seseorang berdiskusi, pikiran tentang cinta juga dapat muncul. Dalam hal ini, cinta dapat menjadi objek pemikiran dan penelitian dalam bidang filsafat.

Demikianlah beberapa konsep mengenai filsafat cinta dari sudut pandang para filsafat. Filsafat cinta hadir untuk memberikan arti dan mencoba memahami apa makna dari cinta itu sendiri .g

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *