Komunitas Tukar Pasangan: Indonesia, 5 Tradisi di Dunia

komunitas tukar pasangan
tradisi menyuguhkan istri (popbela.com)

Komunitas tukar pasangan di Indonesia serasa menggelitik di telinga. Apakah komunitas ini legal ataukah hanya buatan oknum tertentu juga tidak diketahui dengan jelas. Hanya saja apakah pantas hal-hal seperti ini diberlakukan di negeri yang menjunjung tinggi budaya timur dan penuh adab?Tika, I & W Organon – organisasi.co.id

Unggah Ungguh, Tata Krama, Norma Sosial, dan norma Agama selalu mengiringi kehidupan manusia terutama mereka yang mengedepankan tradisi ketimuran.

Bacaan Lainnya

Orang-orang di Asia masih percaya dengan adanya ‘Aib’ yang mempermalukan mereka seumur hidup atas kesalahan yang pernah mereka lakukan.

Oleh sebab itu, manusia akan mencoba sebisa mungkin hidup dalam aturan agar tidak ada sanksi norma yang akan mereka dapatkan dan memperberat kehidupan mereka.

Contohnya adalah “mempertahankan suatu hubungan dan setia.” Dengan tradisi menikahi satu pasangan dan melakukan hubungan intim hanya dengan pasangan yang sah,

kejadian-kejadian seperti tukar pasangan agak sulit masuk ke negara kita. Namun benarkah demikian?

Istilah Yang Berhubungan Dengan Tukar Pasangan

Bertukar pasangan bermaksud melakukan hubungan yang biasa kita lakukan dengan pasangan kita namun saat ini kita lakukan dengan pasangan orang lain.

Istilah tukar pasangan ini juga disebut SWINGING. Pelakunya disebut Swinger. Mungkin masih banyak yang menganggapnya tabu, namun nyatanya ada beberapa komunitas yang tergabung dalam “Swinging Club’.

Cara memulai swinging adalah dengan mengatakan ‘open relationship’. Artinya mereka yang mengikuti komunitas ini harus paham dengan risiko.

Bahkan juga harus mempertimbangkan berapa kali melakukannya dan cara mendapatkan pasangan. Sejauh ini masih sangat umum untuk menyewa jasa profesional.

Organisatoris lain baca ini: Mafia Dunia Dengan Kasus Terbesar Yang Terjadi

Tentu saja siapapun yang melakukannya harus memiliki pertimbangan mengenai kesehatan. Bahkan peraturan serta kesepakatan juga perlu dicapai bagi diri sendiri dan pasangan.

Masalah kesehatan yang umum muncul adalah masalah penularan seksual seperti Klamidia dan Gonore. Alasan mereka tetap melakukannya adalah untuk mendapatkan rasa membara ketika nantinya bercinta dengan pasangannya yang sah.

Bagaimana dengan hukum komunitas ini?

Meninjau dari Pasal 284 ayat 1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), bahwa pelaku yang sudah menikah dan melakukan hubungan intim dengan pasangan yang bukan pasangan sahnya maka terancam pidana penjara paling lama sembilan bulan.

Jika perbuatan itu mengarah ke kezinaan, maka perlu meninjau Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahwa zina adalah perbuatan bersenggama antara pria dan wanita tanpa ikatan pernikahan.

Definisi lain adalah perbuatan bersenggama laki-laki yang terikat perkawinan dengan wanita yang bukan istri dan demikian sebaliknya.

Hanya saja hubungan bersenggama ini perlu dilakukan atas suka sama suka dan tanpa paksaan.

Hukuman pun menjadi lebih berlapis ketika dalam aktivitas tersebut pelaku mempertontonkan diri di muka umum.

Komunitas Tukar Pasangan di Indonesia

Mulanya terkesan sangat bonafit dan kebarat-baratan, lambat laun sampai pula di Indonesia. Adapun daerah-daerah yang mengembangkan komunitas ini adalah Sidoarjo, Malanh, Jember, Surabaya, dan wilayah lain diJawa Timur.

Mereka membuat grup di aplikasi WhatsAp dengan nama Sparkling. Terbentuk di 2013, nyatanya komunitas ini eksis hingga sekarang walaupun terkesan sangat menjijikkan.

Aktifitas mereka terlihat normal yaitu memasak, makan bersama, namun tentunya ada pula bertukar tempat tidur.

Tidak hanya harus membawa pasangan namun juga membawa Buku Nikah dari Kantor Urusan Agama. Tujuan akhirnya adalah ‘bermain bersama’.

Ada sensasi yang mereka dapatkan dari saling bertukar pasangan ini. Rata-rata usia mereka adalah 25 hingga 50 tahun.

Bukan tidak pernah ketahuan, namun mereka tidak pernah jera. Digrebek dalam satu kamar dengan dua pasangan, hal itu tidak membuat nyali mereka ciut.

Di tahun 2010, kota Yogyakrta pun heboh dengan swinger yang merupakan seorang dosen. Pergantian pasangan tersebut akhirnya membuat salah satu korbannya mengadu.

Alasan dosen tersebut adalah untuk melakukan penelitian. Sungguh sebuah alasan yang tidak masuk akal. Jadi ada baiknya memang pihak berwajib bekerja lebih ekstra untuk mengusut komunitas-komunitas tak baisa ini.

Sebagai negara beragama, tentu banyak yang paham jika perbuatan swinging dilarang oleh agama manapun. Tidak hanya berbahaya bagi kesehatan, namun tentu ada efek jera di lain waktu.

Organisatoris lain baca: Komunitas Tukar Pasangan, 3 Pasutri, Syarat Anggota

Tradisi Menyuguhkan Istri Di Dunia

komunitas tukar pasangan
tradisi menyuguhkan istri (popbela.com)

Dunia terdiri atas budaya dan karakter yang berbeda. Tidak hanya hal yang ‘lurus’ namun juga banyak hal menyimpang menjadi sisi lain di dunia.

Tradisi seks yang kita anggap kurang umum ternyata juga menjalar di seluruh dunia. Negara apa sajakah itu dan bagaimana tradisinya berlangsung?

Kamchatka Rusia

Di negara ini terdapat beberapa desa yaitu Eskimo dan Chukchi. Mereka yang hidup di sini harus membagi istri mereka dengan pengunjung laki-laki.

Apabila istrinya hamil setelah hal itu, maka jamuan tersebut sukses. Ini merupakan sebuah cara untuk menarik gen baru. Mengingat risiko hubungan sedarah, maka mereka melakukan hal ini.

Afrika

Berbagai suku di Afrika dengan peradaban yang sangat tertinggal, salah satunya di Suku Baganda Afrika Timur.

Tradisi kesuburan adalah ketika ritual terhadap orang tua dengan anak kembar. Anak perempuan dari anak kembar tersebut harus berbaring dan menempatkan bunga pisang di dalam rahim.

Kemudian laki-laki harus mengekstrak bunga tanpa tangannya. Jika ritual ini sukses dan cepat maka panen akan menjadi baik.

Tibet

Di Tibet, tidak ada istilah seks sebelum menikah namun seks sepuluh kali sebelum menikah adalah wajib. Sebelum tercapai jumlah tersebut maka pernikahan tidak dapat berlangsung.

Jepang

Liburan kesuburan adalah kesempatan bagi laki-laki dengan kostum dekorasi penis yang besar. Semua mengejar wanita sambil meneriakkan kata-kata yang kotor.

Amerika Selatan

Suku Kagava yang tidak terbutu-buru menikah membuat kita memahami alasannya, Ketika mereka ingin menikah maka mereka harus merelakan kejantanannya dengan lansia di suku itu.

Alasannya karena wanita lansia lebih berpengalaman dan mereka juga tidak akan hamil. Oleh sebab itu, banyak yang menentang dan bersembunyi di hutan demi menikah.

Tradisi Menyuguhkan Istri Untuk Tamunya di Indonesia

Sebagai negara yang berpegang teguh pada Pancasila dan agama, tidak ada tradisi menyuguhkan istri untuk tamu di Indonesia.

Bahkan sebagai negara dengan mayoritas Islam, masyarakat saat ini telah paham apa itu muhrim. Ketika ada lelaki bertamu, maka yang menemuinya dan menjamu adalah suami.

Istri hanya muncul sebentar membawakan minum atau ikut bercakap-cakap dengan pengawasan suami. Tidak ada kesempatan ataupun perzinahan di kala bertamu.

Negara Yang Memiliki Tradisi Unik Tukar Pasangan

komunitas tukar pasangan
negara dengan tradisi unik (boombastis.com)

Banyak negara di dunia yang memiliki keunikan, salah satunya adalah keunikan untuk bertukar pasangan. Contohnya saka Suku Drokpa.

Suku ini menempati kawasan Sungai Indus yang terdapat di wilayah Jammu dan Kashmir, India.

Drokpa awalnya sebuah kelompok tentara Aleksander Agung yang berasal dari Yunani. Sebuah tradisi unik adalah bertukar istri.

Si istri harus berdandan dengan sangat cantik untuk menarik hari suami lain. Tujuannya hanya untuk mengusir roh jahat dan tidak ada alasan lain yang lebih rasional.

Bahkan suami pun turut menjadi ‘marketing’ bagi istrinya sendiri. Mereka akan menggaet pria lain agar mau dengan istri mereka.

Sebuah hal yang terdengar sangat tidak masuk akal namun itulah yang terjadi.

Dari mancanegara, kita beralih ke Indonesia. Di Indonesia tepatnya di Sragen wilayah Gunung Kemukus, trdapat ritual seks bebas.

Organisatoris lain baca ini: HIKPEM Tetebatu Pada Irisan Sungai Jeneberang

Tujuannya adalah untuk mendapatkan kekayaan. Jalur menuju Gunung Kemukus juga tidak sulit namun untuk ke tempat ritual sedikit sulit dan jauh.

Siapa yang datang dengan tujuan pesugihan maka ahrus bersedia disetubuhi dengan yang bukan pasangannya. Dalam suatu aturan yang tak resmi, para peziarah harus ke makam Pangeran Samudra sebanyak tujuh kali.

Jadwal untuk melakukannya pun tertentu yakni Kamis Pahing atau Kamis Wage. Kenikmatan sesat ini tentu ada resikonya dan tidak semua berjalan lurus.

Ketika mereka berhasil menjadi kaya, maka mereka harus bertemu kembali di gunung tersebut untuk mengadakan syukuran.

Namun ketika salah satu tidak datang maka pasangan yang tidak sah tersebut akan celaka dan jatuh miskin.

Bahkan juru kunci di gunung ini pun membenarkan ritual ini. Apabila suami istri datang kemari maka mereka harus ikhlas saat suami atau istrinya menggauli wanita atau pria lain.

Komunitas tukar pasangan yang hadir di Indonesia biasanya orang-orang dengan kemampuan berlebih dan mapan. Karena untuk bergabung di ‘swinging club’ harus bersedia mengikuti banyak kegiatan yang tentunya membutuhkan retribusi.

Suku Wodaabe

Sebagai suku pengembara, mereka memiliki festival tahunan bernama Gerewol dimana laki-laki boleh menculik istri tetangga.

Suku Himalaya

Berlokasi di Nepal, para wanita boleh memiliki lebih dari satu suami namun pasangan tersebut biasanya masih berhubungan darah. Suku ini kekurangan lahan sehingga jika ada pernikahan sedarah maka mereka dapat membagi tanah dan lahan pertanian dengan rekan sedarah mereka.

Suku Siberia Timur

Memiliki tradisi perkawinan yang tabu yang mana setiap tahun suami dapat bertukar pasangan dengan istri lainnya. Sebagai tradisi, hal ini juga untuk mengusir roh jahat.

Suku Mangaia

Berlokasi di kepulauan selatan Samudra Pasifik, suku ini mengharuskan remaka pria melakukan hubungan intim dengan wanita lansia.

Suku Kreung

Seks di suku pedalaman masih terjadi bahkan di Suku Kreung Kamboja, mereka bebas memilih pasangan mereka.

Wanita mengambil andil dalam hubungan tersebut sehingga jika merasa tidak cocok maka dengan bebas boleh memutuskan sepihak.

Penutup

Sebagais ebuah negera yang berlandaskan pancasila dengan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai yang utama, maka sangat tidak layak untuk adanya komunitas tukar pasangan di Indonesia.

Jika negara lain memiliki alasan dan prinsip mereka masing-masing, maka lain halnya dengan Indonesia. Sebaiknya pendidikan seks serta modernisasi mengenai pemahaman yang rasional lebih ditrapkan kembali di Indonesia.

Dengan demikian, lambat laun tradisi pesugihan dan lainnya akan hilang dengan sendirinya di bumi Indonesia. Siapapun yang ingin kaya maka harus bekerja atau memiliki investasi.

Namun apabila memiliki pasangan yang gemar bertukar pasangan, sebaiknya konsultasikan dengan ahli kejiwaan. Hal ini erat kaitannya dengan penyimpangan perilaku.

Semoga artikel ini memberikan manfaat dan menambah wawasan kita sebanyak-banyaknya.