Era pertanian Ulul Azmi, adalah sebuah era yang mana menggambarkan bagaimana pertanian, mulai dari konsep hingga pemanfaatannya, benar-benar untuk kemaslahatan umat. Berikut beberapa pembahasannya. Ayu Maesaroh, organisA51 – organisasi.co.id
Topik pertanian tidak pernah ada habisnya untuk menjadi pembahasan. Bahkan saking banyak bacaan tentang pertanian, serta beberapa ilmu pengetahuan pertanian yang semakin maju.
Membuat siapa saja akhirnya mengulik. Sejak kapan pertanian di dunia ini ada, dan apakah benar di era selain manusia biasa, pertanian tersebut sudah berjalan sedemikian rupa?
Itulah mungkin kiranya sebuah hipotesa, yang kadang terlintas di benak diri kita masing-masing. Mulai dari bagaimana kemajuan dari pertanian, entah dari pemanfaatannya, konsep yang mereka pakai, dan sebagainya.
Hal tersebutlah yang akan kita ulik dalam artikel kali ini, terutama pada masa pertanian dari zaman Nabi, terutama Nabi-nabi yang Allah beri gelar sebagai Ulul Azmi. Jadi bagaimana kisahnya? Berikut ulasannya.
Ciri-Ciri Pertanian Adil Zaman Ulul Azmi
Kita tahu zaman Ulul Azmi, adalah zaman untuk para Nabi dan Rosul yang begitu sabar dan taat akan perintah Allah, dan sebagainya.
Tidak heran jika pada akhirnya, mereka mendapat kejayaan pada masa tersebut. Kemudian dari hal itu, mereka pun membuat sebuah peradaban, dengan mengampu kepada keadilan dan kesejahteraan masyarakatnya.
Seperti misalnya pada zaman Nabi Muhammad SAW. Yang mana beliau adalah Nabi Ulul Azmi, yang memajukan pertanian dengan konsep perdagangan.
Hasil pertanian digerakkan oleh Beliau untuk bisa menjadi satu sumber penghasilan dan profesi untuk para rakyatnya, sehingga mereka bisa menjualnya ke beberapa pembeli, ataupun para tengkulak lain pada zaman itu.
Bahkan, hal tersebut pula yang menjadi alasan, kenapa profesi berdagang menjadi profesi yang mendapatkan tempat spesial dalam agama Islam, jika kita bandingkan dengan jenis yang lain.
Adapun beberapa kemajuan lainnya di bidang pertanian, pada era zaman Nabi Ulul Azmi lainnya. Berikut pembahasannya.
Pola Cocok Tanam Nabi Zaman Nuh
Yang pertama adalah dari zaman Nabi Nuh. Era yang benar-benar membuat beliau harus mendapatkan berbagai cobaan berat, atas para kaumnya yang tidak mau beriman kepada Allah, dan juga tidak mau menganut ajaran Allah.
Dari hal tersebut, Allah murka dan menciptakan sebuah bencana yang sangat dahsyat. Hingga menenggelamkan anak dari Nabi Nuh yang pertama.
Yang mana baru diketahui oleh Nabi Nuh saat setelah hal tersebut terjadi. Bahkan percakapan beliau dengan Allah SWT, tercantum dan abadi dalam surat Hud.
Meski demikian, dari hal itu kita bisa ambil satu pelajaran. Bahwa pada dasarnya dari era zaman Ulul Azmi Nabi Nuh, era pertanian itu sudah mulai ada.
Buktinya dengan Beliau yang menanam pohon hingga tumbuh membesar, dan beliau memanfaatkannya sebagai suatu kendaraan ketika bencana tersebut terjadi.
Organisatoris lain baca ini: Organik Anorganik: 2 Jenis Pupuk untuk Pertanian Alami
Bahkan dikisahkan, bahwa Nabi Nuh kala itu menaburi terlebih dahulu benih pohon untuk menjadi sebuah kendaraan nantinya. Yang kemudian dalam hal tersebut, dimanfaatkan.
Dari sebuah konsep pertanian, pun dipakai dalam hal seperti ini. Menanam, dan memanfaatkan sumber daya alam menjadi sesuatu.
Jenis Bentuk Pertanian Zaman Nabi Ibrahim
Adapun dari era zaman Nabi Ibrahim, yang juga mendapatkan gelar sebagai Nabi Ulul Azmi. beliau adalah kekasih Allah, yang mendapatkan begitu banyak mukjizat.
Serta melahirkan suatu aturan daripada penyempurnaan agama Islam. Seperti contohnya berkurban pada hari raya Idul Adha, serta terciptanya air zam-zam yang Allah kehendaki, dan hal tersebut berasal dari hentakan kaki mungil dari Nabi Ismail.
Dalam keadaan ekonomi pada zaman tersebut. era Nabi Ibrahim juga memanfaatkan alam sebagai sumber daya hidup mereka. Hal ini terlihat pada Raja dari zaman Nabi Ibrahim tersebut.
Yang mana memanfaatkan sumber daya alam sebagai salah satu hal untuk kemajuan daripada agama yang mereka anut. Kala itu, berhala yang para ahli pemahat itu buat, menjadi satu hal yang begitu sakral.
Mereka sembah dengan sedemikian rupa. Namun di sisi lain hal tersebut menjadi komoditas bagi orang lain. Yang pada akhirnya, mendefinisikan pembuatan berhala tersebut sebagai wujud mereka mengabdi, sekaligus sebagai profesi.
Era Pertanian Nabi Musa AS (Ulul Azmi Berilmu)
Pada era Nabi Musa, perekonomian pada masa itu benar-benar dikuasai oleh para pejabat dan petinggi yang ada di sana.
Raja Fir’aun kala itu berada pada jabatan yang tinggi, dengan gelimang harta dan tahta yang begitu banyak. Kala itu, Raja Fir’aun dengan segala kekuasaan yang ada, dapat melakukan hal apapun yang ia mau.
Hingga pada akhirnya, Nabi Musa datang dan menyuarakan agama Allah. Beliau pun menyuarakan bagaimana ancaman dan imbalan yang setimpal kepada orang-orang yang beriman kepada-Nya, dan yang melanggar atas perintah-Nya.
Pada akhirnya, Raja Fir’aun membuktikan dengan kekuasaannya, bahwa dirinya dapat membuat surga dan neraka sesuai dengan apa yang Nabi Musa tersebut katakan.
Dengan adanya pemanfaatan beberapa sumber daya alam yang ada. Dari situ, ada celah yang mana dapat kita simpulkan, bahwasannya pemanfaatan sumber daya alam juga ada di masa tersebut.
Raja Fir’aun dapat menjadi orang kaya dengan bantuan dari berbagai pihak, kemudian pada era masa bertani Ulul Azmi yakni Nabi Musa, orang-orang mengolah beberapa sumber daya alam dengan sedemikian rupa.
Yang kemudian mereka salurkan kepada sang raja sebagai bentuk pengabdian kepada sang raja. Pun dengan menghindarkan mereka dari siksaan dan menghindari neraka yang dibuat oleh Raja Fir’aun.
Kondisi Pertanian Zaman Nabi Isa AS
Selanjutnya era zaman Ulul Azmi, Nabi Isa. Beliau adalah salah satu Nabi yang termasuk dalam kategori tersebut dengan segala mukjizat yang Allah berikan kepadanya.
Kala itu Nabi Isa masih berada dalam kandungan seorang wanita suci, bernama dengan Maryam. Kala itu ketika warga-warga mengetahui bahwasannya Maryam hamil namun tidak ada seorang pria yang mendampingi.
Cemoohan berdatangan seketika, dan menghujat semau mereka. Hal tersebut di dapatkan oleh Ibunda Maryam, yang membuatnya seketika harus pergi, dan menyendiri.
Hingga kemudian, sebuah mukjizat datang ketika Nabi Isa lahir dari rahim sang Ibunda, dan mulai bersuara dengan lantang tentang tujuan daripada ia lahir di dunia.
Kemudian dikisahkan dalam beberapa literatur yang ada, bahwasannya pada zaman tersebut, Nabi Isa memanfaatkan sumber daya alam untuk kehidupannya.
Organisatoris lain baca ini: Rahasia Pertanian Bangkok: 7 Langkah Lebih Maju
Dengan cara membuat beberapa daun untuk dijadikan sebagai sandang, dan juga tempat untuk berteduh. Dari situ, konsep pertanian era zaman Nabi Isa, adalah memberikan gambaran tentang kesederhanaan hidup.
Bahkan dalam masalah berdakwah pun beliau memperlihatkan bagaimana beliau tidak begitu memperdulikan harta, dan lebih mementingkan ibadahnya kepada Allah SWT.
Terus mengajak berbagai orang untuk masuk ke dalam agama Allah yang baik, serta mendapatkan keridhoan-Nya, agar hidup mereka tentram, damai, dan lainnya.
Pun hal tersebut pula yang menjadikan dirinya mendapatkan kepercayaan dari Allah, untuk mendapatkan mukjizat luar biasa. Seperti misalnya menghidupkan orang yang mati, dan sebagainya.
Pola Dagang Pertanian Zaman Nabi Muhammad SAW
Pertanian lainnya yang diperkenalkan pada zaman Nabi Ulul Azmi, adalah pada era Nabi Muhammad SAW. Nabi terakhir dan sebagai penutup dari para Nabi.
Beliau adalah orang yang sederhana, namun gigih dalam menjalankan hidup, serta bertanggungjawab atas segala yang ada di hadapannya.
Beliau selalu mencoba untuk memberikan yang terbaik, agar nantinya tidak menimbulkan rasa kekecewaan orang lain. Pun dengan ketika beliau mendapatkan wahyu dari Allah, yang kemudian beliau mendapatkan mukjizat dari Allah juga.
Nabi Muhammad SAW benar-benar bersungguh-sungguh dalam menjalankan berbagai perintah-Nya, sabar atas semua cemoohan yang beliau terima dari para kaumnya.
Hingga kemudian Allah memberikan keajaiban untuknya, ketika beliau kemudian mendapatkan tugas dari Allah untuk melaksanakan Isra’ dan Mi’raj.
Pada zaman Rasulullah, pertanian dan perdagangan menjadi komoditas paling diutamakan. Hal tersebut merujuk kepada kemajuan dari berbagai teknik pertanian, yang membuat era Ulul Azmi kala itu menjadi benar-benar nyata.
Hingga kemudian, Allah memberikan keistimewaan hal tersebut, yang mana menjelma, menjadi profesi tertinggi ketimbang jenis profesi apapun itu juga.
Apalagi berbagai komoditas pertanian seperti sumber daya alam, mereka manfaatkan dengan konsep memperdagangkannya, kemudian mendapatkan keuntungan dari hal tersebut.
Organisatoris lain baca ini: Bakteri Fotosintetis: Pengertian, 5 Jenis Hingga Manfaat
Pun pada waktu berperang, yang mana banyak orang membantu para panglima berjihad di jalan Allah. Mengolah berbagai sumber daya alam dan menjadikannya sebagai pasokan makanan para panglima.
Juga mengolah sumber daya alam sebagai obat penanganan ketika para prajurit terluka. Dari hal tersebut, kita bisa menarik kesimpulan. Bahwasannya sumber daya pertanian, dahulunya berkonsep untuk mensejahterakan rakyat.
Dengan mereka mendapati berbagai keterampilan untuk mengolah, kemudian menjualnya, hingga mendapatkan keuntungan.
Pun dengan Allah yang akhirnya memberikan profesi tersebut ke tempat yang spesial dalam firman-Nya. Hingga sampai pada kemenangan peperangan.
Yang mana sumber daya alam pun dimanfaatkan untuk keperluan perang, sehingga kemenangan bisa diraih, tanpa tiada kesia-siaan sebuah cara.
Penutup
Hingga pada dasarnya, kita mengerti bahwa dahulu, pertanian sudah ada, dan berbagai konsep pemanfaatannya pun sudah berjalan sekian lama.
Kemudian yang membedakan adalah tujuan daripada pemanfaatan tersebut. Ada yang memanfaatkan sebagai bukti bahwa ia berkuasa, seperti pada zaman Nabi Musa, yang menemukan Raja Fir’aun begitu sombong dan ingkarnya kepada Allah.
Atau untuk keselamatan umat, seperti pada zaman Nabi Nuh, yang memanfaatkan tanaman seperti pohon, untuk dijadikan sebagai kendaraan penyelamatan, ketika adzab dari Allah datang.
Atau membuktikan kekuasaan Allah dan menggambarkan sebuah kesederhanaan. Yang mana tergambar dengan jelas dari Nabi Isa.
Dan mensejahterakan rakyat serta kemenangan dari sebuah jihad kepada Tuhan-Nya. Yang mana juga tergambar oleh Rosulullah. Sungguh, pada era zaman Ulul Azmi, pertanian begitu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Untuk rakyat.
Ataupun ummat manusia yang mau hijrah ke jalan Allah. Serta semata-mata berpindah keyakinan, hanya untuk mendapatkan keridhoan dalam hidup.
Itulah kiranya gambaran pertanian pada era zaman Ulul Azmi yang ada. Sekian, dan semoga menginspirasi.
Daftar Pustaka