Apapun itu, selalu ada perubahan dari masa ke masa. Demikian pula dengan perkembangan pertanian. Dari zaman ke zaman, ia selalu menjadi lebih mudahdan menghasilkan budidaya yang beragam.Tika, organisA51 – organisasi.co.id
Kemajuan Pertanian Zaman Prasejarah
Manusia awalnya berada pada masa sebelum peradaban. Zaman itu bernama zaman batu atau prasejarah. Di masa ini manusia belum mengenal bahasa dan tulisan.
Mereka hidup dengan berburu dan tinggal berpindah-pindah. Zaman prasejarah terbagi menjadi tiga bagian utama. Paleolitikum, Mesolitikum, dan Neolitikum.
Zaman batu tua yaitu Paleolitikum adalah suatu masa saat manusia belum mengenal cara mengolah makanan. Mereka akan secara langsung mengonsumsi hasil buruan atau apa yang mereka temukan di alam.
Lanjut ke zaman Mesolitikum yang merupakan peralihan antara Paleolitikum dan Neolitikum. Pada masa ini manusia belajar berburu menggunakan alat sederhana dan mulai hidup di lokasi yang dekat dengan sumber makanan.
Mereka belajar mendapatkan sumber makanan lain selain berburu. Hingga akhirnya measki masa Neolitikum, manusia belajar untuk memproduksi makanan sendiri.
Adapun cara untuk memproduksi makanan sendiri adalah melalui cara bercocok tanam sederhana. Mereka mengandalkan insting dan keyakina terhadap Dewa yang memelihara tanaman mereka.
Pada masa ini pula manusia telah mengenal kepercayaan. Sekalipun kepercaaan tersebut adalah berupa kepercayaan kepada roh pada benda mati, paling tidak mereka telah mengenal adanya keyakinan.
Sekalipun mereka belum memahami bahasa dan tulisan, namun mereka telah pandai untuk menganalisa tanaman yang mengandung racun dan yang tidak.
Organisatoris lain baca ini: Metode Pertanian Organik
Pesatnya Pertanian organik Zaman Agama
Di masa prasejarah, manusia mengenal kepercayaan. Animisme dan dinamisme. Dari dua kepercayaan ini, masyarakat mulai memahami adanya Dewa, salah satunya dewa penyubur.
Manusia yang telah mengetahui bahwa mreka dapat memproduksi makanan sendiri pun menggantungkan nasib pertanian mereka pada kekuatan Dewa.
Dewa lah yang mengatur kesuksesan maupu kegagalan hasil tanam mereka. Sebab itulah muncul tradisi-tradisi pemberian seserahan pada Dewa guna mendapatkan hasil panen yang melimpah.
Mulanya, manusia tidak mengetahui bahwa kecukupan pangan itu adalah sesuatu yang penting. Lambat laun mereka menyadari bahwa makna hidup adalah kecukupan pangan.
Sebab itulah mereka berupaya memproduksi makanan sendiri dan menyimpannya untuk pemenuhan hidup. ketika hal buruk terjadi, setidaknya mereka masih memiliki cadangan makanan.
Tradisi-tradisi ini kemudian berlanjut hingga masa ke masa. Perkembangan pertanan pun tidak hanya pada hasil panen yang melimpah.
Manusia mulai mencoba mendapatkan variasi hasil panen. Mereka juga mengupayakan agar tanaman mereka tidak terserang hama ataupun adanya iklim yang tidak menentu.
Tradisi-tradisi ini menghasilkan keberlangsungan ke generasi selanjutnya. Tidak heran bahwa sampai saat ini kita kerap menemukan ritual persembahan untuk dewa ketika hasil panen tidak sesuai harapan.
Atau saat mulai menanam, biasanya masyarakat pedalaman masih mencoba berkomunkasi dengan Dewa untuk mendapatkan petunjuk.
Hanya dengan mengandalkan keyakinan ini, hasil pertanian melimpah ruah. Masyarakat percaya bahwaapa yang lm berikan maka harus kita berikan kembali. Prinsip saling menghargai menjadi kunci penting.
Organisatoris lain baca ini: Era Pertanian Ulul Azmi
Zaman Modern, Permulaan Kehancuran Pertanian
Zaman terus berubah dan populasi manusia semakin banyak. perkembangan pertanian pun mau tidak mau akan semakin pesat.
Semakin banyak maunsia di muka bumi ini tentunya akan semakin banyak juga kebutuhan pangan mereka. Seperti yang kita pelajari, manusia membutuhkan makanan untuk dapat bertahan hidup.
Makanan yang kita makan akan menghasilkan energi yang mana energi tersebut dapat kita jadikan kekuatan dalam melaksanakan aktivitas.
Dari teori inilah semua orang berlomba-lomba memenuhi kebutuhan pangan mereka. Perut tidak lagi bisa menunggu. Ketika harus menanti hasilpanen yang sesuai dengan ketentuan alam, manusia merasa tersiksa.
Inovasi pun berkembang seiring dengan meningkatnya kapasitas berpikir manusia. Ilmu teknologi berkembang dan manusia mulai dapat memformulasikan senyawa-senyawa di alam menjadi suatu molekul baru.
Terjadilah rekayasa genetik dan rekayasa lainnya. Tanaman dapat ‘dipaksa’ untuk menjadi dewasa dan cepat untuk memberikan hasil dengan bantuan senyawa-senyawa kimia.
Lahirlah pupuk kimia sebagai pembantu nutrisi tanah dan menopang pertumbuhan tanaman. Manusia dapat memperoleh hasil panen yang lebih melimpah dan dalam waktu yang lebih cepat.
Setelah sukses dengan pupuk, manusia dengan otak pintar mereka kembali melakukan penelitian mengenai hal-hal yang merusak hasil panen mereka yaitu adanya serangga, gulma, hingga hewan lainnya.
Mereka belum menyadari bahaya apa yang akan munculdari inovasi yang mereka temukan.
Hancurnya Pertanian Organik Zaman Modern, Gen X
Manusia terus berfikir dan menggunakan akal mereka untuk sebuah penemuan baru. Setelah sebelumnya mereka sukses dengan pupuk kimia, kini mereka harus mengatasi hambatan lain, yaitu hewan perusak hasil panen.
Ketika cukup rumit untuk menggunakan jalur alami seperti mencari predator hama, maka mereka mencoba menemukan sesuatu terkait bahan kimia, yaitu pestisida.
Penggunaan pestisida awalnya hanya berfokus pada pemberantasan hama. Akan tetapi, saat penelitian belum sepenuhnya meneliti hasil akhir dan dampak penggunaannya, manusia belum menyadari bahwa ini merusak alam.
Bukan hanya merusak susunan rantai makanan, namun ternyata juga memberikan dampak kepada lingkungan. Sisa-sisa maupun limbah dari pestisida benar-benar membuat hidup manusia menjadi lebih singkat.
Penelitian-demi penelitian terus berlanjut. Rantai makanan yang rusak ternyata memberi dampak yang signifikan pada alam.
Selain itu, penggunaan pestisida dan pupuk kimia juga mulai terasa mengurangi jumlah lahan pertanian. Tanah menjadi rusak sehingga manusia mulai kebingungan mencari lokasi lain.
Dengan segala kepintarannya, manusia menemukan cara bercocok tanam hidproponik ataupun penciptaan rumah kaca demi menghindari perubahan iklim yang merusak tanaman.
Dengan demikian, kebutuhan pangan manusia di muka bumi ini menjadi tetap tercukupi. Bahkan di zaman ini, manusia mulai menggunakan teknologi canggih.
namun dengan penggunaan teknologi, nurani dan rasa mencintai tanaman menjadi sedikit terkuras. Semua menjadi serba komersil dan hanya untuk meraup keuntungan semata.
Rekondisi Pertanian Zaman Milenial, Gen Y Dan Alfa
Generasi sebelumnya tlah memberikan banyak pekerjaan rumah bagi generasi mendatang. Mulai dari kerusakan tanah, kerusakan lingkungan, hingga masalah kesehatan menjadi momok menakutkan bagi mereka.
Untuk itulah, mereka harus berupaya mengembalikan alam kepada kodratnya. Memperbaiki tanah dapat mereka lakukan dengan cara pertanian organik.
Adapun langkah-langkah yang termasuk pertanian organik adalah:
Rotasi tanaman
Kegiatan ini adalah sebuah kegiatan untuk menanam tanaman pengganti di lahan tertentu. Contoh saat sebuah lahan kita tanami padi selama satu periode tanam.
maka setelah panen hendaknya mengganti jenis tanaman di lahan tersebut menjadi tanaman lain, contohnya kacang-kacangan.
Dengan demikian, kondisi tanah akan kembali normal dan unsur hara yang hilang untuk memenuhi kebutuhan padi akan kembali.
Tanaman kacang-kacangan sanagt penting untuk mengikat nitrogen dalam tanah.
Penggemburan tanah
Salah satu cara untuk mengembalikan kesuburan tanah adalah dengan menggemburkannya. Unsur hara yang ada pada lapisan tanah yang lain akan berada di lapisan paling atas sehingga tanah menjadi lebih siap untuk ditanami.
Menggunakan pupuk kandang
kandungan dalam pupuk kandang dalpat menggemburkan tanah sekaligus menutrisinya. jadi ketika sebuah tanah nampak lebih kering dari biasanya, maka cukupkan kadar airnya dan berikan pupuk kandang.
Masalah lain dalam pertanian adalah penggunaan pestisida. Cara yang bisa kita tempuh adalah dengan melepaskan predator alami.
Sebagai contojh ketika banyak hama tikus, maka kita dapat melepaskan seekor ular ataupun burung hantu untuk menerkam hama.
Lain halnya dengan masalah kesehatan. masalah ini terkesan lebih kompleks karena manusia adalah konsumen tingkat dua yang memakan produsen dan konsumen tingkat satu.
Bayangkan jika produsen terkontaminasi bahan kimia cukup banyak kemudian konsumen tingkat pertama memakannya. Tidak hanya memakan di satu tempat, ia juga mencari makanan di tempat lain yang juga dengan kadar kimia tinggi.
Lalu apa yang terjadi dengan konsumen tingkat dua? Kurang lebih seperti itulah penggambarannya.
Ketika kita memakan sesuatu yang sehat maka tentunya dampak ke kesehatan tubuh kita juga semakin nyata. Sangat penting mencari solusi dari hal ini.
Beralih ke tanaman dan hewan organik
Memang sangat penting untuk mengembalikan kondisi tubuh ke keadaan normal. Dengan mengonsumsi tanaman dan hewan organik, kadar unsur kimia tertentu juga akan berkurang. Dengan demikian hal ini merupakan sesuatu yang perlu untuk menjadi solusi.
Mencari inovasi mengenai media tanam
ketika tanah membutuhkan waktu untuk memulihkan diri, maka sebaiknya generasi muda mencari alternatif lain selain tanah.
Saat ini kit amengenal hidroponik, menanam dengan sekam, arang, dan lainnya.
Menemukan teknologi yang ramah lingkungan dan tepat sasaran
Berhubung gen Y dan Alpha akan meneruskan PR dari generasi sebelumnya dan diharapkan tidak mengulang kebodohan yang sama, maka saatnya bagi mereka untuk lebih memperhatikan ligkungan.
Alam akan memebrikan hasil yang baik ketika kita memperlakukannya dengan baik. prinsip inilah yang harus mereka pegang. Untuk itu, jika mereka ingin melakukan perkmbangan pertanian dengan teknologi, maka mereka harus menemukan teknologi yang ramah lingkungan
Tentu saja hal itu juga harus hemat energi karena saat ini kita sedang di ambang batas ketersediaan energi.
Untuk dapat memenuhi segala ketntuan tersebut, sejak saat ini hendaknya kita mempersiapkan mereka untuk meghadapi tantangan zaman.
Sudah seharusnya pula generasi saat ini transparan terhadap segala jenis kerugian dan kerusakan yang ada akibat pertanian yang tidak sehat.
Organisatoris lain baca ini: Zaman Mesolitikum
Penutup
Perkembangan pertanian dari masa ke masa tentu berbeda-beda. harapannya adalah semakin membaik.
namun pada kenyataannya saat ini kita harus kembali ke masa lampau dimana semua masih alami dan organik. Gunanya adalah untuk mengembalikan alam ke kodrat mereka.
Setiapnegara memiliki perkembangan pertanian yang berbeda-beda. Untuk itulah cerita sejarah mengenai perkembangan pertanian mereka tidak sama dengan apa yang terjadi di Indonesia.
bahkan saat ini saja ketika kita menyimaknya, negara-negara maju telah mengembangkan sistem pertanian organik. Sedangkan di Indonesia baru sedikit petani yang menjalankannya.
hal ini tentunya berkaitan dengan swasembada pangan yang harus terus tercapai dari waktu ke waktu. Semoga generasi mendatang dapat menemukan solusi yang baik atas ini semua.
Daftar Pustaka
1. Pengertian dan Sejarah Perkembangan Pertanian
2 Komentar