Induk Organisasi Berkuda Indonesia: Teknik,dan Manfaat

Induk organisasi berkuda
SAlah satu teknik berkuda (Foto: pixabay.com)

Induk organisasi berkuda, ialah salah satu wadah bagi mereka yang menggandrungi olahraga tersebut, serta mempelajarinya lebih dalam. Terdapat juga teknik dan aturan, serta manfaat dari berkuda ini. Jadi, begini jelasnya. Cindy Kharisma Putri – Organisasi.co.id

Berkuda bukan hanya menjadi hobi, tetapi kini juga menjadi salah satu jenis olahraga yang dipertandingkan. Olahraga ini tentunya membutuhkan waktu latihan yang tidak sedikit. Membutuhkan latihan yang rutin dan berkala agar dapat menunggangi kuda dengan seimbang.

Bacaan Lainnya

Berkuda sendiri merupakan keterampilan dalam mengendarai, menunggang, melompat, dan berlari menggunakan kuda. Sehingga terbentuklah berbagai induk organisasi berkuda, agar menjadi wadah bagi mereka yang menggandrunginya

Manfaat Olahraga Berkuda

Olahraga ini memiliki beberapa manfaat, antara lain:

Dapat mengurangi penyakit kardiovaskular

Karena membutuhkan banyak energi dan usaha, maka dapat melatih kardiovaskular dalam tubuh dan mengurangi penyakit kardiovaskular.

Melatih kekuatan otot

Latihan menunggang kuda juga dapat kita jadikan sebagai latihan isometrik. Karena latihan tersebut menggunakan otot tertentu untuk menjaga keseimbangan ketika menunggangi kuda. Kekuatan postural menjadi sangat penting agar keseimbangan tetap terjaga.

Mengurangi resiko penyakit jantung

Latihan berkuda secara rutin tidak berlebihan dapat menyehatkan dan mengurangi resiko penyakit jantung. Berlatih selama 30 menit sudah dapat membantu menyehatkan jantung.

Membakar kalori dalam tubuh

Meski tidak berlari dan berjalan secara langsung, berlari dengan kecepatan sedang selama 30 menit dapat mengencangkan otot perut. Selain itu juga membakar kalori dalam tubuh.

Berkuda sendiri juga memiliki induk organisasi. Tak hanya di dunia, induk organisasi ini juga ada di Indonesia.

Induk Organisasi Berkuda Seluruh Indonesia

PORDAS logo (Foto: facebook.com)

Indonesia memiliki PORDASI (Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia) sebagai wadah persatuan para atlet berkuda. Induk Organisasi berkuda ini berdiri pada 9 Juni 1966 dan tempat resminya di Bandung. Tanggal tersebut terpilih karena unik dan mudah mengingatkan. Semuanya memiliki unsur angka 6 di dalamnya.

Logo PORDASI yaitu, lima buah Olympic Rings mengartikan lima komisaris di awal mula pembentukan. Lima komisaris tersebut merupakan perwakilan dari lima provinsi. Berasal dari, Sumatera barat, Jawa Barat, Jawa tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Utara. Sumatera Barat menjadi komisaris dengan paling banyak memiliki kuda pacu.

Pertandingan pacuan kuda pertama bertempat di Tanah Sareal, Bogor, pada 12-13 November 1966.

Perkembangan PORDASI bahkan menjadi induk organisasi berkuda nasional sekarang ini tidak bisa terlepas dari pembentukan ORDA.

ORDA yang merupakan singkatan dari Persatuan Penggemar Ternak dan Olahraga Kuda tercetus oleh Walikota Bogor saat itu, yakni Ahmad Sham. Walikota Bogor ini terkenal menyukai kuda dan berkuda. Oleh karena itu juga, pertandingan pacuan kuda pertama bertempat di Bogor.

Organisatoris lain baca ini: Panjat Tebing: Induk Olahraga Secara Nasional dan Dunia

Pertandingan pertama yang diselenggarakan ORDA masih skala kecil-kecilan. Tidak ada aturan khusus di dalamnya. Patokan kemenangannya ada pada siapa yang paling cepat mencapai garis finish.

