Makna Berbuka dan Sahur: 3 Adab yang Perlu Diketahui

Makna berbuka dan sahur adalah
Sumber: canva.com

Makna berbuka dan sahur melebihi makna secara bahasa saja. Ada berbagai keutamaan yang mengiringi kedua aktivitas Muslim saat bulan suci Ramadhan tersebut. Untuk mendapatkannya, mari kita bedah bagaimana hukum dan tata cara pelaksanaannya. Retno Widianti – Konsep Organisasi

Tujuan Berpuasa dalam Islam

Sebelum mengetahui lebih jauh terkait makna berbuka dan sahur, kita perlu mengetahui apa tujuan berpuasa sebenarnya. Ternyata ada aspek spiritual, moral, dan sosial yang merancang golongan orang berpuasa itu semakin kuat hubungannya dengan Allah Ta’ala.

Bacaan Lainnya

Muslim yang melakukan puasa juga secara sadar sedang memperbaiki akhlak dan karakter individualnya. Ia semakin peka terhadap kebutuhan dirinya dan orang-orang di sekitarnya sehingga mengkhidmati makna berbuka dan sahur.

Berikut ini adalah beberapa tujuan orang berpuasa dalam Islam:

Menumbuhkan ketakwaan

Puasa merupakan bentuk ibadah yang mengajarkan kesabaran, ketekunan, dan pengendalian diri. Dengan menahan dari makan, minum, dan hubungan suami-istri mulai terbit fajar hingga terbenam matahari, Muslim melatih ketaatan kepada-nya.

Menghargai nikmat Allah Subhanahu wa ta’ala

Berpuasa juga memberikan pengajaran kepada umat untuk lebih menghargai rezeki yang telah mengantarkannya ke kondisi yang lebih baik. Seperti makanan, minuman, dan kesempatan untuk beribadah dengan lebih khusyuk.

Golongan orang beriman akan lebih memahami nilai dan pentingnya rasa syukur dalam kehidupan sehari-hari. Karena makna berbuka dan sahur menimbulkan rasa cukup juga, seseorang dapat terhindar dari keserakahan dan berbuat dosa.

Membersihkan jiwa dan tubuh

Puasa tidak hanya mendetoks badan manusia dari segi kesehatan, tetapi juga menjernihkan kembali jiwa dari kesalahan-kesalahan. Waktu untuk menahan diri dari hal terlarang, menjadi kesempatan guna memperbaiki hubungan spiritual.

Meningkatkan empati dan kepedulian sosial

Makna berbuka dan sahur menuntun orang-orang yang memeluk agama Islam sehingga turut merasakan penderitaan dan kesulitan yang dialami oleh mereka yang kurang beruntung.

Dengan merasakan dahaga dan lapar, umat Muslim menghikmahi bahwa kebahagiaan dalam hidupnya bisa dibagikan kepada mereka yang membutuhkan dan menaikkan kepekaannya untuk memberikan bantuan melalui sedekah.

Menguatkan komitmen terhadap agama

Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam dan wajib hukumnya dilaksanakan bagi orang-orang yang bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad Saw. utusan-Nya.

Dengan menjalankan puasa secara tekun setiap tahun berlandaskan makna berbuka dan sahur, umat Muslim menunjukkan komitmen dan kesetiaan terhadap agamanya. Lebih dari itu, menguatkan diri mereka sebagai hamba yang patuh.

Demikian tujuan berpuasa dalam Islam tidak hanya terbatas pada aspek ibadah semata. Tapi juga mencakup pembentukan individual yang lebih baik, hubungan sesama manusia, hingga persoalan manusia dengan Tuhan-nya.

Sesuai makna berbuka dan sahur yang mana menahan diri, bulan suci Ramadhan menjadi kesempatan yang berharga bagi orang-orang yang beriman untuk melakukan instropeksi dengan sungguh-sungguh. Hingga kemudian semakin dekat dengan-Nya.

Organisatoris lain baca ini: Lengkap Petunjuk Untuk Mulai Menulis Ceramah Ramadhan

Hukum Melaksanakan Sahur saat Berpuasa

Hukum makna berpuasa dan sahur
Sumber: canva.com

Saat berpuasa, ada sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Hal yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. dan bisa kita ikuti yakni melaksanakan sahur sebelum mulai menahan diri dari makan, minum, dan nafsu.

Sebagaimana makna berbuka dan sahur, Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dalam hadis shahihnya, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السُّحُورِ بَرَكَةً

Artinya:“Makanlah sahur, karena sesungguhnya pada sahur itu terdapat berkah.” (Hadis Riwayat Bukhari & Muslim)

Berdasarkan hal tersebut, Rasulullah Saw. menekankan pentingnya melaksanakan makan dan minum sebelum berpuasa dengan menyatakan bahwa di dalamnya terdapat berkah. Umat Muslim yang melaksanakannya dapat memperoleh rahmat dari Allah Ta’ala.

Lebih secara logis juga, orang yang melaksanakan sahur itu memperoleh kekuatan dan energi untuk menjalankan ibadah Ramadhan dengan baik. Secara tidak langsung, terdapat ayat dalam Al-Quran yang mendukung pelaksanaannya.

Surah Al-Baqarah ayat 187 berbunyi:

وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ۖ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ

Artinya:“…dan makan minumlah sampai terang bagimu benang putih dari benang hitam yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam.” (QS. Al-Baqarah: 187)

Meskipun ayat ini tidak dengan eksplisit menyebutkan tentang sahur, namun perintah untuk makan dan minum sebelum terbit fajar menunjukkan salah satu makna berbuka dan sahur yakni pentingnya aktivitas tersebut untuk mempersiapkan tubuh sebelum berpuasa.

Berikutnya kita dapat menyimpulkan bahwa melaksanakan sahur sebagai bagian sebelum menjalankan ibadah puasa adalah sunnah yang sangat dianjurkan. Sahur memiliki berkah dan memberikan kekuatan serta energi bagi umat Muslim.

Organisatoris lain baca ini: Cara-Cara Ini Bisa Menuntunmu Mendapatkan Kemuliaan dalam Bulan Ramadhan

Arti Kata Sahur menurut Terminologi

Selanjutnya dalam makna berbuka dan sahur, kita perlu memahami istilah keduanya tersendiri. Seperti ‘sahur’ merujuk pada waktu makanan atau minuman yang dikonsumsi oleh umat Muslim sebelum terbit fajar.

Sahur merupakan persiapan untuk menjalani ibadah puasa selama bulan Ramadhan. Asal-usul istilah tersebut berasal dari bahasa Arab yaitu “سحور” (sahur), yang memiliki akar kata “سَحَرَ” (sahara) yang berarti “waktu dini hari” atau “sebelum fajar”.

Bahasa Indonesia kemudian menyerapnya dan mengenal istilah ini dengan penulisan yang sama, yaitu “sahur”. Pengertiannya berdasarkan referensi pendapat ulama Indonesia menekankan pentingnya pelaksanaan aktivitas tersebut sebagai bagian dari sunnah.

Tokoh besar seperti KH. M. Sholeh Darat, dalam kitabnya “Fikih Puasa”, menyebutkan bahwa sahur adalah sunnah yang sangat dianjurkan dan disyariatkan dalam Islam. Beliau menjelaskan bahwa sahur memberikan kekuatan bagi tubuh dan menambah pahala.

KH. Ma’ruf Amin dalam bukunya yang berjudul “Panduan Ibadah Puasa” juga menyampaikan pendapat yang serupa. Beliau mengungkapkan bahwa sahur merupakan bagian dari petunjuk Rasulullah Saw. yang harus diikuti oleh umat Muslim.

Lebih lanjut menurutnya, sebagaimana makna berbuka dan sahur memberikan kekuatan bagi tubuh untuk menjalankan ibadah puasa dengan baik, serta memperoleh berkah dan keberkahan dari Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang.

Menurut ulama-ulama tersebut, sahur memiliki khidmat mendalam dalam praktik ibadah puasa Ramadhan. Untuk lebih memahami makna berbuka dan sahur, berikutnya ini kita kupas adab membatalkan puasa.

Organisatoris lain baca ini: Petunjuk Melakukan Puasa, Sudah Tepatkah Caramu

Adab Berbuka Puasa

Adab cara makna berbuka dan sahur
Sumber: nu online

Sampailah kita kepada tindakan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Menjalankan tata cara ini tidak hanya sebagai bentuk menaati Allah SWT, tetapi juga sebagai cara untuk meningkatkan nilai ibadah puasa seseorang.

Sebagai upaya mendalami makna berbuka dan sahur, berikut ialah salah satu dalil yang menunjukkan pentingnya adab berbuka puasa. Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan hadis berikut bahwa Rasulullah Shalallahu’alaihi wassalam bersabda:

ثَلاَثٌ لاَ يُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَالإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ

Artinya: “Tiga orang yang doanya tidak akan ditolak; orang yang berpuasa hingga ia berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang terzhalimi.” (Hadis riwayat Tirmidzi)

Berdasarkan hal tersebut, kita dapat memahami bahwa adab berbuka puasa merupakan bagian dari kebaikan yang akan mendatangkan berkah dari-Nya. Ada anjuran waktu melaksanakan ketetapan itu dengan cara yang baik dan penuh syukur.

Rasulullah Saw. menyunnahkan antara lain:

Berbuka dengan Kurma atau Air

Beliau biasanya memulai berbuka puasa dengan memakan kurma atau minum air putih. Hal ini merupakan sunnah yang baik untuk diikuti karena merupakan sumber energi yang cepat dan alami setelah berpuasa sepanjang hari.

Membaca Doa Berbuka Puasa

Sebelum memulai makan atau minum, sebagaimana makna berbuka dan sahur, ada anjuran untuk membaca doa berbuka puasa, seperti:
اَللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
(Hadis riwayat Abu Daud)

Doa ini mengandung pengakuan atas ketaatan berpuasa, iman kepada Allah Ta’ala, dan rasa syukur atas nikmat makanan yang diberikan.

Berbuka dengan Ringan

Dianjurkan untuk tidak berlebihan dalam berbuka puasa dengan makanan yang berat dan berlemak. Rasulullah Saw. mengajarkan untuk berbuka dengan makanan yang cukup, menjaga kesehatan tubuh, dan menghargai nikmat-Nya.

Dengan menjalankan adab berbuka puasa sesuai dengan sunnah, seseorang akan mendapatkan berkah dan pahala dari Allah Ta’ala. Mereka itu telah mendalami makna berbuka dan sahur.

Hal ini juga membantu seseorang untuk memperkuat nilai-nilai ibadah puasa, seperti kesabaran, rasa syukur, dan ketaatan kepada perintah-Nya.

Makna Berbuka dan Sahur di Bulan Ramadhan

Konsep makna berbuka dan sahur
Sumber: canva.com

Selama bulan suci yang datang satu kali dalam setahun, proses dari sebelum fajar hingga terbenam matahari memiliki makna berbuka dan sahur yang mendalam. Mulai dari mencerimnkan nilai-nilai spiritual dan ketaatan kepada ajaran Islam.

Setiap langkah dalam memenuhi anjuran tersebut selagi menjalankan ibadah puasa merupakan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Oleh karena itu, selanjutnya akan lebih khusus dijelaskan makna berbuka dan sahur sesungguhnya.

Sahur adalah waktu sebelum fajar di mana umat Muslim mengonsumsi makanan dan minuman. Mereka mempersiapkan diri sebelum menjalankan ibadah berjam-jam menahan lapar, haus, dan nafsu.

Sunnah mengonsumsi sesuatu saat itu bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan fisik. Tapi juga menjadi upaya dalam mengambil kesempatan beribadah, memohon ampun, dan memperoleh berkah sebagaimana yang terdapat dalam sahur itu sendiri.

Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadis yang menyatakan bahwa Rasulullah Muhammad Saw. bersabda:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ

Artinya: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang yang melakukan sahur.” (Hadis riwayat Bukhari)

Hadis ini menunjukkan serta mengingatkan orang-orang akan pentingnya menjalankan ibadah dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Dari sini, kita semakin sadar akan makna berbuka dan sahur.

Makna Berbuka dan Sahur Selanjutnya

Selanjutnya, berbuka puasa adalah momen panjang. Umat Muslim menanti-nanti waktu ini. Mari kita lihat maknanya dengan hadis riwayat Abu Dawud, bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

Artinya: “Sudah hilang rasa haus, urat-urat kembali segar, dan pahala akan tetap ada, jika Allah menghendaki.”

Hadis ini menunjukkan bahwa berbuka puasa adalah momen penuh berkah, di golongan yang beriman dan berhasil menahan diri mendapatkan kesempatan untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah Ta’ala.

Organisatoris lain baca ini: 3 Kemuliaan 10 hari pertama Ramadhan

Dengan berdoa saat berbuka, umat Muslim mengingat untuk selalu bersyukur atas nikmat dari-Nya serta terus meningkatkan semangat dalam rangka memperoleh pahala yang besar dalam hidupnya.

Dengan demikian, makna berbuka dan sahur menunjukkan bukan hanya tindakan fisik semata. Tapi juga kesempatan untuk mendekatkan diri kepada-Nya, memperoleh berkah, dan meningkatkan kesadaran spiritual serta ketaatan dalam menjalankan ibadah puasa.

Sumber:

  1. Tujuan dari Puasa diakses online pada 19 Maret 2024 di laman Mahkamah Agung Republik Indonesia
  2. Sunnah tentang Sahur juga Berbuka Puasa diakses online pada 19 Maret 2024 di laman Kementerian Agama Republik Indonesia
  3. Ringkasan dari Fikih Puasa di Bulan Ramadan diakses online pada 19 Maret 2024 di laman Muslim
  4. Adab untuk Berbuka Puasa yang Sesuai dengan Sunnah diakses online pada 19 Maret 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *