Prakata pidato islami, bagaimana dengan konsep dari beberapa kata yang tidak jauh berbeda dengan hal tersebut? Lalu apa yang membedakan? Mari kita ulas selengkapnya! Retno Widianti – Konsep Organisasi
Pernahkah kamu mendengar ulama atau seseorang yang beragama Islam menyampaikan ceramah? Mereka cenderung menggunakan kata pengantar berbahasa arab dan berisi doa. Ternyata kata pengantar atau prakata itu berbeda-beda penyampaiannya sesuai kebutuhan yang dijelaskan berikut ini.
Prakata pidato islami dan Kalimat sambutan takziah
Suatu pidato dan kalimat takziyah memiliki peran penting dalam mengekspresikan rasa empati, kebijaksanaan, dan penyemangat di tengah-tengah masyarakat. Tidak hanya mendalam secara spiritual, tetapi juga memberikan hikmah dalam berkomunikasi dan merangkul sesama.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prakata artinya keterangan yang ditulis oleh penulis atau pengarang sebagai pengatar suatu karya tulis.
Istilah tersebut juga dapat diartikan sebagai mukadimah. Istilah ini bisa berada di buku, laporan, penelitian, dsb. Berbeda dengan sambutan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sambutan dapat di artikan sebagai penerimaan, balasan, reaksi, atau sanggahan. Namun secara istilah, sambutan memiliki hubungan tersendiri dengan speech atau pidato. Sederhananya, sambutan dapat berupa sebuah pidato.
Sambutan pada umumnya lebih singkat. Seperti namanya, isi dari teks tersebut bersifat menyambut. Lazim di gunakan oleh masyarakat di awal acara untuk menyapa dan memberikan ucapan selamat datang kepada hadirin. Khususnya pada kegiatan formal.
Sementara itu, pidato cenderung lebih panjang. Fokus dari isi pidato adalah menyampaikan pesan atau pandangan yang mendalam. Bisa dalam rangka memberi inspirasi, menyampaikan ide, atau memotivasi hadirin.
Sampai sini, dapat di bandingkan bahwa keduanya berbeda. Lalu yang akan kita bahas bersama di sini adalah prakata dari pidato Islami dan kalimat sambutan dalam takziyah. Berikut ini penjelasannya.
Apa Perbedaan Takziyah dengan Tahlilan
Untuk dapat memahami takziyah dengan mudah, kita bisa membandingkannya dengan tahlilan. Keduanya seringkali dihubungkan sebagai aktivitas budaya dan agama Islam di Indonesia. Namun, ternyata keduanya adalah hal yang berbeda.
Takziyah merujuk pada ungkapan simpati dan belasungkawa yang ditujukan kepada keluarga atau kerabat yang berduka akibat meninggalnya seseorang. Sementara itu, Tahlilan adalah kegiatan membaca Al-Qur’an dan berdoa.
Pada umumnya, takziyah berupa ungkapan belasungkawa secara lisan atau tertulis, kunjungan, atau menyampaikan doa bagi almarhum/almarhumah dan keluarganya. Tujuan dari takziyah yaitu memberikan dukungan moral kepada keluarga yang berduka.
Takziyah juga bertujuan untuk menunjukkan rasa solidaritas dalam menghadapi musibah. Meskipun doa bersama pada tahlilan juga menunjukkan solidaritas, ada perbedaan dari segi pelaksanaannya. Tahlilan sering dilakukan pada malam ke-1, ke-7, ke-40, dan pada tahunan kematian.
Biasanya, tahlilan melibatkan keluarga, tetangga, dan teman-teman untuk berdoa bersama. Tahlilan merupakan wujud upaya untuk memberikan kebaikan atau pahala kepada almarhum/almarhumah.
Secara ringkas, kita dapat memahami bahwa takziyah lebih menitikberatkan pada ekspresi simpati dan dukungan kepada keluarga yang berduka. Sementara tahlilan lebih bersifat ritual doa untuk almarhum/almarhumah dengan membacakan lantunan ayat-ayat Al-Qur’an secara berjamaah.
Organisatoris lain baca ini: Kata Penutup Acara Yasinan: 2 Trik Pembuatan
Prakata Pidato Islami
Sambutan dalam takziyah bisa di anggap sebagai prakata pidato Islami. Hal ini tergantung pada konteks dan bentuk penyampaian. Sambutan tersebut dapat mencakup ungkapan simpati, doa, nasehat Islami, dan pengingatan akan nilai-nilai agama.
Jika sambutan merangkum unsur-unsur tersebut dalam sebuah pidato, maka sebuah sambutan dapat di kategorikan sebagai prakata pidato Islami. Berikut ini contohnya secara umum.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang dengan rahmat dan karunia-Nya kita dapat berkumpul di tempat yang penuh berkah ini. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, keluarga, dan sahabat-sahabatnya yang setia.
Saudara-saudara sekalian yang saya cintai.
Hari ini mari kita bersama-sama merenungi makna kehidupan, sebuah perjalanan yang penuh ujian dan cobaan. Allah Subhanahu Wa Ta’ala menciptakan kita dalam keadaan lemah, namun dengan segenap nikmat dan karunia-Nya, kita diberi kekuatan untuk menjalani kehidupan ini.
Sesuai dengan etika Islam dalam menyampaikan prakata pidato Islami, seorang ulama menekankan pada beberapa prinsip dasar. Salah satu referensi yang dapat menjadi pedoman yaitu karya dari Imam al-Ghazali.
Etika Dalam Penyampaian
Dalam bukunya yang berjudul “Ihya Ulum al-Din” (The Revival of the Religious Sciences), Imam al-Ghazali memberikan panduan tentang etika dan tata cara berbicara yang sesuai dengan ajaran Islam. Berikut adalah beberapa aspek etika yang perlu diperhatikan:
- Niat yang Murni: Sampaikan setiap bagian dengan niat yang ikhlas, semata-mata untuk mencari ridha Allah dan memberikan manfaat kepada pendengar.
Kesesuaian dengan Al-Qur’an dan Sunnah: Setiap pernyataan harus sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan hadis. Juga perlu di pastikan bahwa isi pembahasan mencerminkan nilai-nilai agama yang benar. - Kehati-hatian dalam Pemilihan Kata: Kata-kata perlu d ipilih dengan bijak, menghindari ungkapan yang dapat menimbulkan kebingungan, kontroversi, atau ketersinggungan.
- Menjaga Akhlak dan Adab: Etika berbicara dalam setiap situasi mengharuskan seorang orator harus memberikan contoh baik dalam perkataan maupun perilaku.
- Kerendahan Hati: Menyampaikan isi dengan kerendahan hati merupakan sifat yang di tekankan dalam Islam. Baiknya, seseorang tidak mencari pujian atau popularitas, melainkan fokus pada penyampaian pesan dengan tujuan kebaikan umat.
- Penerimaan terhadap Pertanyaan dan Kritik: Seorang penyampai prakata pidato Islami sebaiknya membuka diri dengan penuh kesabaran dan kedewasaan. Ini mencerminkan sikap terbuka dan menghargai pandangan orang lain.
Seluruh prinsip ini menciptakan fondasi etika yang kuat dalam menyampaikan prakata pidato Islami. Tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga inspirasi dan panduan moral bagi yang mendengarkannya.
Organisatoris lain baca ini: Pembukaan Ceramah Islam: 3 Contoh Bacaan
Selain menerapkan prinsip tersebut, prakata pidato Islami yang termasuk ke dalam bagian pembukaan dapat di susun dengan memperhatikan sejumlah teknik. Setidaknya ada 14 teknik yang bisa di gunakan dan di sesuaikan dengan topik keislaman.
1.Menyebutkan inti secara langsung
2.Menjelaskan latar belakang
3.Mengaitkan pembahasan dengan isu terkini
4.Menyusun tema yang berkaitan dengan peringatan peristiwa tertentu
5.Menghubungkan isi terhadap lokasi berpidato
6.Mempertimbangkan kecenderungan emosi pendengar
Lalu…
7.Mengaitkannya dengan sejarah, baik Islam maupun histori Indonesia
8.Mengaitkan hikmah dari yang diperdengarkan dengan kepentingan vital
9.Mengapresiasi pendengar atau khalayak
10.Memulai dengan pernyataan unik, seperti pantun, berbahasa arab, dan lain sebagainya
11.Mengedepankan pertanyaan provokatif
12.Menyebutkan kutipan dari pemimpin Islam atau dari Al-Qur’an
13.Mendeskripsikan kisah diri yang inspiratif
14.Membuat humor yang tidak berlebihan
Setelah membaca penjelasan di atas, kira-kira pengantar seperti apa yang cocok untukmu ya? Cobalah satu-satu sesuai selera dan topik yang ingin disusun.
Selanjutnya, kamu bisa membedakan prakata pidato Islami dan kalimat sambutan takziyah dengan membaca lebih lanjut artikel ini sampai selesai ya. Ada juga berbagai contoh kalimat sambutan takziyah di akhir artikel yang bisa kamu gunakan.
Kalimat Sambutan Takziyah
Kalimat sambutan takziyah bisa di sampaikan oleh siapapun yang turut berduka atas meninggalnya seseorang. Oleh karena itu, bentuk dan gaya penyampaian kalimat sambutan takziyah bervariasi.
Tergantung pada tradisi, budaya, dan pendekatan yang di ambil oleh keluarga yang berduka, tokoh, pemimpin agama, atau individu yang menyampaikannya.
Berikut ini ada beberapa contoh pengantar takziyah yang bisa di gunakan oleh organisatoris. Setiap contoh merupakan bagian pembuka, isi selebihnya dapat di lanjutkan dengan membahas kebaikan mendiang.
Kamu juga bisa meminta hadirin untuk segera menyampaikan hal yang belum tuntas dari mendiang. Serta menjelaskan hikmah yang dapat diambil dari kepergian mendiang sehingga dapat menguatkan semua yang hadir dalam pemakaman.
Contoh Pengantar Takziyah Tuan Rumah
1. Keluarga Meninggal Karena Tenggelam
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Alhamdulillahirabbil aalamin, washolaa tu wassalaamu’alaa asrafil anbiyaai wal mursaliin. Sayyidina muhammadin wa alaa aalihi waashaahbihi azmain, amma ba’du.
Tidak ada satupun daun yang jatuh, ranting yang patah kecuali atas izin dan kehendak Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Atas nama keluarga (nama almarhum/almarhumah) saya mengucapkan terima kasih. Kepada para tamu, keluarga, sanak saudara, dan semua yang mendoakan.
Selama sekian hari, Allah memberikan waktu kepada kita untuk bertafakur. Selama sekian hari, Allah memberikan waktu kepada kita untuk belajar dari apa yang kita nanti dan doakan. Hingga akhirnya almarhum/almarhumah diridhai untuk keluar dari air dan kita makamkan hari ini.
2. Keluarga Meninggal di Tanah Rantau
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirobbil aalamin, puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena atas kehendak-Nya kita bisa kembali berkumpul bersama (nama almarhum/almarhumah) yang telah berpulang ke Rahmatullah. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam.
Dengan segala kerendahan hati, kami menyampaikan duka cita mendalam atas kepergian (nama almarhum/almarhumah). Beliau adalah sosok orang yang baik, senantiasa bersabar, dan peduli kepada orang di sekelilingnya.
Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kekuatan. Meski jarak memisahkan, doa kami senantiasa menyertai dan menghampiri keluarga yang tengah berduka di tanah rantau.
3. Keluarga Meninggal Karena Kecelakaan
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Bismillahirrohmaanirrohiim
Alhamdulillahirabbil aalamin pada hari ini kita diberikan kesempatan untuk berkumpul mendoakan mendiang almarhum/almarhumah. Mari kita panjatkan syukur yang sebesar-besarnya kepada Allah Ta’ala yang masih memberikan kita kesempatan hidup untuk selalu memperbaiki diri hingga ajal menjemput.
Demikian seperti yang saudara/saudari kita lakukan sebelum kepergiannya. Kita yang masih hidup penuh kesedihan dan kehilangan yang mendalam, atas kepergian yang begitu mendadak ini. Kecelakaan ini telah merenggut orang terkasih yang sangat berharga.
Semoga keluarga menemukan kekuatan dan ketabahan untuk menghadapi ujian ini. Kiranya almarhum/almarhumah diterima di sisi-Nya dan mendapatkan buah atas kebaikan-kebaikan yang telah ditanam semasa hidup.
4. Keluarga Meninggal Saat Melahirkan
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirobbil aalamin, puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena atas kehendak-Nya kita berada di sini diperlihatkan kuasa Allah atas kehidupan dan kematian.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam.
Kehilangan almarhumah saat melahirkan menjadi momen yang berat bagi keluarga. Tetapi kita ada di sini, mendoakan dan saling menguatkan. Almarhumah mengingatkan kita betapa besar seorang pengorbanan ibu untuk melahirkan anak.
Almarhumah yang telah berjuang untuk memberikan kehidupan baru, akan kita kenang sebagai sosok penuh kasih yang berharga. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan tempat terbaik bagi almarhumah yang insyaallah syahid.
Organisatoris lain baca ini: Ciri Pidato Baik: 4 Konsep dan Manfaat Berlatih
Kesimpulan
Prakata pidato Islami dan kalimat sambutan takziyah memiliki peran penting dalam menyampaikan belasungkawa, penghiburan, dan dorongan spiritual di tengah-tengah masyarakat.
Kehadiran dua teks tersebut mencerminkan kekayaan budaya dan nilai-nilai spiritual yang mendalam. Sementara itu, kalimat sambutan takziyah menjadi sarana untuk menyampaikan simpati, doa, dan kebersaman dalam menghadapi duka cita.
Betapa pentingnya ungkapan kata yang bijak, penuh makna, dan bersifat Islami dalam situasi kehilangan. Prakata pidato Islami dan kalimat sambutan takziyah bukan hanya sekadar rangkaian kata, melainkan sarana untuk menghibur, merangkul, dan menguatkan ikatan di antara individu dan masyarakat.
Semoga dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip dengan tepat, di sertai contoh kalimat sambutan takziyah maka kita dapat menciptakan lingkungan yang penuh kasih sayang.
Semoga kita dapat menjadikan setiap ungkapan sebagai bentuk ibadah dan amal kebaikan di mata Sang Khalik.
sumber:
- Imam al-Ghazali. (1100 M). Ihya Ulum al-Din (The Revival of the Religious Sciences).
- Khoiron, Makhbib. (2020). Hakikat, Tujuan, dan Keutamaan Takziyah.
- HM. Zainuddin. (2015). Tahlilan dalam Perspektif (Historis, Sosiologis, Psikologis, Antropologis).
- 4.Rakhmat, Jalaluddin. 1996. Retorika Modern Pendekatan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya.