Jenis Fonetik dalam Ilmu Linguistik: Pembahasan dan 3 Pembagian

Jenis ilmu fonetik
Ilmu fonetik dan bunyi huruf (Foto: indonesia.alibaba.com)

Jenis fonetik, adalah ilmu linguistik yang mempelajari tentang asal-usul bunyi suara itu ada, tanpa adanya melibatkan pemaknaan dari bahasa yang terlontar. Terdapat jenis pembagian dari ilmu tersebut. Jadi, begini jelasnya.Ayu Maesaroh – organisasi.co.id

Hai, kembali dengan tulisan yang menjadi amunisi para organisator. Bagaimana kabar kalian hari ini? Semoga terus mendapatkan kesehatan agar dapat menyelesaikan aktifitas, yang kadang melelahkan dan juga menguras energi ekstra.

Bacaan Lainnya

Apalagi jika sudah harus bergelut dengan pertanyaan mengenai bagaimana pendapat dari kalian tentang sebuah fenomena tertentu di dunia ini.

Dan alhasil, kita tidak bisa menyuarakan pendapat yang asal-asalan, dengan tujuan agar nantinya orang-orang yang menanyakan hal tersebut tidak langsung serta-merta meragukan kita.

Namun, dari berbagai lontaran tersebut, ternyata ada ilmu yang mempelajari tentang bagaimana awalnya sebuah bunyi kata-kata itu terjadi.

Dari mana asal bunyi tersebut, dan sebagainya. Ilmu tersebut sering dikenal dengan ‘Fonetik’. Dan dalam artikel kali ini kita akan membahas hal tersebut.

Jadi, berikut ulasannya.

Jenis Fonetik Dalam Ilmu Linguistik

Jenis fonetik
Fonetik dalam ilmu linguistik (Foto: twitter.com)

Seperti yang sudah kita singgung sebelumnya, ilmu fonetik ini adalah salah satu ilmu dalam kajian linguistik, mempelajari tentang dari mana asal sebuah bunyi tersebut berada.

Lalu menyelidiki asal dari proses bunyi tersebut di dalam tubuh manusia, mekanismenya, dan sebagainya. Dengan catatan tidak melihat fungsi dari kata-kata yang mereka lontarkan, entah pembeda makna, dan sebagainya.

Dalam ilmu fonetik, ada pembagian jenisnya berdasarkan sub bab ilmu tersebut. Dan dari beberapa sub bab tersebut, masing-masing memiliki pembeda titik poin yang menjadi pembahasan.

Organisatoris lain baca ini: Intonasi Dan Mimik

Beberapa sub bab ilmu fonetik antara lain adalah fonetik akustik, auditoris, organisasi, serta yang terakhir adalah artikulatoris.

Untuk sejarahnya sendiri, ilmu fonetik dikenalkan pertama kali pada masa abad 5 M, tepatnya pada masa India kuno. Yang akhirnya dari sejarah tersebut memunculkan bahasa Panni di India.

Untuk lebih jelasnya, kita bisa mencoba membedah satu per satu bab. Berikut ulasannya:

Pengertian Fonetik Dalam Komunikasi

Seperti yang kita bahas sebelumnya, ilmu fonetik ini lebih menitikberatkan kepada dari mana sumber suara tersebut terlahir, lalu diselidiki seperti apa pola dari proses pengeluaran suara tersebut.

Dalam ilmu komunikasi sendiri, ilmu fonetik tersebut sangat erat kaitannya dengan pita suara. Sehingga tidak heran jika beberapa huruf abjad Indonesia, mempunyai metode atau proses masing-masing dalam mengeluarkan suara.

Serta istilah dari suara dan nirsuara pun tercipta. Misalnya huruf c dan huruf d. Keduanya mempunyai kesamaan dalam posisi pengucapan huruf.

Yang membedakan adalah, getaran pita suara lebih bergetar kepada huruf d, ketimbang dengan huruf c. Dan pita suara yang digetarkan, disebut dengan suara, sedangkan yang tidak, disebut dengan nirsuara.

Contoh lain seperti huruf b dan p. Kasusnya juga hampir sama dengan yang sebelumnya. Posisi mulut dalam penyampaian juga sama.

Dan yang membedakan adalah soal masalah pita suara. Huruf b dalam pita suara lebih bergetar ketimbang dengan huruf p.

Maka huruf b dinamakan dengan huruf suara, sedangkan huruf p adalah huruf nirsuara. Jadi, dari jumlah alfabet dari huruf Indonesia, mempunyai ciri khas tersebut, dan terbagi atas kedua jenis tersebut juga.

Itulah pembahasan mengenai ilmu fonetik dari kacamata ilmu komunikasi, semoga menjadi referensi.

Sejarah Ilmu Fonetik

Sejarah ilmu fonetik (Foto: siapalagi6.wordpress.com)

Ilmu fonetik ini, sudah ada pada zaman India kuno, tepatnya pada abad ke 5 SM, yang mana seorang resi bernama Panini.

Beliau mempelajari bahasa sanksekerta, yang mana pada akhirnya menghasilkan berbagai klasifikasi bahasa pada bahasa India sekarang, juga beberapa bahasa negara lain yang ikut serta dalam peraturan tersebut.

Seperti misalnya Indonesia, yang mana alfabet dari huruf-huruf yang ada juga ikut dalam klasifikasi Panini tersebut. Lambat laun dengan kemajuan dan peradaban dunia yang mulai berubah.

Metode mempelajari hal tersebut pun ikut beribah. Dengan seorang ilmuwan bernama Alexander Malville Bell, yang mana beliau memperkenalkan jenis fonetik atau ilmu bunyi tersebut, lebih teliti.

Organisatoris lain baca ini: Konsep Fonologi (Fonetik Fonemik) Dan Intonasi: Pengertian, Jenis Dan Contoh

Temuan tersebut ada dan mulia digerakkan pada tahun 1867. Dan dikembangkan lagi dengan penemuan alat pendeteksinya yakni fonograf, pada abad ke 19.

Alat tersebut memberikan kemudahan bagi para ilmuwan dalam meneliti dan menelaah secara lebih detail tentang ilmu fonetik ini.

Hingga seorang ilmuwan bernama Ludirman Hermann, pun membuktikan jenis ilmu fonetik ini lebih dalam, terutama dari teori Willis dan Wheatstone, yang membicarakan tentang pengelompokkan vokoid dan kontoid pada sebuah bunyi huruf ataupun alfabet ini.

Itulah ulasan mengenai asal-usul dari adanya ilmu fonetik ini, semoga menjadi referensi.

Pembagian Jenis Fonetik

Yang kemudian dari ilmu tersebut, terbagilah menjadi beberapa pembagian. Dan dari masing-masing bagian tersebut, mempunyai titik poin pembahasan yang berbeda-beda.

Dan pada akhirnya memberikan pandangan lebih luas tentang ilmu fonetik ini. Beberapa jenis ilmu tersebut antara lain:

Fonetik Jenis Akustik

Jenis fonetik yang pertama adalah jenis ‘akustik’. Ilmu ini lebih menitikberatkan kepada bunyi bahasa, lalu ditelaah mengenai gejala fisik yang dapat memunculkan bunyi bahasa tersebut.

Bentuk Fonetik akustika menjadi kajian khusus dari salah satu ilmuan terkenal bernama Joseph Fourier pada tahun 1769 – 1830.

Yang melakukan penelitian dan menyimpulkan bahwa perbedaan penyebutan huruf tertentu pada daerah berbeda adalah sesuatu yang sederhana.

Dan penemuan mutakhirnya adalah “l’oschillogrape” yakni sebuah alat yang dapat merekam gambar suara.

Jadi, yang dipelajari adalah kepada gelombang bunyi suara tersebut, yang dapat di dengar atau ditangkap oleh telinga manusia. Sehingga seorang individu dapat mendengar bunyi bahasa yang terlontar.

Jenis Fonetik Auditoris

Yang selanjutnya adalah fonetik ‘Auditoris’. Ilmu ini lebih menitikberatkan pada mekanisme dari telinga manusia, yang kemudian mereka menerima getaran bunyi suara tersebut.

Pengkajiannya adalah dengan la psicologie experimentale.

Dalam mempelajari hal ini, yang ilmu ini analisis adalah proses dari resepsi getaran tersebut yang masuk ke telinga, terutama dari otak yang pada akhirnya memberikan sinyal bahwa ini adalah suara.

Fonetik Artikulatoris/Organis

Untuk jenis ilmu ini, lebih menitikberatkan pada mekanisme alat pengucapan, yang mana mereka dapat menghasilkan bunyi suara tersebut.

Entah dalam posisi mulut ketika akan mengucapkan sebuah huruf alfabet tertentu, ataupun mekanisme dari pita suara manusia, yang kemudian menghasilkan bunyi suara tersebut.

Itulah beberapa pembagian dari ilmu fonetik, dan bisa menjadi referensi kalian.

Unsur dari Pembentukan Bunyi / Suara

Faktor pembentuk suara (Foto: merdeka.com)

Karena fonetik sangat erat kaitannya dengan bunyi. Oleh karenanya ada beberapa unsur yang dapat menjadi salah satu faktor bunyi itu terjadi.

Dan dalam pengelompokkannya pun ada dua macam, yakni bunyi vokal, dan selanjutnya adalah bunyi konsonan. Berikut pembahasannya:

Bunyi Vokal

Bunyi vokal ini tergantung dari beberapa hal, yakni pada tinggi serta rendah dari pelafalan lidah, lalu posisi lidah saat akan melafalkan huruf vokal tersebut, serta posisi bibir saat mengucapkan huruf alfabet.

Nah, beberapa huruf vokal tersebut antara lain: A, I, U, E dan terakhir O. Untuk klasifikasi vokal berdasarkan tinggi rendahnya, ada tiga klasifikasi. Yakni vokal bernada tinggi, sedang, dan rendah.

Organisatoris lain baca ini: Psikologi Komunikasi: Teori, Ruang Lingkup

Dan klasifikasi berdasarkan posisi dari lidah saat mengucapnya, ada dua jenis. Yakni vokal pada lidah depan, dan belakang.

Serta yang terakhir adalah berdasarkan pada posisi mulut saat akan mengucapkan huruf. Terdapat dua jenis klasifikasi, antara lain vokal bulat, dan vokal tak bulat.

Bunyi Konsonan

Kemudian yang selanjutnya adalah bunyi konsonan. Bunyi ini terdiri dari beberapa huruf selain huruf vokal. Contohnya adalah b, c. d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

Dalam pelafalan bunyi huruf konsonan ini, kelompok tersebut bergantung pada artikulasi dari pengucapan awal ketika akan mengucap salah satu huruf tersebut.

Oleh karenanya, memunculkan beberapa kelompok artikulasi yang bisa dipelajari lebih dalam. Seperti yang pertama adalah artikulasi konsonan bilabial, yang terdiri dari huruf p, b, m, serta w.

Lalu yang selanjutnya adalah jenis labiodentals yang terdiri dari huruf f dan v. Menitikberatkan pada bunyi yang membuat bibir bagian bawah menempel pada gigi atas.

Selanjutnya ada apiko-dental. Adalah jenis artikulasi yang sering dipakai untuk beberapa aksen bahasa inggris. Seperti contohnya dalam pengucapan kata ‘thin, that’ dan sebagainya.

Yang lainnya ada lamino-alveolar. Contohnya adalah huruf t, d, dan n. Menitikberatkan pada ujung lidah sebagai tumpuan pada hasil pengucapan huruf konsonan tadi.

Dan yang terakhir adalah jenis palatal. contoh hurufnya adalah c, j, dan y. Titik poinnya adalah pada posisi lidah di tengah, lalu antara gigi atas dan bawah bertemu, sehingga menghasilkan bunyi huruf tersebut.

Sebenarnya ada beberapa jenis konsonan lainnya. Namun dengan 5 jenis konsonan tersebut, bisa menjadi referensi kalian.

Perbedaan antara Fonetik dan Fomenik

Seperti dalam sebuah kehidupan, kadang kita sering keliru dalam menamai sesuatu, atau yang paling sepele namun menyakitkan, adalah memanggil seseorang dengan nama yang berbeda.

Alasannya adalah orang yang dimaksud, hampir sama dengan orang yang dipanggil. Entah dalam perawakan, bentuk muka, dan sebagainya.

Padahal jika dilihat kembali, sangat berbeda jauh. Bahkan orang yang dipanggil tadi, mungkin mempunyai ciri khas yang sangat jelas sebagai identitasnya. Entah dari cara berpakaian, dan sebagainya.

Begitu juga dengan sebuah ilmu, yang kadang banyak orang salah dalam memberikan pengertian. Seperti antara ‘fonetik’ dan ‘fomenik’. Kedua jenis ilmu tersebut sangat berbeda jauh.

Untuk jenis ilmu fonetik sendiri, dari pengertiannya saja sudah mengatakan bahwa ilmu tersebut mempelajari bunyi suara, tanpa mencampuri makna yang bisa memunculkan hal berbeda.

Sementara ilmu fomenik ini kebalikannya. Selain mempelajari asal dari bunyi suara tersebut, juga mengaitkan dengan pemaknaan pada setiap huruf atau kata yang terlontar. Jadi, jangan salah lagi ya.

Penutup

Itulah beberapa pembahasan mengenai jenis fonetik. Mulai dari pengertian, lalu sejarah yang menjadikan hal tersebut sebagai alasan kemunculan dari ilmu ini.

Dan kemudian menghasilkan pembagian fonetik, dengan mempelajari titik poin yang berbeda. Sehingga bisa lebih paham tentang ilmu tersebut.

Dan dari pembahasan tersebut, menjadi tidak keliru dalam mengkategorikan suatu ilmu, sehingga nantinya akan berdampak kepada pemberian pengertian yang pas, sesuai dengan konsep dari ilmu yang kita maksud.

Yang kemudian hal tersebut membawa kita kepada pemahaman lebih dalam. Memandang suatu hal yang tidak sekedar pada satu sisi, dan lainnya.

Sekian ulasan kali ini, semoga menginspirasi.

Daftar Pustaka

  1. https://id.wikipedia.org/wiki/Fonetik
  2. https://id.wikipedia.org/wiki/Suara_(fonetik)
  3. https://serupa.id/fonetik-artikulatoris-akustik-auditoris-alat-ucap-bicara/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *