Organisasi HMI

Struktur organisasi dari HMI
Logo HMI (Foto: vector.fajarpos.com)

Struktur organisasi HMI, adalah salah satu organisasi mahasiswa dengan nafas islami, yang mana mempunyai tujuan membentuk insan yang seutuhnya menjadi pribadi yang memiliki kualitas akademisi yang baik, dan sebagainya. Berikut penjelasannya.Novianti Lavlia – Organisasi.co.id

Sejarah Berdirinya HMI

Sejarah dari struktur organisasi HMI
Sejarah organisasi HMI (Foto: mahasiswa.stiepasim.ac.id)

Jauh sebelum HMI terbentuk, pada tahun 1946 telah lahir dulu suatu perkumpulan mahasiswa, dengan nama Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta, atau PMY. Motor dari perkumpulan itu, merupakan gabungan dari Sekolah Tinggi Teknik (STT), Sekolah Tinggi Islam (STI) dan Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada (sekarang UGM)

Bacaan Lainnya

Namun struktur organisasi dari HMI tersebut, dianggap tidak cukup memiliki komitmen untuk dapat menyuarakan aspirasi dari para mahasiswanya. Akibatnya, mereka ingin mendirikan perkumpulan baru yang tidak ada hubungannya dengan PMY. Adapun aspirasi mereka adalah, menginginkan suatu organisasi mahasiswa yang berlandaskan keIslaman.

Hingga akhirnya pada 5 Februari 1947 HMI terbentuk, yang merupakan kepanjangan dari Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia. Organisasi tersebut berdiri atas prakarsa Lafran Pane dan 14 orang rekannya, yang merupakan mahasiswa Sekolah Tinggi Islam saat itu.

Setelah mendapatkan dukungan, Lafran Pane akhirnya mengadakan pertemuan dengan mahasiswa Islam perguruan tinggi di Yogyakarta. Tujuan dari pertemuan tersebut adalah, untuk membahas rencana pendirian organisasi baru, pada Bulan November tahun 1946. Namun rapat besar tersebut berakhir dengan kegagalan, dan tidak menghasilkan keputusan apapun.

Organisatoris lain baca ini: Formalitas dan Sinergitas Dari Struktur Organisasi

Kegagalan pertemuan tersebut karena terjadinya perseteruan dua kubu yang hadir, yaitu PMY dan Pemuda Islam Indonesia. Lafran Pane akhirnya mengadakan pertemuan kembali pada tanggal 5 Februari di Sekolah Tinggi Islam, dengan agenda pembentukan organisasi Islam yang memang sudah menjadi tujuannya semula.

Gerak cepat Lafran Pane untuk membuat HMI bukan tanpa alasan yang tepat. Saat itu dia melihat, bahwa masih banyak mahasiswa Islam yang belum memahami dan mengamalkan ajaran Islam dengan benar. Penyebabnya adalah, masih banyaknya metode pendidikan yang tertular oleh ajaran komunis dan sosialis.

Pendiri Struktur Organisasi HMI 

Anggota pendiri HMI (Foto: biografiku.com)

Pelopor berdirinya  HMI ketika pertama kali terbentuk, adalah beberapa tokoh pemuda yang cukup idealis seperti berikut ini.

Ketua               : Lafran Pane

Wakil Ketua     : Asmin Nasution, Dahlan Husain, Kartono Zarkasi, Thayeb Razak, Maisaroh

                         Hilal, Suwali, Yusdi Ghozali, Mansyur, Siti Zainab,  Hasan Basri,   Zulkarnaen, 

                         Toha Mashudi, Bidron Hadi, M. Anwar.

Dalam perjalanannya, organisasi mahasiswa ini memberikan kontribusi yang cukup besar sejak pertama kali berdiri. Terlihat dari pemikiran dan idealismenya yang tinggi, dalam mewujudkan apa yang menjadi visi dan misi organisasi. Salah satu niatnya yang mulia adalah, mempertahankan republik  dan mengangkat derajat Bangsa Indonesia. 

Saat itu negara ini masih berada dalam tekanan Belanda, dan situasi umat Islam juga sedang mengalami stagnasi. 

Tujuan Berdirinya HMI

Tujuan HMI (Foto: jurnalfaktual.id)

Mengamalkan Seluruh Kaidah Dan Ajaran Islam

Pada prinsipnya, sejak awal struktur dari organisasi HMI memang sudah memiliki niat mulia. Terutama dalam mendorong para mahasiswa untuk selalu menjalankan Pancasila, dan mengamalkan seluruh kaidah dan ajaran Islam.

Mempertahankan Martabat Negara Republik Indonesia

Tujuan yang mendasari terbentuknya HMI adalah mempertahankan martabat Negara Republik Indonesia. Saat itu situasi negara masih dalam suasana yang tidak menentu, akibat agresi Belanda dan adanya pengaruh komunis.

Mendapatkan Insan Akademis Yang Berkualitas

Mendapatkan insan akademis yang berkualitas, adalah salah satu dari misi HMI. Dan organisasi ini merupakan suatu wadah kaderisasi, bagi insan-insan mahasiswa. 

Menciptakan Akademisi Yang Mampu Membuat Gagasan Berkualitas 

Kualitas utama yang harus tertanam pada setiap mahasiswa adalah, kemampuannya dalam melihat suatu peluang. Selain itu juga memiliki rasa dan karya, yang mampu membuat suatu terobosan inovatif dalam setiap persaingan.

Organisatoris lain baca ini: Struktur Organisasi KAMI, Menganalisasi Bagan Dan Otoritas

Kualitas selanjutnya, dengan melihat kemampuannya untuk dapat selalu bersifat terbuka, mandiri dan dinamis. Hal tersebut diperlukan, guna dapat menghadapi setiap perubahan yang terjadi dalam masyarakat. 

Melahirkan Seorang Pribadi Yang Dapat Mengabdi

Seorang akademisi yang memiliki keikhlasan dalam membuat karya untuk orang banyak, adalah salah satu tujuan HMI. Sebuah pengabdian bukan hanya berarti  berbuat sesuatu, tetapi juga mampu membuat lingkungannya ikut menjadi baik.

Seorang pengabdi juga harus memiliki sikap rela berkorban, untuk bangsa dan orang lain. Hal ini dimaksudkan, untuk dapat memupuk sikap keikhlasan seseorang.

Menciptakan Pribadi Yang Islami

Pengertiannya adalah, menciptakan seseorang yang mampu memposisikan dirinya sebagai umat beragama dan warga negara.

Pribadi Yang Bertanggungjawab

Kualitas pribadi yang mampu mewujudkan keadilan dan kemakmuran, yang mendapat ridho agama. 

Dalam menjalankan tanggung jawabnya, seorang mahasiswa juga harus peka dan responsif dalam menghadapi suatu masalah. Serta memiliki rasa taqwa dan tanggung jawab kepada Allah SWT

Kader dari struktur organisasi HMI juga harus selektif dan evaluatif terhadap setiap bentuk tanggung jawab yang dilakukan. Semuanya tidak akan bertentangan dengan misi dan visi HMI, serta syariat Islam.

Konstitusi HMI

Konstitusi dari HMI (Foto: waromuhammad.blogspot.com)

Ruang Lingkup 

Mukadimah

Alinea 1:

  1. Tentang ajaran Islam adalah yang sempurna 
  2. Fitrah manusia 
  3. Khalifah fil ardh.
  4. Tentang Pengabdian diri.

Alinea 2:

  1. Tentang Asas keseimbangan 
  2. Tentang masalah Duniawi, Individu, Sosial, Iman, Ilmu, Amal.

Alinea 3:

  1. Tentang kemerdekaan adalah rahmat Allah SWT 
  2. Kewajiban kewajiban umat Islam mengisi kemerdekaan 
  3. Tentang keadilan dan kemakmuran

Alinea 4:

  1. Tentang fungsi para generasi muda Islam.
  2. Tentang tujuan pengabdian kepada Allah SWT.

Makna HMI Sebagai Organisasi Berasaskan Islam

Makna dari HMI (Foto: medanheadlines.com)

Organisasi HMI merupakan organisasi mahasiswa yang memiliki struktur atas beragama Islam. Setiap individu yang terlibat akan menjadikan Al-Qur’an sebagai dasar dari semua sumber aspirasi dan inspirasi organisasi. 

Anggaran Dasar Dan Rumah Tangga HMI

Rapat HMI pusat (Foto: antaranews.com)

Bagian dari konstitusi struktur organisasi dari HMI adalah Anggaran Dasar dan Rumah Tangga Organisasi. Isinya memuat tentang semua peraturan organisasi yang bersifat mendasar. 

Kemelut HMI MPO dan Dipo, Dan Penyatuan Keduanya

Struktur organisasi HMI dengan segala kemelutnya
Kemelut HMI (Foto: qureta.com)

Perjalanan cerita bermula pada tahun 1980-an, ketika Orde Baru lahir. Sebuah kesedihan baru saja menimpa HMI, saat harus terpecah menjadi dua oposisi. Perpecahan tersebut terjadi karena adanya perbedaan pendapat, mengenai kebijakan Asas Tunggal Pancasila oleh pemerintah.

Organisatoris lain baca ini: Struktur Organisasi KPK Idealnya Bagian Eksekutif Atau Yudikatif?

Oposisi pertama adalah HMI, yang memilih untuk menerima Pancasila sebagai asas satu-satunya yang berlaku di Indonesia. Hary Azhar Aziz sebagai Ketua Umum HMI, mendapat dukungan dari mayoritas kumpulan cabang kecil saat itu. Sedangkan oposisi kedua adalah golongan minoritas, yang lebih setuju mempertahankan kaidah Islam sebagai dasar berdirinya HMI

Golongan minoritas tersebut mendapatkan dukungan penuh, dari kumpulan cabang besar yang berdiri saat itu. Salah satunya adalah Cabang Yogyakarta, yang memiliki jumlah lebih dari 50 anggota komisaris. Oposisi pertama mendapatkan nama sebagai HMI Pancasila atau HMI Dipo, sementara yang kedua adalah HMI MPO atau HMI Islam 

Walaupun terpisah, konstitusi tetap menyatakan bahwa keduanya tetap menyebut HMI sebagai induk organisasi. Tercatat juga, bahwa kedua oposisi yang berseteru adalah generasi penerus HMI.

Melihat Reka Ulang Peristiwa Perpecahan Dan Penyatuan Kembali HMI 

Sejarah perpecahan HMI (Foto: suluhpergerakan.org)

Perpecahan dalam HMI merupakan tragedi yang cukup menyedihkan. Namun hal itu tetaplah sebuah fakta sejarah yang sudah terjadi, dan tidak akan dapat berubah. Dan HMI sebagai induk organisasi pun menggaris bawahi, bahwa HMI MPO dan Dipo adalah bagian dari perjalanan sejarah kelahirannya.

Ada tahap awal yang mereka harus sadari, sebelum melakukan proses penyatuan kembali. Pertama, keduanya harus dapat berbesar hati untuk mengakui, bahwa mereka bersaudara. Dan selanjutnya, menghapus semua anggapan negatif atas masing-masing oposisi. Tanpa semua hal tersebut, maka upaya untuk penyatuan kembali akan sia-sia.

Faktor utama yang menjadi penyebab gagalnya upaya penyatuan sebelumnya, adalah kesalahan pendekatan. Cara pendekatannya selalu hanya melalui jajaran paling atas, tanpa melibatkan jajaran paling bawah. Hal tersebut sudah pasti tidak akan efisien, dan hanya akan membuang waktu saja. Upaya pendekatan praktis dari jajaran bawah jauh akan lebih berhasil.

Pertimbangannya adalah, proses penanaman sebuah ideologi itu selalu akan dimulai dari jajaran kader dan cabang. Dengan saling melakukan pertemuan tidak resmi yang lebih santai, jalur komunikasi akan dapat lebih berhasil. Rasa kekeluargaan dan rasa memiliki atas organisasi pun dapat lebih terbangun.

Daripada melakukan penyatuan sebagai tujuan politik elit semata, tidak ada salahnya mencoba cara sederhana, namun lebih efektif. Proses penyatuan yang dilakukan selama ini, hanya bagian dari laporan kerja kepada kongres. Walaupun memang merupakan hal yang harus dipertanggungjawabkan, sebagai jajaran atas suatu organisasi.

Langkah Praktis Penyatuan 

Cara pendekatan elit yang memang selalu mengalami kegagalan, sebaiknya memang harus diubah. Menggunakan pendekatan dari tingkat kader atau cabang, dapat menjadi lebih efektif dan efisien. Rencana penyatuan tersebut pun seharusnya menjadi rencana jangka panjang HMI, karena memerlukan pendekatan praktis kekeluargaan.

Kesadaran semacam ini diharapkan dapat lebih membuahkan hasil lebih baik, dan dapat menyatukan kembali dua kubu yang sudah lama berseteru.

Perpecahan yang sudah lama berlangsung tersebut, sebaiknya dianggap sebagai proses pendewasaan diri yang mengalami kegagalan. Hal ini sebaiknya disampaikan oleh para kader yang baru saja bergabung dengan HMI. Alasannya adalah, untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman dalam menyikapi perpecahan tersebut.

Menurut pengamatan dari organisasi mahasiswa lainnya, HMI memiliki dua hal-hal yang menjadikannya rawan terhadap konflik.

Organisatoris lain baca ini: Struktur Organisasi, Kelebihan Kekurangan, Makna Kotak dan Garis

Sebagai contoh, HMI tidak memberlakukan sistem hierarki dan sosok pemimpin yang harus dihormati. Seorang jajaran bawah, dapat dengan bebas menyatakan suatu kritik terhadap pimpinannya. Instruksi dari pimpinan juga tidak harus dilakukan, jika memang tidak setuju.

Sementara hal lainnya merupakan kelanjutan dari contoh pertama. Misalnya, dalam menyikapi suatu masalah sering terjadi perbedaan pendapat, hingga terjadi benturan antar anggota. Perkara tersebut dapat terjadi, karena adanya perbedaan pendapat dalam memahami arti dari konstitusi yang sudah ada. 

Terlihat bahwa konstitusi yang sudah ada, penafsirannya berdasarkan pemahaman masing-masing anggota. Sehingga sering terjadi ketidak sesuaian dalam mengartikannya. 

Namun apapun bentuk dari ketidaksepahaman tersebut, tetap mendoakan agar proses penyatuan HMI dapat terlaksana suatu hari nanti.

Komposisi Dan Struktur Pengurus HMI

Contoh struktur organisasi HMI
Salah satu struktur organisasi HMI teknik sastra UNP (Foto: hmikomisariatteksas.blogspot.com)

Beberapa komponen dari organisasi HMI, antara lain:

Ketua Komisi Pemuda dan Kemahasiswaan                         : Abubakar

Komisi Hukum dan HAM                                             : Muhtar Yogasara

Komisi Ekonomi                                                           : Muhibuddin Ahmad Al Muqorobin

Pemimpin Komisi HI                                                                   : Henky Fernando 

Pimpinan Komisi Politik dan Pertahanan Keamanan Nasional   : Satria Alza Perdana

Penanggungjawab Komisi Pendidikan dan Kebudayaan   : Moh Hatta Sahid Budang

Lead Umum PB HMI                                                          : Zuhad Aji Firmantoro

Leader Komisi Media, Komunikasi dan Informasi             : Hasriddin Jaya

Penanggungjawab Komisi PAO                                        : M Muhtar Nasir

Sekretaris Jenderal                                                           : Najamuddin Arfah

Wakil Sekretaris Jenderal 1                                              : Muh Agvian Megantara

Perwakilan Sekretaris Jenderal  2                                     : La Ode Arpai & Fachrul Rizal R.

Wakil Sekretaris Jenderal 3                                             : Furqan Sangiang

Bendahara Umum                                                                  : Iwan Setiawan

Penutup

Sebagai catatan, struktur organisasi ini didapat berdasarkan informasi dari situs resmi PB HMI Januari 2021. Jika ada perbedaan pendapat, dapat langsung melihat situs resmi tersebut. 

Dan isi dari konten artikel ini merupakan rangkuman dari berbagai tulisan, yang ada di media online. Terimakasih sudah membaca artikel ini, dan mohon maaf jika ada ketidak sempurnaan dalam penulisannya. 

Daftar Pustaka:

  1. https://id.wikipedia.org
  2. https://nuralfiyahum.wordpress.com
  3. https://sites.google.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *