Partai pemenang pemilu, adalah masa dimana para PARPOL unjuk gigi, memperlihatkan kekuatannya untuk bisa merebut sampai dengan mempertahankan jabatan mereka. Bermula pada tahun 1955 sampai dengan 2019. Ayu Maesaroh – organisasi.co.id
Indonesia telah mengalami berbagai gejolak politik yang ada. Berawal dari masa kepemimpinan Soekarno yang harus berdarah-darah untuk bisa berjuang mempertahankan harkat dan martabat bangsa.
Yang kemudian setelahnya, harus berjuang kembali untuk kerukunan bangsa dan negara, serta mengembalikan kembali bagian-bagian wilayah yang awalnya ikut serta menjadi bagian dari negara Indonesia.
Kemudian dengan berbagai kebijakannya, Indonesia mulai berjalan, dan terus menghadap ke depan, yakni masa depan yang cerah.
Lalu Indonesia pun berganti kepemimpinan dan sistem kenegaraannya. Berbagai kebijakan ada yang ditentang, namun ada juga yang bisa diterima oleh masyarakat.
Kebijakan yang para pemimpin terpilih pun tidak semuanya bisa terwujud dengan baik. Ada yang menuai konflik dan perdebatan, hingga berujung kepada berbagai aksi anarkis.
Sehingga tidak jarang berbagai tragedi pun menjadi catatan kelam dari sebuah era kepemimpinan. Yang mana, mereka para pemimpin bisa menduduki jabatan tersebut, atas dasar kendaraan yakni partai politik dan janji yang mereka buat.
Dan bicara masalah partai politik yang menjadi kendaraan para petinggi negara untuk bisa melenggangkan diri ke jabatan lebih tinggi. Berikut beberapa poin pembahasannya.
Pengertian Partai Politik
Dalam dunia politik, partai politik kerap kali menjadi kendaraan bagi para pejabat dengan keinginan untuk bisa berada pada jabatan yang lebih tinggi.
Ada beberapa para orang-orang berdasi memperebutkan jabatan tersebut memang pyur untuk rakyat, ada juga yang mempunyai kepentingan sendiri dan kejayaan bagi diri mereka.
Namun, apa sebenarnya ‘Partai Politik’ tersebut? Beberapa literatur yang ada, mendefinisikan ‘partai politik’ layaknya organisasi pada umumnya.
Organisatoris lain baca ini: Tujuan Pemberontakan OPM, Sejarah Dan Fakta
Mereka adalah sekumpulan orang yang mempunyai persamaan persepsi, pola pikir, pandangan, tujuan, asas, dan sebagainya, terhadap politik.
Sehingga beberapa faktor tersebut, membuat mereka menjadi bersatu, berkumpul, dan membuat organisasi bernama partai politik, sebagai kendaraan mereka untuk bisa mewujudkan tujuan dengan ranah yang lebih umum.
Adapun beberapa pengertian menurut para ahli mengenai ‘partai politik’, antara lain:
Menurut J Friedick
Beliau berpendapat bahwasannya ‘partai politik’ adalah sekumpulan orang yang terorganisir dengan baik. Berkumpul menjadi satu kesatuan dengan mempunyai tujuan yang sama.
Yakni merebut, sampai dengan mempertahankan kekuasaan pemerintah yang dipengang oleh mereka.
R H Soultau
Mengatakan bahwa ‘partai politik’ adalah sekelompok para warganegara yang berkumpul, dan bersatu secara terorganisir dengan mempunyai satu tujuan.
Ialah memanfaatkan kekuasaan mereka untuk bisa memiliki atau menguasai pemerintahan, serta menjalankan beberapa ketentuan umum yang ada.
Menurut Sigmund Neumann
Mengemukakan tentang partai politik sebagai organisasi yang di dalamnya terdapat aktivitas-aktivitas politik, dengan berusaha untuk bisa menguasai pemerintahan.
Serta merebut dukungan dari para rakyat agar mendapatkan kekuatan lebih, serta dapat mengalahkan beberapa golongan lain yang berbeda persepsi dengan mereka.
Itulah beberapa pembahasan mengenai pengertian daripada ‘partai politik’ dari berbagai pandangan.
Tujuan dan Manfaat Partai Politik
Adanya sebuah pemenang dari partai politik, dalam pemilu, pasti ada beberapa alasan yang mendasari mereka bisa melenggangkan diri ke jabatan yang sudah menjadi idaman.
Meski demikian, pembuatan partai politik atau yang sering disingkat dengan PARPOL ini, bukan karena tidak mempunyai tujuan dan arah yang jelas.
Indonesia sendiri telah memberikan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan partai politik, guna mengawasi beberapa partai tersebut bahwasannya mereka mempunyai tujuan yang sudah tercantum dalam peraturan.
Yang kemudian nantinya mereka implementasikan sebagai wujud dari mengabdi mereka kepada masyarakat, negara, dan bangsa Indonesia.
Ialah UU RI NO 2 Tahun 2008, memberikan dua jenis tujuan yang harus ada dan dipatuhi oleh para organisasi partai politik. Antara lain:
Tujuan Umum
Beberapa tujuan umum dari partai politik di Indonesia antara lain:
- Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia, sesuai dengan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
- Ikut serta menjaga dan memelihara keutuhan bangsa dan negara Indonesia
- Ada andil dalam mengembangkan kehidupan negara yang demokrasi, dengan menjunjung tinggi kedaulatan bangsa dan Negara Republik Indonesia, berdasarkan Pancasila.
- Mewujudkan kehidupan bangsa dan Negara yakni kesejahteraan bagi seluruh rakyat dan bangsa Indonesia.
Tujuan Khusus
Dalam UU RI tersebut juga mencantumkan tujuan khusus dari terbentuknya partai politik tersebut. Yang kemudian harus ada pada setiap partai politik, guna mencapai kepentingannya, antara lain:
- Ikut meningkatkan partisipasi para anggota serta masyarakat, dalam rangka menyelenggarakan kegiatan politik serta pemerintahan
- Adanya upaya untuk mewujudkan cita-cita partai politik dalam ranah kehidupan masyarakat, berbangsa, serta bernegara.
- Menjaga dan meningkatkan etika partai politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Itulah beberapa tujuan yang sampai sekarang masih menjadi pedoman bagi para partai politik, dalam menjalankan keberlangsungan organisasi mereka, dengan berbagai aturan yang ada.
Partai Pemenang Pemilu Tahun 1955
Tapi, apakah benar ‘Pemilu’ terlaksana pertama kali pada tahun 2004? Pada dasarnya tahun 2004 adalah tahun yang benar-benar memberlakukan konsep pemilu yang sebenarnya.
Yang memang sampai detik ini, aturan PEMILU tersebut menjadi pakem dari adanya pengadaan kegiatan tersebut. Meski demikian, sejarah awal dari PEMILU bukan pada tahun 2004, melainkan tahun sebelum itu yakni 1945.
Pada tahun tersebut, Mohammad Hatta selaku Wakil Presiden Indonesia untuk pertama kalinya, memberikan isyarat untuk bisa mengadakan PEMILU, dengan menganjurkan para kolega politik membuat partai politik.
Yang kemudian di tahun tersebut, terjadilah pemilihan untuk pertama kali yakni memenuhi jabatan sebagai DPR, serta MPR, yang mana hal tersebut terancang dalam Maklumat X.
Hingga pada akhirnya tahun 1955, tepatnya berselang 10 tahun lamanya, pemilihan tersebut diadakan kembali, tetapi mengalami 2 periode pemilihan.
Yang pertama untuk pemilihan badan Legislatif bersama dengan pemilihan MPR, sedangkan yang kedua adalah Dewan Konstituante, yang mana hal tersebut belum pernah terlaksana selama pemerintahan berlangsung.
Partai pemenang dari kegiatan PEMILU sendiri, ada beberapa, antara lain yakni Partai Nasional Indonesia (PNI) dengan memperoleh kursi sebanyak 57 kursi.
Kemudian Masyumi juga mendapatkan kursi sebanyak 57 kursi, Nahdlatul Ulama sebanyak 45 kursi, dan yang terakhir adalah Partai Komunis Indonesia (PKI) 39 kursi.
Organisatoris lain baca ini: HIKPEM Tetebatu Pada Irisan Sungai Jeneberang
Dari hal tersebutlah tercium adanya ‘penyimpangan’ yang terlaksana. Begitu juga dengan keterlambatan yang dirasa cukup lama.
Meski demikian hal tersebut bukan tanpa adanya alasan terjadi kenapa keterlambatan serta ‘penympangan’ tersebut terjadi.
Ada beberapa faktor, salah satunya adalah belum adanya kesiapan yang begitu matang dari pembentukan pemerintahan, sehingga hal-hal demikian dapat terjadi dengan mudahnya.
Daftar Partai Pemenang, dari Setiap Pemilu
Yang kemudian dari pelaksanaan PEMILU tersebut, menjadi satu gerbang pertama yang mana beberapa tahun kemudian Indonesia mengadakan kembali, dan melahirkan partai politik sebagai pemenang dari kegiatan tersebut.
Bahkan dari tahun ke tahun, pasti ada partai politik yang memenangkan kegiatan PEMILU tersebut, yang kemudian bersamaan dengan perayaan ataupun selebrasi atas kemenangan yang telah mereka raih.
Beberapa periode tersebut antara lain:
Tahun 1971
Merupakan tahun yang benar-benar melakukan PEMILU dengan ‘aturan yang belaku’ pada tahun tersebut. Dalam pemilihan tersebut terdapat beberapa PARPOL yang tergolong sebagai golongan terkuat.
Yang kemudian mereka mejjadi pemenang atas PEMILU pada tahun tersebut, antara lain:
- Golkar (Golongan Karya) mendapatkan urutan pertama, dan menjadi rekor. Mengingat partai yang satu ini adalah partai yang belum lama terbentuk.
- Nahdlatul Ulama (NU)
- Partai Nasional Indonesia (PNI)
Tahun 1977
Kemudian berselang setelah 6 tahun lamanya, Indonesia mengadakan kembali pemilu, dengan menggunakan peraturan yang masih sama seperti tahun pengadaan sebelumnya.
Di tahun tersebut, sudah mulai muncul beberapa partai baru dengan mengusung begitu banyak tujuan untuk bisa mengabdi dan ikut memajukan bangsa dan negara yang lebih baik di masa depan.
Yang kemudian dalam Pemilu tersebut, muncullah beberapa pemenang partai politik yang mendapatkan hak sebagai pejabat negara, antara lain:
- Golkar mendapat lebih dari 60 % suara
- Partai Persatuan Pembangunan (PPP), meraih suara sebanyak 29%
- PDI P sebanyak 10% suara
Pemilu Tahun 1982
Kemudian terselenggara kembali pada tahun 1982, tepatnya pada tanggal 4 Mei. Dalam acara PEMILU tersebut juga masih dengan suasana yang sama.
Yang mana terdapat 3 partai besar kala itu, dengan mengerahkan tenaga mereka untuk bisa merebut dan mempertahankan jabatannya di pemerintahan. Ialah partai Golkar, PPP, dan juga PDI P.
Dan berikut hasil urutan pemenang partai politik dalam pemilu tahun 1982:
- Golkar dengan mendapatkan suara sebanyak 64%
- PPP sebanyak 28% suara, dan
- PDI P mendapatkan dukungan paling sedikit yakni 8%
Periode 1987
Pada PEMILU tahun tersebut, terselenggara di tanggal 23 April. Untuk periode ini juga masih menggunakan aturan pembagian kursi yang masih seperti pada tahun sebelum-sebelumnya.
Juga terdapat berbagai perubahan daripada pendapatan suara yang diperoleh dari setiap pemenangnya, antara lain:
- Golkar mendapat 73%
- PPP mendapat 16%
- PDI P sebanyak 11% suara
Tahun 1992
Perode selanjutnya adalah di tahun 1992, dengan tanggal pelaksanaan 9 Juni, dengan pembagian kursi sesuai aturan berlaku selama beberapa periode PEMILU pada tahun-tahun sebelumnya.
Organisatoris lain baca ini: Bola Tangan Indonesia: Sejarah Hingga Induk Organisasi
Berikut beberapa PARPOL yang mendapatkan kursi paling banyak, dan menjadi pemenang, ialah:
- Golkar mendapat 68%
- PPP sebanyak 17%, sedangkan
- PDI P meningkat menjadi 15%
Pada Periode 1997
Dalam periode pemilihan ini juga terdapat pendapatan suara yang sangat berbeda jauh selisihnya, terutama dirasakan oleh partai PDI P yang mana di tahun sebelumnya mendapat lebih dari 10% suara.
Beberapa pemenang tersebut antara lain:
- Golkar sebanyak 75% suara
- PPP meningkat menjadi 22%, sementara
- PDI P menurun menjadi 3% suara.
Awal Pemilihan Tahun 2004
Tahun 2004 adalah tahun yang benar-benar mengadakan prinsip PEMILU yang sesungguhnya, yakni LUBER dan JURDIL.
Pun tahun ini menuai berbagai partai baru, yang kemudian mendapatkan suara yang lebih banyak ketimbang beberapa partai sebelumnya yang sudah mempunyai karir cemerlang di dunia politik Indonesia.
Pemenang dari PEMILU tahun tersebut antara lain:
- Golkar = 22%
- PDI P= 19%
- PKB = 11%
Pemilihan Umum Tahun 2009
Pemilihan tahun tersebut sangat berbanding terbalik dengan tahun periode PEMILU sebelumnya. Pasalnya beberapa partai baru mulai berani memunculkan keeksistensian mereka.
Pemenang PEMILU tersebut antara lain:
- Partai Demokrat = 21%
- Golkar = 14%
- PDI P= 14,3 %
Di Tahun 2014
Bisa dibilang tahun tersebut menjadi awal puncak kejayaan dari partai PDI P, dengan mendapatkan rekor suara terbanyak, sepanjang sejarah perjalanannya.
Prosentase pemenangnya antara lain:
- PDI P= 19%
- Golkar = 15%
- Partai Gerindra = 12%
Periode 2019
Untuk pemilihan legislatif pada tahun tersebut, pun menjadi kejayaan kedua daripada partai politik PDI P tersebut. Dengan pergeseran yang semakin sengit antara kedua partai di bawahnya.
Urutan pemenangnya ialah:
- PDI P = 19%
- Gerindra = 13%
- Golkar = 12%
Itulah beberapa list dari pemenang PARPOL dari tahun ke tahun dan periode nya.
Penutup
Sekian ulasan kali ini mengenai partai pemenang pemilu. Dari beberapa urutan tersebut, kita dapat simpulkan bahwasannya, yang awalnya berada di posisi paling atas, bisa saja menjadi posisi paling bawah.
Begitu juga dengan sebaliknya. Pun dengan baru yang maju untuk berkecimpung dalam sebuah bidang tertentu, semua ada begitu banyak kemungkinan yang bisa terjadi.
Entah berada di posisi ketiga paling bawah, berada di tengah-tengah, sampai pada posisi paling puncak sekalipun.
Sekian, semoga menginspirasi
Daftar Pustaka
- Pengertian Parpol
- Partai politik menurut para ahli
- Tujuan partai politik
- Pemilu tahun 1955
- Tahun 2019
- Periode 1977 s/d 1997
- 2004
- Pemilu 2009
- 2014
- Tahun 2019