Paradigma organisasi, sebuah pemahaman yang dapat menghantarkan kita kepada satu pola pikir, yang mana muaranya akan kepada tingkah laku seorang manusia. Hingga terdapat pembahasan mengenai bentuknya. Ayu Maesaroh – Organisasi.co.id
Dunia ini penuh dengan teori yang ada. Yang mana sebagian daripada manusia mengembangkan teori-teori tersebut. Lalu menjelma menjadi paradigma yang begitu luar biasa nyata.
Dan sebagian dari manusia, mereka memilih untuk berkumpul menjadi satu. Menyertakan berbagai asumsi dari diri sendiri tentang fenomena yang ada.
Hingga pada akhirnya mereka memiliki pola pikir, berubah menjadi ide, hingga kepada satu titik kesimpulan bernama teori, dari hasil mereka berkumpul dan melihat sebuah fenomena, dalam balutan nama ‘organisasi’.
Tapi, apa sebenarnya arti dari dua frasa tersebut? Yang bahkan akan selalu ada pada setiap organisasi yang ada. Jadi, begini jelasnya.
Paradigma Organisasi, Pengertian Struktur
Untuk lebih memahami kembali, tidak ada salahnya kita menguraikan terlebih dahulu mengenai dua kata tersebut, yakni ‘paradigma’ dan ‘organisasi’.
Pengertian Paradigma
Dalam beberapa literatur lain, mengatakan bahwa ‘paradigma’ merupakan sebuah cara pandang seseorang mengenai suatu fenoman.
Lalu hal tersebut akan secara tidak langsung mempengaruhi mereka, tentang pola pikir mereka, sikap mereka tentang sebuah fenomena tertentu, yang pada akhirnya bermuara kepada tingkah laku mereka.
Namun, menurut pendapat lain, paradigma ini berasal dari bahasa latin Amerika (secara etimologis). Yang mana hal tersebut adalah serapan daripada kosakata Yunani kuno.
Organisatoris lain baca ini: Susunan Acara Berbagai Kegiatan, Dan Pembukaan Oleh MC
Yang mana berarti ‘membandingkan’, ‘bersebelahan’, serta ‘memperlihatkan’. Bahkan ada salah satu ilmuwan, yang mengatakan tentang paradigma tersebut, dan membaginya menjadi 3 bagian.
Bagian tersebut antara lain: paradigma mengenai diri sendiri, paradigma mengenai tentang orang yang ada disekitarnya, lalu tentang lingkungannya.
Pengertian Organisasi
Organisasi secara umum, adalah sekumpulan daripada beberapa orang. Yang mana mereka memiliki pemikiran yang sama, dan memiliki semangat untuk mewujudkan tujuan yang telah terancang secara bersama-sama.
Adapun beberapa pendapat lain mengenai hal ini. Mengatakan bahwa ‘organisasi’ adalah sekumpulan orang (lebih dari 2 orang), berada dalam satu wadah.
Yang mana di dalamnya mereka memberikan aspirasi, tentang bagaimana caranya agar dapat mewujudkan sebuah tujuan yang telah terencana sebelumnya.
Organisasi tersebut terdiri dari struktur yang mana hal itu menjadi kemudahan tersendiri. Baik dalam membagikan kewenangan, serta kewajiban apa yang harus mereka selesaikan, sesuai dengan jabatan yang mereka duduki.
Mulai dari ketua, serta wakil ketua, Lalu sekretaris, hingga kepada bendahara, serta beberapa ketua lain di bidang-bidang yang menjadi fokus daripada organisasi tersebut.
Pengertian Paradigma Organisasi
Maka paradigma organisasi, adalah sebuah cara pandang seseorang, yang mana hal tersebut dapat mempengaruhi pola pikirnya mengenai suatu fenomena, dibarengi dari sikap yang akan mereka berikan kepada fenomena tersebut.
Hingga kepada sebuah tingkah laku mereka, yang pada akhirnya tingkah laku tersebut dapat berkelanjutan hingga ke kehidupan sehari-hari mereka.
Namun, banyak yang menyangkutkan bahwa hal tersebut, dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan organisasi, hingga kepada peran daripada organisasi tersebut.
Kata ‘teori’ sendiri memiliki pengertiannya. Yang mana menurut beberapa literatur yang ada, ‘teori’ adalah sebuah pengetahuan, yang mana sudah teruji akan kebenaran dan kevalidannya.
Dengan bukti penelitian dari berbagai para ahli, yang membuktikan sebuah statement tertentu. Dan mencari apakah memang benar adanya, atau hanya angin lalu belaka.
atau secara lebih mudahnya, ‘teori’ adalah sebuah pedoman, yang mana dapat kita rumuskan agar bisa mencapai sebuah kesepakatan, dalam memecahkan masalah yang ada.
Organisatoris lain baca ini: Psikologi Komunikasi: Teori, Ruang Lingkup
Maka, jika kita tarik kesimpulan, teori organisasi adalah sebuah cara pandang sekelompok orang, yang mana hal tersebut dapat merumuskan semua tugas dan wewenang daripada beberapa anggota tersebut.
Tujuannya hanya satu, adalah mencapai apa yang telah menjadi rumusan sebelumnya, dan telah tersepakati secara bersama-sama.
Bentuk Paradigma Organisasi
Hingga pada akhirnya adalah bentuk daripada paradigma tersebut, yang terepresentasikan dalam teori organisasi. Dan kita sangat tahu betul, bahwa teori organisasi ini, terbagi atas dua hal.
Yakni teori organisasi modern, serta teori organisasi secara klasik. Kedua teori ini memiliki pembahasannya sendiri, dan keduanya mempunyai keunikan dalam merepresentasikan apa yang menjadi pembahasan.
Teori Organisasi Klasik
Menurut teori organisasi secara klasik, dilansir dari dictio.id, mengatakan bahwa ‘organisasi’ seperti toet pada sebuah tangga nada yang ada di piano.
Setiap not piano memiliki struktur pembagian nada yang sangat rapih, serta unik. Hal tersebut merujuk kepada suara nada ketika kita menekan salah satu not dari piano tersebut.
Dan jika mereka tergabungkan menjadi satu kesatuan lagu, maka harmoni yang mereka keluarkan akan sangat luar biasa menakjubkan.
Begitulah jika mengibaratkan ‘organisasi’ dalam teori ini. Kelemahannya adalah, para anggotanya tidak mendapatkan keleluasaan dalam mengasah kreatifitas mereka. Serta anggota akan mudah bosan.
Teori Organisasi Modern
Berbeda dengan yang sebelumnya, teori ini memandang bahwa ‘organisasi’ harus di dalamnya adalah orang-orang yang dapat memandang sebuah fenomena dengan secara empiris.
Atau lebih mudahnya adalah, memandang sebuah fenomena tertentu harus melalui cara berpikir seorang penelitian, dengan mencari kebenaran yang ada, dan pastinya dapat dipertanggungjawabkan.
Dan teori ini harus bergantung pada metode analisis, jika kita ingin memandang daripada fenomena tersebut, sesuai dengan kebenaran yang valid.
Oleh karenanya sangat penting bagi para anggota di dalam sebuah organisasi tersebut, memiliki pandangan yang lebih terbuka, sehingga wawasan mereka lebih baik.
Juga secara tidak langsung, menuntut para anggotanya untuk bisa kreatif, serta dapat mencari cara untuk bisa menyikapi pandangan dari fenomena yang ada tersebut.
Meski demikian, teori ini juga memiliki resiko tersendiri, terutama dalam anggotanya yang harus lebih hati-hati dalam menyampaikan sebuah statement.
Karena jika statement yang mereka lontarkan belum ada sebuah kevalidan yang ada. Bukan hanya organisasi yang akan terkena imbasnya, namun juga keprofesionalan daripada orang tersebut.
Struktur Organisasi Klasik
Dalam organisasi jenis apapun, pasti ada yang namanya ‘struktur’, yang mana dengan jelas serta gamblang. Memberikan gambaran tentang hak serta wewenang daripada orang tersebut.
Kata ‘struktur’ juga mempunyai definisinya tersendiri. Menurut beberapa literatur yang ada, ‘struktur’ adalah sebuah poin yang dapat mengorganisasikan anggota dalam organisasi.
Dimana hal tersebut nantinya akan berkaitan antara satu sama lain, kaitannya tersebut terbagi atas 3 hal, ialah objek material, lalu ada objek, serta yang terakhir sistem yang memang sudah terorganisir.
Organisatoris lain baca ini: Bentuk Pidato, Pengertian Dan Bagian-Bagiannya
Maka, jika kita simpulkan, bahwasannya struktur organisasi klasik, adalah sebuah pengorganisasian antara satu anggota dengan anggota yang lain.
Dilihat dari kemampuan mereka menghandle suatu kewenangan atau jabatan tertentu, dan akhirnya mereka ditempatkan, guna melaksanakan kewenangan tersebut, yang bermuara kepada tujuan yang ingin tercapai.
Dalam bentuk strukturnya, terdiri dari beberapa komponen, antara lain:
- Ketua Organisasi
- Wakil Ketua
- Sekretaris Umum
- Sekretaris Bantuan
- Bendahara
- Wakil dari bendahara
- Anggota
Beberapa komponen tersebut memiliki kewenangannya tersendiri. Dengan harapan dapat mewujudkan tujuan yang ingin dicapai daripada organisasi tersebut, organisasi yang mereka perjuangkan.
Syarat Organisasi Klasik
Kemudian kepada syarat yang akan menjadi patokan dalam sebuah organisasi klasik. Seperti yang kita ketahui, bahwa organisasi klasik tersebut, mempunyai pembagian anggota, dari yang memiliki kewenangan lebih banyak, sampai dengan hanya menjadi pengikutnya semata.
Dan untuk sebuah persyaratan, biasanya akan sangat keras terasanya ketika ada orang baru, yang ingin masuk ke dalam sircle kehidupan organisasi tersebut.
Menjadi bagian andil daripada perwujudan tujuan yang sedang diperjuangkan, serta merelakan diri untuk melakukan berbagai kewajiban, serta memetik hak yang nantinya akan mereka dapatkan.
Meski demikian, semua berbeda-beda, tergantung dari genre sebuah organisasi tersebut. Ada organisasi yang bergerak dengan alam dan lingkungan sekitar.
Jadi biasanya mereka akan menyisipkan beberapa persyaratan, yang berpedoman pada pengetahuan anggota baru tentang lingkungan, lalu pandangan mereka tentang sebuah fenomena lingkungan yang sekarang menjadi concern mereka.
Ataupun organisasi dengan genre kemahasiswaan, seperti HMI, PMII, IMM, dan sebagainya. Yang pasti biasanya mereka akan lebih menekankan kepada open minded seseorang tentang fenomena tertentu.
Juga, terhadap pandangan mereka, yang akan bermuara kepada tingkah laku mereka nantinya, ketika mereka sudah menjadi anggota dari salah satu organisasi kemahasiswaan tersebut.
Implementasi Struktur Organisasi Klasik
Jika ada sebuah teori, pasti tidak jauh-jauh ujungnya, yakni bagaimana membuktikan atau bagaimana cara mengimplementasikan sebuah teori tersebut.
Ataupun bagaimana cara mengimplementasikan sebuah kewenangan tertentu, yang mana dapat mewujudkan sebuah tujuan yang ada.
Jadi, contoh mudahnya adalah sebuah usaha yang berbasis home industry. Yang mana mereka adalah contoh kecil dari organisasi klasik.
Memiliki seorang pemimpin, managemen produksi, hingga kepada pekerja mereka, yang telah direkrut dengan menggunakan persyarakat tertentu.
Tujuannya? Ialah mendapatkan keuntungan, sekaligus membawa produk yang mereka produksi dapat terkenal hingga ke kancah internasional.
Atau contoh lain seperti sebuah organisasi yang concern pada bidang sastra. Juga mempunyai struktur organisasi klasik, dengan pembagian wewenang yang ada.
Namun, akan terasa lebih modern, ketika mereka melakukan sebuah diskusi, dan memberikan aspirasi mereka tentang sebuah fenomena yang menyangkut dunia sastra.
Entah dalam pengakuan negara Indonesia terhadap para penulis di berbagai lini, atau mereka yang mempunyai buku, dan buku tersebut terbit, hingga di film-kan.
Penutup
Itulah beberapa pembahasan mengenai Paradigma Organisasi. Dari beberapa pembahasan tersebut, kita dapat mengerti bagaimana sebuah paradigma dapat membentuk pola pikir kita.
Entah dalam hal positif maupun negatif. Dan sebuah paradigma tersebut memiliki pengaruh yang dahsyat dalam mengubah sikap kita terhadap fenomena tertentu.
Dan pada akhirnya berakhir kepada tingkah laku kita nantinya, dan hal itu dapat berkelanjutan di kehidupan kita sehari-harinya.
Maka, sangat sensitif sebenarnya sebuah paradigma tersebut, apalagi jika paradigma itu mengandung hal-hal yang negatif.
Sehingga pola pikir seseorang akan terbentuk dengan sendirinya, juga sikap mereka yang akan sama dengan yang lainnya, hingga kepada tingkah laku mereka. Tanpa tahu, bagaimana yang sebenarnya.
Sekian ulasan kali ini, semoga menginspirasi.
Daftar Pustaka
- https://id.wikipedia.org/wiki/Paradigma
- https://accurate.id/marketing-manajemen/pengertian-organisasi/#Apa_yang_Dimaksud_Dengan_Organisasi
- https://drholix.wixsite.com/megalomania/single-post/2017/03/19/teori-organisasi
- https://www.dictio.id/t/apa-yang-anda-ketahui-tentang-teori-organisasi-klasik/117050
- http://perilakuorganisasi.com/teori-organisasi-modern.html
- https://id.wikipedia.org/wiki/Struktur