Hingga suatu ketika pertandingan pacuan kuda terselenggara di Bandung pada 6 Juni 1966. Mereka berunding untuk mendiskusikan kelanjutan dari ORDA ini. Perlu adanya kejelasan lebih lanjut terkait aturan main yang jelas pada setiap pertandingan.

Maka, untuk menjawab persoalan tersebut, PORDASI berkembang lebih luas menjadi organisasi nasional yang besar.

Lalu, pada tahun 2020, setiap 6 Juni menjadi peringatan, sebagai Hari Olahraga Berkuda Nasional. Penetapan di tanggal dan bulan tersebut berkaitan dengan pertandingan nasional pertama yang diselenggarakan. Serta tiga hari berikutnya merupakan tanggal pendirian PORDASI.

Hadits Tentang Berkuda

Tinjauan tentang hadist berkuda (Foto: ceritabumi.com)

Menurut muslim, berkuda menjadi olahraga anjuran oleh Rasulullah. Sebagaimana yang ada dalam hadits riwayat Bukhari Muslim.

“Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berperang dan memanah” (HR Bukhari Muslim).

Ada juga yang disampaikan oleh hadits lain. “Barang siapa yang mengikat (memelihara) seekor kuda di jalan Allah, kemudian ia memberinya makan dengan tangannya, maka baginya dari setiap biji satu kebaikan” (HR Ibnu Majah).

Bahkan dalam Al-Qur’an juga tertulis seruan untuk setiap muslim belajar dan memiliki kemampuan dalam berkuda. Anjuran tersebut ada dalam surat Al-Anfal ayat 60:

Allah berfirman “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari (pemeliharaan) kuda-kuda yang ditambah untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah” (QS Al Anfal:60)

Seruan tersebut juga termaktub dalam srat Al Aadiyaat:

“Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah, dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku-kukunya), dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi, maka ia menerbangkan debu, dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh, sesungguhnya manusia itu sangat ingkar tidak berterima kasih kepada Tuhannya” (QS A’ Aadiyaat:1-6).

Aturan Mengenai Berkuda Bagi Muslim dan Muslimah

Wanita berkuda (Foto: dream.co.id)

Bagi wanita, mereka boleh melakukan olahraga berkuda asalkan menutup aurat mereka, tidak bercampur tempatnya dengan laki-laki lain, dan tidak melalaikan tugas utama seorang wanita.

Wanita harus menutup aurat agar tidak menjadi tontonan dan celah bagi laki-laki lain. Karena sesungguhnya wanita merupakan salah satu ujian terbesar bagi laki-laki. Jadi, dianjurkan agar melakukan olahraga sejauh-jauhnya dari mata laki-laki.

Namun, sisi lain,  ada juga yang berpandangan  bahwa hadits-hadits yang tersampaikan di atas harus kita pahami konteksnya lebih jeli. Bahwa tidak semua sunnah Rasul harus kita ikuti sebagai bagian dari ibadah.

Organisatoris lain baca ini: Mengenal PERSAGI, Sejarah dan Tujuan Organisasi

Ulama sendiri membagi sunnah Nabi menjadi dua, yakni sunnah ghairu tasyri’iyyah dan sunnah tasyri’iyyah. Pembagian ini juga menimbulkan polemik. Bahwa seharusnya sunnah Nabi tidak boleh dibedakan karena apa yang Nabi sampaikan tidak mungkin perbuatannya terpecah-pecah. Bahkan menurut mereka, pembagian ini erat kaitannya dengan pengaruh barat.

Bagi penganut pembagian sunnah ini, menurut mereka beberapa sunnah merupakan solusi atas permasalahan yang terjadi di kehidupan ini. Menjadi jawaban atas pertanyaan yang ada.

