Jepang sebagai negara yang teramat disiplin ternyata memiliki dasar yang membuatnya seperti itu. Organisasi militer jepang adalah salah satu contoh nyata penerapan kedisiplinan, idealisme, dan hal lain yang membuat negara ini semakin maju.
Tika, struktur organisasi – organisasi.co.id
Awal Kemunculan Organisasi Militer Jepang di Indonesia
Organisasi militer merupakan sebuah tatanan angkatan bersenjata milik suatu negara. Melalui organisasi militer, sebuah negara dapat menunjukkan kemampuan militernya sebagai sebuah pertahanan negaranya.
Dalam beberapa negara, angkatan bersenjata suatu negara juga terdiri atas pasukan paramiliter dan ini bukanlah militer.
Organisasi militer Jepang adalah sebuah tatanan baru di Indonesia. Mulanya, penggunaan pangkat militer formal ada pada Angkatan Darat di masa kekaisaran Romawi.
Namun di jaman modern, manajemen, kendali eksekutif, hingga administrasi militer adalah milik pemerintah lewat Kementrian Pertahanan. Lambat laun formasi unit di dalam pertempuran termasuk juga dukungan terhadap layanan tempur adalah naungan kementrian.
Pembentukan Organisasi Militer Jepang di Indonesia Pertama Kali
Pendaratan Jepang pertama kali di Indonesia adalah pada tanggal 16 Desember 1941. Mereka mendarat di Miri, Pulau Borneo bagian utara. Kendati demikian, negara ini telah lebih dulu menyerang pangkalan laut Amerika Serikat yang bernama Pearl Harbour di tanggal 8 Desember 1941. Peperangan ini berhasil melumpuhkan Sekutu.
Dengan demikian, kekuatan Belanda yang ada di Indonesia pun lumpuh. Jepang akhirnya dengan mudah menduduki Indonesia. Belanda tuntas menyerah tanpa syarat di tanggal 9 Maret 1942 sesuai dengan perjanjian Kalijati.
Pihak Belanda dengan Jenderal Teer Porten yang merupakan Panglima Angkatan Laut Hindia Belanda sebagai perwakilannya dan Jepang dengan Jenderal Immamura sebagai perwakilan, menandatangani perjanjian tersebut.
Tidak lama, hanya 3,5 tahun saja Jepang menjajah Indonesia. Akhir ini semua adalah ketika terjadi pengeboman di Hiroshima dan Nagasaki pada tangga 6 dan 9 Agustus 1945. Jepang menyerah kepada sekutu pada 15 Agustus 1945.
organisatoris baca: Keibodan dan Heiho
Kebijakan Jepang di Indonesia
Walaupun Jepang hanya 3,5 tahun menduduki Indonesia, namun negara ini telah membuat banyak kebijakan. Upaya defensif yang ia lakukan sejak Mei 1942 membuktikan bahwa Jepang tidak ingin mengulang kekalahan seperti yang terjadi di Laut Coral, Australia dan beberapa pertempuran yang ia lakukan di Asia Pasifik.
Jepang pun kemudian membuat strategi yaitu menghimpun kekuatan militer dari rakyat Indonesia dengan membentuk Heiho dan PETA.
Doktrin dari Organisasi Militer Jepang
Organisasi militer Jepang nampaknya menanamkan doktrin-doktrin di pikiran rakyat. Mulanya doktrin ini merasuki para pengajar. Doktrin tersebut adalah Hakko Ichiu. Delapan Benang di Bawah Satu Atap. Dari sinilah Jepang memiliki ambisi untuk menyatukan Asia Timur Raya.
Jika semua telah bersatu, termasuk Asia Tenggara, maka pemimin mereka adalah satu, yaitu Kaisar Jepang. Untuk itulah, para pengajar akan mengikuti pelatihan di Jakarta. Ketika kembali ke daerah, mereka harus mengajarkan rekan-rekannya.
Bahkan Jepang juga membentuk sekolah guru yaitu sekolah guru dua tahun, empat tahun, dan enam tahum. Ada pula doktrin lainnya yaitu nippon Syeisyin (latihan kemiliteran serta semangat Jepang).
Mereka juga mempelajari adat istiadat, sejarah, bahasa, serta ilmu bumi namun dengan sudut pandang geolitik. Adapun semboyan dari gerakan tiga A adalah, Nippon Pemimpin Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Pendiri Asia.
Berdiri pada tanggal 29 April 1942, tanggal tersebut merupakan Hari Nasional jepang. Hal itu karena kelahiran Kaisar Hirohito adalah pada tanggal tersebut.
