Tinju Amatir sebagai salah satu olahraga, memiliki kelas dan induk organisasi dalam skala nasional (Indonesia) maupun Internasional (dunia).Riska Putri, Olahraga – Organisasi.co.id
Ketika mendengar kata “tinju”, beberapa nama akan terbersit di pikiran. Mike Tyson, Ellyas Pical, serta Chris John merupakan jawara-jawara ring yang tentunya akrab di telinga para penggemar olahraga ini.
Bermain dengan gerakan tangannya, membuat jantung berdebar, kadang pula histeria penonton. Membelah suasana. Meski suaranya tak terdengar oleh petinju, sebab petinju bermain di Las Vegas, sementara penonton ada di Sumatera maupun di Papua.
Masyarakat Indonesia pernah dibuat bangga karena memiliki petinju legendari Ellyas Pical yang memiliki prestasi gemilang. Pria dengan sebutan atau panggilan “The Exocet” ini.
Mencatatkan dalam sejarah tinju sebagai petinju tanah air pertama. Yang meraih sabuk juara dunia. Ada pula Chris John yang menyandang gelar Super Champion WBA.
Selain kedua nama tersebut, petinju andalan kita adalah Daud Yordan yang berhasil merebut juara dunia International Boxing Organization (IBO).
Legenda Petinju Dunia
Selanjutnya, kita membuka mata, pada tingkat internasional, nama Mike Tyson memiliki nama dan sanjungan bak dewa perang yang tak terkalahkan.
Selain itu, Gennady Golovkin juga pernah bergaung seantero jagat sebagai juara dunia WBA, WBC, IBF, dan IBO sepanjang kiprahnya di dunia tinju.
Persamaan dari para legenda dunia tinju tersebut adalah kiprahnya yang bermula dari laga tinju amatir.
Menurut petinju nasional, Syamsul Anwar Harahap, untuk bisa menjadi juara Olimpiade, seorang petinju harus melalui setidaknya 200 laga amatir.
Tegasnya lagi, laga tinju amatir adalah ajang untuk mengasah naluri bertarung, yang menjadi modal berkompetisi di laga profesional.
Tak ayal, event laga tinju amatir berperan penting dalam perkembangan karir seorang petinju dan kemajuan olahraga tinju secara keseluruhan.
Hal ini menjadi salah satu alasan berdirinya Induk organisasi olahraga tinju Tinju Amatir secara nasional.
Siapa sosok yang berperan dalam induk olahraga tersebut dan apa sajakah peranan organisasi tersebut dalam dunia tinju Indonesia?
Mari simak penjelasannya pada artikel berikut ini.
Induk Olahraga Tinju Amatir Indonesia dan Dunia
Mengingat banyaknya petinju tanah air yang memiliki bakat dan keinginan kuat menjadi petinju profesional. Maka negara hadir untuk melindungai “bakat” para petinju tersebut.
Maka, pada tahun 1954, Menteri Kehakiman Republik Indonesia mengesahkan pendirian Persatuan Tinju dan Gulat (PERTIGU).
Organisasi dengan ketua pertama Frans Mendur ini menjadi wadah bagi para petinju dan pegulat di Indonesia.
Melalui kepemimpinannya, pembinaan dan pengembangan olahraga tinju dan gulat ia lakukan secara bersamaan.
Laga tinju profesional pada masa itu lebih terkenal dengan nama “tinju pasar malam”.
Di bawah naungan PERTIGU, laga tinju pasar malam menjadi sangat populer di tengah masyarakat.
Selama era ini, lahirlah nama-nama besar seperti; Kim Darlim, Kid Ballel, Kid Manopo, dan Kid Francis.
Sayangnya, PERTIGU gagal memajukkan laga tinju amatir. Organisasi ini sangat fokus pada pengembangan laga tinju profesional sehingga laga tinju amatir seolah di anaktirikan.
Organisatoris lain baca ini: Induk Organisasi Dunia Olahraga, 71 Nasional Dan Internasional
Tinju Amatir Memisahkan Diri
Gagasan untuk memisahkan diri dari PERTIGU mulai berkembang di antara para petinju amatir.
Mereka ingin berdiri sendiri dan berkembang tanpa kungkungan organisasi multidisiplin. Hingga akhirnya, gagasan ini tersampaikan kepada Ketua Umum PERTIGU di tahun 1956.
Dua tahun sejak pendirian PERTIGU, tinju amatir resmi memisahkan diri atas persetujuan Frans Mendur.
Selanjutnya pada PON-IV tahun 1957 yang bertempat di Makassar, tinju amatir. Mulai dipertandingkan untuk pertama kalinya.
Moment ini menjadi tonggak sejarah bagi laga tinju amatir di Indonesia. Makassar menjadi saksi sejarah pertama kali pertandingan tinju tanah air.
Setelah pengalaman pertama berkompetisi secara resmi, para atlet tinju amatir mulai mendiskusikan pendirian wadah untuk para petinju amatir.
Wadah tersebut pula menjadi harapan mempersatukan para atlet tinju amatir Indonesia.
Selain itu, dengan adanya organisasi, pendataan petinju amatir akan lebih mudah terlaksana.
Mekanisme Pendataan Tinju Oleh Pertina
Setelah wadah petinjut telah siap, maka pengkaderan untuk meningkatkan kualitas pemain sangat penting. Sehingga Pendataan ini dibutuhkan. Karena kompetisi tinju amatir hanya boleh diikuti petinju yang benar-benar amatir.
Selain itu, PON tidak memperkenankan petinju yang pernah bertanding sebagai petinju bayaran untuk berlaga di tinju amatir.
Sementara pada era tinju pasar malam, marak sekali atlet yang berlaga secara profesional sebagai petinju bayaran.
Pendirian Pertina
Tinju amatir berjalan tanpa naungan organisasi selama dua tahun. Hingga akhirnya, pada tanggal 30 Oktober 1959 lahirlah Persatuan Tinju Amatir Nasional.
Singkatan yang digunakan kala itu adala PERTINA. Meskipun telah berganti nama, singkatan PERTINA tetap bertahan hingga saat ini.
Sejak pendiriannya hingga kini, PERTINA adalah satu-satunya induk olahraga yang menaungi para atlet tinju amatir di Indonesia.
Masa kepengurusan Saleh Basarah menjadi masa keemasan tinju amatir Indonesia.
Induk olahraga para pemain tinju yakni PERTINA pada masa itu berhasil melahirkan Ellyas Pical dan Nico Thomas yang mampu menyabet gelar juara Piala Presiden. Kedua atlet tersebut kemudian berhasil menjadi juara dunia tinju profesional.
Sementara itu, sepanjang 61 tahun sejarah tinju amatir, PERTINA telah melahirkan beberapa jawara di ajang tingkat Asia.
Mereka yang menjadi bintang ring tinju, yakni:
- Wiem Gommies: Juara Asian Games, Medali emas, Asian Games VI – 1970, Medali emas, Asian Games VIII – 1978
- Pino Bahari (medali emas, Asian Games XI – 1990)
- Juara Asia, Wiem Gommies (medali emas, 1971)
- Frans van Bronckhorst (medali emas, 1973)
- Syamsul Anwar Harahap (medali emas, 1977)
- Benny Maniani (medali emas, 1977)
- Ferry Moniaga (medali emas, 1980)
- Hendrik Simangunsong (medali emas, 1992)
Sejarah Permainan Tinju
Peradaban Mesir telah melakukan olahraga tinju sejak 3.000 tahun sebelum masehi.
Hal ini terbuktikan dengan penemuan relik yang memperlihatkan pahatan hieroglif yang menggambarkan pertandingan tinju.
Bermula dari sana, olahraga tinju terus mengalami perkembangan hingga ratusan tahun selanjutnya.
Pada akhir abad ke-7 sebelum masehi, tinju mulai terkenal sebagai cabang olahraga pada Olimpiade kuno di Yunani.
Setelah kejatuhan peradaban Yunani, kekaisaran Romawi mengadopsi tinju ke dalam laga gladiatornya.
Di masa itu, kekaisaran Romawi mengganti sarung tangan kulit yang di gunakan orang Yunani menjadi “cestus”, sejenis sarung tangan yang bersematkan logam.
Masyarakat Romawi menilai tinju sebagai olahraga yang brutal. Hal ini oleh karena pertandingan tinju seringkali berakhir dengan kematian. Ia yang bertahan hiduplah yang menjadi pemenangnya.
Tinju sempat lenyap seiring dengan kehancuran kekaisaran Romawi. Beruntung kepunahan olahraga kuno ini dapat dicegah.
Alhasil, tinju mulai muncul kembali di Inggris pada abad ke-17. Secara perlahan, ia mulai terkenal kembali oleh manusia hingga akhirnya menjadi olahraga kompetitif sejak 1880.
Demula dengan kompetisi tinju amatir, olahraga ini mulai berkembang dan menyebar ke seluruh dunia.
Organisatoris lain baca ini: Organisasi Dunia Sepak Bola, Induk Nasional Dan Internasional
Kelas Dalam Olahraga Tinju
Pada kelahiran kembali tinju di abad ke-17, olahraga adu jotos ini hanya memiliki 5 kelas saja.
Kini pertandingan tinju profesional memiliki 17 kelas yang terbagi menurut berat badan antara lain sebagai berikut:
- Kelas Berat (berat badan >90,719 kilogram)
- Kelas Penjelajah (berat badan hingga 90,719 kilogram)
- Kelas Berat Ringan/Kelas Berat Yunior (berat badan hingga 79,379 kilogram)
- Kelas Menengah Super (berat badan hingga 76,204 kilogram)
- Kelas Menengah (berat badan hingga 72,575 kilogram)
- Kelas Menengah Yunior/Kelas Welter Super (berat badan hingga 69,853 kilogram)
- Kelas Welter (berat badan hingga 66,678 kilogram)
- Kelas Welter Yunior/Kelas Ringan Super (berat badan hingga 63,503 kilogram)
- Kelas Ringan (berat badan hingga 61,235 kilogram)
- Kelas Ringan Yunior/Kelas Bulu Super (berat badan hingga 58,967 kilogram)
- Kelas Bulu (berat badan hingga 57,153 kilogram)
- Kelas Bulu Yunior/Kelas Bantam Super (berat badan hingga 55,338 kilogram)
- Kelas Bantam (berat badan hingga 53,524 kilogram)
- Kelas Bantam Yunior/Kelas Terbang Super (berat badan hingga 52,163 kilogram)
- Kelas Terbang (berat badan hingga 50,802 kilogram)
- Kelas Terbang Ringan/Kelas Terbang Yunior (berat badan hingga 48,988 kilogram)
- Kelas Terbang Mini/Kelas Minimum (berat badan hingga 47,627)
Teknik Permainan Tinju
Dalam hal teknik bertinju terdapat dua teknik, yaitu: Teknik menyerang dan teknik bertahan.
Teknik Menyerang
Dalam olahraga tinju, terdapat teknik menyerang dan teknik bertahan. Teknik menyerang paling umum dalam olahraga tinju adalah:
Jab
Jab adalah pukulan lurus. Menggunakan tangan yang lebih lemah, dengan tangan lainnya berada pada posisi bertahan. Jab dilakukan dengan putaran pinggul. Sejauh 90 derajat searah jarum jam.
Cross
Cross adalah pukulan lurus. Dengan menggunakan tangan utama petinju. Umumnya, pukulan ini sebagai serangan balasan atau memberi celah untuk melayangkan Hook.
Hook
Hook atau pukulan setengah lingkaran. Dapat dilakukan menggunakan kedua tangan. Teknik pukulan ini menjadi teknik yang paling mematikan, karena bisa mendaratkan pukulan dengan tenaga penuh kepada lawan.
Hook merupakan teknik khas para petinju Meksiko, seperti Marco Antonio Barrera dan Julio Cesar Chavez.
Uppercut
Uppercut adalah pukulan vertikal yang mengarah pada dagu atau dada lawan. Teknik ini memiliki tujuan untuk merusak keseimbangan lawan.
Teknik Bertahan
Selain teknik menyerang, terdapat pula 3 teknik bertahan yang umum dalam dunia tinju. Teknik bertahan tersebut, yakni:
Peek-a-Boo
Teknik ini umumnya dilakukan dalam pertarungan jarak dekat. Kedua tangan berada pada depan wajah, dengan kepalan tangan setinggi mata-hidung.
Teknik ini bertujuan melindungi wajah dan dagu dari pukulan, sekaligus mencari celah untuk mendaratkan serangan balik.
Cross-armed
Teknik Cross-armed dilakukan dengan meletakkan tangan menutupi wajah. Teknik Cross-armed merupakan teknik paling efektif untuk melindungi kepala dari cedera.
Ketika melakukan teknik ini, para petinju seringkali membungkukkan badan untuk melindungi area dada dan perut.
Philly Shell/Shoulder Roll
Teknik ini dilakukan dengan meletakkan kedua tangan menutupi area dada dan perut. Teknik ini biasanya dilakukan saat petinju ingin melakukan serangan balik dengan cepat.
Petinju Legendaris Dunia
Pada era modern, ada 5 nama yang dinobatkan sebagai petinju legendaris dunia sepanjang masa. Mereka adalah:
Muhammad Ali
Muhammad Ali meraih medali emas pertamanya pada Olimpiade tahun 1960.
Ia merupakan petinju pertama yang menyabet gelar juara tinju kelas berat 3 kali berturut-turut. Ia mengakhiri kariernya dengan rekor 56 kali menang dan 5 kali kalah. Dari 56 kemenangan, 37 merupakan kemenangan berakhir dengan KO.
Sugar Ray Robinson
Robinson memulai kariernya di tahun 1940. Petinju yang aktif sejak berusia 19 tahun ini mengakhiri kariernya di tahun 1955.
Rekor terbaiknya adalah 128 kali menang, 1 kali seri, dan 2 kali kalah. Dari 128 kemenangan, 84 merupakan kemenangan Knock Out.
Rocky Marciano
Rocky Marciano merupakan satu-satunya petinju kelas berat yang mengakhiri karier dengan rekor tak terkalahkan.
Ia mencatat 49 kali kemenangan, tanpa kekalahan sama sekali. Dari 49 kemenangan, 43 merupakan hasil dari KO.
Joe Louis
Joe Louis merupakan petinju kelas berat yang memegang rekor 65 kali menang dan 3 kali kalah.
Sebanyak 51 meraih kemenangan dengan KO. Ia juga memegang rekor juara tinju kelas berat selama 140 bulan berturut-turut.
Mike Tyson
Mike Tyson merupakan juara tinju kelas berat termuda dalam sejarah. Kemenangan pertamanya dia raih saat berusia 20 tahun. Ia mempertahankan rekor 37 kali menang, sebelum akhirnya terkalahkan oleh James “Buster” Douglas pada tahun 1990.
Petinju ini menjadi kontroversi karena menggigit kuping Evander Holipield, pada sebuah pertandingan.
Induk Tinju Dunia
Selain PERTINA, olahraga tinju di Indonesia dinaungi oleh Komisi Tinju Indonesia (KTI).
Pada tahun 1998, para tokoh KTI yang tidak setuju dengan terpilih kembalinya Anthon Sihombing sebagai Ketua Umum, bersama-sama mendirikan Asosiasi Tinju Indonesia (ATI).
Pasca kelahiran ATI, para mantan pengurus KTI juga mendirikan Komisi Tinju Profesional Indonesia (KTPI) pada tanggal 30 Desember 2005.
Sementara itu, terdapat pula 4 organisasi yang menaungi olahraga tinju secara global. Organisasi-organisasi tersebut adalah:
- International Boxing Federation (IBF);
- World Boxing Association (WBA);
- World Boxing Council (WBC); dan
- World Boxing Organization (WBO).
DAFTAR PUSTAKA
- Pamungkas, Jeffrey. 2007. Persatuan Tinju Amatir Indonesia. Wikipedia Bahasa Indonesia. Diakses pada 29 Desember 2020.
- Manullang, Finon. 2020. Banyak yang Tidak Tahu: Hari Ini Adalah Ulang Tahun Pertina. Jawa Barat: Ronde Aktual. Diakses pada 29 Desember 2020.
- Rafles, Riki Ilham. 2020. Misi Membuat Tinju Indonesia Kembali Bertaji. Jakarta: Viva Networks. Diakses pada 29 Desember 2020.
- Boxing Equipment and History. Olympic Official Website. Diakses pada 29 Desember 2020.
- Manullang, Finon. 2019. Inilah Kelas dan Berat Badan Menurut Aturan Tinju Pro. Jawa Barat: Ronde Aktual. Diakses pada 29 Desember 2020.
- Boxing Styles and Technique. Wikipedia. Diakses pada 29 Desember 2020.
- International Boxing Hall of Fame. Wikipedia. Diakses pada 29 Desember 2020.
Baru saja menemukan blog luar biasa ini dan saya benar-benar terkesan! Gaya penulisan penulisnya tidak hanya informatif tetapi juga memikat, membuatnya menjadi bacaan yang sangat menyenangkan. Kudos untuk pikiran brilian di balik ini! Menantikan untuk menjelajahi lebih banyak kontennya yang penuh wawasan.