Kuliah Saja Tanpa Berorganisasi, Atau 2 2nya?

Kuliah saja Tanpa Berorganisasi
Kuliah dan Berorganisasi, Kedua hal tersebut menjadi kebutuhan mahasiswa (Foto:Ngelmu.co)

Banyak yang berkata pada mahasiswa yang sementara menempuh pendidikan. Kuliah saja dan tidak perlu berorganisasi, agar cepat selesai dan cepat kerja.Konsep, Organisasi.co.id

Tuntutan zaman mengarahkan kita bahwa pendidikan menjadi sebuah kebutuhan, sehingga semua terlibat untuk ikut memenangkan persaingan global. Kemajuan teknologi memaksa seluruh elemen dan dimensi bangsa mengembangkan pribadi. Semua muaranya agar survive (bisa bertahan) dan pada akhirnya sebagai pemenang persaingan.

Bacaan Lainnya

Pemenang persaingan yang menjadi kajian ini adalah tidak menjadi generasi “proletar” dalam konteks ekonomi maupun keilmuan.

Kemudian, Usia kuliah rata-rata pada umur 16 tahun keatas sebagai usia ideal untuk mematangkan pikiran, sebagai usia remaja yang energik menuju usia dewasa yang penuh dengan mental kuat memasuki persaingan kerja.

Sebagaimana pembagian usia menurut Departemen Kesehatan RI (2009), yakni:

  1. 0 – 5 Tahun, Masa Balita,
  2. 5 – 10 Tahun, Masa kanak-kanak,
  3. 12 – 16 Tahun, Masa Remaja Awal,
  4. 17 – 25 Tahun, Masa Remaja Akhir,
  5. 26 – 35 Tahun, Masa Dewasa Awal,
  6. 36 – 45, Masa dewasa akhir,
  7. 46 – 55, Masa lansia awal,
  8. 56 -65, Masa lansia akhir,
  9. Lebih 65 tahun, Masa manusia lanjut. (Sumber: Unimus.ac.id)

Dari pembagian umur tersebut, maka usia kuliah pertama terdapat pada usia nomor urut empat dengan rentang umur 17 – 25 tahun. Dengan usia remaja akhir tersebut, maka dalam hal pertumbuhan dan perkembangan sangat tepat, untuk menyempurnakannya memasuki usia dewasa.

Kuliah Saja Untuk Persiapan Kerja

Melanjutkan pendidikan menjadi tuntutan zaman, bukan lagi pekerjaan melainkan kebutuhan, pada semua orang, maka jangan heran, ketika kampus banyak berdiri. Namun kampus tidak pernah sepi dari peminat. Selalu saja ada pendaftar mereka untuk masuk perguruan tinggi.

Fokus Kuliah
Kegiatan Wisuda Mahasiswa Strata 2 (Foto:Terasjabar.com)

Dengan banyaknya alumni SMA, maka potensi juga semakin besar untuk masuk kedalam perguruan tinggi sebuah kampus. Untuk menimba ilmu dalam persiapan kerja setelah menyelesaikan pendidikan.

Mereka para mahasiswa akan mengikuti alur pendidikan kampus dengan penerapan Tri Darma Perguruan Tinggi, yakni:

  1. Pendidikan dan Pengajaran,
  2. Penelitian dan Pengembangan, dan
  3. Pengabdian Kepada Masyarakat.

Pendidikan dan pengajaran ada pada ruangan kelas, laboratorium dan lingkungan. Yang terdapat dalam struktur kurikulum sebagai suatu bentuk pemindahan ilmu dan sharing antara pendidik (dosen) kepada mahasiswa.

Sementara penelitian dan pengembangan adalah upaya untuk melihat efektifitas ilmu yang ada dengan mengukurnya dan melakukan upaya pengembangan daripada ilmu tersebut.

Pengabdian Masyarakat adalah upaya untuk bersosial kepada lingkungan sekitar, kemanapun ia berada, sebagai bentuk representasi ilmu yang mereka dapatkan.

Demikian penjelasan mengenai dasar-dasar kehidupan kampus bagi para mahasiswa. Namun selain daripada kebutuhan kuliah, mahasiswa juga memiliki kebutuhan pengembangan diri.

Pengembangan tersebut berhubungan dengan pengalaman “berlingkungan sekitar secara terorganisasir”, dan hal itu sangat erat dengan pengalaman pada sebuah wadah organisasi. Maka tidak heran dalam Undang-undang pendidikan mengatur bahwa, kampus wajib memberikan fasilitas berorganisasi kepada para mahasiswa.

Dengan bentuk Himpunan Mahasiswa Jurusan, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Sehingga menjadi kekeliruan jika mahasiswa dianggap bersalah ketika berorganisasi.

Kenapa demikian?
Karena organisasi intra kampus merupakan kebutuhan dan keharusan kampus untuk memenuhinya.

Kampus merupakan ladang untuk membekali mahasiswa demi mendapatkan dua hal: Pertama, Ilmu pengetahuan yang terukur dengan Indeks Prestasi atau IP maupun IPK. Sementara yang kedua adalah bekal adaptasi kepada lingkungan dengan pengalaman organisasi.

Mahasiswi Cantik Diluar negeri
Salah Satu Mahasiswa Berprestasi Luar Negeri Asal Indonesia (Foto:Merdeka.com)

Kuliah Sambil Berorganisasi

“Usah berorganisasi, kuliah saja”

“Organisasi merusak kuliah”

“Kalau mau sukses maka cukup kuliah, dan jangan masuk-masuk ke oerganisasi”

Dan masih banyak pernyataan untuk menjauhkan mahasiswa dengan kegiatan berorganisasi.

Namun makna pernyataan tersebut bukanlah tujuannya secara total meninggalkan ruang-ruang berorganisasi secara mutlak, akan tetapi sebagai warning. Bahwa berorganisasi tidaklah bermaksud meninggalkan perkuliahan.

Sebagaimana secara umum kita ketahui, bahwa organisasi mematangkan kemampuan adaptasi, sementara perkuliahan adalah mengukur kemampuan berpikir dan analisa.

Kedua hal tersebut sangat penting dalam melakukan aktifitas pada lingkungan sekitar.

Sehingga organisasi memiliki beberapa keuntungan, yakni:

  1. Menciptakan rasa percaya diri,
  2. Mengajarkan pengalaman beradaptasi,
  3. Menjadi pembelajaran dan pengalaman bersosialisasi,
  4. Mengajarkan kemampuan komunikasi,
  5. Memberi pengalaman manajemen, dan
  6. Menciptakan rasa tanggung jawab.

Menciptakan rasa percaya diri, dengan berorganisasi maka seorang mahasiswa akan mendapatkan pengalaman dan kemampuan untuk percaya diri. Baik untuk pribadi maupun kepada lingkungan.

Mengajarkan pengalaman beradaptasi, Pengalaman bergaul dan bertemu orang lain, dengan berbagai karakter akan memberikan pembelajaran menyesuaikan diri kepada orang lain. Ini adaptasi. Kemampuan menempatkan pribadi pada pribadi orang lain.

Pengalaman Bersosialisasi, Manusia memiliki elemen sosial yakni lingkungan baik fisik maupun non fisik. Baik lingkungan hidup maupun tak hidup. Kondisi sosial tersebut mengarahkan untuk memahami tentang cara berkenalan atau bersosialisasi dengan orang lain.

Kemampuan Komunikasi, Tak ada satupun orator pada dunia ini yang tak memiliki pengalaman berorganisasi. Sebab para orator tersebut memiliki segudang ilmu pengetahuan dan pengalaman berorganisasi yang sangat tinggi. Sehingga untuk memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, maka berorganisasi menjadi salah satu solusi.

Pengalaman Manajemen, Belajar dalam hal keteraturan, dengan berorganisasi akan mengajarkan mahasiswa maupun pelajar mempelajari bagaimana cara mengatur serta hidup dalam keteraturan. Serta berjalan seusai dengan aturan yang ada.

Bertanggungjawab, Mengerjakan sebuah pekerjaan dalam satu organisasi akan ternilai dengan rasa tanggung jawab pada tugas yang mereka kerjakan. Tanggung jawab. Menanggung respon lingkungan atas pekerjaan yang mereka kerjakan. Tentang baik dan buruknya.

Berorganisasi Tidak Kuliah

Nah, ini yang keliru, ketika mengutamakan organisasi daripada perkuliahan. Sehingga mengorbankan waktu dalam kesibukan berkumpul dan menjalankan tugas organisasi ketimbang menjalankan tugas utama “kuliah”.

Pada beberapa kasus (meski jumlahnya tidak banyak), beberapa mahasiswa gagal dalam perkuliahan karena kesibukan berorganisasi serta melupakan jadwal perkuliahan.

Inilah menjadi alasan sehingga banyak keluarga (masyarakat) yang ikut “menghakimi” mereka yang berorganisasi. Padahal organisasi sangat membantu para mahasiswa tentang kecakapan dan kepemimpinan masa depan.

Sehingga sampai pada sebuah keimpulan, bahwa Perkuliahan adalah merupakan hal penting bagi generasi penerus bangsa dengan mengujia kemampuan (prestasi) mereka dalam bentuk Indeks prestasi. Hal ini berguna dalam hal pencarian kerja (prasyarat) IPK. Serta panggilan wawancara kerja.

Sementara pengalaman organisasi akan mengajarkan adaptasi dan komunikasi kepada generasi masa depan dalam hal upaya untuk mengadaptasikan pribadi pada lingkungan sekitar.

Oleh karena itu, melanjutkan pendidikan pada perguruan tinggi, menuntut Ilmu itu penting namun jangan mengabaikan pengalaman organisasi.

Baca juga organisasi lain:

  1. Organisasi Tradisional, Modern, Millenial, Perbedaan 3 Jenis Organon
  2. Organisasi Pemerintahan RI Dan NGO Di Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *