Hindari 7 Kalimat (kata) ini, Saat anda Memimpin Sidang Atau Pidato

Hindari Kata Ini Di Depan Publik
Kim Jong Un, salah satu pemimpin otokratik dunia, yang menjadi Presiden Korea Utara.

Ada hal apa saja (kalimat/ucapan) maupun perbuatan yang harus kita hindari ketika memimpin sidang maupun memberika pidato, sambutan, ceramah maupun saat menjadi seorang MC. Berikut ini penjelasan lengkapnya.Fauzi, Konsep – Organisasi.co.id

Saat memimpin persidangan, maka palu sidang adalah sebuah simbol dan narasi kewenangan, pada tangan seorang pemimpin sidang. Ataukah seorang yang memberikan sambutan, ceramah maupun MC (Master Of Ceremony), maka suaranya dari balik mic menjadi sebuah otoritas untuk mengendalikan.

Bacaan Lainnya

Meski demikian, seorang sterring committe (SC), pimpinan sidang, MC/pembawa acara, penceramah dan pemberi sambutan.

Penjelasan lengkap versi youtube:

Harus mampu menjaga penampilan, termasuk mengatur tata bahasa yang mereka miliki.

Apa saja yang harus terjaga sebagai seorang pimpinan sidang organisasi maupun saat memberikan sambutan, berikut penjelasan lengkapnya.

Pimpinan Sidang, Kalimat Yang Harus Kita Hindari

Hindari Kalimat Ini Saat Menjadi Pimpinan Sidang
Pimpinan Sidang DPR, Yang Profesional dalam Memimpin Sidang (Sumber: Beritaku.id)

Seorang pimpinan sidang dianggap sebagai orang yang wah, hebat dan memiliki kapasitas mengendalikan sebuah persidangan.

Tidak hanya itu, jika anda seorang cowok gagah. Maka posisimu sebagai pimpinan sidang bisa membuat anda leluasa melihat cewek dan gadis-gadis yang mengikuti sidang. Namun kamu harus sadar bahwa sebenarnya peserta sidang yang lain memperhatikan matamu lho. Modduss! Hehe.

Selanjutnya, menjadi pimpinan sidang itu kebanggaan bukan?

Tapi tidak sedikit dari mereka yang menanggung malu karena prilakunya yang kurang mampu menjaga stabilitas saat sedang memimpin sebuah persidangan.

Beberapa kalimat yang mereka lontarkan justru menyebabkan suasana persidangan semakin kacau.

Hindari Kata Ini Saat Menjadi SC/Pimpinan Sidang

Beberapa kata yang sebenarnya kalau menggunakannya dalam ruangan sidang, bisa membuat suasana menjadi kurang harmonis antara SC dan peserta.

Diam

Kalian diam, jangan bicara
Keep quiet / silent please sign. Crossed person talking / Shhh icon in circle.

Ini kata yang biasa dipergunakan dengan membentuk beberapa kalimat, seperti:

  1. Apakah anda bisa “diam”?
  2. “Diam”, dan dengarkan saya,
  3. Saya meminta semua peserta untuk “diam”,
  4. Bagaimana caranya supaya anda “diam”?

Atau masih banyak formulasi kata yang lain untuk membantuk kalimat, yang pada intinya meminta kepada seluruh hadirin agar diam (tanpa bicara).

Tahukah anda? Bahwa ada beberapa faktor, mengapa banyak (sesama) peserta yang berbicara dan tidak menghiraukan pembicara, termasuk pimpinan sidang.

Hal ini membutuhkan kita untuk mengetahui keunikan dan keutuhan setiap individu. Bahwa setiap orang memiliki psikologi yang berbeda satu sama lain.