Dalam hal ini, memang penting untuk mengerti dan paham mengenai makna dari suatu hadits. Mengikutinya memang mendatangkan pahala, tetapi kita juga harus menjadi muslim yang cerdas dan berakal, serta tidak ketinggalan untuk beriman. Karena segala sesuatunya jika berlebihan tidak baik.

Sejarah Olahraga Berkuda

Perlengkapan dalam berkuda (Foto: penjaskes.co.id)

Pada awalnya, kuda sebagai hewan ternak. Untuk olahraga berkuda sendiri telah dilakukan sejak zaman Yunani dan Romawi Kuno. Mereka juga yang membuat peraturan dalam pertandingan yang terkenal hingga sekarang yang telah ada sejak abad 400 SM.

Sedangkan di zaman pencerahan atau Renaissance, berkuda sudah menjadi pembelajaran di sekolah-sekolah Eropa bagi bangsawan. Italia menjadi negara pertama yang mendirikan sekolah berkuda yang saat itu bernama seni tunggang pada tahun 1532 di Fredrico Gisone.

Setelahnya disusul oleh Inggris dengan nama Sport Of Kings. Datang juga dari negara Eropa lainnya, Perancis, yang menjadi salah satu kiblat olahraga berkuda dengan membangun sekolah menunggang kuda. Bertempat di Saumur dan Versailles.

Salah satu cabang olahraga berkuda bernama polo berkuda merupakan salah satu olahraga paling tua di dunia. Pertama kali terkenal pada abad ke-6 SM melalui sebuah pertandingan. Pertandingan tersebut merupakan duel antara Kerajaan Turkoman dan Kerajaan Persia. Pertandingan ini dimenangkan oleh Kerajaan Otoman.

Pada masa modern, Negara Inggris mempopulerkan olahraga ini. Tepatnya seorang kapten bernama John Watson yang juga menulis peraturannya.

Di Indonesia, pada mulanya olahraga berkuda masih berkembang di daerah-daerah, seperti Batak, Minahasa, Sumba, dan Priangan. Hingga kedatangan Belanda sudah terbentuk suatu induk organisasi berkuda. Organisasi tersebut bernama Bataviese en Butenzorsge Wedloop Sociteit (BBWS) di Batavia, PWS Bandung, dan beberapa lagi.

Hingga pada 1953 terbentuklah POPSI (Pusat Organisasi Poni Seluruh Indonesia). Sayangnya, perlahan-lahan organisasi ini hilang pamornya.

Tahun 1966 terbentuk lagi organisasi bernama PORDASI (Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia). Terbentuk dari lima komisaris daerah. Semenjak terbentuk, organisasi ini aktif menyelenggarakan pertandingan.

Olahraga berkuda sudah resmi masuk dalam pertandingan di Olympiade, PON, Asian Games.

Cabang Olahraga dan Peraturan Berkuda

Cabang olahraga berkuda (Foto: materibelajar.co.id)

Adapun beberapa cabang yang bisa kalian ikuti untuk olahraga berkuda ini, antara lain:

Polo Berkuda

Melakukannya secara beregu yang terdiri dari empat orang. Hampir sama seperti olahraga sepakbola, tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan. Yang membedakannya adalah, mereka menggunakan tongkat kayu dan berjalan dengan menunggangi kuda.

Gymkhana Berkuda

Olahraga jenis ini kebanyakan dilakukan oleh pemuda. Mereka harus menyelesaikan halang rintang atau permainan lainnya dengan berkuda.

Equestrian

Cabang ini masih terbagi menjadi empat cabang lagi, yakni Tunggang Serasi, Lompat Rintang, Tri Lomba, dan Endurance.

Pertandingan berkuda juga memiliki disiplin dalam cabang olahraga. antara lain:

Tunggang Serasi

Menitikberatkan pada keserasian dari penunggang dan kudanya. Jadi, keterampilan dalam berkuda sangat wajib dalam hal ini.  Mereka akan mendapat nilai antara 0-10 dan peraih poin terbanyak keluar sebagai pemenang.

Butuh latihan selama bertahun-tahun dan rutin agar mendapat kekompakan antara penunggang dan kuda itu sendiri.

Lompat Rintang

Seperti judulnya, pertandingan ini berlangsung dengan melewati halang rintang. Panjang lintasannya minimal 150 m hingga 1200 m. Tinggi maksimal halang rintangannya sekitar 1600 m.

Penilaiannya terletak pada seberapa banyak kesalahan yang ada. Untuk setiap kesalahan bernilai empat poin faults. Penunggang yang di akhir pertandingan mendapat poin faults terendah dengan waktu tercepat dinyatakan sebagai pemenang.

Organisatoris lain baca ini: Liong Barongsai, Filososfi, Sejarah; Induk Olahraga

Trilomba

Mengombinasikan beberapa jenis nomor berkuda seperti tunggang serasi, lompat rintang, dan lintas alam dalam satu. Cabang olahraga ini menekankan pada daya tahan penunggang dan kudanya. Biasanya, pertandingan ini berlangsung selama tiga hari.

Biasanya, pertandingan hari kedua merupakan pertandingan yang sulit bagi atlet. Tidak sedikit yang kewalahan dan berakhir mengundurkan diri.

Pemenang dari cabang olahraga ini terhitung dari waktu. Semakin cepat, semakin baik dan berkesempatan memenangkan pertandingan.

Endurance

Cabang ini menguji ketahanan fisik penunggang dan kudanya. Lomba ini terlaksana selama beberapa hari, yang mana biasanya membutuhkan waktu antara 10 higga 12 jam per hari. Melewati jarak sekitar 100 km. Untuk mengikuti pertandingan ini membutuhkan kondisi tubuh yang prima, baik penunggang maupun kudanya.

Pemenang ditentukan berdasarkan waktu tercepat dan kondisi kuda. Bila sampai akhir pertandingan kondisi kuda masih baik, dia berhak mendapat gelar sebagai juara.

Selain itu, cabang ini tidak menuntut kemampuan-kemampuan seperti cabang yang lain. Sehingga siapa saja dapat mengikutinya.

Selain itu, secara umum sistem pertandingan berkuda memiliki beberapa tingkatan. Maiden race, Class D Race, Class C Race, Class B Race, Class A Race, Grade III Race, Grade II Race.

Jika kuda tidak lolos di kelas yang seharusnya, maka akan turun tingkatan. Untuk umur sendiri dimulai pada usia dua tahun pada kelas mula hingga usia delapan tahun pada kelas senior.

Induk Organisasi Berkuda dan Internasional dan Nasional

Induk organisasi berkuda internasional
FEI logo (Foto: inside.fei.org)

Dalam dunia internasional, induk organisasi berkuda bernama Federation Equestre Internationale (FEI). Berdiri pada tahun 1921 oleh negara-negara, seperti Amerika Serikat, Belgia, Denmark, Italia, Jepang, Norwegia, Perancis, dan Swedia. Memiliki markas di Lausanne, Swiss.

Tujuannya adalah mengembangkan olahraga berkuda secara global, terstruktur dan terintegrasi. Tak ketinggalan juga memperhatikan kesejahteraan para atlet, dan menjalin kemitraan yang adil.

Hingga tahun 2020, sudah ada sekitar 138 negara yang berafiliasi dengan FEI.

Untuk Indonesia sendiri, seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, terdapat PORDASI (Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia). Sudah ada sejak tahun 1966 dan terus berkembang hingga sekarang.

PORDASI memiliki tujuan untuk mengembangkan prestasi berkuda terutama di tingkat nasional bahkan hingga ke internasional. Juga mengharumkan nama baik Indonesia melalui prestasi yang diraih.

Berkuda yang dahulu menjadi alat transportasi yang digunakan dimana saja kini menjadi olahraga yang masuk dalam cabang perlombaan. Bahkan hingga tingkat dunia. Semua itu melewati proses panjang hingga seperti sekarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *