Olahraga Panjat Tebing memang tidak terlalu populer, namun nyatanya sampai detik ini, masih banyak orang yang menyukai olahraga tersebut. Nico Fikri Hermawan, Olahraga- Organisasi.co.id
Hai semua kali ini Beritaku akan membahas sebuah olahraga yang bernama Panjat Tebing atau juga kita kenal dengan nama Rock Climbing.
Untuk para pecinta kegiatan alam bebas, olahraga ini jelas sudah tidak asing lagi.
Olahraga yang mengharuskan kita memanjat sebuah tebing ini, juga merupakan olahraga yang termasuk ke dalam jenis extreme sport.
Bahkan banyak yang mengatakan, Olahraga dengan julukan Rock Climbing tersebut, adalah salah satu Extreme Sport yang paling populer di dunia.
Di Indonesia sendiri olahraga ini memiliki peminat yang juga tidak sedikit. Meskipun bukan olahraga terpopuler, tapi olahraga ini tetap mampu menarik perhatian banyak orang.
Olahraga ini bahkan sudah ikut serta dalam ajang PON atau Pekan Olahraga Nasional.
Sementara itu pada dasarnya, memanjat tebing adalah olahraga yang membutuhkan banyak kemampuan.
Dari mulai daya tahan, kelenturan, kekuatan, kecerdikan, kecekatan, ketelitian, sampai dengan kerja sama tim.
Semua hal di atas akan membantu sang pemanjat tebing bisa melewati tiap medan yang ia panjat.
Sedianya, olahraga ini tidak memiliki aturan baku yang jelas, karena merupakan aktifitas alam bebas.
Organisatoris lain baca ini: Mengenal Drum Band, Sejarah Dan Induk Organisasi
Namun seiring perkembangannya, kini olahraga tersebut sudah memiliki aturan dan standartnya sendiri. Ini tidak lepas dari status olahraga ini yang sudah masuk ke dalam cabor yang ikut serta di ajang Olimpiade.
Sama seperti olahraga olahraga lainnya,olahraga dengan memanjat tebing ini, juga memiliki manfaat yang sangat banyak. Di antaranya mampu melatih kekuatan hingga kemampuan pengambilan keputusan.
Aktifitas bersama tim juga akan melatih kemampuan bekerjasama. Akan tetapi tetap perlu kita perhatikan, bahwa olahraga ini juga memiliki risiko yang cukup besar.
Sejarah Panjat Tebing
Untuk sejarah olahraga menanjat tebing sendiri bermula pada tahun 1910, tepatnya di kawasan Eropa.
Lebih tepatnya lagi terjadi di Pegunungan Alpen, Austria tepat sebelum pecahnya Perang Dunia Pertama.
Pada awal kemunculannya memanjat tebing belum menggunakan tali temali sebagai teknik.
Kala itu para pemanjat murni menggunakan kekuatan dan keterampilan tangan mereka.
Barulah pada sekitar tahun 1920 teknik memanjat tebing menggunakan tali mulai berlaku.
Kemudian sepuluh tahun berselang seolah menjadi masa keemasan di Eropa.
Banyak para pemanjat yang berhasil mengeksplorasi Pegunungan Alpen. Awalnya dari tebing yang berukuran kecil, sampai puncak pegunungan yang tinggi.
Aktifitas olahraga memanjat dengan menggunakan media tebing ini, sempat tak terdengar kabarnya saat meletusnya Perang Dunia Kedua.
Frekuensi aktifitas olahraga ini pun, bahkan menurun sangat drastic.
Akan tetapi begitu perang selesai, perkembangan olahraga memanjat dengan media tebing kian pesat.
Hal ini merujuk pada efek dari Perang Dunia yang mempengaruhi cara pembuatan alatnya.
Yang mana setelah era itu, alat alat untuk jenis olahraga tersebut lebih variatif dan mudah mendapatkannya.
Pada pertengan tahun 1970-an, olahraga yang sengaja menggunakan media tebing sudah memasuki Amerika.
Bahkan para pemanjat Amerika sudah banyak yang menemukan teknik teknik baru.
Teknik-teknik tersebut juga sampai saat ini masih berlaku untuk memanjat tebing-tebing besar.
Selain pemanjat Amerika, pemanjat dari Inggris juga terkenal memberikan pengaruh besar bagi perkembangan olahraga ini.
Kedua negara tersebut kemudian sepakat membuat satu teknik baku. Ini menjadi kondisi lebih baik dari sebelumnya.
Mengingat sebelumnya teknik olahraga ini, seolah terpecah berdasarkan negara asalnya.
Ketika memasuki tahun 1980-an, olahraga dengan memanjat tebing semakin naik pamornya di Masyarakat dunia. Olahraga ini kemudian menyebar ke seluruh Eropa, Amerika, Asia, hingga Afrika.
Sampai pada akhirnya, olahraga yang awalnya seperti mendaki gunung, menjelma menjadi salah satu cabang olahraga yang termasuk dalam kategori ekstrim.
Sejarah Panjat Tebing Indonesia
Sementara itu di Indonesia, olahraga dengan memanjat tebing sendiri pertama kali masuk di medio 1960-an.
Di mana yang mengawalinya adalah para mahasiswa dari Universitas Indonesia dan Universitas Wanadri.
Mereka semua awalnya merupakan kelompok pendaki gunung. Sampai akhirnya di tahun 1975, olahraga memanjat tebing di Indonesia resmi memisahkan diri dari aktifitas mendaki gunung.
Beberapa tokoh pendiri olahraga tersebut di Indonesia antara lain, Heri Hermanu, Deddy Hikmat, Agus Resmonohadi, dan Harry Suliztiarto.
Peesatnya perkembangan olahraga memanjat tebing di Indonesia membuat induk olahraga ini terbentuk di tahun 1988. Induk Olahraga ini Indonesia bernama Federasi Panjat Tebing Indonesia (FTPI).
Namun sedianya FTPI tak langsung memiliki nama FTPI. Sebelumnya FTPI memiliki nama FPTGI yang merupakan singkatan dari Federasi Panjat Tebing Gunung Indonesia.
Organisatoris lainnya baca ini: Dunia Olahraga Sepak Takraw Skala Internasional dan Nasional
Akan tetapi usai tergelarnya beberapa kali kongres, akhirnya FPTGI berubah nama menjadi FTPI. UIIA langsung mengaku FTPI sebagai salah satu cabang olahraga.
Seperti yang kita ketahui UIIA sendiri adalah organisasi untuk kegiatan olahraga dan olimpiade.
Dari dalam negeri sendiri, KONI selaku Kominte Olahraga Nasional, meresmikan FTPI sebagai Induk Olahraga.
Hal tersebut terjadi tepat pada tahun 1994. Barulah dua tahun berselang atau di tahun 1996, tersebut pertama kalinya ikut dalam gelaran PON.
Motto dan Peralatannya
Motto
Olahraga memanjat dengan media tebing juga memiliki Motto dalam pelaksanaannya. Motto ini memiliki tujuan sebagai alat untuk memotivasi para pemanjat.
Selain itu, motto ini juga memiliki fungsi sebagai pedoman dan semangat yang menggambarkan olahraga ini. Motto tersebut antara lain:
- Otak, yaitu seorang pemanjat harus memiliki sebuah kemampuan khusus untuk menguasai banyak teknik. Dari mulai teknik untuk memanjat, maupun teknik menggunakan peralatan memanjat.
- Otot, yakni setiap pemanjat harus memiliki suatu kekuatan yang khusus untuk kegiatan olahraga tersebut. Banyak latihan yang bisa kita lakukan untuk mengasah kekuatan. Dari mulai latihan fisik, latihan beban, bahkan ada juga senam kebugaran khusus memanjat tebing.
- Hoki, yaitu adalah sebuah keberuntungan yang penting dalam kegiatan memanjat tebing. Entah itu keberuntungan dalam hal keselamatan maupun keberhasilan.
Peralatan
Beberapa hal tadi sudah jelas mengenai olahraga memanjat dengan media tebing.
Olahraga ini terkenal sebagai salah satu olahraga terberat. Mengingat, tidak hanya membutuhkan otak, namun juga otot atau kekuatan yang khusus.
Selain itu sebelum melakukan olahraga ini, kalian juga harus menyiapkan peralatannya. Peralatan yang ada tentu bukan alat yang biasa saja.
Kualitas peralatan yang prima akan menjaga keamanan pemanjat selama memanjat tebing. Berikut ini adalah macam macam peralatan dan fungsinya.
- Tali Karmantel, tali ini merupakan salah satu perlatan paling wajib untuk olahraga ini . Pasalnya, tali inilah yang digadang gadang sebagai tali penjaga. Apabila si pemanjat tergelincir atau bahkan terjatuh, tali inilah yang menjaga mereka tetap selamat. Tali Karmantel sendiri terbagi menjadi 3 berdasarkan tingkat kelenturannya. Pertama ada Tali Statis dengan kelenturan 10 sampai 15%. Lalu ada Tali Dinamis, yang memiliki tingkat kelenturan sekitar 30%. Dan terakhir ada Tali Semistatis, yaitu yang memiliki tingkat kelenturan 20%.
- Harness, alat ini merupakan alat sejenis kait penghubung. Harness akan menyambungkan tali dengan tubuh si pemanjat. Sama seperti tali, Harness juga terbagi dalam tiga jenis sesuai bentuknya. Dari mulai Full Body Harness, Chest Harness, dan Seat Harness.
- Carabiner, ini merupakan sebuah alat yang menjadi pengait antara tali dengan alat memanjat tebing lain. Dahulu alat ini hanya sekedar alat pengaman biasa. Namun kini Carabiner sering menjualnya sebagai gantungan kunci atau aksesoris.
Peralatan Lainnya…
- Ascender, alat ini juga penting dalam kegiatan memanjat tebing karena akan membantu si pemanjat saat melintasi tali. Mekanisme alat ini cukup simple saat bekerja. Ia akan mengunci sendiri saat mendapat beban. Kemudian akan longgar sendiri saat mengangkat beban.
- Descender, kebalikan dari Ascender, alat ini akan memudahkan pemanjat saat menuruni tebing.
- Webbing, ini adalah sejenis tali nilon berbentuk pipih namun sangat kuat. Fungsi alat ini cukup banyak. Ia bisa bekerja sebagai Harness, anchor, maupun tali untuk mengikat tubuh.
- Piton, alat ini bentuknya mirip seperti paku, bedanya ia berfungsi untuk memanjat tebing. Berdasarkan bentuknya, Piton ada dua jenis, yaitu Angel dan Blade. Angel digunakan untuk celah tebing yang sempit. Sementara Blade berfungsi untuk celah tebing yang lebih lebar.
- Hammer, alat ini merupakan pasangan dari Piton. Seperti namanya yang berarti palu, Hammer digunakan untuk menancapkan piton ke batuan tebing. Selain itu, Hammer juga bisa berfungsi melepas Piton dari batuan tebing.
- Chock and Friend, ini adalah sepasang alat yang juga bisa menunjang kegiatan memanjat tebing. Chock biasa terselipkan ke celah celah tebing. Sementara Friend adalah pengait untuk carabiner.
- Chalk Bag¸kalian tentu sering melihat tas kecil di pinggul seorang pemanjat tebing. Nah itu adalah Chalk Bag. Fungsinya untuk menyimpan zat magnesium yang terpakai untuk menghapus keringat dari tangan pemanjat.
- Sepatu Khusus memanjat tebing, karena bukan olahraga biasa, sepatu yang digunakan pun harus khusus. Sepatu memanjat tebing mesti memiliki daya cengkram yang kuat dan tak mudah slip. Selain itu ia juga harus lentur untuk memudahkan maneuver pemanjat.
Tinggi dan Teknik Panjat Tebing
Untuk ketinggian medan dalam olahraga ini sebenarnya bervariasi. Semua tergantung level atau kemampuan dari sang pemanjat.
Biasanya ketinggian medan untu memanjat tebing ada di angka 15 meter sampai yang tertinggi bisa ratusan meter. Untuk pemula sebaiknya mencoba menaiki medan yang tingginya 20-50 meter.
Teknik Panjat Tebing
Dalam melakukan olahraga tersebut kita tak bisa asal memanjat. Hal tersebut merujuk kepada teknik khusus yang harus kita pelajari dan kuasai.
Tujuannya untuk menjaga efektifitas saat memanjat serta keselamatan. Berikut ini beberapa teknik yang ada.
- Face Climbing, teknik ini digunakan untuk memanjat tebing yang memiliki banyak rongga. Dalam olahraga ini, teknik face climbing bisa termasuk dalam kategori sebagai salah satu yang termudah. Mengingat kita masih memiliki banyak pijakan untuk tangan dan kaki saat memanjat.
- Slab Climbing, teknik ini biasa juga disebut dengan teknik Friction. Teknik ini sendiri mengandalkan sekali gaya gesek. Biasanya digunakan untuk memanjat tebing yang kemiringannya tak terlalu ekstrim. Slab Climbing termasuk satu teknik wajib yang patut kita pelajari.
- Fissure Climbing, teknik ini mengandalkan rongga rongga yang ada pada tebing. Biasanya teknik ini memiliki banyak sekali variasi. Fissure Climbing akan memaksa anggota tubuh kita juga sebagai sebuah pasak.
Kelas Pertandingan Panjat Tebing
Sebagai sebuah olahraga, memanjat tebing juga memiliki ajang kejuaraannya sendiri.
Dari mulai tingkat nasional, hingga internasional. Sebagai salah satu olahraga ekstrim dan berbahaya, olahraga ini memiliki kelas pertandingan sendiri.
Organisatoris lain baca ini: Olahraga Panahan Sejak 5000 Tahun Lalu
Dalam perkembangannya, kini olahraga dengan memanjat tebing sudah masuk ke dalam Cabor di ajang PON.
Bahkan di Olimpiade Tokyo 2020, olahraga tersebut juga sudah masuk ke salah satu cabor yang dipertandingkan. Berikut beberapa kelas pertandingan dalam olahraga memanjat tebing.
- Bouldering
Kelas ini merupakan kelas yang paling awal. Bisa dilakukan tak hanya di atas tebing namun juga dinding khusus olahraga yang bersangkutan. Untuk kelas ini biasanya tak membutuhkan banyak alat khusus.
Hanya satu matras besar yang diletakan di bawah dinding tempat pemanjat melakukan olahraga ini. Kelas Bouldering ini lebih mengutamakan gerakan gerakan gymnastic dalam penerapannya.
- Lead Climbing
Lead Climbing merupakan kelas pertandingan memanjat tebing dengan sebuah jalur yang sudah disiapkan.
Di Indonesia sendiri kelas ini dibagi menjadi dua lagi, yaitu Top Rope dan Top Runner. Top Rope menggunakan tali yang sudah dipasang dari atas. Sedangkan Top Runner, si pemanjat akan menggunakan tali dari bawah yang dikaitkan dengan quickdraw.
- Speed Climbing
Sesuai dengan namanya, kelas ini mengutamakan aspek kecepatan. Dalam penerapannya, ada dua pemanjat yang beradu cepat untuk mencapai puncak tebing. Indonesia saat ini sudah memiliki banyak atlit Speed Climbing kelas dunia.
Induk Olahraga Panjat Tebing Dunia dan Indonesia
Sama seperti jenis olahraga lain, memanjat dengan media tebing juga sudah memiliki induk olahraganya sendiri baik Indonesia maupun Dunia.
Di Indonesia, Induk Olahraga ini disebut Federasi Panjat Tebing Indonesia atau FTPI.
FTPI sendiri terbentuk pertama kali pada tahun 1988 dengan nama awal FTPGI. Sementara itu untuk Induk Olahraga memanjat menggunakan media tebing Dunia disebut International Federation of Sport Climbing atau IFSC.