Yang menjadi faktor peserta sidang berbicara satu sama lain adalah:

  1. Topik diskusi dan persidangan tidak menarik. Namun seorang pimpinan sidang maupun pembawa materi tidak bisa seenaknya mengganti judul kan? Maka dalam posisi inilah peran kemampuan dan gaya komunikasi kita butuhkan.
  2. Pembawa materi, atau yang bertanya atau bahkan pimpinan sidang memiliki gaya komunikasi, “tidak menarik”.
    Jika hal ini yang terjadi maka sebaiknya kita harus belajar bagaimana mengatur intonasi dan wawasan, serta mempelajari psikologi manusia.
  3. Yang berbicara (duduk berdampingan) adalah satu kelompok (teman lama). Sehingga jika hal ini terjadi maka pisahkan posisi duduk mereka dengan lembut. Caranya, pindahkan peserta tersebut ke posisi lain (jika memungkinkan).
    Asal jangan pindahkan posisinya kedekat kamu karena kebetulan ia cantik. Ah serius amat bacanya.
  4. Suara sound Sistem. Ini bisa jadi tidak penting bagi anda, namun penting buat pendengar. Sound System, volume dan kejelasan (jernih) suara sangat penting. Sebab jika volume mic kecil ditambah dengan intonasi pembicara kurang baik, maka silahkan kita bisa membayangkan bagaimana kondisi peserta.

Terserah

Kata terserah itu “menyerah”. Dan justru keluar dari kewenangan seorang pimpinan persidangan, adapun kalimat yang bisa terbentuk dari kata terserah adalah:

  1. Itu “terserah” anda saja!
  2. Kami tidak paham apa maksudnya, namun ya “terserah” kalianlah!
Hindari Kalimat Terserah
Salah satu bentuk kekecewaan (Foto: Universitas Gadjah Mada)

Serta beberapa kalimat yang terbentuk dari kata terserah. Beberapa faktor yang menyebabkan pimpinan sidang menggunakan kata terserah.

Hal paling umum adalah tidak paham dengan perdebatan yang terjadi, sehingga melakukan sublimasi atau proyeksi dengan kata terserah.

“Dengarkan” Saya

Yang fatal berikutnya adalah menggunakan kata “dengarkan” saya. Seorang pemimpin persidangan, dengan gagah berani pada palu sidang yang ia pegang. Harusnya tidak menggunakan kata tersebut. Hindari kalimat dengarkan saya.

Adapun bentuk, kalimat yang terbentuk dari kata “dengarkan”, yakni:

  1. Harap semuanya mendengarkan saya.
  2. Dengarkan saya, ini penting,
  3. Sebaiknya semua meninggalkan aktifitas lain, dengarkan apa arahan saya.

Tanpa menyebutkan kata dengarkan saya, sebenarnya peserta sangat mendengar jelas (sepanjang sound system) mendukung. Namun apa yang mereka dengar itu kurang menarik.

Dengarkan saya
Harap dengarkan saya

Menyebutkan kata dengarkan saya adalah kalimat otokratif (otoriter), tentu hal itu kurang menarik dalam sebuah pertemuan.

Seorang pemimpin pertemuan, jika terjadi kegaduhan dalam ruangan, “tidak selamanya” menggunakan kata dengarkan saya. Namun bisa menggunakan kemampuan intonasi yang kita miliki untuk mengendalikan seluruh peserta.

Kesalahan Sikap Pimpinan Sidang/Sterring Commite

Nah selain dari kalimat diatas yang harus kita hindari, kita juga harus mengetahui sikap yang tidak boleh kita lakukan saat duduk sebagai pemimpin persidangan.

Adapun sikap dan gestur maupun prilaku yang tidak boleh terjadi saat menjadi seorang sterring, yakni:

Menyandarkan Kepala

Jika kebiasaan anda adalah menyandarkan kepala dibahu dia. Ini tidak berlaku saat menjadi pimpinan persidangan. Sebab sikap menyandarkan kepala adalah sikap tidak energik. Sementara seorang moderator atau pengarah harus kelihatan full power.

Maka posisikan tangan secara rileks pada meja persidangan. Sesekali badan boleh sandar pada kursi, namun cegah agar kepala tetap tegak.

Memainkan Palu Sidang

Jangan memainkan palu sidang. Sebab palu sidang bukan hati mantan yang boleh dipermainkan. Bunyi dari palu sidang adalah sebuah ketukan. Tentu paham kan, bagaimana makna ketukan palu sidang?.

Sekali lagi, gesekan palu sidang adalah hal sakral dalam sebuah persidangan. Maka atur posisinya saat selesai menggunakan. Jangan memainkan dan jangan memegangnya, kecuali jika sesuai dengan kebutuhan.

Meninggalkan Sementara Ruang Sidang

Mungkin dalam beberapa kali kesempatan, ada pimpinan sidang yang ke toilet. Ini hanya membutuhkan waktu 5 – 10 menit.

Namun apapun itu, tidak boleh seorang pimpinan sidang meninggalkan posisi kursi dan meja pimpinan.

Meskipun, sebenarnya peserta melakukan brainstorming, dan pimpinan sidang dalam posisi mengawasi. Jangan tinggalkan ruang persidangan. Apapun alasannya saat masih sedang memimpin sidang tersebut. Kecuali skorsing sidang.

Apakah bisa sejenak meninggalkan ruangan untuk melaksanakan sholat?

Terlambat sholat yah kak?, bukankah dalam schedul acara ada waktu Ishoma (Istirahat Sholat dan Makan)?. Silahkan dijawab apakah saat menjadi SC kita bisa meninggalkan ruang persidangan.

Duduk Menyamping Atau Memutar

Syarat hal ini (duduk memutar atau menyamping) adalah ketika kursi pimpinan sidang adalah bisa berotasi atau memutar.

Jangan kelihatan kampudes. Dengan memainkan kursi pimpinan. Memutar kesana kemari.
Baru duduk di kursi yang begitu yah kak?

Ini sangat simpel, namun sangat berpengaruh pada penilaian peserta.

Hindari pula duduk menyamping. Sebab gaya tersebut menyepelekan peserta atau topik. Duduklah serapih mungkin. Dan posisikan badan yang selalu siap menghadapi para peserta.

Merokok

Sebenarnya gaya merokok saat memimpin sebuah pertemuan, adalah gaya merdeka dan representasi parlemen jalanan.

Namun jangan melakukan gaya ini. Meski pertemuannya adalah pada tempat terbuka atau aula maupun lokasi tidak memakai Air conditioner (AC).

Sebab rokok identik dengan santai.

Maka tinggalkan gaya merokok saat menjadi SC. Meskipun anda seorang perokok berat.

Pembicara (pidato, Sambutan), Hindari Kata dan Kalimat Berikut

Sebenarnya hampir sama antara pembicara dengan pimpinan sidang. Hanya saja perbedaannya adalah pada posisi kaku dan tidak kaku.

Versi video ada pada link ini:

Maksudnya posisi pimpinan sidang adalah duduk (kursi/meja) sementara pembicara bisa duduk, maupun berdiri (memakai mimbar) atau bebas.

Beberapa kalimat yang harus mampu kita hindari ketika membawakan pidato, ceramah maupun membawakan makalah.

Mengulang Kata “Ya” atau “e”

Bentuk pengulangan kata “Ya” atau kata lain, termasuk “E” adalah sebuah persoalan bagi seorang pembicara. “Ya” dan “e” yang sering kita ulang, sangat mengganggu penampilan. Apakah anda mengalami gejala sering menyebut “Ya”, “Ummm” atau “e”?

Perhatikan Saya

Karena peserta tidak memperhatikan, maka pembicara mengunci peserta dengan mengatakan “perhatikan saya” atau “perhatian”.

Tahukah anda, darimana kata dasar perhatian?

Perhatian atau perhatikan memiliki kata dasar “hati”. Hal itu bermakna bahwa pembicaraan hari ini tidak menyentuh hatinya. Tidak menarik perhatiannya.

Maka sentuh mereka dengan intonasi lembut dan kalimat yang menarik hati mereka. Tanpa harus mengunci mereka dengan kata “perhatikan saya”. Kakak segagah apa sih untuk diperhatikan? hehehe.

Halo

Hampir sama dengan kata perhatikan saya. Kata halo ini adalah mengarahkan peserta untuk fokus.

Sesekali menggunakan kata halo ini boleh, namun jangan mengulangi (keseringan) mengucapkannya.

Yang harus kita ingat bahwa peserta tidak fokus, sebab ada hal lain yang lebih menarik perhatian mereka dengan fokus yang baik daripada materi pertemuan saat ini.

Sehingga penggunaan kata “halo” untuk memancing peserta agar fokus kepada anda adalah sebuah trik dan pekerjaan kurang menarik bahkan sia-sia.

1, 2, 3, Test

Ini dia, menguji kepekaan mic dengan menyebut 1, 1, 2, 2, 3, test, test.

Sudah terlambat jika seorang pembicara sudah ambil posisi, lalu masih melakukan pengujian mic. harusnya mic dilakukan pengetesan saat sebelum berbicara.

Apakah awal sebelum memulai bicara?

Juga bukan.

Itu artinya saat pembicara akan berbicara, maka langsung saja gunakan mic, dan bicara tanpa menyebutkan satu, dua, tiga test.

Sudah menjadi tugas daripada panitia untuk menyelesaiakan permasalahan mic yang terjadi. Jika ada kendala mengenai mic. Kakak pembicara atau panitia sih?

Trik mengendalikan Forum Tanpa Menegur

Tidak semua teguran itu bermanfaat sebab, sebenarnya jika peserta atau pendengar tidak lagi mendengarkan pembicara, maka kesalahan bukanlah pada pendengar, melainkan pembicara (terutama) juga melakukan koreksi.

Bahwa ada yang salah dari penyampaiannya, dan harus melakukan perbaikan.

Selanjutnya adalah mengendalikan forum tanpa menegur memiliki beberapa trik, yakni:

Intonasi Kontras

Apa itu intonasi kontras?

Intonasi kontras maksudnya adalah menggunakan tekanan suara yang biasanya, tinggi ke rendah atau rendah ke tinggi pada materi yang sedang kita bawakan.

Intonasi kontras tersebut bukan saat menegur peserta yah. Artinya penggunaan intonasi ini saat sedang membahas materi yang kita bawakan.

Kecilkan Volume Suara

Trik apalagi ini, saat peserta ribut dan tidak mendengarkan pembicaraan. Kok malah mengecilkan volume suara?

Coba saja, ini hampir sama dengan trik intonasi, namun ini lebih kepada volume suara, jadi yang kontras adalah tinggi rendahnya suara saat kita berbicara. Sebaiknya menggunakan volume paling rendah atau bahkan berbisik.

Cara ini sudah pernh kami coba dan mempraktikkannya ternyata sangat efektif.

Diam

Bukan peserta yang anda minta diam, tapi andalah yang diam.

Sehingga peserta mencari suara anda ada dimana. Biasanya ketika mereka sedang diskusi dengan rekan mereka, maka fokus mata mereka tidak kepada anda, tapi dengan siapa sedang membangun komunikasi.

Dengan cara diam, maka para peserta akan mencari sumber suara yang hilang tersebut. Laiknya pacar yang tiba-tiba hilang. Hehe.

Demikian beberapa trik untuk membuat peserta diam saat kita sedang berbicara, tanpa harus melakukan teguran secara langsung. Hindari penggunaan kata atau kalimat yang sia-sia.

Jika ada yang kurang, silahkan isi kolom komentar.

Sumber:

  1. Cara agar tidak takut di depan umum,
  2. Trik Tidak gugup
  3. Melodi Intonasi,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *