Organisasi PPNI: Sejarah Berdiri, Ketua Dari Masa Ke Masa

Aturan PPNI
PPNI dengan Peraturan Dan Pedoman Organisasi

PPNI sebagai organisasi profesi, memiliki sejarah pendirian yang panjang, dari zaman penjajahan, masa kemerdekaan. Hingga penyatuan atau fusi organisasi pada 17 Maret 1974 di Bandung.Waldan, Profesi – Organisasi.co.id

Dengan seragam putih-putih, melangkah dengan percaya diri pada ruang-ruang pelayanan kesehatan, maupun pada pelayanan komunitas, mereka para perawat bekerja untuk melayani seluruh lapisan masyarakat hingga ke desa-desa.

Bacaan Lainnya

Mereka adalah anggota profesi dengan organisasi Induk PPNI, yang berkedudukan pusat di Jakarta (Ibukota Negara), dan terbentuk hingga kepengurusan komisariat (instansi Rumah Sakit/Pendidikan).

Dalam perjalanan dan sejarahnya, harus kita ketahui, yakni bagaimana perjalanan pendirian organisasi mulia ini, serta siapa yang terlibat dan dimana terselenggarakan kegiatan bersejarah tersebut?

Artikel ini membahas secara lengkap dan singkat mengenai sejarah berdiri PPNI sebagai organisasi profesi dengan mengambil nama Rufaidah hingga Florence Nightingale sebagai patron.

Sejarah Berdiri Organisasi PPNI

Semua yang ada dibumi, memiliki sejarah. Sebab mempelajari sejarahnya, akan menjadi inspirasi. Mengetahui tentang letak dasar dan visi maupun tujuan sesuatu itu berdiri.

Logo Organisasi PPNI
Logo dari Organisasi PPNI

Termasuk Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), yang merupakan organisasi profesi di Indonesia, dan ada semenjak penjajahan, Belanda, Inggris, Portugis Hingga Jepang.

Organisasi ini mengalami banyak perubahan, Sebelumnya bukan bernama PPNI, Namun terdiri berbagai organisasi, menjadi wadah berhimpun mereka para pekerja perawat.

Hingga tahun 2021, salah satu dari mereka menjadi korban kekejaman pemberontak KKB OPM. Gabriela Meilan, tepatnya distrik kiwirok, Kabupaten Pegubin (Pegunungan Bintang). Harus berakhir mengenaskan karena serangan separatis. Saat menjalankan tugas profesi.

Organisatoris lain baca ini: Organisasi Profesi Kesehatan: Pengertian dan 13 Jenis

Masa Penjajahan Dan Kesuraman

Tahun 1921

Perkumpulan Kaum Velpleger Boemibatera (PKVB) oleh Pemerintahan Hindia Belanda.

Perawat masa belanda
Perawat Masa Penjajahan Belanda

Tahun 1928 (Sumpah Pemuda)

PKVB kemudian berubah menjadi PKVI dengan singkatan Perkumpulan Kaum Velpleger Indonesia. Pun nasionalisme berkobar dengan sendirinya.

Tahun 1942 – 1945

Perawat Mas penjajahan Jepang
Perawat masa pendudukan Jepang

Penjajahan Jepang, keberadaan PPNI tidak Jelas.
Hal ini karena Jepang, hendak menghapus
semua organisasi tanah air
bentukan Belanda.
Tentu ini berhubungan dengan
eksistensi kekuasaan penjajah
Dan jepang sangat menjaganya.

Setelah Kemerdekaan

17 Agustus 1945 – 1951

Setelah Kemerdekaan 1945
Semangat mendirikan organisasi,
Kembali bergelora dan bangkit.

Entah bagaimana alur ceritanya, Jika sebelumnya ada PKVI, Kini nama itu hilang, Justru yang muncul adalah
5 organisasi profesi yaitu PDKI, Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia Perjurais, Persatuan Djuru Rawat Islam, SBK, Serikat Buruh Kesehatan, PPI, Persatuan Perawat Indonesia dan IPI, Ikatan Perawat Indonesia.

Filtrasi Dan Infiltrasi Organisasi

1951-1958

Bandung menjadi saksi perubahan PDKI menjadi PPDKI yaitu singkatan Persatuan Pegawai Dalam Kesehatan Indonesia.
Keanggotaan bukan hanya perawat, namun semua tenaga kesehatan di dalamnya. Seperti Kesehatan masyarakat,
Bidan, dan lain sebagainya.

1959-1974

Tahun 18 September 1948, Terjadi pemberontakan PKI Madiun, meski nanti pada 30 September 1965 Terjadi pemberontakan besar.

Beberapa organisasi keperawatan, melakukan pertemuan untuk menyatukan organisasi. Kecuali SBK (serikat buruh kesehatan) tidak dilibatkan, karena disinyalir telah tertumpangi gerakan komunis.

PPDKI yaitu Persatuan Pegawai Dalam Kesehatan Indonesia, Perjurais, Persatuan Djuru Rawat Islam, PPI, Persatuan Perawat Indonesia dan IPI, Ikatan Perawat Indonesia.

Keempat organisasi tersebut bersepakat
untuk menjalankan misi organisasi masing-masing,
dengan tetap pada semangat nasionalisme

Organisasi Profesi Resmi: PPNI

1974

Era tahun 1959 – 1974 atau selama 15 tahun, mereka “seprofesi” namun tidak bersatu.

Akhirnya tercetuslah pertemuan: Ruang Demontration Jln Prof Eykman, Nomor 34 Bandung Provinsi Jawa Barat
Dengan melibatkan IPI, PPI, PPDKI Tanpa melibatkan Perjurais, Sebab beberapa saat sebelumnya juga terjadi pemberontakan DI/TII.

Maka semangat nasionalisme, yang menjadi persamaan ketiga organisasi tersebut.

Bertindak sebagai pimpinan sidang, yakni:

  1. Odjoh Radiat, MSc pemegang mandat IPI-Jakarta (PP)
  2. H.B. Barnas pemegang mandat Ikatan Perawat Indonesia-Jakarta (PP)
  3. Maskoep Soerjo Soemantri pemegang mandat Ikatan Perawat Indonesia-Jakarta (PP)

Ketiganya merupakan pendiri PPNI, selanjutnya ada nama lainnya, yang masuk dalam sidang pembentukan PPNI, yaitu organisatoris asal Bandung, yakni diantaranya:

  1. J. Soewardidari Persatuan Perawat Indonesia,
  2. Sjuamsunir Adam dari Persatuan Perawat Indonesia,
  3. L. Harningsihdari Persatuan Perawat Indonesia, dan
  4. Wim Sumarandek, SH dari Persatuan Perawat Indonesia.

Peristiwa itu terjadi pada 17 Maret 1974
Dan Semenjak saat itu, Dilakukan Fusi Organisasi, Bernama Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Namun penggunaan nama, secara resmi, belum bisa dipergunakan sebab belum dilakukan kongres.

Sehingga pada sidang tersebut, Memutuskan menyelenggarakan Kongres I dengan membentuk kepanitiaan.

Tepatnya Kongres pertama di Jakarta 15 – 20 November 1976 Dengan terpilihnya Oyoh Radiat, MSc Sebagai Ketua Umum Pertama Dan Sekretaris Maskoep Soerjo Soemantri

Karena menjadi otak Pendirian PPNI, Maka Oyoh Radiat menjabat selama 12 tahun, Periode pertama hingga ketiga.

Organisatoris lain baca ini: 25 Organisasi Profesi Kesehatan, Tahun Berdiri Dan Syarat Anggota

Daftar Ketua Umum PPNI Dari Masa Ke Masa, Sidang Tahun

Musyawarah Nasional ataupun dengan penyebutan Kongres sebagai pengambilan kebijakan tertinggi organisasi, sehingga prosesnya sangat terencana dengan baik.

Kongres I Jakarta, 1976

Kongres yang Pertama untuk periode tahun 1976 – 1980, dilaksanakan di Jakarta, pada 15 – 20 Nov.1976.

Yang mengetahui penyatuan organisasi sebagai pimpinan sidang pertemuan Bandung, 2 tahun sebelumnya. Adalah Odjoh Radiat, M.Sc. Maka untuk pertama kalinya, ia menjadi 01 organisasi profesi perawat tersebut.

Ketua Umum: Odjoh Radiat, MSc

Sekretaris Jenderal : Maskoep Soerjo Soemantri

Kongres II Surabaya, 1980

Kongres Kedua (1980 – 1984), Surabaya, 17 – 21 Juni 1980

Masa itu, koneksi tidak seperti sekarang ini, yakni hubungan begitu luas, dan tentunya yang banyak mengetahui perkembangan profesi adalah yang tinggal pada ibukota negara. Maka kedua kalinya kembali Odjoh memegang posisi sebagai pucuk pimpinan.

Ketua Umum: Odjoh Radiat, MSc

Sekretaris : Maskoep Soerjo Soemantri

Selama 8 tahun Ketua dan Sekretaris berpaket dalam mengurusi profesi yang sampai pada tahun tersebut, belum mendapatkan pengesahan negara sebagai pekerjaan profesi berupa Undang-undang maupun keputusan presiden. Mengenai legalitas kewenangan penuh mereka sebagai perawat

Kongres III Jakarta, 1984

Kongres Ketiga (1984 – 1989), Jakarta, 15 – 18 Desember 1984.

Selanjutnya pada saat proses kongres yang ke-3, kembali dilaksanakan di Jakarta, dengan komposisi pengurus.

Ketua Umum: Oyoh Radiat, MSc

Sekretaris : Drs. Husein, SKM

Pada saat kongres Jakarta kali ini, terjadi pergantian sekretaris, dari Maskoep Soerjo Soemantri ke Drs. Husein, SKM. Setahun setelah kepengurusan periode ini, berdiri S1 keperawatan.

Maka jangan heran ketika Ketua Umum PPNI era tahun 1974 hingga 1995, dipimpin dengan gelar SKM, M.Sc maupun Doktorandus (Drs). Sebab semangat mereka yang kuat sebagai lulusan SPR maupun SPK untuk membangun profesi, dan diploma III keperawatan.

Kongres IV Jawa Tengah, 1989

Munas Ke IV (Tahun 1989 – 1995), Semarang Jateng, Tanggal 27 November – 1 Desember 1989

Semarang menjadi tempat penyelenggaraan Kongres keempat. Sekaligus saksi terpilihnya Satien Wuntu menjadi pimpinan utama, profesi dengan Professor Pertama di Indonesia adalah Prof. dr Elly Nurrachmah tersebut.

Pada Kongres ini terjadi perubahan periode kepengurusan, dari empat tahun menjadi lima tahun masa kepengurusan.

Ketua Umum: Setien Wuntu, MPH

Sekretaris : Drs. Zaidin Ali

Masa ini, undangan mengikuti kongres melalui surat via kantor pos dengan menggunaka prangko. Tentunya berbeda dengan saat ini, bahwa informasi menembus waktu, yang terjadi di Jakarta tembus keseluruh dunia walam waktu relatif sama.

Kongres V Jakarta, 1995

Munas Ke-V (1995 – 2000), Jakarta, 5 – 29 Januari 1995. Pada kegiatan Musyawarah Nasional tersebut, Sekretaris pada tahun 1984 – 1989. Terpilih menjadi Ketua Umum, Yakni

Ketua Umum: Drs. Husein, SKM

Sekretaris : Drs. Zaidin Ali

Pada kepengurusan ini, Ketua Umum berganti namun Sekretaris Jenderal tidak berubah yakni tetap Zaidin Ali. Pada masa kepengurusan periode ini pula, penetapan Fakultas Keperawatan pertama tanah air. yakni FIK – UI.

Kongres VI, Bandung 2000

Munas ke-VI (2000 – 2005), Bandung, 16 – 18 April 2000

Untuk pertama kalinya organisasi ini dipimpin oleh ketua umum dengan cara demokratis, yang sebelumnya menggunakan sistem formatur. Pada kongres ini, blok kelompok pendidikan dan departemen kesehatan dengan pelayanan (RS), mulai bergerak menjadi sebuah isu. Meski dengan sedikit alot, pada masa ini terpilih, yakni:

Ketua Umum: Achir Yani S Hamid, MN, DNSc

Sekretaris : Dra. Herawani Aziz, M. Kes., M. Kep

Pada periode pertama kepengurusan, nama Achir Yani S. Hamid, tidak kami sebutkan gelar Prof, sebab memang pada kenyataanya, beliau belum menjadi guru besar ketika itu. Sebab gelar Professornya ia dapatkan pada tahun 2006 atau periode kedua menjabat.

Achir Yani S Hamid Prof. Dr, MN, Ph.D
Achir Yani S Hamid Prof. Dr, MN, Ph.D, Ketua DPP PPNI Perempuan Pertama

Namun pada tahun ini, Profesi keperawatan berhasil memecahkan telur. Yakni professor pertama keperawatan tanah air pada tahun 2004, yakni Prof Dr Elly Nurrachmah.

Kongres VII, Manado 2005

Pada Munas ke – VII (2005 – 2010), Sulawesi Utara – Manado, pada tanggal 24 – 28 Juli 2005. Achir Yani menjadi seorang yang memiliki kharisma didepan para anggota. Sehingga pada sidang 5 tahunan tersebut memutuskan, yakni:

Ketua Umum: Prof. Achir Yani S Hamid, MN, DNSc

Sekretaris Jenderal : Dra Junarsih Sudibjo

Periode ini, Prof Achir Yani menjadi professor keperawatan yang kedua pada tahun 2006. Sekaligus mencatatkan dirinya sebagai ketua umum yang mendapatkan gelar guru besar saat masih menjabat.

Kongres VIII, Balikpapan 2010

Munas Ke-VIII (tahun 2010 – 2015), Balikpapan – Kalimantan Timur, pada tanggal 27 – 30 Mei 2010. Prestasi Prof Achir Yani, membuat posisi kandidat tidak bergeser dari Fakultas Ilmu Keperawtan Universitas yang cikal bakalnya berdiri pada 1849. Yakni Universitas Indonesia.

Maka Balikpapan menjadi sebuah tempat penyelenggaraan Musyawarah Nasional ke delapan, sekaligus menjadikan ia menjadi wanita ketiga dengan posisi sebagai pengambil kebijakan tertinggi kepengurusan PPNI.

Ketua Umum: Dewi Irawaty, MA., Ph.D

Sekretaris : Harif Fadhilah, SKp, SH

Dewi Irawati, DR, Ketua DPP PPNI
Ketua DPP PPNI 2010 – 2015, Dr. Dewi Irawati

Pada tahun kepengurusan ini, kembali menghasilkan 3 professor baru, yakni Prof Budi Anna Keliat (UI), dan juga Unair kebagian yakni Prof Nursalam. Selanjutnya kembali UI dengan Ratna Sitorus menyandang gelar tertinggi dosen, professor.

Sekaligus, pada periode ini melahirkan undang-undang keperawatan No. 38 tahun 2014 Tentang Keperawatan.

Organisatoris lain baca ini: 3 Organisasi Profesi: Sikap PTGMI, NIRA PPNI, KTA, IBI

Kongres Ke IX, Palembang 2015

Pasa masa kongres Palembang, tekanan “politik” semakin meningkat. Dengan banyaknya professor keperawatan, membuat semangat profesi sebelumnya berkobar untuk memperjuangkan undang-undang keperawatan.

Pada saat kongres tersebut, secara kepantasan akademik Dewi Irawati masih sangat mampu untuk melanjutkan periode kepemimpinan. Dengan beberapa pertimbangan. Terutama pertimbangan sebagai dosen Universitas Indonesia.

Akan tetapi, sekaligus hal itu menjadi kelemahan. Oleh karena berdirinya banyak kampus keperawatan tanah air, mengakibatkan persaingan antara klan universitas. Tidak bisa di hindari pada arena kongres.

Akhirnya, terpilih dengan aklamasi sebagai ketua umum adalah Harif Fadhilah.

Ketua Umum: Harif Fadhilah, SKp, SH, M.Kes, MH

Sekretaris : Dr. Mustikasari, SKp., MARS

Ketua Umum DPP PPNI 2015 2020
Harif Fadhilah,Ketua Umum DPP PPNI 2015 2020

Pemilihan Sekretaris Mustikasari sebagai sekretaris merupakan langkah untuk mendekatkan PPNI ke “blok” FIK – UI. Sekaligus mendekatkan profesi tersebut dalam koordinasi dengan Majelis Kode Etik yang di huni oleh pada guru besar.

Terbitnya undang-undang Keperawatan, menjadi beban berat kepengurusan Harif Fadhilah, sebab ada beberapa pekerjaan rumah yang menunggu dari UU No 38 Tahun 2014.

Diantaranya, independensi uji kompetensi. Dan prestasi tambahan kepengurusan ini adalah terbitnya peraturan menteri yang mengakui Profesi Ners dengan golongan III-B, sejajar dengan profesi kedokteran. Meski sebelumnya hanya golongan III-A.

Daftar Professor Terbanyak

Selain itu, pada periode ini menghasilkan sangat banyak profesor, yakni:

  1. Setyowati, Prof. Dra. S.Kp., M.App.Sc., Ph.D., DBO., RN dari Universitas Indonesia (dilantik tahun 2016)
  2. Paul Sirait, Prof. Dr. MM, M.Kes pada Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Sumut (terlantik pada tahun 2017)
  3. Yati Afiayanti, Prof. Dr. MN pada FIK-UI (terlantik pada tahun 2017)
  4. Suryani, Prof. Dr. S.Kp., M.HSC., PhD dari Universitas Padjadjaran (dilantik tahun 2018)
  5. Titin Andri Wihastuti, Prof. Dr. S.Kp., M.Kes. dari Universitas Brawijaya (dilantik tahun 2019)
  6. Prof. Yeni Rustina, S.Kp., M.App.Sc., Ph.D
  7. Ah. Yusuf, Prof. Dr. S.Kp, M.Kes, UNAIR (Dilantik Tahun 2020)
  8. Kusnanto, Prof. Dr. S.Kp, M.Kes UNAIR (2020) Hanya setahun menjadi Guru Besar, akhirnya gugur, tepatnya 13 Agustus 2021, akibat Covid-19.
  9. Junaiti Sahar, Prof. Dra. S.Kp., M.App.Sc, Ph.D UI (Dilantik 2021)
  10. Saryono, Prof. Dr. S.Kp., M.Kes, AIFO (Universitas Jenderal Sudirman) Pelantikan 2021.
  11. Prof. Henny Suzana Mediani, SKp, MNg, PhD
  12. Elly L Sjattar, Prof. Dr. SKp, M.Kes Universitas Hasanuddin Makassar (Dilantik 2021)
  13. Prof. Dr Rr Tutik Sri Haryati SKp.,

Sehingga sampai saat ini telah tercatat 15 Guru besar pada pendidikan ilmu keperawatan tanah air.

Munas Ke X, Bali 2021

Isu yang mengemuka pada saat ini adalah bagaimana mendekatkan PPNI dengan pemerintah dalam hal mempengaruhi kebijakan.

Maka periode kepengurusan Tahun 2021 – 2026, sebagaimana kepengurusan Harif Fadhilah telat setahun. Yang seharusnya berakhir pada Mei 2020.

Akan tetapi kondisi covid 19, yang melanda menjadi sebuah pemakluman.

Siapakah yang akan menjadi Ketua Umum DPP PPNI Kongres Bali?

Ketua Umum: ?

Sekretaris Umum: ?

Kita tunggu saja, hasil Bali untuk menentukan pucuk pimpinan pada organisasi profesi keperawatan tanah air yakni PPNI.

Logo Munas PPNI ke 10 Bali
Logo Munas PPNI Ke X Bali

Daftar Pustaka:

  1. Profesi Perawat, Gramedia
  2. Nursing UI
  3. Sehatqu
  4. Kolegium Keperawatan, Beritaku.Id

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 Komentar