Sistem Pendidikan Sekolah-Sekolah Masa Depan
Pada masa penjajahan Jepang, sekolah-sekolah menganut sistem pendidikan Jepang. Di bulan Mei tahun yang sama, Gerakan 3A mendirikan Pendidikan Pemuda Tiga di Jatinegara.
Pada sistem pendidikan ini, mereka menyelenggarakan kursus singkat bagi remaja berusia 14 hingga 18 tahun selama setengah bulan.
Kegiatan yang mereka lakukan adalah bangun sangat pagi, berolahraga dan memasak. Termasuk juga mengurus kebun dan menyapu. Di siang hari, mereka akan berlatih kegiatan olahraga dari Jepang seperti Jiu jitsu, sumo, adu perang, dan lainnya.
Kebanyakan para remaja yang cukup intelektual dan bergerak di dalam politik 3A, sistem pendidikan ini sangat kurang menarik dan tidak memiliki manfaat. Apalagi tidak berkaitan dengan cara meraih cita-cita.
Daftar Organisasi Militer Jepang yang Pernah Terbentuk
Jepang datang ke Indonesia pada 8 Maret 1942 hingga 17 Agustus 1945. Hal ini terjadi setelah adanya serah terima tanpa syarat dari Belanda. Memang Jepang sangat singkat untuk menjajah namun hal itu terasa sangat menyiksa rakyat.
Negara ini membentuk bermacam-macam organisasi dengan merekrut rakyat Indonesia. Tujuannya untuk memperkuat kedudukannya di lokasi jajahannya serta di Asia. Kembali lagi bahwa ia tidak ingin kalah dari sekutu.
Sebab ituJepang mendirikan organisasi-organisasi militer seperti Heiho, PETA, Keibodan, Seinendan, Jawa Hokokai, Fujinkai, dan Jibakutai.
Doktrin bagi rakyat Indonesia berasal dari organisasi-organisasi tersebut. Namun hal ini juga sebagai titik balik rakyat Indonesia untuk bangkit melawan Jepang.
Akhirnya di tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia merdeka dengan pembacaan proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh bapak Soekarno dan Hatta.
Adapun organisasi-organisasi yang ada saat penjajahan Jepang antara lain:
a. Heiho
Anggota Heiho adalah prajurit Indonesia. Tujuan organisasi ini adalah untuk memperkuat pertahanan militer yang berada di laut dan udara serta kepolisian.
Jadi anggota Heiho tidak hanya bertugas di Indonesia namun juga di seluruh negara jajahan Jepang seperti Singapura, Burma, Malaya, dan Vietnam.
Kegiatan utama Heiho adalah membuat pertahanan, membantu para tentara Jepang yang sedang berperang, dan menjaga kamp pertahanan.
Heiho jauh lebih terlatih menghadapi perang jika kita bandingkan dengan organisasi lainnya sebagai paramiliter. Sejak berdiri hingga masa berakhirnya jajahan Jepang di Indonesia, anggota Heiho mencapai lebih dari 42 ribu orang.
syarat perekrutannya pun sangat ketat seperti sehat secara jasmani dan rohani, usia 18 hingga 25 tahun, berkepribadian baik, dan minimal lulus Sekolah Rakyat.
b. PETA
Adalah organisasi yang berdiri untuk memperkuat Heiho di tanggal 3 Oktober 1943. PETA memiliki kepanjangan Pembela Tanah Air yang muncul atas usulan Gatot Mangkupraja. Beliau mengusulkan kepada Letnan Jenderal Kumaciki Harada dan menyesuaikan dengan peraturan Pemerintah Jepang.
Kala itu, aturan tersebut adalah Osamu Seinendan nomor 44 yang mengatur perekrutan dengan mencakup berbagai kalangan masyarakat.
Tidak heran jika anggotanya mencapai lebih dari 37 ribu orang yang berasal dari Pulau Jawa dan kurang lebih 20 ribu orang berasal dari Pulau Sumatera.
PETA mengijinkan pegawainya memiliki jabatan di kemiliteran. Hal ini tidak sama dengan Heiho. Sebab itulah PETA berhasil mencetak para alumni yang kemudian mampu menjaid pemimpin yang berkualitas di negara Indonesia.
Mereka antara lain Jenderal Gatot Subroto, Jenderal Ahmad Yani, Jenderal Sudirman, dan Supriyadi.
c. Seinendan
Seinendan adalah Barisan Pemuda yang terbentuk untuk mendidik sekaligus melatih para pemuda. Tujuannya agar mereka dapat mempertahankan dan menjaga tanah air dengan mandiri.
Akan tetapi Jepang memiliki tujuan yang terselubung dari organisasi ini yaitu untuk memiliki kekuatan cadangan dalam menghadapi sekutu di perang Pasifik.
Seinendan berdiri pada 9 Maret 1943. Anggotanya kurang lebih 3500 orang di awal berdiri namun lambat laun meningkat menjadi 500 ribu orang. Perekrutan adalah khusus pemuda usia 14-22 tahun.
d. Keibodan
Barisan pembantu polisi ini terbentuk di tanggal 29 April 1943. Tujuan utamanya yaitu membantu tugas-tugas kepolisian Jepang yang berada di Indonesia.
Contohnya adalah mengamankan desa dan mengatur lalu lintas. Perekrutan adalah kepada pemuda berusia 23 hingga 25 tahun. Syaratnya adalah mereka harus berkepribadian baik dan sehat secara fisik.
e. Fujinkai
Jika hampir semua organisasi sebelumnya adalah untuk pria, maka Fujinkai adalah organisasi yang khusus merekrut para wanita. Terbentuk di bulan Agustus 1943, Fujinkai beranggotakan wanita usia 15 tahun ke atas.
Tugas-tugas dalam organisasi ini lebih bersifat sosial contohnya membangun fasilitas kesehatan dan pendidikan, memberantas buta huruf, hingga pembelajaran berkebun.
Fujinkai memiliki pelatih militer saat situasi memanas antara Sekutu dengan Jepang. Sebab itulah para wanita mendapat pendidikan militer di tahun 1944 dan masuk ke dalam pasukan Srikandi.
Ketika pertempuran terjadi, tugas Fujinkai adalah memobilisasi tenaga perempuan untuk mendukung para tentara Jepang agar menang dalam Perang Pasifik.
Tugas lainnya yaitu untuk memasak, menjadi tim paramedis, dan menjadi penghibur bagi tentara Jepang dan PETA. Saat proklamasi kemerdekaan terhadi, Fujinkai pun bubar dan berganti menjadi Persatuan Wanita Indonesia (Perwari) pada 16 Desember 1945 melalui kongres.
f. Jawa Hokokai
Merupakan sebuah organisasi pusat dengan anggota yang bermacam-macam. Salah satunya berupa himpunan kebaktian yang sesuai dengan profesi masing-masing.
Contohnya Hokokai yaitu kebaktian para guru serta Ishi Hokokai dengan profesi dokter. Anggota istimewa pada organisasi in iadalah Pusat kebudayaan dan Fujinkai.
Tugas dari Jawa Hokokai sebenarnya adalah untuk membantu mengumpulkan upeti dan pajak hasil pertanian rakyat untuk Jepang.
Sedangkan tugas sampingannya adalah untuk memobilisasi rakyat supaya tunduk atas Jepang. Semua itu agar Jepang menang dalam perang Pasifik.
g. Jibakutai
Terbentuk pada 8 desember 1944, Jibakutai berdiri atas inspirasi dari penerbang bunuh diri. Pasukan bunuh diri atau berani mati, nama organisasi Jibakutai hanya untuk mendukung tentara Jepang.
Jumlah anggotanya lebih dari 50 ribu orang dan mereka berasal dari guru serta redaksi media massa. Ketika proklamasi kemerdekaan terjadi, Jibakutai berubah nama menjadi Barisan Berani Mati.
Organisasi ini menunjukkan keseriusannya saat perang melawan Sekutu di Surabaya yaitu pada 10 November 1945.
Organisatoris baca: Semi Militer Bentukan Jepang
Penutup
Organisasi militer Jepang di Indonesia umumnya memiliki tujuan untuk memperkuat posisi Jepang di Asia dan seluruh dunia.
Seperti kata pepatah, selalu ada celah dari sebuah hal, maka itu pula yang terasa pada rakyat Indonesia. Organisasi-organisasi militer itu membuat masyarakat mempelajari seni bela diri dengan mudah.
Hasilnya adalah rakyat berani memberontak dan terjadilah proklamasi Indonesia. Tidak sedikit juga penanaman organisasi tersebut masih melekat di sistem organisasi di Indonesia.
Polisi yang bertugas mengatur lalu lintas hingga teknik berkebun maupun kegiatan sosial lainnya juga merupakan buah dan sisa dari penjajahan Jepang.
Daftar Pustaka
7 Organisasi Bentukan Jepang di Indonesia