Siapa yang menjadi inisiator lahirnya sumpah pemuda pada tahun 1928, yang menjadi sebuah tonggak sejarah bersatunya pemuda pemudi Indonesia.Izzatun K, I & W Organon, Organisasi.co.id
Sebelum adanya Bahasa Indonesia yang ada sekarang, dulu orang Indonesia menggunakan Bahasa daerah masing-masing. Dan bercampur Bahasa Belanda, Potugis maupun Bahasa Inggris.
Begitupun komunikasi antara penduduk dan pemuda, antara daerah mengalami beberapa masalah, terutama kendala bahasa tersebut.
Terlalu jauh untuk membandingkan bagaimana menyatukan antara Sumatera dengan Jawa dalam ruang komunikasi. Begitupun Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara.
Didalam pulau masing-masingpun, mereka memiliki bahasa yang berbeda.
Contoh Pulau Sulawesi, terdapat perbedaan Bahasa antara Bugis dan Makassar, Luwu, Kaili, Tolaki. Juga perbedaan antara bahasa Jawa dan Sunda, Betawi dan sebagainya.
Adalah kelompok pelajar, yang bersatu dalam ruang pendidikan dengan latar belakang berbeda, yang melandasi sehingga perlunya penyatuan konsep nasionalisme.
Selain perjuangan, juga menyatukan komunikasi se-Nusantara.
Maka mereka para pemuda “yang mengalami” masalah komunikasi antara daerah, merasa perlunya membentuk dan menjadi inisiator sebuah gerakan dalam bentuk sumpah (ikrar) pemuda.
Bayangkan saja, anda yang berasal dari Nusa Tenggara kemudian Ke Aceh, tanpa Bahasa Indonesia, orang Aceh memakai bahasa daerahnya, sementara yang dari Nusa Tenggara juga demikian.
Bisa jadi, kita telah kehabisan bahasa isyarat, untuk menjelaskan maksud satu sama lain. Bahasa secara nasional adalah sebuah kebanggaan dan warisan leluhur yang harus terjaga.
Sebab seandainya pula tidak ada bahasa secara nasional, bagaimana bisa kita menikmati tontonan menarik para ustadz melalui kanal Youtube.
Penceramahnya orang Sumatera (UAS) memakai bahasa Sumatera (bukan menggunakan Bahasa Indonesia), apakah UAS akan terkenal hingga ke Maluku?
Sejarah Bersatunya Inisiator Sumpah Pemuda
Pada tulisan ini, kita harus berterima kasih kepada mereka yang berjasa. Yang saat ini jazadnya telah menyatu dengan tanah. Namun jasa dan perjuangannya masih dikenang hingga kini.
Mereka tak mendengar lagi derap langkah kaki penduduk Indonesia yang berjuang memempertahankan hidup ditengah himpitan Covid yang melanda.
Meski begitu, kiriman doa untuk mereka Insya Allah akan tetap sampai kepadanya, menghiburnya semoga. Dan terutama kubur mereka di lapangkan disisiNya.
Siapakah mereka para tokoh Sumpah Pemuda, yang berdiri menjadi Inisiator?
Jauh sebelum Indonesia bersatu seperti sekarang ini dan membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mereka berasal dari berbagai lapisan.
Mereka yang memberikan warna sejarah tanah air yang pada giliran berikutnya menjadi hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
Organisatoris lain baca ini: Organisasi Pemuda
Soegondo Djojopuspito (Persatuan Pemoeda Indonesia)
Dia bernama Soegondo Djojopuspito, dengan posisi sebagai Ketua Sidang Kongres kedua Pemoeda Indonesia. Lelaki asal Tuban ini, lahir pada 22 Februari 1905.
Ia merupakan putra dari Kromosardjono, seorang juru tulis desa, dan ibunya meninggal saat ia masih kecil. Ia 2 orang bersaudara, bernama Soedarjati.
Mereka berdua diangkat sebagai anak angkat oleh Hadisoewodjo, pamannya yang tidak memiliki anak.
Menempuh pendidikan dari Tuban hingga pemondokan Tjokroaminoto dan Ki Hajar Dewantara.
Melanjutkan pendidikan pada RH Batavia.
Apa itu RH Batavia? Ini merupakan singkatan dari Rechtshoogeschool te Batavia. Atau perguruan tinggi hukum. Kelak menjadi cikal bakal Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Sekolah RH Batavia ditutup pada tahun 1942. Pasti muncul pertanyaan kenapa tahun 1942, sekolah tersebut ditutup? Maka kita harus mengarahkan kepada peristiwa pendudukan Jepang.
Sebagaimana bangsa penjajah Jepang tersebut sangat anti dengan nama-nama “Belanda”. Termasuk imbasnya sekolah hukum bentukan Belanda ini.
Dalam sejarah menulis bahwa Soegondo Djojopuspito memiliki kedekatan dengan Mohammad Hatta dan Ir Soekarno. Ia sering membaca majalah Indonesia Merdeka karya Mohammad Hatta. Serta Soegondo Djojopuspito pernah tinggal bersama Soekarno di Bandung.
Muhammad Yamin
Moehammad Jamin (Muhammad Yamin), sebenarnya pada saat Kongres kedua Pemoeda Indonesia sebagai salah satu kandidat menjadi Ketua Kongres.
Namun karena beberepa pertimbangan, termasuk ia merupakan perwakilan dari bagian Barat Indonesia atau utusan Jong Sumatranen Bond. Maka atas persejutuan Mohammad Hatta, ia menjadi seorang sekretaris.
Selain itu, “mengadopsi bahasa Melayu” sebagai cikal Bakal bahasa Nasional Indonesia, maka kefasihannya mendapatkan posisi sebagai translator rapat.
Sebab pendidikan yang ia tempuh adalah kesastraan: Spanyol, Portugis, Belanda dan sebagainya. Ia merupakan seorang sastrawan.
Sebagaimana tugas seorang sekretaris adalah mencatat notulen rapat.
Maka sejalan dengan itu, ia mendapatkan tempat sekaligus sebagai pencatat dan perumus naskah Teks Sumpah Pemuda.
Tahukah anda, bahwa naskah rapat Soempah Pemoeda ketika itu, menggunakan Bahasa Belanda. Dan saat ini (naskah tersebut) masih tersimpan rapih dalam museum Nasional.
Tugas Muhammad Yaminlah sebagai translator hasil-hasil rapat tersebut dan tertuang dalam bahasa melayu (Indonesia).
Menempuh pendidikan pada HIS Palembang, kemudian melanjutkannya pada RH Batavia. Sehingga kita bisa menyimpulkan bahwa Muh Yamin dan Soegondo Djojopuspito adalah satu kampus (pendidikan tinggi).
WR Supratman (Pencipta Lagu Indonesia Raya)
Bernama Wage Rudolf Soepratman, atau WR Soepratman, lahir di Kaligesing, Purworedjo Jawa Tengah. Pada usia 4 tahun ia berdiam di Makassar dan menyelesaikan pendidikan hingga berusia 19 tahun. Selanjutnya ke Bandung dan ke Jakarta.
Saat di Jakarta ia menjadi seorang jurnalis media Kaoem Moeda dan Sin Po.
Saat di Jakarta tersebut ia banyak membangun komunikasi dengan beberapa pemuda pedjuang (pejuang) bangsa. Sebagai wartawan. Dan semenjak itu pula ia aktif menghadiri rapat-rapat kepemudaan.
Tentu kita bisa menebak, dengan siapa ia membangun relasi kepemudaan, maka jawabannya adalah seputar organisasi perkumpulan pemuda maupun Jong (Yong) yang terbentuk dari berbagai daerah.
Atas kemahirannya sebagai seorang musisi, atas arahan dan ajaran kakaknnya, WM Van Eldijk. Termasuk kemampuannya memainkan Piano ia manfaatkan untuk menciptakan lagu-lagu nasional.
Dan yang terkenang sepanjang masa adalah lagu Indonesia Raya.
Hasil karyanya tersebut ia perdengarkan pada Kongres Pemuda Indonesia kedua, tepatnya 26 – 28 Oktober 1928. Dan peserta kongres menerima lagu yang ia tuliskan, dan bahkan menjadi lagu dalam menginjeksi spirit dan perjuangan.
Dengan kata “Merdeka, Merdeka” dalam syair lagu tersebut, alhasil pada tahun 1930, lagu ini dilarang oleh Belanda untuk dinyanyikan.
Mendapatkan Bintang Mahaputera Utama dan pahlawan Nasional oleh Negara tahun 1971.
Amir Syarifuddin Harahap
Inisiator Pemuda yang melahirkan Sumpah Kepemudaan berikutnya adalah Amir Syarifuddin Harahap. Meski akhir hidup Amir Syarifuddin Harahap yang memilukan.
Dia anak seorang tokoh adat Muslim di Batak dan menyelesaikan pendidikan pada sekolah tinggi hukum di Leiden Belanda.
Dalam hal pergerakan dan revolusi, ia memiliki kemampuan dan kepiawaian dalam menciptakan ide-ide briliant. Ia pejuang alur kiri pergerakan (revolusi). Sebagaimana ia telah memakan mentah sejarah timur dan Barat.
Tahun 1928 ia menjadi wakil dari Jong Batak Bond, dengan menjadi peserta kongres Pemuda Indonesia. Tentu kita bisa menganalisa bahwa melanjutkan pendidikan di Belanda, tentu kenal dengan Mohammad Hatta (sesama orang Sumatera).
Maka dengan demikian, atas rekomendari Muhammad Hatta, ia bergabung dalam kegiatan kongres kedua tersebut.
Meski pada akhirnya, pada tahun 1931, ia murtad (berganti agama dari Islam ke Kristen). Serta terhukum mati karena terlibat dalam gerakan pemberontakan PKI. Tahun 1948.
Ia seorang Kristiani yang taat, bahkan ia pengkhotbah dan pemimpin diskusi kelompok CSV, Of Java, yang kelak menjadi cikal bakal dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI).
Dalam sejarah menuliskan bahwa ia merupakan salah satu mantan Perdana Menteri Indonesia yang menggantikan Sutan Sjahrir.
Namun karena keterlibatannya dalam organisasi komunis, sehingga ia tidak termasuk sebagai pahlawan nasional. Padahal dengan melihat prestasinya yang cemerlang. Harusnya namanya sejajar dengan pahlawan sekelas Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantoro dan sebagainya.
Organisatoris lain baca ini: Jenis Organisasi Kepemudaan
Sie Kong Liong
Inikan nama keturunan China, kenapa juga masuk dalam sejarah Sumpah Pemuda?
Ternyata warga keturunan (China) ini terlibat dalam proses Kongres kedua Pemuda Indonesia. Rumah yang berlokasi pada Jln Kramat Raya 106 Jakarta, kini menjadi museum dan saksi sejarah kongres kedua tersebut.
Meski status di sewakan, kegiatan pada hari itu telah menjadi sebuah catatan sejarah bersatunya pemuda dari berbagai kalangan. Termasuk mencatatkan nama Sie Kong Liong.
Bukan hanya Sie Kong Liong, akan tetapi juga ada nama, Kwee Thiam Hong yang merupakan perwakilan Jong Sumatranen Bond (JSB). Ia lahir di Palembang.
Kwee Thiam Hong tidak datang sendiri, namun juga mengajak serta nama Oey Kay Siang, John Liauw Tjoan Hok, dan Tjio Djin Kwie.
Sarmidi Mangunsarkoro
Ia lahir di Surakarta, dan menyelesaikan pendidikan pada Sekolah guru Arjuna, selanjutnya mengabdi pada Sekolah Taman Siswa Djogjakarta sebagai seorang guru.
Menjadi kepala sekolah pada sekolah Budi Utomo, dan mendirikan Perguruan Taman Siswa Jakarta. Dengan menggabungkan antara sekolah Budi Utomo dan Marsudi Rukun, tentu atas restu Ki Hajar Dewantara.
Ia tampil sebagai pembicara saat pelaksanaan kongres kedua Pemuda Indonesia dalam serangkaian perancangan naskah Sumpah Pemuda. Dengan membawakan materi, tentang pendidikan bagi kaoem moeda Indonesia.
Kelak ia menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan tahun 1949, oleh Bung Hatta.
Soenario Sastrowardojo
Ia merupakan alumni pendidikan MULO.
Mulo itu apa? Nah Mulo itu singkatan dari Meer Uitgebreid Lager Onderwijs, merupakan bahasa Belanda. Sekolah Mulo setingkat SMP, dan berdiri di Madiun.
Kemudian ia melanjutkan pendidikan pada Rechtshoogeschool di Batavia. Tentu ingat bukan, siapa alumni dari sekolah Rechtshoogeschool tersebut?
Nah setelah menamatkan pendidikannnya pada sekolah tersebut, ia kemudian melanjutkan perjuangan dengan bergabung dalam Jong Java.
Namun tahukah anda, bahwa Soenario lebih senior dari Soegondo (nama pertama dalam artikel ini). Pada tahun 1925, Soenario telah mendapatkan gelar Meester in de Rechteen.
Dan bersama dengan Mohammad Hatta, membentuk organisasi. Perhimpunan Indonesia di Belanda dengan posisi sebagai sekretaris II.
Saat pelaksanaan kongres pemuda, ia tampil menjadi seorang pembicara membakar semangat bela tanah air dengan makalahnya “Pergerakan Pemoeda dan Persatoean Indonesia”.
Sekaligus ia berposisi sebagai penasehat dalam kegiatan kongres tersebut. Saat kemerdekaan, ia menjadi anggota KNIP (Baca: Sejarah organisasi KNIP)
R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Namanya tidak terlalu tenar, bahkan dalam hal pemberian nama jalan. Hampir kita tidak menemukan namanya sebagai nama jalan yang besar (Nasional) diprovinsi lain, selain Jakarta.
Tidak seperti nama Soekarno maupun Hatta.
Namun tahukah anda bahwa ia merupakan salah satu pemikir lahirnya sumpah pemuda ini, dan dia merupakan Ketua dari Jong Java.
Dalam penyebutan namanya adalah Raden Mas Said, sebenarnya yang benar adalah Raden Mas Djoko Marsaid, dengan singkatan R.M. Djoko Marsaid.
Mendapatkan posisi sebagai wakil ketua dalam kongres pemuda Indonesia. Tentu posisi yang tidak rendah dalam merancang bagaimana persatuan pemuda Indonesia dapat dibangun.
Dalam ruangan rapat multi etnis tersebut. Ia berbaur dengan Jong Jong yang lain seperti Jong Celebes, Sumatranen Bond dan sebagainya.
Posisinya sangat penting dalam sumpah pemoeda tersebut, mengingat ia bertugas mengakomodir dan mengendalikan pemuda-pemuda Jawa dalam Jong yang ia pimpin.
Sebagaimana proses ini berlangsung pada Pulau Jawa dan mendatangkan pemuda-pemuda antar pulau. Ia memfasilitasi (membantu) para pemuda selama proses berlangsungnya kongres.
Johannes Leimena (Jong Ambon)
Bagaimana bisa keturunan Ambon ini menjadi bagian dari Sumpah Pemuda?
Tentu pertanyaan ini menarik, maka jawabannya adalah sangat simpel, ia merupakan siswa Stovia, sebuah pendidikan kedokteran (Cikal Bakal Kedokteran UI Sekarang).
Dengan demikian, pada masa itu ia bergaul dengan beberapa mahasiswa “dalam lingkup cikal bakal UI” tersebut, apalagi kalau bukan membahas nasionalisme.
Ia mewakili pulau Ambon dalam proses kongres Pemuda II. Sebagai anggota dari Jong Ambon.
Dalam perkembangannya ia menduduki beberapa jabatan, wakil menteri kesehatan hingga menkes dan Wakil Perdana Menteri.
Ia sangat dekat dengan Presiden Soekarno. Dan rancangannya yang sangat fenomenal adalah pasti anda pernah merasakannya dan melihatnya hingga saat ini.
Saat ia menjabat sebagai menteri kesehatan, ia fokus pada upaya pencegahan penyakit dengan mendirikan puskesmas.
Nah tau kan, siapa yang menjadi salah satu otak inisiator Puskesmas, maka jawabannya adalah J Leimena yang juga menjadi perancang Sumpah Pemuda ini.
Tak hanya menjadi dokter dan menkes, ia juga merupakan diplomat dan utusan pada konfrensi meja bundar, perjanjian Roem Royen. Dan banyak lagi cetakan sejarah yang ia pahat untuk negeri ini.
Sayangnya, ia terlambat mendapatkan gelar kehormatan sebagai pahlawan nasional, sebab penyematan gelar tersebut terjadi setelah tahun 2010, yakni oleh Susilo Bambang Yudoyono.
Organisatoris lain baca ini: 75 Organisasi Kepemudaan
Selain nama diatas, terdapat beberapa nama lain yang terlibat, yakni:
- Soekarmadji Maridjan Kartosoewirjo
- Moehammad Roem
- Adnan Kapau Gani (Jong Sumatranen Bond)
- Djohan Muhammad Tjai (Jong Islamieten Bonds)
- R Katja Soengkana (Pemuda Indonesia)
- Sendoek (Jong Celebes)
- Roechyani Soe’oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Susunan Organisasi Perancang Pemuda Indonesia
Dikutip dari sumber Buku berjudul Makna Sumpah Pemuda, karya Sudarmiyatun tahun 2012.
Berikut struktur pengurus yang merancang atau penginisiator dari Sumpah pemuda:
- Ketua: Sugondo Djojopuspito (PPPI)
- Wakil Ketua: R.M. Joko Marsaid (Jong Java)
- Sekretaris: Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond)
- Bendahara: Amir Sjarifudin (Jong Bataks Bond)
- Pembantu I: Johan Mohammad Cai (Jong Islamieten Bond)
- Pembantu II: R. Katjasoengkana (Pemuda Indonesia)
- Pembantu III: R.C.I. Sendoek (Jong Celebes)
- Pembantu IV: Johannes Leimena (Jong Ambon)
- Pembantu V: Mohammad Rochjani Su’ud (Pemuda Kaum Betawi).
- Pengisi Acara: Wage Rudolf (W.R.) Soepratman
Nama Organisasi yang terlibat dalam kegiatan kongres sumpah pemuda adalah:
- Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia
- Boedi Oetomo,
- Jong Minahasa,
- Jong Java,
- Sekar Rukun
- Jong Sumatranen Bond
- Jong Bataks Bond
- Pemuda Indonesia
- Jong Islamieten Bond
- Jong Celebes
- Pemuda Kaum Betawi
- Jong Ambon
- Dan beberapa organisasi kepemudaaan lainnya.
Isi Naskah Sumpah Pemuda
Sudah menjadi hafalan diluar kepala tentang isi dari (naskah) Sumpah Pemuda, yakni, menyatukan tekad dengan sumpah “tanah air, bangsa dan bahasa satu, yakni Indonesia”
Adapun isi naskah yang mereka sebut Poetoesan Congres Pemoeda Pemoeda Indonesia, dengan narasi sebagai berikut:
Kami Poetra dan Poetri Indonesia Mengakoe Bertoempah darah jang satoe, Tanah Air Indonesia Kami Poetra dan Poetri Indonesia Mengakoe Berbangsa jang satoe, Bangsa Indonesia Kami Poetra dan Poetri Indonesia Menjunjung Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia
Demikian artikel tentang sejarah, daftar inisiator dan naskah sumpah pemuda, semoga bermanfaat buat generasi penerus bangsa masa datang.
Sumber bacaan:
- Pikiran Rakyat, Sejarah Sumpah Pemuda,
- Kemendikbud, Perancang Sumpah Pemuda Dan Tokoh Pendidikan