Mengenal Organisasi PERSAGI, profesi pelukis dan tukang gambar Indonesia, memberikan kontribusi buat negara ini, apa saja kegiatan mereka?Cindy Kharisma Putri, Profesi – Organisasi.co.id
Indonesia memiliki beragam organisasi yang mewadahi bakat-bakat yang berprestasi. Tidak hanya mendirikan induk organisasi pada bidang olahraga. Para warganya juga mendirikan induk organisasi di bidang seni rupa.
Salah satunya adalah seni melukis. Seni melukis atau ahli menggambar ini memiliki wadah guna menampung aspirasi para ahli menggambar. Bakat yang ada juga bisa terasah dengan baik karena induk organisasi ini memiliki lingkup yang luas.
Mereka dapat saling mengenal pelukis-pelukis handal nasional dari berbagai daerah. Mari mengenal induk organisasi ini.
Mengenal PERSAGI dan Pengurus Pertamanya
PERSAGI atau banyak yang mengenal dengan Persatuan Ahli-Ahli Gambar Indonesia. Sebuah asosiasi para pelukis dan gambar di Indonesia yang sudah sejak lama berdiri. Bisa juga berarti gerakan nasionalisme di bidang seni rupa Indonesia.
Para pekerja seni berkumpul menjadi satu dalam satu wadah ini. PERSAGI menjadi fasilitator para pelukis handal.
Organisasi ini berdiri pada 23 Oktober 1938 di Jakarta. PERSAGI erat kaitannya dengan pelukis terkenal, Agus Djaya. Agus Djaya merupakan pelukis ternama di era penjajahan.
Bahkan, Soekarno merekomendasikan beliau menjadi ketua Pusat Kebudayaan Bagian Seni Rupa di era penjajahan Jepang.
Bersama dengan para seniman lainnya, seperti Sindoedarsono Soedjojono, mereka memiliki ide untuk membentuk sebuah wadah bernama PERSAGI pada tahun 1938. PERSAGI ini masuk dalam periode seni rupa modern Indonesia dan memiliki periodenya sendiri bernama Periode PERSAGI.
Mengenal Struktur Organisasi PERSAGI Yang Pertama Kali
Struktur organisasi dari PERSAGI pertama kali yang banyak adalah sebagai berikut. Agus Djaya yang merupakan salah satu pendiri PERSAGI didapuk sebagai ketua dan S. Sudjojono sebagai sekretaris.
Anggota PERSAGI kala itu berjumlah 14 orang. Ada Abdulsalam, Ateng Rusyian, Emiria Soenassa, Herbert Hutagalung, L. Setijoso, Otto Djaya, Ramli, S. Sudiardjo, S. Tutur, Saptarita Latif, Sindusisworo, Sukirno, Suromo, dan TB. Syuaib Sastradiwilja.
Mereka merupakan seniman-seniman terkenal dengan karya-karya yang tidak bisa kita anggap remeh.
Organisator lain baca ini: Mengenal Organisasi HAKLI dan PORMIKI
Yang pertama ada Emiria Soenassa. Emiria merupakan salah satu pelukis wanita asal Indonesia pertama yang berkarya khususnya di bidang seni lukis sebagai ekspresi.
Lukisannya bermakna mengungkap kejujuran dan kenaifan. Contoh karyanya adalah Roemah di Tepi Hoetan. Alasannya bergabung dengan PERSAGI, agar ia dapat mengekspresikan hasil karya dengan lebih baik.
Lalu, ada Sukirno. Gaya lukisannya lebih cenderung karikatur. Lalu ada Otto Djaya. Otto menjadi pelukis paling muda yang masuk organisasi PERSAGI. Ia merupakan adik dari ketua PERSAGI, Agus Djaya. Contoh karyanya adalah lukisan bertajuk Kethoek Tiloe.
Selanjutnya ada Soediarjo dan Suromo. Keduanya sama-sama bekerja di bidang menggambar, terutama melukis keramik,kaca, dan mural.
S.Soediardjo mendapat perhatian besar dari karena kekuatan ekspresi lukisannya yang di pamerkan di Kunstkring yaitu Bade om Zielenheid (Doa untuk Pendeta)
Suromo sendiri merupakan pelukis yang bekerja sebagai penggambar dan desainer di perusahaan Robert Deppe yang bertempat di Batavia. Selain itu Suromo memperoleh kemampuan melukisnya dengan belajar akademis di Pringadi.
Banyak yang mengenal beliau sebagai seniman yang aktif dalam PERSAGI. Ia lebih suka melukis dan mengekspresikan melalui lukisan, bukan dengan berdebat.
Mengenal Karya Dari Para Anggota Organisasi PERSAGI
Karya-karya yang tercipta oleh Soeromo memiliki karakter khas realitas apa adanya dan kejujuran. Karya-karyanya biasanya bermakna kejujuran dan realitas apa adanya.
Anggota Persagi lainnya adalah seorang pelukis kelahiran Banyumas, 1912 bernama Abdul Salam. Beliaubekerja di kantor majalah dan surat kabar, serta biro reklame sebagai ilustrator di Batavia.
Lalu ada. R.M. Soerono. Soerono merupakan pelukis yang berbakat dalam seni lukis. Bakatnya dalam melukis merupakan hasil campur tangan pelukis asal Belanda bernama Velthyuseni. Lukisan-lukisannya yang terkenal antara lain berjudul Terug van de Weide Perahu Majang.
Ada Abdul Salam, pelukis kelahiran Banyumas 1912, adalah ilustrator majalah mingguan Pembangoen dari surat kabar Pemandangan, Kantor Statistik dan di kantor Biro Reklame A de le Mar Batavia.
Selain para pelukis realitas, masih ada juga beberapa anggota PERSAGI yang melukis keelokan lanskap Hindia Belanda. Herbert Hutagaloeng dan S. Toetoer.
Mereka masih berkutat dengan lukisan pemandangan yang indah. Lukisan dari Herbert Hutagalung pernah terpampang di pameran milik PERSAGI meski masih bercorak mooi indie.
Sama halnya dengan S. Toetoer yang jenis karyanya sama dengan Herbert H. Karya-karya yang pernah tampil dalam pameran pertama PERSAGI, antara lain Indonesische Venus dan Pemandangan di Mega Mendoeng.
Meski masih berlawanan dengan tujuan pembentukan PERSAGI, S. Toetoer terkenal dengan karya-karyanya yang apik dan berkualitas.
Periode PERSAGI terkenal dengan pergolakannya untuk mencapai hak-hak kesetaraan dengan bangsa asing. Terutama hak kemerdekaan bagi bangsa ini. Tak hanya mengkritik lewat berbagai tulisan, juga mengkritik melalui media lukis. Para seniman mencoba mencari ciri khas Indonesia.
Maka PERSAGI ini muncul sebagai jawaban atas masalah yang terjadi. Mencari corak asli Indonesia, tidak hanya melihat melalui unsur keindahan saja. Titik inilah peran PERSAGI bagi Nusantara pada masa itu.Konsep PERSAGI.
Konsep Dalam Tubuh Organisasi PERSAGI
Organisasi ini memiliki konsep semangat dan keberanian. Tak hanya sekedar melukis, tetapi disertai dengan perasaan dan tumpahan jiwa. Tidak hanya sekedar meniru bangsa barat, tetapi menciptakan gaya khas Indonesia.
Organisasi ini juga sebagai ajang saling berdiskusi , ceramah, dan memperbincangkan seputar seni rupa baik yang di Indonesia maupun dunia.
PERSAGI menyelenggarakan pamerannya untuk pertama kali pada tahun 1938 di sebuah toko buk Kolff, Jakarta. Sempat mengalami penolakan di tempat lain dan mendapat remehan. Mereka menganggap bahwa pribumi hanya cocok menjadi petani.
Namun, pameran ini membuka mata semua kritikus seni terutama kritikus Belanda. Akhirnya, pembuktian ini membuahkan hasil.
Pada pameran selanjutnya, PERSAGI membolehkan membuka pameran di Kunstkring akhir tahun 1938. Pengurus yayasan sempat menolak pameran dari PERSAGI sebelumnya.
Sejarah Lahirnya Organisasi PERSAGI
Periode PERSAGI terkenal dengan pergolakannya untuk mencapai hak-hak kesetaraan dengan bangsa asing.
Terutama hak kemerdekaan bagi bangsa ini. Tak hanya mengkritik lewat berbagai tulisan, juga mengkritik melalui melalui media lukis. Para seniman mencoba mencari ciri khas Indonesia.
Bermula dari semangat pergerakan nasional yang bangkit pada dekade pada awal abad 20. S Sudjojono, seorang pelukis ternama menyebut bahwa pelukis Indonesia saat itu menganut mooi indie
Sebenarnya ungkapan ini termasuk sindiran. Maksudnya disini adalah mereka hanya menyebut bahwa Hindia Belanda memiliki lanskap yang indah belaka.
Dari hal tersebut, paa seniman lain mulai mencoba menyusun identitas karya seni rupa Indonesia. Menggali lebih dalam apa-apa yang khas dari Indonesia.
Bukan hanya kelompok Sudjono saja yang menentang. Sebuah gerakan di Bali juga menentang mooi indie.
Idealisme dan pemikiran dari Affandi turut menyumbang ide untuk mempersatukan para ahli seni rupa dalam satu wadah. Beliau sendiri telah mendirikan grup bagi para pelukis di Bandung. Grup tersebut bernama Kelompok Lima.
Grup ini kemudian menjadi antitesis dari mooi Indie yang hanya menampilkan lanskap Nusantara yang indah belaka. Tujuannya agar lukisan tersebut laku terjual.
Sejarah Organisasi PERSAGI Lainnya…
Wadah organisasi kecil ini mengajarkan teknik-teknik melukis yang apik. Selain itu, juga mencoba untuk melukis secara jujur keadaan yang terjadi di Indonesia saat itu. Mengingat bahwa Affandi beserta teman-temannya belajar di sekolah lukis.
Sampai akhirnya, Sudjojono menyumbangkan ide membentuk Persagi. Rapat pertama membuahkan hasil dimana Agus Djaja didapuk sebagai ketua, sedangkan Sudjojono menjadi sekretarisnya.
Mengenal PERSAGI menjadi simbol dan permulaan para pelukis di Indonesia yang mencoba melawan bangsa barat. Dengan cara mencoba mencari identitas dan corak seni rupa di Indonesia.
Organisator lain baca ini: Induk Olahraga Catur (Sejak Abad Ke7) Dunia dan Indonesia
Namun, perjuangan PERSAGI tidak bisa bertahan lama. Perlawanan terhadap mooi indie ini terus meredup pada tahun 1942. Pada masa pendudukan Jepang, mereka menghapus segala organisasi bentukan Belanda dan menyederhanakan organisasi yang dibentuk masa penjajahan Belanda.
Jepang sendiri mendirikan organisasi diberbagai bidang, contohnya di bidang kesenian. Lembaga kesenian tersebut bernama Keimin Bunka Shidoso.
Kebijakan Jepang ini dibuat agar para seniman dapat memprograndakan gerakan nasionalis dan memasukkan ciri khas Indonesia di dalamnya. Hal ini menguntungkan di sisi Jepang
Tujuan Pendirian Organisasi PERSAGI
Persagi lahir sebagai bentuk protes atas nilai keindahan yang diusung oleh mooi indie. Namun, banyak juga faktor yang melatarbelakangi lahirnya pergerakan budaya tersebut.
PERSAGI berdiri untuk membatasi hegemoni para peseni Belanda dan Eropa yang tinggal di Indonesia. Dimana pada masa itu, seni rupa hanya bertema keindahan pemandangan yang tersaji di Hindia Belanda.
Hal ini dikenal dengan mooi Indie karena memang ditujukan untuk promosi wisata. Hal ini berkebalikan dengan kondisi masyarakat kala itu.
Kondisi yang terjadi saat itu, terutama dari segi ekonomi dan politik memang menuntut pembaruan dalam segala bidang, tak terkecuali dalam bidang kesenian.
Tujuan Dari Organisasi PERSAGI Lainnya…
Memasuki tahun 1930-an, keadaan Batavia telah berbeda dengan awal abad 20. Keadaan tersebut membuat keadaan masyarakat pribumi semakin sulit dalam kehidupan.
Kondisi tersebut membuat para seniman memikirkan konsep PERSAGI. Dimana mereka tidak hanya menyertakan unsur estetika di dalamnya. Juga memasukkan unsur kemanusiaan.
PERSAGI ingin menekankan lukisan atau gambar yang mengenal dengan corak asli khas Indonesia. Tak hanya melukis keindahan Nusantara seperti yang sudah-sudah.
Lebih jauh lagi, mereka ingin mengangkat kejujuran lukisan terkait dengan realitas yang terjadi sebenarnya.
Selain kejujuran, perlunya penekanan pada sikap kesederhanaan dalam memandang dan melukis suatu objek. Unsur kesederhanaan ini dapat terlihat melalui makna sebuah lukisan.
Penggambaran suatu objek yang apa adanya. Tidak hanya melihat nilai estetikanya saja. Misalkan saja pada masa itu terjadi peperangan dan perjuangan gerilya antara masyarakat pribumi dengan penjajah.
Organisator lain baca ini: Olahraga Bela Diri, 19 Jenis Untuk Para Wanita Karier
Atau potret-potret masyarakat yang tengah menjalankan pekerjaan berat suruhan dari penjajah.
Poin-poin seperti ini yang belum dijamah oleg pelukis pada masa tersebut. Sehingga, PERSAGI hadir dengan semangat dan keberanian tinggi. Memperlihatkan realitas sesungguhnya.
Terlepas dari kita mengenal lebih dalam tentang organisasi ini, yakni PERSAGI, Induk organisasi ini tentu membuka mata para pengamat dan kritikus lukisan pada masa tersebut.
Mereka dengan berani mendobrak apa yang telah menjadi ciri khas seni rupa yang hanya menampilkan keindahan Hindia Belanda semata. Masih sedikit, bahkan belum ada yang berani mengungkap realitas asli yang terjadi di Tanah Air.
Perjuangan yang mulia ini akhirnya menyadarkan mereka tentang realitas yang tengah terjadi dari sisi bangsa yang terjajah.